TINJAUAN PUSTAKA
Masalah gizi beban ganda yaitu masalah gizi kurang dan gizi lebih di
satu gerakan untuk memutus masalah gizi baik dari penyakit menular maupun tidak
menular yang terjadi pada kelompok rawan gizi seperti ibu hamil dan bayi yang
dimulai dari usia pertama kali dalam kandungan sampai berusia dua tahun (Hadiat,
2015).
Masalah gizi yang terjadi pada anak merupakan dampak dari kesalahan dalam
makanan yang dikonsumsi dengan keluaran zat gizi atau dapat dikatakan asupan
melibihi keluaran atau sebaliknya yang dapat menimbulkan dampak yang buruk
berupa penyakit kronis, berat badan tidak ideal, alergi, karies dll (Arisman, 2009).
Oleh karena itu diperlukan gerakan seribu hari pertama kehidupan (1000 HPK) untuk
mengantisipasi terjadinya masalah gizi ini. Dampak buruk yang ditimbulkan jika
terjadi masalah gizi pada masa 1000 hari pertama kehidupan seperti malnutrisi, akan
sulit untuk diperbaiki dan biasanya akan bersifat permanen dan berjangka panjang
(Achadi, 2014).
13
Seribu hari pertama kehidupan (1000 HPK) merupakan gerakan yang sejalan
dengan upaya penanganan masalah gizi secara global yang diprakarsai oleh PBB dan
disebut dengan Scalling Up Nutrition (SUN). Kegiatan 1000 HPK ini dibagi menjadi
dua intervensi yaitu intervensi spesifik yang menjadi titik kritis dalam membentuk
SDM berkualitas lebih fokus kepada ibu hamil, bayi kelompok umur 0-6 bulan dan 7-
23 bulan atau sejak anak masih dalam kandungan sampai berusia 2 tahun dan
intervensi sensitif yang sasarannya berada diluar sektor kesehatan yang dapat
mendukung kesehatan seperti penyediaan air bersih dan sanitasi, keluarga berencana,
jaminan kesehatan masyarakat, jaminin persalinan dasar, ketahanan pangan dan gizi,
fortifikasi pangan, pendidikan gizi masyarakat, intervensi untuk remaja putri dan
pengentasan kemiskinan (Direktorat Bina Gizi (2014) dalam Kementerian Sosial RI,
(2015)).
Seribu hari pertama kehidupan sendiri terdiri dari 270 hari selama kehamilan
dan 730 hari kehidupan perrtama sejak bayi lahir yang disebut juga dengan golden
period karena pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan berlangsung dengan
cepat dan apabila tidak dimanfaatkan akan terjadi kerusakan yang bersifat permanen
(Achadi, 2014)
Awal kehamilan merupakan titik awal perhatian terhadap anak. Hal yang
harus dipastikan dalam 1000 hari pert ama kehidupan yaitu anak harus mendapatkan
asupan gizi yang optimal agar penurunan status gizi anak dapat dicegah sejak awal
(Priyatna, 2014).
Masa kehamilan yang dapat juga disebut sebagai masa pertumbuhan janin
yang sangat cepat dalam kandungan ibu. Pada kehamilan 8 minggu pertama terbentuk
cikal bakal yang akan menjadi jantung, otak, hati, ginjal, tulang dan yang lainnya
sedangkan pada usia 9 minggu hingga masa kelahiran terjadi pertumbuhan dan
perkembangan lebih lanjut dari organ tubuh hingga siap untuk hidup diluar
kandungan ibu (Achadi, 2014). Bayi dalam kandungan sangat bergantung pada
kesehatan dan nutrisi ibunya yang baik saat periode kehamilan. Kekurangan gizi yang
dialami ibu hamil akan berdampak buruk bagi dirinya dan janin yang dikandungnya
(Chomaria, 2011).
Wanita hamil merupakan salah satu dari kelompok rawan gizi. Tidak hanya
gizi ibu yang harus diperhatikan namun gizi bayi dalam kandungan juga harus
diperhatikan oleh karena itu dianjurkan untuk menambah 300 kkal perhari dari total
kalori yang dikonsumsi oleh ibu sebelum hamil (Arisman,2009). Bila ibu mengalami
kekurangan gizi pada saat hamil, masalah yang dapat terjadi pada janin adalah
prematur, lahir mati, kematian prenatal (kematian pada bayi kurang dari 7 hari), dan
pada ibu dapat terjadi anemia gizi, penurunan daya tahan tubuh, kesulitan dalam
persalinan, dll. Dampak kekurangan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan tidak
perkembangan mental dan kecerdasan yang terlihat dari ukuran fisik yang tidak
optimal dan kualitas kerja yang tidak mampu bersaing pada usia dewasa (Nurhati,
2009).
Pertumbuhan dan perkembangan janin (280 hari) dalam rahim berlangsung sangat
cepat oleh karena itu nutrisi yang dibutuhkan bayi harus terpenuhi. Ibu hamil
memiliki kebutuhan gizi cenderung lebih besar daripada wanita yang tidak hamil.
Adapun syarat makanan sehat bagi ibu hamil yaitumampu menyediakan energi
(kalori) yang cukup dan menyediakan semua nutrisiyang dibutuhkan untuk kesehatan
ibu dan pertumbuhan janin, dapat menghidarkan pengaruh negatif bagi janin dan
mampu mendukung metabolisme tubuh ibu dalam memelihara berat badan, kadar
pada awal kehamilan embrio yang dikandung oleh ibu masih dapat terpapar oleh
kebiasaan yang tidak baik oleh ibu seperti minum alkohol, merokok dll. Jadi ada
baiknya jika jauh sebelum kehamilan terjadi calon ibu mempersiapkan diri dengan
memperbaiki status gizi agar tidak terlalu kurus dan tidak terlalu gemuk serta
Hal yang sebaiknya dilakukan oleh ibu hamil yaitu memperbaiki pola makan
yang tidak teratur manjadi teratur dan tidak melewatkan sarapan pagi. Makan yang
tidak teratur dapat memperberat kerja insulin sehingga meningkatkan resiko obesitas.
Jika ibu mengalami obesitas dan sudah terlanjur hamil maka tidak diperbolehkan
janin, namun ibu dapat mengurangi konsumsi lemak/minyak yang berlebihan dan
melakukan olahraga ringan untuk membakar lemak tubuh. Ibu hamil yang gemuk
dapat memicu timbulnya masalah dalam proses dan pasca persalinan. Infeksi setelah
bersalin akibat banyaknya pembuluh darah ibu yang tersumbat sering terjadi, selain
itu lemak yang berlipat pada lapisan kulit merupakan media kondusif bagi
pertumbuhan kuman hingga resiko infeksi semakin meningkat. Resiko lainnya yaitu
penyempitan pada plasenta, lemak dapat menghambat suplai oksigen kepada janin
sehingga dapat menyebabkan kerusakan otak dan ganggguan pada paru-paru janin.
Resiko lainnya yang dapat terjadi ialah obesitas pada bayi (Hidayati, 2014).
terkandung didalamnya juga harus diperhatikan. Sebaiknya pilih makanan segar dan
jajanan dipasaran yang belum terjamin kebersihan dan kualitas bahannya. Selain itu
imbangi dengan mengkonsumsi buah dan sayur serta perhatikan asupan air agar tidak
terjadi dehidrasi.Perhatikan ibu agar sebelum dan selama hamilmemiliki status gizi
baik dan tidak mengalami kurang energi kronik (KEK). Wanita usia subur yang
berusia 19 tahun besar resikonya terkena KEK dan melahirkan bayi BBLR. Pada
penelitian Nurmadinisia (2012) diketahui sebesar 65% ibu hamil KEK di kota Depok
yang mendapatkan PMT berat badannya bertambah sesuai dengan usia kehamilan
yang dikandungnya.
Makan dengan porsi kecil tetapi sering dalam memenuhi kebutuhan gizi ibu
hamil jauh lebih baik mengingat ada masa mual muntah pada kehamilan. Makan
makanan beraneka ragam 1 porsi lebih banyak dari sebelum hamil terutama pangan
hewani (Kemenkes RI, 2011). Berikut yang harus dipenuhi oleh ibu hamil selama
kehamilan:
a. Energi
Kebutuhan energi selama hamil cenderung berbeda dari sebelum hamil, oleh
karena itu WHO menganjurkan jumlah tambahan sebesar 150 kkal sehari pada
trimester satu, dan 350 kkal selama trimester dua dan tiga karena Kebutuhan akan
energi pada trimester I sedikit sekali meningkat setelah itu sepanjang trimester dua
dan tiga kebutuhan akan terus meningkat sampai akhir kehamilan. Energi tambahan
selama trimester dua diperlukan untuk pemekaran jarinan ibu yaitu penambahan
volume darah, pertumbuhan uterus dan payudara serta penumpukan lemak sedangkan
pada trimester tiga diperlukan untuk pertumbuhan janin dan plasenta (Arisman,
2009). Sumber energi utama dapat diperoleh dari makanan pokok seperti beras,
b. Protein
Dalam satu hari asupan protein dapat mencapai 75-100 gr atau sekitar 12% dari
jumlah total kalori atau sekitar 1,3 gr/kg/hari pada gravida matur, 1,5 gr/kg/hari pada
usia ibu hamil15-18 tahun dan 1,7 gr/kg/hari pada usia ibu hamil dibawah 15 tahun.
Sumber protein sebaiknya 2/3 bagian merupakan dari pangan yang bernilai biologi
tinggi seperti daging yag tidak berlemak, susu, telur dll (Arisman, 2009).
c. Lemak
Lemak yang baik adalah lemak nabati yang berasal dari tumbuhan seperti
santan dan minyak. Lemak berfungsi untuk melarutkan viamin A,D, E, dan K.
d. Asam Folat
Asam folat kebutuhannya meningkat dua kali lipat selama hamil. Kekurangan
asam folat akan mengakibatkan meningkatnya rasa lelah, ganguan tidur serta
meningkatkan kepekaan. Asam folat berfungsi memproduksi sel darah merah dan
mencegah anemia pada ibu hamil dan memegang peranan penting bagi
perkembangan embrio. Asam folat dapat membantu mencegah cacat pada otak dan
tulang belakang dan juga dapat meningkatkan resiko bayi lahir prematur, BBLR serta
gangguan pertumbuhan janin (Hidayati, 2014). Kebutuhan asam folat sebelum dan
selama kehamilan yaitu sekitar 0,4-0,8 mg/ hari yang bisa diperoleh dari makanan
yang berwarna hijau, jeruk, buncis, kacang-kacangan dan gandum. Dalam mengolah
sayuran harus diperhatikan cara memasak yang benar agar kandungan asam folat
tidak rusak karena asam folat tidak stabil pada suhu panas serta dalam menghindari
e. Vitamin A
tidak berlebih dan tidak kurang terutama diawal-awal kehamilan. Jika ibu hamil
mengonsumsi lebih dari 10.000 IU maka lebih beresiko 2,4 kali terjadinya kelainan
jantung, otak dan sumsum tulang belakang dibandingkan yang mengonsumsi 5.000
IU atau kurang (Hidayati, 2014). Jika konsumsi vitamin A kurang juga beresiko bayi
lahir prematur dan BBLR serta terjadi hambatan pertumbuhan dalam rahim
(Aritonang, 2010). Angka kecukupan vitamin A yang dianjurkan bagi ibu hamil
adalah 800 RE/hari. Vitamin A memiliki peranan penting dalam fungsi tubuh
diperoleh dari buah-buahan dan sayur yang berwarna hijau atau kuning,
f. Vitamin C
berguna sebagai antioksi dan yang melindungi jaringan dari kerusakan serta berfungsi
untuk pembentukan kolagen dan penghantar sinyal di otak bayi dan dapat membantu
penyerapan Fe. Vitamin c dapat diperoleh dari tomat, jeruk, stroberi dll (Hidayati,
2014).
g. Zat Besi
Zat besi berfungsi untuk memproduksi hemoglobin (Hb) yaitu protein di sel
darah merah yang memiliki peran sebagai pembawa oksigen ke jaringan tubuh.
Kebutuhan zat besi dua kali lipat selama hamil yaitu. Sekitar 1000 mg selama hamil
(Aritonang, 2010) yang dapat diperoleh dari daging merah, unggas dll. Kekurangan
zat besi dapat menyebabkan kekurangan Hb dalam darah yang diperlukan untuk
memperoleh zat besi dalam bentuk tablet tambah darah tidak mengetahui beberapa
aturan dalam mengonsumsinya seperti tidak boleh mengonsumsi tablet zat besi
dengan teh manis, susu dan suplemen kalsium, sebaiknya diminum dengan air putih
saja dan dikonsumsi pada malam hari disertai dengan konsumsi buah yang
mengandung vitamin C agar membantu penyerapan zat besi. Tablet zat besi yang
h. Zink
Zink merupakan mikro mineral dan sumber zink yang paling dikenal ialah
ikan dan daging karena zink yang bersumber dari hewan lebih mudah diserap oleh
tubuh dari pada yang bersumber dari nabati. Pada beberapa studi kekurangan zink
dapat menyebabkan proses kelahiran yang lama dan sulit, perdarahan saat
melahirkan, bayi lahir prematur, cacat pada janin dan juga hipertensi. Kebutuhan zink
pada trimester pertama adalah 0,5 mg/hari dan pada terimester kedua dan tiga 1,5
i. Kalsium
Menurut Aritonang (2010) Kebutuhan kalsium ibu hamil yang perlu ditambah
ialah sekitar 400 mg/hari untuk memenuhi kebutuhan janin dan juga ibu untuk
menguatkan tulang dan gigi. Hampir keseluruhan dari tambahan kalsium ini
ditransfer ke tulang bayi. Pada ibu hamil yang diberikan suplemen kalsium (Kalk)
maka sebaiknya tidak mengonsumsinya dengan tablet tambah darah karena dapat
mengurangi penyerapannya.
j. Yodium
kerusakan otak permenen pada bayi. Pada ibu hamil dianjurkan untuk menambah
Pengukuran status gizi ibu hamil sering dilihat dari ukuran lingkar lengan atas
(LiLA). Ibu hamil diharapkan memiliki ukuran LiLA minimal 23,5 cm karena ibu
hamil yang memiliki LiLA < 23,5 cm beresiko menderita kekurangan energi kronik
(KEK) dan dikhawatirkan akan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah
(BBLR) atau <2500 gram yang nantinya juga akan berkaitan dengan gangguan
pertumbuhan anak dan beresiko menderita gizi kurang bahkan dapat menyebabkan
kematian. Ibu yang memiliki LiLA< 23,5 cm beresiko 2 kali lebih besar melahirkan
bayi BBLR daripada ibu yang memiliki ukuran LiLA normal, oleh karena itu perlu
memperbaiki status gizi calon ibu dan dimulai dari remaja. Pada penelitian Ferial
(2009) mengenai hubungan antara status gizi ibu berdasarkan ukuran lingkar lengan
atas dengan berat badan lahir di RSUD Daya Kota Makassar diketahui sebanyak 44
ibu hamil yang memilki ukuran LiLa <23,5 cm dan 34 ibu diantaranya melahirkan
Masalah lainnya yang kerap terjadi saat hamil yaitu anemia yang disebabkan
oleh kadar Hemoglobin dalam darah yang rendah. Anemia dapat dicegah dengan
mengonsumsi makanan yang tinggi protein dan zat besi maupun pemberian
suplemen. Hasil penelitian Purbadewi dan Ulvie (2007) mengenai hubungan tingkat
pengetahuan anemia dengan kejadian anemia pada ibu hamil diketahui sebagian besar
ibu hamil di Puskesmas Moyudan berumur 20-35 tahun dan berpendidikan SMA/
sederajat, sebanyak 64,3% mengalami anemia selain itu juga diketahui adanya
hubungan pengetahuan ibu dengan terjadinya anemia pada ibu hamil. Ibu yang hamil
dianjurkan untuk meminum tablet tambah darah secara teratur minimal 90 tablet
diperlukan oleh calon ibu karena dapat meindungi ibu dan bayi dari penyakit tetanus
yang disebabkan oleh infeksi colostridium tetani. Infeksi ini dapat terjadi dari bekas
perlukaan yang didapat selama proses persalinan apalagi jika persalinan tidak
ditolong oleh tenaga medis. Perlukaan yang tidak mendapatkan perawatan yang baik
dapat menyebabkan bakteri colostridium tetani berkembang biak dengan baik dan
menyerang sistem syaraf pusat. Pada bayi bakteri tetanus dapat masuk melalui tali
pusat yang dipotong secara tidak steril. Imunisasi diberikan sebanyak 5 kali yaitu
pertama sebelum menikah atau sebelum hamil dan untuk selanjutnya disesuaikan
dengan kondisi ibu (Hidayati, 2014). Kurangnya informasi dari bidan tentang manfaat
imunisasi TT dan ketakutan ibu untuk diimunisasi merupakan faktor penyebab tidak
kehamilannya minimal 4 kali selama hamil (Kemenkes RI, 2011). Saat memasuki
kehamilan trimester tiga, sebaiknya ibu dan suaminya sudah mendapatkan informasi
tentang menyusui seperti manfaat, posisi dan teknik menyusui yang tepat, cara
menangani masalah-masalah yang muncul saat menyusui seperti lecet pada puting,
konseling mengenai ASI dan kolostrum selama kehamilan dan persalinan memiliki
waktu menyusui bayi pertama kali lebih cepat daripada ibu yang tidak mendapatkan
konseling selama masa kehamilan dan persalinan. Hal yang sebaiknya dihindari saat
hamil yaitu:
Bahaya rokok tidak hanya bagi ibu perokok saja namun juga bagi janin yang
dikandungnya. Ibu perokok dan ayah perokok merupakan penyebab utama dari semua
jenis cacat lahir. Asap tembakau yang mengandung karbon monoksida dan nikotin,
mengganggu dan menurunkan kadar oksigen yang dikirim ke sel-sel janin dapat
janin. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ramadhan (2010) ditemukan sebanyak
75% ibu hamil yang merupakan perokok pasif berat melahirkan bayi BBLR
sedangkan ibu yang tidak terpapar asap rokok 100% melahirkan bayi dengan berat
2. Mengonsumsi alkohol
Ketika seorang ibu hamil mengonsumsi alkohol, maka alkohol dalam darah
akan melewati plasenta ke bayi yang dikandung oleh ibu. Alkohol terkenal
mengandung zat teratogenik (zat yang menyebabkan kecacatan pada janin). Paparan
alkohol pra lahir diduga menjadi sebab dari keterbelakangan mental. Menurut
penelitian yang dipublikasikan oleh pediatrics, penggunaan alkohol pada wanita 18-
Serikat(Hidayati, 2014).
Periodeini adalah periode pemberian ASI eksklusif pada bayi yang harus
(IMD) segera setelah lahir setidaknya selama satu jam pertama setelah lahir atau
hingga proses menyusu pertama selesai (Roesli dalam Fikawati (2015).Air Susu Ibu
(ASI) merupakan makanan yang terbaik bagi bayi karena semua nutrisi yang
diperlukan bayi ada di ASI. Oleh karena itu dalam Warta Gizi dan KIA (2013) WHO
merangkumkannya dalam peraturan tentang ASI eksklusif yang dapat dillihat pada
undang nomor 36 tahun 2009 pasal 128 tentang kesehatan dan Peraturan
kelahiran bayi, segera lakukan inisiasi menyusu dini (IMD) dimana bayi diletakkan di
atas dada atau perut ibu dan membiarkan bayi untuk mencari puting ibunya sendiri
dan biarkan kulit bayi bersentuhan dengan kulit ibu. Sebaiknya ibu dan bayi tetap
dirawat bersama (rawat gabung) agar dapat menyusui bayi sesuai dengan
memperoleh kolostrum yang sangat baik untuk daya tahan tubuh bayi, adanya skin to
skin antara tubuh bayi dan ibu membuat suhu tubuh bayi tetap dalam keadaan normal
sehingga bayi merasa lebih nyaman selain itu bayi yang sebelumnya dilakukan IMD
besar kemungkinan berlanjut kepada pemberian ASI eksklusif yang sangat baik bagi
perkembangan fungsi usus, terhindar dari alergi serta tidak menggangu pertumbuhan
bayi. IMD juga sangat membantu mengurangi rasa stres pada ibu dan meningkatkan
ikatan ibu dan anak. Rangsangan yang diberikan oleh bayi ketika menyusu dapat
Setelah dilakukan IMD maka sebaiknya ibu melanjutkan pemberian ASI saja
kepada bayi selama 6 bulan kerena didalam ASI telah terkandung semua zat gizi yang
dibutuhkan oleh bayi dan tidak perlu penambahan makanan lainnya. Lebih dari 200
unsur pokok yang terkandung di dalam ASI diantaranya protein, lemak, karbohidrat,
vitamin, mineral, hormon, faktor pertumbuhan, enzim, zat kekebalan dan sel darah
putih. Seluruh zat tersebut ada secara proporsional dan seimbang satu dengan yang
lainnya (Roesli, 2000). Menurut Purwanti (2004) semakin sering ibu menyusui maka
semakin banyak ASI yang dikeluarkan dengan kata lain membuat semakin banyak
(<1 jam) dan secara eksklusif selama 6 bulan dan setelah 6 bulan ASI tetap diberikan
sampai usia 24 bulan disertai dengan pemberian MP-ASI yang bergizi lengkap, cukup
dan seimbang, aman serta diberikan tepat waktu dan dengan cara yang benar. ASI
merupakan cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara ibu melalui proses
menyusui bayi dan merupakan makanan yang telah disiapkan untuk calon bayi pada
Sukses atau tidaknya proses menyusui telah dimulai sejak periode kehamilan
termasuk menganjurkan ibu untuk menyusui bayi 30 menit pertama setelah lahir
(Soetjiningsih, 1997).
kurangnya penyampaian informasi atau pengetahuan tentang ASI eksklusif itu sendiri
kepada ibu (Roesli, 2000). Semakin baik pengetahuan ibu tentang manfaat pemberian
ASI eksklusif maka semakin besar peluang ibu untuk memberikan ASI eksklusif
kepada bayinya. Hal ini sejalan dengan penelitian Yolanda (2014) yang menyatakan
ada hubungan bermakna antara pendidikan ibu dengan pemberian ASI eksklusif.
peningkatan pengetahuan dan sikap ibu tentang makanan dan gizi seimbang,
melalui media KIE terhadap peningkatan pengetahuan ibu hamil mengenai IMD dan
ASI eksklusif.
asupan protein yang lebih banyak perkilogram berat badannya daripada orang dewasa
dan protein yang dibutuhkan ini dapat diperoleh bayi usia 0-6 bulan dari pemberian
ASI eksklusif. Terdapat 3 jenis ASI yaitu kolostrum yang biasanya keluar pada hari
pertama sampai hari ketiga atau hari kelima kelahiran bayi. Kolostrum ini berwarna
kuning keemasan yang disebabkan tingginya protein dan zat kekebalan tubuh serta sel
darah putih yang terkandung didalamnya. Jumlah kolostrum yang diproduksi oleh ibu
biasanya sekitar 7,4 sendok teh dan ini sesuai dengan kebutuhan perut bayi yang baru
lahir. ASI transisi pada hari ke 3-5 sampai hari ke 8-11. Pada tahap ini ASI yang
kurang, dan yang terakhir yaitu ASI matur sejak hari 8- 11 hingga seterusnya. Untuk
ASI Memiliki manfaat yang luar biasa baik bagi ibu maupun bayi diantaranya
- Meningkatkan kecerdasan
untuk ovulasi dan merupakan efek psikologis yang baik antara ibu dan bayi.
Selain ASI yang diberikan untuk bayi, perlu juga diperhatikan gizi ibu
menyusui yang baik akan berpengaruh terhadap kualitas ASI yang diberikan pada
bayi untuk mendukung gerakan 1000 HPK. Hasil penelitian Setiyani (2013)
mengenai hubungan kejadian anemia pada ibu menyusui dengan status gizi bayi usia
0-6 bulan diketahui sebanyak 60,78% ibu menyusui mengalami anemia dan dari ibu
yang mengalami anemia tersebut 3,23% memiliki bayi dengan kategori gizi kurang.
mengungkapkan ibu menyusui perlu diperhatikan kebutuhan air, kalori, protein serta
mineralnya. Seorang ibu menyusui dianjurkan untuk minum 8-12 gelas, selain itu
kalori yang dibutuhkan juga bertambah. Seorang ibu menyusui memerlukan asupan
rata-rata sehari sebanyak 2.700 kkal. Kebutuhan tambahan asupan kalori sebanyak
500 kkal perhari. Apabila asupan kurang dari yang direkomendasikan sementara
kebutuhan gizinya semakin meningkat, maka akan berdampak pada penurunan berat
badan post partum. Begitu juga dengan protein, pada lima bulan pertama diperlukan
penambahan protein sekitr 16 gram sehari, enam bulan kedua penambahan sekitar 12
gr sehari dan tahun kedua sekitar 11 gram sehari. Mineral yang perlu ditambah ketika
menyusui ialah zat besi dan juga kalsium, kekurangan kalsium dalam produksi ASI
akan mengakibatkan pengambilan kalsium dari cadangan ibu termasuk dari tulang.
Pada saat usia bayi 0-6 bulan, ibu dapat melakukan pemantauan pertumbuhan
dan perkembangan secara rutin, melakukan imunisasi dasar dan mencegah bayi jatuh
sakit serta menanganinya dengan cepat jika bayi sakit (Kemensos RI, 2015).
Pada periode ini dimulai pemberian makanan pada bayi selain ASI yang
dilanjutkan sampai anak berusia dua tahun. Pada periode ini sistem pencernaan sudah
relatif sempurna. Pemberian MP-ASI pada periode ini harus dilakukan secara
bertahap, sedikit demi sedikit dan terus bertambah seiring pertambahan usia bayi.
Begitupula dengan konsistensi makanan bayi yang harus dimulai dengan makanan
9-11 300 Makanan yang dicincang 3-4 kali/hari 125 ml atau ½ dari
atau dihaluskan sehingga Snack 1-2 kali, atau gelas belimbing
bayi dapat mengambilnya tergantung pada nafsu
makan bayi
yang diukur berdasarkan BB/U pada anak usia 18-36 bulan meningkat saat terjadi
krisis dimana kemungkinan pemberian makanan tambahan belum baik dan salah satu
faktor resikonya ialah pendidikan orang tua yang berkaitan dengan gizi masih kurang.
bertahap dari makanan cair, saring lembek, hingga padat. MP-ASI sendiri sebaiknya
dibuat oleh ibu dirumah agar lebih bervariasai, lebih bergizi serta lebih ekonomis.
Menurut WHO (2009) pemberian MP-ASI memiliki arti bahwa ASI saja tidak lagi
proses pemberian MP-ASI yaitu tetap memberikan ASI secara on demand (sesuai
konsistensi MP-ASI, jenis dan bahan makanan sesuai kebutuhan serta kemampuan
jika terjadi kesenjangan akan kebutuhan zat gizi seperti halnya vitamin A, B dan zat
besi serta meningkatkan konsumsi cairan dan frekuensi menyusui saat bayi sakit.
Menurut Kemensos RI (2015) pada bayi usia 6 bulan sampai 2 tahun hal yang
harus dilakukan ialah pemberian MP-ASI namun pemberian ASI tetap harus
diberikan, berikan kapsul vitamin A, melengkapi imunisasi dasar pada bayi dan
2.2 Booklet
Booklet merupakan salah satu bentuk media yang berdasarkan stimulasi indera
termasuk dalam alat bantu indera visual dan merupakan alat peraga sederhana
sebagai penyalur informasi kesehatan. Media disebut juga sesuatu yang bersifat
menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan serta kemauan sehingga
memilih salah satu media yaitu media harus menarik baik dari segi desain, tata letak,
warna maupun isi pesan yang disesuaikan dengan sasaran dan tidak menimbulkan
multi intrepetasi dan multi persepsi. Dalam program komunikasi, informasi dan
edukasi media cetak lebih efekttif untuk menyampaikan informasi pendidikan gizi.
Booklet adalah buku berukuran kecil yang tidak lebih dari 30 halaman bolak
balik dan berukuran setengah quarto yang struktur didalamnya seperti buku yang
memilki pendahuluan, isi dan penutup (Balitbang Pertanian Jambi, 2016). Booklet
digunakan sebagai media alternatif untuk dipelajari pada setiap saat bila seseorang
(Mudjiono,1989)
Menurut Kemm dan Close dalam Aini (2010) booklet memiliki beberapa
kelebihan yaitu dapat dipelajari setiap saat dan memuat informasi yang relatif lebih
banyak dibandingkan poster. Menurut Ewles dalam Aini (2010), keunggulan dari
dengan komik ayo berantas GAKI, sedangkan dari hasi penelitian Zulaekah (2011)
Hikmah dan Ta’dib Al Syakirin di kota Medan diperoleh hasil terjadinya peningkatan
sebesar 23,7% yang berada pada kategori pengetahuan baik menjadi 92,1% setelah
diberikan intervensi melalui medi booklet. Hal ini tersebut dapat terjadi karena media
yang digunakan dalam proses pendidikan lengkap dan menarik sehingga responden
mudah untuk memahami isi materi yang ada. Sedangkan penelitian yang dilakukan
video dan booklet terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang inisiasi menyusu
dini (IMD) dan ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Stabat Kabupaten Langkat,
dilakukan promosi dengan media booklet hanya 26,7% yang berada pada kategori
media booklet begitu juga dengan sikap responden terjadi peningkatan dari 63,3%
pengetahuan, sikap dan praktek pada anak sekolah yang mendapat model komunikasi,
hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa metode penyampaian pesan dengan
media booklet efektif untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek. Hal ini
karena booklet memiliki kelebihan lainnya yaitu dapat dibawa kemana-mana dan
dapat dibaca kapan saja, mempermudah pemahaman serta meningkatkan gairah untuk
dengan kata lain tindakan seseorang terhadap sesuatu dipengaruhi oleh seberapa besar
2011).
pengetahuan merupakan hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera seperti
yang sangat dipengaruhhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.
1. Tahu (Know) yang dapat diartikan sebagai memanggil kembali memori yang
dipelajari sebelumnya.
apa yang diperoleh pada situasi yang lain atau pada situasi yang sebenarnya.
formulasi baru
suatu objek.
memiliki pendidikan yang tinggi diharapkan juga memiliki pengetahuan yang luas
namun seseorang yang tidak berpendidikan tinggi bukan berarti tidak memiliki
pengetahuan yang baik karena pengetahuan juga dapat diperoleh dari pendidikan non
pengetahuan tentang peran makanan dan zat gizi, sumber zat gizi pada makanan,
makanan yang aman dimakan dan cara mengolah makanan yang baik serta bagaimana
cara hidup sehat. Pengetahuan gizi memiliki tujuan mendorong terjadinya perubahan
perilaku gizi yang positif dan bersifat terus menerus.Semakin tinggi pengetahuan gizi
seseorang maka ia akan semakin memperhitungkan jenis dan kualitas makanan yang
pengetahuan gizi memegang peranan penting dalam penggunaan dan pemilihan bahan
makanan yang baik sehingga dapat mencapai keadaan gizi yang seimbang.
Sikap merupakan suatu kumpulan gejala dalam merespon stimulus atau objek
yang melibatkan pikiran, perasaan, perhatian dan lain-lain atau dapat juga dikatakan
merupakan kesiapaan atau kesediaan untuk bertindak. Sikap belum merupakan suatu
reaksi tertutup terhadap suatu objek maupun stimulus yang diberikan (Notoatmojo,
2007).
yang dapat membentuk suatu sikap yang utuh yaitu kepercayaan atau keyakinan, ide
dan konsep terhadap objek, penilaian terhadap objek, kecendrungan untuk melakukan
dari pertanyaan atau objek, memberikan nilai yang positif terhadap objek atau
stimulus dan bertanggung jawab terhadap apa yang diyakini. Menurut Azwar (2005),
pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh budaya,
media massa, lembaga pendidikan dan lembaga agama serta faktor emosional sangat
Adapun menurut Haryanto (2002) sikap gizi adalah penilaian atau pendapat
seseorang cara memelihara dan berperilaku hidup sehat dan sikap ini diperoleh dari
pengalaman sendiri maupun orang lain yang paling dekat dengannya. Untuk
diantaranya fasilitas yang memadai dan dukungan dari berbagai pihak disekitar orang
tersebut baik dari pihak keluarga dan pihak lainnya seperti dukungan dari petugas
kesehatan.
untuk mencapai sikap dan perilaku gizi yang baik. Salah satu yang dapat dilakukan
meningkatkan pengetahuan, sikap dan diharapkan menjadi tindakan gizi ke arah yang
lebih baik.
Pendidikan gizi adalah bagian dari pendidikan kesehatan yang dikenal sebagai
upaya perbaikan gizi atau suatu usaha untuk meningkatkan status gizi masyarakat
khususnya golongan rawan seperti ibu hamil, ibu menyusui dan bayi dan balita.
Pendidikan gizi juga bertujuan untuk perubahan perilaku masyarakat ke arah yang
lebih baik sesuai dena prinsip-prinsip ilmu gizi yaitu perubahan pengetahuan, sikap
serta tindakan yang berkaitan dengan gizi. Pendidikan gizi adalah suatu upaya untuk
hal konsumsi makanan. Pendidikan gizi sangat penting karena meskipun daya beli
masyarakat tinggi dan pangan tersedia namun apabila pengetahuan gizi masyarakat
kurang baik maka masyarakat tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi (Suhardjo,
1996).
Menurut Johnson dan Johnson (1985) dalam Emilia (2009) pendidikan gizi
mempunyai tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek
adalah (1). Mendapatkan pengetahuan tentang makanan yang menyediakan zat gizi
esensial bagi tubuh dan mengetahui keguaan zat gizi bagi tubuh, (2). Membangun
kerangka konseptual tentang prisip gizi, penjabarannya dan aplikasi dari prinsip
merespon makanan bergizi dengan sikap yang baik, (4). Mengonsumsi makanan
konseptual gizi untuk mengatur perubahan suplai makanan dan dapat membedakan
beberapa anjuran diet, (2). Mencari dan mau menerima pengetahuan tentang gizi, (3).
Seleksi dengan baik dan mengkonsumsi makanan yan bergizi dari hari kehari
interaksi diantara anggota komunitasnya hanya 6-8 jam, walaupun begitu penyuluhan
tetap perlu dilakukan. Promosi yang berkaitan dengan kesehatan baik itu dari pihak
sekolah sendiri atau dari kemitraan seperti dengan petugas kesehatan untuk
salah satu lembaga pendidikan yang mana peserta didik datang untuk belajar sehingga
mampu meningkatkan kualitas peserta didik itu sendiri. Pendidikan gizi yang
dilakukan disekolah merupakan pendidikan gizi komunitas dan salah satu langkah
strategis untuk meningkatkan status kesehatan dan menyukseskan gerakan 1000 HPK
karena sekolah merupakan salah satu lembaga yang didirikan dengan tujuan
pendidikan pada siswi disekolah mampu dijadikan investasi agar gerakan 1000 HPK
penelitian yang dilakukan oleh Koka (2014) mengenai pengaruh pendidikan gizi yang
pengetahuan dan sikap siswa menjadi lebih baik mengenai 1000 HPK dimana
pengetahuan siswa pada kategori baik sebelum diberikan pendidikan hanya sebesar
3,9% meningkat menjadi 64,7% setelah dilakukan pendidikan gizi 1000 HPK, begitu
juga dengan sikap siswa yang meningkat secara nyata sesudah diberikan pendidikan
Penelitian yang dilakukan oleh Demitri (2015) diketahui bahwa ada pengaruh
pendidikan gizi melalui game puzzle terhadap peningkatan pengetahuan anak sekolah
dasar tentang pola makan seimbang. Hasil penelitian Gunawan (2014) yang bertujuan
untuk mengkaji pengetahuan daan sikap mahasiswa IPB tentang 1000 hari pertama
gizi semester delapan dan mahasiswi tingkat persiapan bersama (TPB), diperoleh
hasil tingkat pengetahuan mengenai 1000 HPK terkait masa postnatal mahasiswi ilmu
gizi semeser delapan secara signifikan lebih tinggi (83,7%) dibandingkan dengan
Mahdali, dkk (2013) dalam penelitiannya mengenai efek edukasi gizi terhadap
pengetahuan, sikap serta perubahan perilaku remaja obesitas di kota Gorontalo tahun
2013 diketahui hasilnya adalah adanya pengaruh edukasi gizi terhadap pengetahuan
dan sikap remaja obesitas. Sedangkan dalam penelitian oleh Nuryanto, dkk (2014)
mengungkapkan adanya perbedaan median persen sikap gizi anak SD antara sebelum
dan sesudah Pendidikan gizi dimana sebelum pendidikan gizi median sikap sebesar
70,3% naik menjadi 75% setelah diberikan pendidikan gizi. Begitu juga dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sartika (2009) di kota Depok mengungkapkan bahwa
ada pengaruh pendidikan gizi terhadap pengetahuan dan perilaku konsumsi serat pada
Siswa SD/MI.
2.5 Remaja
dalam rentang usia 10-18 tahun. BKKBN mengatakan remaja adalah penduduk usia
Masa remaja adalah masa yang penuh dengan kebingungan karena banyak
perubahan yang terjadi terutama perubahan fisik yang sangat menonjol seperi
tumbuhnya payudara pada remaja putri, pertama kali mengalami menarche dan
perubahan-perubahan lainnya. Masa ini juga disebut masa transisi oleh BANK Dunia
dimana 5 hal (youth five life transition) yang diantarannya ialah mempraktekkan
hidup sehat ( Pactice healty life) yang merupakan kata kunci terhadap 4 hal lainnya
Remaja merupakan kelompok usia yang berada pada fase pertumbuhan yang
pertumbuhan dan segala aktivitas remaja yang cenderung padat (Sediaoetama, 2000).
Menurut Monks dalam Lutfiah (2013) remaja dibagi menjadi 3 fase yaitu:
1. Remaja awal (12-14 tahun): pada masa ini remaja cenderung menyukai
2. Remaja pertengahan (15-17 tahun): pada masa ini remaja menemukan jati
dirinya dan mulai timbul kesadaran akan kepribadian dan badaniah sendiri.
3. Remaja akhir (18-21): pada masa ini remaja memahami arah dan tujuan
hidupnya.
Pola asuh orang tua memilki peranan penting dalam kehidupan remaja dimana
orang tua merupakan dasar pertama bagi pembentukan pribadi seorang anak. Seorang
anak mengenal dunia disekitarnya dan pola pergaulan yang ada dilingkungannya
asuh orang tua dengan kejadian pernikahan usia dini di desa Jambu Kidul, Klaten.
Penelitian Slater dkk tahun 2012 dalam Mahdali (2013) tentang efek edukasi gizi
berupa penyuluhan dan pembagian majalah terhadap remaja di Brazil selama 6 bulan
secara signifikan mampu meningkatkan kebiasaan sarapan dan konsumsi buah dan
kesehatan yang terjadi pada masa remaja yang tidak terlepas dari masalah malnutrisi.
Seorang remaja yang pernah mengalami malnutrisi pada masa kecilnya akan
yang pada akhirnya akan membentuk tenaga kerja yang tidak produktif. Remaja putri
yang mengalami gangguan pertumbuhan akan beresiko melahirkan bayi dengan berat
lahir rendah.
dalam dunia kerja serta sebagai persiapan untuk menghasilkan generasi yang
berkualitas maka perlu diperhatikan gizi remaja khususnya remaja putri. Pada masa
ini terjadi peningkatan massa tulang, otot, tulang lemak dan berat badan disamping
Masalah seperti merokok, minum alkohol serta hubungan seksual pada usia
diniakan memperburuk kondisi kesehatan dan sangat berkaitan dengan gizi remaja.
Masalah-masalah gizi seperti kurangnya kalori dan protein, obesitas kurangnya zat
besi, kalsium dan lainnya sering terjadi pada remaja.Secara garis besar sekitar 44%
kekurangan besi sementara pada ibu hamil sekitar 55% (Arisman, 2004).
saji dapat menyebabkan kurang beraneka ragam makanan yang dikonsumsi sehingga
ada zat-zat gizi tertentu yang tidak terpenuhi. Selain itu tingginya kandungan gula,
garam dan lemak pada makanan olahan yang dikonsumsi dalam jangka panjang akan
berdampak tidak baik bagi kesehatan. Kebiasaan makan yang tidak baik seperti tidak
sarapan pagi terbiasa makan makanan junk food akan berdampak pada fase
berikutnya yaitu fase dewasa seperti kekurangan besi yang dapat menimbulkan
anemia dan keletihan sehingga tidak mampu bersaing dalam pekerjaan dan tidak
mampu melahirkan generasi yang sehat dan cerdas. Kebutuhan besi pada remaja
putrilebih banyak dari pada remaja putra yang digunakan untuk mengganti zat besi
Masalah ketidakseimbangan gizi lainnya seperti gizi lebih pada remaja akan
cenderung berlanjut hingga usia dewasa dan lansia. Hal ini tidak baik karena dapat
Menurut Freitag (2010) sekitar 30% atau lebih kudapan yang tinggi lemak, gula dan
dan tidak jarang kegemukan ini akan berlangsung hingga dewasa dan dapat memicu
terjadinya penyakit kardiovaskuler. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Aritonang (2016) yang berjudul The Relationship of Food Consumption and
Medan dimana hasil penelitian menunjkkan bahwa asupan lemak berlebih didominasi
oleh karyawan yang juga memiliki status gizi berlebih namun mereka kurang dalam
Masalah lainnya yang berkaitan dengan status gizi remaja putri ialah sangat
memperhatikan penampilan sehingga tidak jarang remaja melakukan diet yang tidak
sehat dan secara berlebihan sehingga dapat terjadi anoreksia nervosa ataupun bulimia
nervosa yang merupakan malnutrisi berat. Kebutuhan akan zat gizi untuk menentukan
status gizi remaja harus dinilai secara perorangan dengan penilaian secara klinis,
energi remaja putri memuncak pada usia 12 tahun (2550 kkal) dan kemudian
menurun menjadi 2200 kkal pada usia 18 tahun. Kebutuhan zat gizi remaja yang
a. Energi : Remaja yang aktif memerlukan asupan energi yang lebih besar.
angka kecukupan gizi (AKG) energi untuk remaja putri antara 2000-2200
kkal.
b. Protein : AKG protein remaja putri dan dewasa muda adalah 48-62 gr per hari.
c. Kalsium : AKG untuk remaja putri dan dewasa muda adalah 600-700 mg per
hari.
d. Besi : AKG besi untuk remaja putri dan dewasa muda 19-26 mg per hari
e. Seng (Zinc) : AKG zinc adalah 15 mg per hari untuk remaja putri dan dewasa
muda
energi seperti B1, B2, dan Niacin. Untuk sintesa DNA dan RNA diperlukan
vitamin B6, B12, asam folat. Untuk pertumbuhan tulang diperlukan vitamin D
Beberapa anjuran untuk menciptakan pola makan yang baik bagi remaja putri
makanan sesuai dengan kebutuhan zat gizi remaja yang dapat dimulai dari pemilihan
menyiapkan cemilan yang bergizi serta melatih tanggung jawab remaja dalam
persentasi remaja yang menikah pada usia 15-19 tahun sebesar 18,3%. Terjadinya
ketidaksiapan mental dari remaja putri yang hamil seringkali menyebabkan tindakan
menggugurkan janin atau aborsi yang sangat berbahaya jika dijalani. Penggunaan
(2006) tindakan aborsi yang tidak amaan sering dilakukan oleh remaja dapaat
menyebabkan infeksi yang disertai dengan perdarahan dan kematian selain itutrauma
Beberapa bayi tetap lahir meskipun telah diberikan obat aborsi. Bagi bayi-bayi
yang lahir besar resiko terjadi kecacatan baik dari fisik maupun mentalnya yang
berakibat tidak produktif setelah dewasa. Selain itu kurangnya pengetahuan ibu-ibu
remaja selama kehamilan akan sangat berpengaruh bagi kesehatan janin yang
dikandungnya. Remaja putri yang sedang mengandung dan tetap meminum alkohol
maupun merokok akan berdampak negatif seperti terjadinya defisiensi vitamin B1,
B12 dan asam folat yang seharusnya kebutuhan akan vitamin ini meningkat selama
Kebutuhan zat gizi itu sendiri dipersiapkan bukan ketika mengandung namun ketika
calon ibu siap untuk mengandung sehingga ketika hamil kebutuhan nutrisi untuk
calon ibu dan bayi sudah terpenuhi secara optimal. Menurut beberapa penelitian yang
aktif secara seksual dan melakukan hubungan selayaknya suami istri dan hal ini akan
meningkatkan kehamilan diusia dini (Arisman, 2009). Kehamilan pada usia dini
apabila tidak didukung dengan pengetahuan mengenai bagaimana agar status gizi ibu
dan bayi terpenuhi maka akan berpengaruh terhadap status gizi ibu dan anak yang
tidak baik.
Pada penilitian pola asuh dengan kejadian stunting anak usia 6-23 bulan
diwilayah pesisir Kecamatan Tallo, Makassar yang dilakukan oleh Renyoet dkk
(2013) diperoleh Hasil sebanyak 54% anak stunting yang erat hubungannya dengan
dukungan untuk ibu yang kurang dalam praktek pemberian makanan pada anak. Pada
data primer yang diperoleh dari penelitian Renyoet ini, jumlah ibu paling banyak
berada pada kategoriumur 16-25 tahun yaitu sebanyak 52%. Pada studi yang
dilakukan di New York menunjukkan hasil pada ibu yang melahirkan pada usia <15
tahun terjadi kekurangan 200-400 gr berat lahir bayi dibandingkan dengan ibu yang
berusia 19-30 tahun (Haiek and Lederman, 1987 dalam Aritonang (2010)).
Melihat banyaknya masalah yang terjadi pada kehamilan diusia muda, maka
remaja putri diharapkan memiliki indeks masa tubuh (IMT) atau disebut juga dengan
body mass index (BMI) yang normal dengan cara mengukur berat badan berdasarkan
tinggi badan (Aritonang, 2010). Adapun rumus yang dapat digunakan ialah:
Anjuran pertambahan berat badan total selama hamil tergantung dengan body
mass index (BMI). Jika BMI <19,8 maka penambahan berat badannya 12,5-18 kg,
jika BMI 19,8-26 maka penambahan berat badannya 11,5-16 kg dan untuk BMI >26-
remaja yang diharapkan mempu memberikan respon positif sehingga mampu dan
mau melakukan apa yang diharapkan. Pengetahuan terhadap tumbuh kembang balita
sangat diperlukkan bagi seorang calon ibu dan mempersiapkan remaja sebagai calon
ibu yang terdidik dapat memberikan dampak yang positif bagi anak (Nedra dkk,
2006).
pelayanan kesehatan dan genetik.Upaya perbaikan gizi pada 1000 hari pertama
kehidupan yang bertujuan untuk mencapai pertumbuhan anak yang optimal dapat
dilakukan dengan intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif yang melibatkan
berbagai sektor terkait termasuk sektor pendidikan (Dirjen Bina Gizi dan KIA dalam
pada 1000 hari pertama kehidupan dapat dilakukan oleh akademisi (PP no 42 tahun
2013).
diharapkan mampu merubah perilaku ke arah yang lebih baik (Notoatmojo, 2005).
yang bertujuan untuk mengubah individu, kelompok dan masyarakat menuju hal-hal
Sekolah merupakan lembaga pendidikan dan merupakan salah satu cara yang
ibu hamil yang sehat, mampu melahirkan dan memberikan nutrisi terbaik selama
rangsangan dari luar oleh karena itu dibutuhkan stimulus, organisme dan juga respon.
seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar oleh karena itu dibutuhkan
stimulus, organisme dan juga respon. Perilaku yang dilakukan oleh seseorang tidak
melaksanakan sesuatu.
Booklet adalah salah satu dari tulisan di media cetak statis yang
mengutamakan pesan visual yang terdiri dari gambar dan kata seperti halnya poster,
leaflet, brosur, majalah, surat kabar, stiker dan pamplet. Fungsi utama booklet sebagai
media cetak yaitu memberi informasi dan sekaligus menghibur yang membacanya
dengan gambar yang ada. Booklet merupakan salah satu media untuk menyampaikan
pesan-pesan kesehatan dalam bentuk buku, baik berupa tulisan maupun gambar
(Suhardjo, 2003)
Pengetahuan