Anda di halaman 1dari 12

PROGRAM KERJA

KELUARGA BERENCANA RUMAH SAKIT


(PKBRS)
DAFTAR ISI
Kata pengantar
…………………………………………………………………………………………………
……………………….i
Daftar
isi………………………………………………………………………………………………
…………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN
…………………………………………………………………………………………………
……………..1
BAB II LATAR BELAKANG
…………………………………………………………………………………………………
………….3
BAB III TUJUAN
a. Tujuan
umum…………………………………………………………………………………
………………………………4
b. Tujuan
khusus…………………………………………………………………………………
……………………………..4
BAB IV KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
……………………………………………………………………..5
BAB V CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
…………………………………………………………………………………….6
BAB VI SASARAN
…………………………………………………………………………………………………
………………………7
BAB VII JADWAL
PELAKSANAAN………………………………………………………………………………
…………………..8
BAB VIII EVALUASI JADWAL KEGIATAN DAN PELAPORAN
…………………………………………………………….9
BAB IX PENCATATAN DAN PELAPORAN
………………………………………………………………………………………10
BAB X PENUTUP
a. Kesimpulan
…………………………………………………………………………………………
………………………..11
b. Saran…………………………………………………………………………………
…………………………………………..11

BAB I
PENDAHULUAN

Program keluarga berencana pasca persalinan dan pasca keguguran


rumah sakit sangat strategis memberikan kontribusi terhadap akselerasi
penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir melalui pelayanan yang
terjangkau dan berkualitas. Kenyataannya Sebagian besar kasus persalinan
dan keguguran di rumah sakit yang merupakan kasus rujuukan resiko
kematian, hanya 5-10 % saja yang terhindar dari resiko kehamilan berikunya
dengan cara ber-KB.
Metode komtrasepsi setelah persalinan dan keguguran umumnya di
pilih berdasarkan Riwayat penyakit, factor anatomi,hormonal dan laktasi.
Rumah sakit yang berperan sebagai pusat rujukan primer, sekunder, dan
tertier di wajibkan menyediakan pelayanan KIE dan konselin KB yang di
arahkan pada terciptanya akseptor mantap (MOW/ MOP) yang merupakan
metode kontrasepsi yang efekti.
Kegiatan pelayanan keluarga berencana (KB) di pasilitasi pelayanan
Kesehatan merupakan suatu standar mutu pelayanan dan penting bagi
pasien, petugas Kesehatan maupun pengunjun. Pelayanan KB sebagai
program nasional harus dilaksanakan oleh seluruh pasilitas pelayanan
Kesehatan sangan berperan dalam menurunkan angka keatian ibu dan
percepatan penurunan stuntin. Pelaksanaan pelayanan KB difasilitas di
pelayanan Kesehatan harus di kololah dan di integrasikan antara structural
dan fungsional semua deperteme/instalasi/defisi/unit rumah sakit hikmah
makassar sesuai dengan filsafa dan tujuan pelayanan KB rumah sakit.
Pengololaaan pelaksanaan KB di rumah sakit hikmah makassar di
laksanakan sebagai berikut :
1. Ada kebijakan direktur rumah sakit hikmah makassar untuk
membentuk tim PKBRS.
2. Pembentukan organisasi tim PKBRS di rumah sakit hikmah makassar
3. Ketua tim PKBRS bertangun jawab langsung kepada direktur rumah
sakit hikmah makassar
4. Tim PKBRS melibatkan komite/ depertemen/ instalasi/unit yang terkait
di fasilitas pelayanan Kesehatan
5. Ada kebijakan dan uraian tugas tentang tim PKBRS di fasilitas
pelayanan Kesehatan

BAB II
LATAR BELAKANG

Berdasarkan sensus badan dan pusat statistic ( BPS ) tahun 2021 jumlah
penduduk Indonesia berjumlah 237,641,326 jiwa yang mengalami peningkatan
penduduk Indonesia berjumlah 237,641,326 jiwa yang mengalami peningkatan
sebesar 5,32% dari tahun 2007. Dengan laju pertumbuhan penduduk (LPP) sebesar
5,32 % dari tahun 2007.dengan laju pertumbuhan penduduk (LPP) sebesar 1,28 %
yang diperkirakan jumlah kelahiran di indonesia sebesar 5 juta sebesar 1,28% yang
diperkirakan jumlah kelahiran di Indonesia sebesar 5 juta jiwa pertahun dan
perkiraan angka keguguran sebesar 3,5 juta per tahun. Sedangkan perkiraan
persalinan yang terjadi di rumah sakit 20% bidan praktek swasta 30% dan
puskesmas/bidan perdesaan 50% mengingat besarnya jumlah kelahiran per tahun
maka di perlukan Upaya untuk mengendalikan kelahiran melalui perencanaan
keluarga dengan menggunakan kontrasepi terutama setelah melahirkan atau
mengalami keguguran.
Penggunaan kontrasepsi pasca persalinan dan pasca keguguran memberikan
kontribusi terhadap penurunan angka kematian ibu (AKI) dan pencapaian peserta
KB baru (PB) yang menjadi sasaran program KB. Berdasarkan hasill peserta KB
baru (PB) yang menjadi sasaran.berdasarkan hasil pemantauan BKKBN terhadap
pelayanan keluarga berencana (KB) pasca persalinan dan pasca keguguran di 22
rumah sakit (14 provinsi) tahun 2008-2009 rata-rata yang ber KB setelah bersalin
dan keguguran hanya 5-10 %
Dengan kondisi tersebut,salah satu hal penting yang perlu dilakukan adalah
Upaya optimalisasi pelayanan keluarga berencana di rumah sakit (PKBRS). Dimana
rumah sakit merupakan tempat fasilitas pelayanan Kesehatan yang mempunyai
peran besar untuk mengurangi angka kematian ibu (AKI) terlebih lagi setelah
bersalin ibu langsung mengguankan alat kontrasepsi pasca persalinan dengan
tujuan akhir menurunkan angka kematian ibu.hal ini dilakukan karna saat ini makin
melemahnyapelayanan KB dirumah sakit milik pemerintah dan swata,yang berimbas
pada makin banyaknya keluarga pasca melahirkan yang tidak segera ikut program
KB.

BAB III
TUJUAN
Disamping itu perlu dilakukan pula Upaya yang terpadu untuk
meningkatkan cakupan keluarga berencana pasca persalinan dan pasca keguguran
para pengambil kebijakan,pengelola dan pelaksana program baik di tingkat provinsi
maupun kota.
A. Tujuan umun
- Untuk meningkatkan akses dan kualitas pelayanan keluarga berencana
pasca persalinan dan pasca keguguran di rumah sakit hikma makassar
- Terselenggaranya dan tercapainya jejaring rujukan pelayanan Kesehatan
yang optimal pada fasilitas Kesehatan secara cepat dan tepat serta
terpadu di rumah sakit hikma makassar.
B. Tujuan khusus
- Meningkatkan cakupan pelayanan KB pasca persalinan dan pasca
keguguran di rumah sakit hikma makassar
- Meningkatkan pencapain peserta KB baru pasca persalinan dan pasca
keguguran di rumah sakit hikma makassar
- Untuk memberikan pelayanan KB secara berkesinambungan pada semua
ibu pasca persalinan dan pasca keguguran di rumah sakit hikma
makassar terutama pada ibu yang belum memakai alat kontrasepsi jangka
Panjang
- Meningkatkan derajat Kesehatan pasien yang setinggi-tingginya
BAB IV
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

1. melakukan Kerjasama pelayanan dengan PKM jejaring di lingkup rumah


sakit hikma makassar
2. melakukan promosi Kesehatan tentang PKBRS di rumah sakit hikma
makassar
3. pengadaan Pendidikan dan pelatihan bagi tenaga medis terkait KB untuk
meningkatkan kemampuan teknis petugas Kesehatan sesuai standar pada
unit-unit terkait dan mensosialisasikan pada bagian diklat dan pihak
manajemen rumah sakit untuk menganggarkan di dalam RAT.
4. Melakukan pencatatan dan pelaporan KB pasca persalinan,pasca
keguguran dan KB interval ( kunjungan ulang) dalam bentuk evaluasi per
6 bulan.
5. Melakukan in house training untuk tenaga medis rumah sakit hikma
makassar dengan puskesmas jejaring di wilayah kerja rumah sakit hikma
makaassar.
BAB VI
SASARAN

A. sasaran umum
1. Melakukan Kerjasama dengan jejaring di wilayah kerja Rumah Sakit
Hikmah Makassar
2. melakukan penyuluhan rawat jalan dengan menggunakan banner dan
leaflet, dengan sasaran pasien rawat jalan, pasien postpartum di ruang
kamar bersalin dan perawatan nifas di Rumah Sakit Hikmah Makassar.
3. melakukan pendidikan/ pelatihan dengan sasaran petugas pkbrs, bidan/
perawat kamar bersalin dan perawatan nifas dan berkoordinasi dengan
unit Diklat dan manajemen rumah sakit untuk dianggarkan dalam Rat
4. melakukan in house training untuk tenaga medis Rumah Sakit Hikmah
Makassar dengan PKM jejaring rujukan di wilayah kerja Rumah Sakit
Hikmah Makassar yang direncanakan dilaksanakan setiap tahun.

C. sasaran khusus
1. semua pasien pasca abortus dan pasca Persalinan di perawatan ruang
nifas dan kamar bersalin
2. semua pasangan usia subur yang berkunjung di Poli pkbrs dan Poli
obgyn Rumah Sakit Hikmah Makassar
3. semua pasien dengan rujukan efek samping dan kegagalan
pemasangan alat kontrasepsi
BAB VII
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Jadwal pelaksanaan kegiatan
1. Sosialisasi PKBRS di rumah sakit hikma makassar bulan 2023
2. Sosialisasi jenis jenis alat kontrasepsi diruang tunggu poli PKBRS bulan
November 2023
3. Melaksanakan perpanjangan MOU dengan jejaring wilayah kerja di rumah
sakit hikma makassar setiap tahun
4. Pengajuan rencana sosialisasi ke manajemen melalui RAT (rencana
anggaran tahunan)
BAB VIII
EVALUASI JADWAL KEGIATAN DAN PELAPORAN
A. Evaluasi jadwal kegiatan
1. Setiap 6 bulan melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan
2. Setiap 6 bulan melakukan analisa dan evaluasi secara keseluruhan untuk
ditindak lanjuti sebagai proses pembuatan program ditahun berikutnya.
B. Pelapor Evaluasi
1. melakukan pencatatan dan pelaporan setiap kegiatan yang dilakukan
setiap 6 bulan
2. setiap 6 bulan membuat laporan evaluasi kagiatan dilaporkan kepada
direktur
3. evaluasi dilakukan per 6 bulan untuk menentukan apakah sesuai sasaran
untuk ditindak lanjuti dan diusulkan tahun berikutnya.
BAB IX
PENCATATAN,PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Pencatatan kegiatan didalam laporan dilakukan dengan cara


melakukan semua kegiatan yang sudah terjadwal di unit unit terkait PKBRS
dan dicatat dalam kertas kerja atau buku kegiatan PKBRS laporan program
dibuat dengan memasukkan unsur unsur data penunjang dan usulan untuk
pelayanan PKBRS atau dengan cara dibuat laporan rutin PKBRS.
Laporan dibuat seriap 1 bulan sekali dan dievaluasi setiap 6 bulan
sekali,serta dilaporkan kepada direktur rumah sakit hikma makassar. Evaluasi
pelaksanaan program kerja secara keseluruhan dilakukan terhadap usulan
program kerja yang tertera dalam program kerja PKBRS 2023 atau dengan
cara evaluasi secara rutin terhadap laporan bulanan PKBRS. Evaluasi
program kerja dilaksanakan setiap 6 bulan sekali
BAB X
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sistem pelayanan KB di rumah sakit hikma makassar dari tahun ke tahun
menunjukkan peningkatan.akan tetapi kesinambungan terhadap KB ulangan
masih perlu ditingkatkan melalui pemberian informasi secara kontinu terhadap
semua pengunjung yang ada di rumah sakit, terutama pemberian konseling
yang berkualitas terhadap semua ibu pasca salin maupun pasca keguguran,
yang lebih diarahkan pada alat kontrasepsi jangka Panjang
B. SASARAN
1. Untuk meningkatkan pencapaian KB pasca salin maupun pasca
keguguran.rumah sakit khususnya di bagian pelayanan persalinan
hendaknya menyediakan media promosi untuk semua jenis alat
kontrasepsi,sehingga Masyarakat dengan mudah mengambil
keputusan menjadi akseptor KB.
2. Agar dilakukan pencatatan dan pelaporan secara berjengjang baik dari
tingkat kota dan tingkat provinsi.

Anda mungkin juga menyukai