Disusun Oleh :
Kelompok 3
Dede Tri Agustin 1020032021
Iqbal Pamungkas 1020032035
Linda Alawiyah 1020032041
Maya Auia Sjach 1020032043
Nadia Raihana Syahida 1020032049
Qori Aina 1020032053
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah gizi seimbang di Indonesia masih
merupakan masalah yang cukup berat.
Kekurangan atau kelebihan makanan pada masa
hamil dapat berakibat kurang baik bagi ibu dan
janin. Sejak dahulu kala makanan wanita hamil
telah dianggap sangat penting, sebab orang
percaya bahwa makanan yang benar akan memberi
dampak yang baik bagi janin. Sehingga
masyarakat membuat berbagai aturan makanan
yang boleh dimakan ibu hamil dan makanan yang
ditabukan, yang mana hal tersebut ternyata sama
sekali tidak benar dilihat dari segi kesehatan.
Misalnya, ibu hamil tidak boleh makan banyak-
banyak dengan tujuan agar bayinya tidak besar
dan mudah dilahirkan. Pendapat tersebut tidak
dapat dibenarkan (Soetjiningsih, 1995).
Gizi ibu pada waktu hamil sangat penting
untuk pertumbuhan janin yang dikandungnya.
Angka kejadian BBLR (Berat Badan Lahir
Rendah) lebih tiggi dinegara-negara yang sedang
berkembang daripada dinegara-negara yang sudah
maju. Hal ini disebabkan oleh keadaan sosial
ekonomi yang rendah mempengaruhi diet ibu.
Gizi ibu yang baik diperlukan agar pertumbuhan
janin berjalan pesat dan tidak mengalami
hambatan. Dimulai dari satu sel telur yang setelah
dibuahi tumbuh dengan pesat, sehingga
diperkirakan pertumbuhan janin sejak konsepsi
sampai lahir (Soetjiningsih, 1995).
Sayangnya, masalah gizi pada ibu hamil di
Indonesia masih kurang menguntungkan. Ahli gizi
1
Fakultas mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang
Kedokteran dikandung. Bila status gizi ibu normal pada masa
Universitas sebelum dan selama hamil kemungkinan besar
Indonesia, Dr akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan
Elvina Karyadi, dengan berat badan normal. Dengan kata lain
MSc, PhD, bayi yang dilahirkan sangat
SpGK,
memaparkan,
berdasarkan riset
kesehatan dasar
2007, terdapat
13,6 persen
wanita usia subur
dengan kurang
energi kronis.
Selain itu, ada
11,3 persen
wanita dewasa
yang mengalami
anemia. Bahkan,
berdasarkan
survei kesehatan
rumah tangga
2001, prevalensi
(angka kejadian)
anemia pada ibu
hamil mencapai
40,1 persen
(Amirullah,
tempo.co).
Status gizi ibu
sebelum dan
selama hamil
dapat
2
tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil. Dalam masa
kehamilan, kebutuhan zat-zat gizi meningkat. Hal ini diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan tumbuh-kembang janin, pemeliharaan kesehatan ibu, dan persediaan
laktasi baik untuk ibu maupun janin. Kekurangan nutrisi dapat mengakibatkan
anemia, abortus, partus prematurus, inersia uteri, pendarahan pascapersalinan,
sepsis puerperalis, dan lain-lain. Kelebihan nutrisi karena dianggap makan untuk
dua orang dapat berakibat kegemukan, preeklamsia, janin besar, dan lain-lain
(Yulaikhah, 2006).
Masih rendahnya gizi buruk ibu hamil di Indonesia terus meningkat dari tahun
ke tahun, ini yang membuat kajian bagi pemerintah untuk mengatasi
permasalahan ini. Data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2007 menunjukkan Angka Kematian Balita sebesar 44/1000, Angka Kematian
Bayi 34/1000, dan Angka Kematian Neonatal 19/1000 (neraca.co.id).
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian nutrisi ibu hamil
2. Mengetahui nutrisi yang diperlukan ibu hamil
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nutrisi ibu hamil
4. Mengetahui akibat gangguan gizi pada pertumbuhan janin
5. Mengetahui perkembangan janin dalam kandungan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2) Bulan ke-2
Panjang janin 250 mm. Jantung mulai memompa darah. Raut muka dan
bagian utama otak dapat terlihat. Terbentuk telinga, tulang dan otot di bawah kulit
yang tipis (Rochmawati, 2015). Pada minggu ke-5, terbentuk 3 lapisan yaitu
ectoderm, mesoderm dan endoderm. Ectoderm adalah lapisan yang akan
membentuk system saraf yang seterusnya membentuk otak, tulang belakang, kulit
serta rambut. Lapisan Mesoderm akan membentuk organ jantung, buah pinggang,
tulang dan organ reproduktif. Lapisan Endoderm membentuk usus, hati, pankreas
dan pundi kencing. Minggu ke-6, ukuran embrio rata-rata 2-4 mm, jantung bayi
mulai berdetak, sistem pencernaan dan pernafasan mulai dibentuk, pucuk-pucuk
kecil yang akan berkembang menjadi lengan kaki pun mulai tampak. Minggu ke-
7, panjangnya sekitar 5-13 mm dan beratnya 0,8 gram. Pucuk lengan mulai
membelah menjadi bagian bahu dan tangan yang mungil. Jantung dan paru-paru
telah terbagi menjadi ruang-ruang. Minggu ke-8, panjang kira-kira 14-20 mm,
bayi sudah mulai terbentuk diantaranya pembentukan lubang hidung, bibir, mulut
serta lidah. Matanya juga sudah kelihatan berada dibawah membran kulit yang
tipis (Nugroho, 2015).
3) Bulan ke-3
Panjang janin 7-9 cm. Tinggi rahim di atas simpisis (tulang kemaluan).
Embrio menjadi janin. Denyut jantung terlihat pada USG. Mulai ada gerakan.
Sudah ada pusat tulang, kuku, ginjal mulai memproduksi urin (Rochmawati,
2015). Pada minggu ke-9, panjangnya sekitar 22-30 mm dan beratnya sekitar 4
gram. Minggu ke-10, semua organ penting yang telah terbentuk mulai
bekerjasama. Pertumbuhan otak meningkat dengan cepat, hampir 250.000 sel
saraf baru diproduksi setiap menit. Minggu ke-11, panjang tubuhnya mencapai
sekitar 6,5 cm. Baik rambut, kuku jari tangan dan kakinya mulai tumbuh. Sesekali
di usia ini janin sudah menguap, janin sudah mulai bisa mengubah posisinya.
Minggu ke-12, panjang fetus 6-7 cm berat 14 gram, jari dan kuku mulai terbentuk,
janin bergerak secara spontan, penyempurnaan seluruh organ tubuh (Nugroho,
2015).
5) Bulan ke-5
Panjang janin 18-27 cm. Berat janin 300 gram. Tinggi rahim setinggi pusat.
Verniks melindungi tubuh. Lanugo menutupi tubuh dan menjaga minyak pada
kulit. Terbentuk alis, bulu mata, dan rambut. Janin membuat jadwal teratur tidur,
menelan dan menendang (Rochmawati, 2015).
Pada minggu ke-17, lapisan lemak cokelat mulai berkembang, untuk
menjada suhu tubuh bayi setelah lahir, sidik jari mulai terbentuk. Minggu ke-18,
bayi sudah bisa melihat cahaya yang masuk melalui dinding rahim ibu. Minggu
ke-19, tubuh bayi diselimuti vernix caseosa, semacam lapisan lilin yang
melindungi kulit dari luka. Minggu ke-20, terjadi penyempurnaan jantung dan
sistem pernapasan (Nugroho, 2015).
6) Bulan ke-6
Panjang janin 28-34 cm. Berat rahim 600 gram. Tinggi rahim di atas pusat.
Kerangka berkembang cepat. Berkembangnya sistem pernafasan (Rochmawati,
2015).
Pada minggu ke-21, usus bayi telah cukup berkembang sehingga ia sudah
mampu menyerap atau menelan gula dari cairan lalu dilanjutkan melalui sistem
pencernaan manuju usus besar. Gerakan bayi semakin pelan karena beratnya
sudah 340 gram dan panjangnya 20 cm. Minggu ke-22, perbandingan kepala dan
tubuh semakin proporsional. Minggu ke-23, beratnya hampir 450 gram. Minggu
ke-24, paru-paru mulai mengambil oksigen meski bayi masih menerima oksigen
dari plasenta. Untuk persiapan hidup di luar rahim, paru-paru bayi mulai
menghasilkan surfaktan yang menjaga kantung udara tetap mengembang, kepala
masih terlihat besar, bulu mata dan alis mulai tampak, kulit bayi mulai menebal
(Nugroho, 2015).
8) Bulan ke-8
Panjang janin 42,5 cm. Berat rahim 1700 gram. Tinggi rahim dua pertiga di
atas pusat. Simpanan lemak berkembang di bawah kulit. Janin mulai
menyimpan zat besi, kalsium dan fosfor. Kulit merah dan gerak aktif
(Rochmawati, 2015).
Pada minggu ke-29, kelenjar adrenalin bayi mulai menghasilkan hormon,
sensitifitas dari bayi semakin jelas, bayi sudah bisa mengidentifikasi perubahan
suara, cahaya, rasa dan bau. Selain itu otak bayi sudah bisa mengendalikan
nafas dan mengatur suhu badan dari bayi. Minggu ke-30, beratnya sekitar 1400
gram dan panjangnya 27 cm, cairan ketuban (amniotic fluid) di rahim bunda
semakin berkurang, bayi sudah mulai memproduksi air mata. Minggu ke-31,
aliran darah di plasenta memungkinkan bayi menghasilkan air seni, apabila
diperdengarkan musik, bayi akan bergerak. Minggu ke-32, panjang fetus 28 cm,
berat 1800 gram, bayi sudah mulai bisa bermimpi, pada usia kehamilan ini
biasanya kepala bayi sudah berada di bawah dan tidak berputar putar lagi
(Nugroho, 2015).
9) Bulan ke-9
Panjang janin 46 cm. Berat rahim 2500 gram. Tinggi rahim setinggi
prosessus xifodeus. Kulit penuh lemak, organ sudah sempurna (Rochmawati,
2015).
Pada minggu ke-33, bayi telah memiliki wajah, bayi sudah bisa mengambil
nafas dalam-dalam walaupun nafasnya masih di dalam air. Minggu ke-34, tubuh
bunda sedang mengirimkan antibodi melalui darah bunda ke dalam darah bayi
yang berfungsi sebagai sistem kekebalan tubuhnya dan proses ini akan tetap
terus berlangsung bahkan lebih rinci pada saat bunda mulai menyusui, bayi
berada di pintu rahim. Minggu ke-35, pendengaran sempurna, lemak dari tubuh
bayi sudah mulai memadat pada bagian kaki dan tangannya, lapisan lemak ini
berfungsi untuk memberikan kehangatan pada tubuhnya. Minggu ke-36, kulit
bayi sudah semakin halus dan sudah menjadi kulit bayi (Nugroho, 2015).
Gambar 9. Bayi 36 minggu
3.1 Kesimpulan
1) Nutrisi ibu hamil adalah kebutuhan zat gizi yang diperlukan seorang ibu disaat
hamil. Nutrisi ibu disaat hamil dapat mempengaruhi status gizi ibu hamil yang
berdampak pada pertumbuhan janin yang dikandungnya.
2) Untuk pertumbuhan janin yang memadai diperlukan zat-zat makanan yang
adekuat seperti karbohidrat, protein, lemak, zat besi, kalsium, asam folat,
kolin, vitamin E, vitamin A, vitamin B1, iodine, dan zinc (seng).
3) Faktor yang mempengaruhi nutrisi ibu hamil terbagi menjadi dua yaitu faktor
langsung seperti keterbatasan ekonomi, produk pangan, sanitasi makanan,
pembagian makanan dan pangan masyarakat, pengetahuan gizi yang kurang,
pemenuhan makanan berdasarkan pada makanan kesukaan saja, pantangan
pada makanan tertentu, selera makan, dan suplemen makanan. Faktor tidak
langsung seperti pendidikan keluarga, faktor budaya dan faktor fasilitas
kesehatan.
4) Kecukupan gizi pada ibu disaat hamil sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan janinnya. Beberapa contoh akibat defisiensi
gizi pada janin diantaranya Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR), kematian janin
di dalam kandungan, abortus, cacat bawaan, janin diresorpsi, lahir mati, bayi
lahir lemah, hambatan pada pertumbuhan janin, kehamilan serotinus, partus
lama, prematuritas dan reterdasi janin, beri-beri congenital, serta kelainan
struktur tulang secara menyeluruh pada bayi.
5) Perkembangan janin umumnya berlangsung selama 10 bulan. Semuanya
bertahap mulai dari pembentukan otak, tulang belakang, jantung dan aorta
kemudian alat gerak dan indera, sampai timbulnya gerakan dan berfungsinya
organ-organ yang telah terbentuk. Janin terus tumbuh dan berkembang hingga
pada usia 10 bulan normalnya bayi akan memposisikan dan siap untuk
dilahirkan
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama
Direktorat Bina Gizi. 2011. Makanan Sehat Ibu Hamil. Jakarta: Kementrian
Kesehatan RI
Maharani, Dian. 2014. Apa Saja Penyebab Bayi Lahir Prematur? (Online),
(http://health.kompas.com/read/2014/09/14/150242523/Apa.Saja.Penyebab.
Bayi.Lahir.Prematur) diakses 30 Agustus 2015
Maharani, Dian. 2015. Lahir Prematur dan Mungil, Tangan Bayi Ini Muat di
Cincin Ayahnya . (Online),
(http://health.kompas.com/read/2015/08/28/120000523/Lahir.Prematur.dan.
Mungil.Tangan.Bayi.ini.Muat.di.Cincin.Ayahnya) diakses 30 Agustus 2015
Mayo Clinic Staff. 2014. Diseases and Conditions Premature Birth (Definition).
(Online), (http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/premature-
birth/basics/definition/con-20020050) diakses 30 Agustus 2015
Mulyani, Sri., Haryanto, Adi. & S, Mamat. 2013. Hubungan Antara Status Gizi
dengan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Trimester II di Puskesmas
Bandarharjo Semarang Utara: Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan,
(Online), 1(3), (http://pmb.stikestelogorejo.ac.id/e-
journal/index.php/ilmukeperawatan/article/), diakses 30 Agustus 2015.
Nugroho Sp.OG, dr. 2015. Perkembangan Janin Bayi dalam Kandungan Usia
1- 40 Minggu. (Online), (http://dr-kandungan.com/gambar-proses-bayi-
janin- di-dalam-kandungan-perkembangan-pertumbuhan/) diakses 30
Agustus 2015
Rini Hastuti, Saktya. 2014. Bayi Lahir Prematur dan Dampaknya terhadap
Kedisabilitasan. (Online), (http://solider.or.id/2014/10/24/bayi-lahir-
prematur-dan-dampaknya-terhadap-kedisabilitasan) diakses 30 Agustus
2015
Rusilanti, 2006. Menu Bergizi Untuk Ibu Hamil. Jakarta: Kawan Pustaka