A. Pendahuluan
Masalah kematian dan kesakitan ibu dan anak di Indonesia masih merupakan masalah
serius sehingga pelayanan kesehatan ibu dan anak menjadi prioritas utama dalam
pembangunan kesehatan di Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2015 menunjukkan
angka kematian ibu sebanyak 305/100.000 kelahiran hidup, sedangkan angka kematian bayi
sebanyak 22,3/1000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2015). Tingginya angka kematian ibu
berkaitan dengan kehamilan dan persalinan. Masa kehamilan merupakan periode yang sangat
menentukan kualitas sumber daya manusia di masa depan, karena tumbuh kembang anak
sangat ditentukan oleh kondisinya saat masa janin dalam kandungan (Azwar, 2004).
Hamil dan melahirkan merupakan kelanjutan dari proses penciptaan manusia di bumi
yaitu untuk regenerasi tegaknya kekhalifahan di muka bumi. Pada ibu hamil terjadi perubahan
fisik dan psikis sehingga kondisi hamil sering disebut sebagai kondisi khusus. Oleh karena itu
Islam sangat memperhatikan kondisi kesehatan ibu hamil. Dalam Al Qur’an surat Al Ahqaf (46)
ayat 15 disebutkan : “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua
orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya
dengan susah payah (pula)…”. Pada ayat tersebut tersirat kondisi beratnya beban yang
ditanggung oleh seorang ibu pada saat hamil dan melahirkan. Kehamilan dan kelahiran akan
membawa perubahan sangat besar pada ibu, sehingga persiapan sebelum hamil perlu
dilakukan baik psikis maupun fisik.
Gizi Seimbang untuk ibu hamil mengindikasikan bahwa konsumsi makanan ibu hamil
harus memenuhi kebutuhan untuk dirinya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan janin.
Karena itu ibu hamil membutuhkan zat gizi yang lebih banyak dibandingkan dengan keadaan
tidak hamil, serta konsumsi pangan yang harus beranekaragam dan seimbang dalam jumlah
dan proporsinya (Kemenkes RI, 2014). Bila makanan ibu sehari-hari tidak cukup mengandung
zat gizi yang dibutuhkan, maka janin atau bayi akan mengambil persediaan yang ada didalam
2. Umur Ibu
Umur merupakan faktor penting dalam proses kehamilan sampai persalinan, karena
kehamilan ibu yang berumur muda menyebabkan terjadinya kompetisi makanan antara janin
dengan ibu yang masih dalam masa pertumbuhan. Ibu yang berumur kurang dari 20 tahun
memiliki risiko KEK yang lebih tinggi. Semakin muda usia ibu kurang dari 20 tahun dan lebih
tua usia ibu dari 35 tahun yang sedang hamil akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang
diperlukan akan menyebabkan mengalami KEK. Pada umur muda diperlukan tambahan gizi
yang banyak karena selain digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan diri sendiri, juga
harus dengan janin yang sedang dikandungnya. Sedangkan pada umur tua diperlukan energi
yang besar pula karena fungsi organ yang melemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal,
maka perlu adanya tambahan energi yang cukup sebagai pendukung kehamilan yang sedang
berlangsung (Helena, 2013)
Kehamilan pada usia 15-19 tahun menjadi salah satu penyebab angka kematian pada
ibu hamil maupun bayi baru lahir di negara-negara berkembang (UNFPA, 2012). anak
perempuan berusia 10-14 tahun berisiko lima kali lipat meninggal saat hamil maupun bersalin
dibandingkan kelompok usia 20-24 tahun, sementara risiko ini meningkat dua kali lipat pada
kelompok usia 15-19 tahun (WHO, 2010). Angka kematian ibu usia di bawah 16 tahun di
Kamerun, Etiopia, dan Nigeria, bahkan lebih tinggi hingga enam kali lipat (UNFPA, 2003).
Penelitian Marlapan (2013) di wilayah kerja Puskesmas Tuminting Kota Manado
menunjukkan ibu hamil dengan umur berisiko 7 kali lipat lebih beresiko mengalami KEK
daripada ibu hamil dengan umur berisiko yang tidak mengalami KEK (p=0,005 dan nilai OR =
7,73). Penelitian Mahirawati (2014) tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan
kekurangan energy kronis pada ibu hamil di kecamatan Kamoning dan Tambelangan
Kabupaten Sampang Jawa Timur juga menunjukkan bahwa ibu hamil dengan umur berisiko 3
kali lipat lebih beresiko mengalami KEK daripada ibu hamil dengan umur berisiko.
4. Aktifitas Fisik
Besarnya kebutuhan energi ibu hamil dapat dipengaruhi oleh aktivitas fisik yang
dilakukan, dimana aktivitas fisik yang berat tanpa diimbangi asupan makanan yang
adekuat, akan mengakibatkan kekurangan gizi kronis. Risiko KEK pada ibu hamil akan semakin
besar apabila ibu memiliki tingkat aktivitas fisik yang semakin berat. Penelitian Mufidah (2-16)
menunjukkan bahwa ibu hamil yang memiliki tingkat aktivitas fisik sedang berisiko 12,60
kali untuk mengalami KEK. Hal itu dikarenakan tingkat aktivitas fisik yang berat akan
meningkatkan kebutuhan makanan, serta lamanya waktu beraktivitas dan peran ganda
ibu hamil menyebabkan kerentanan ibu terhadap kekurangan gizi terutama selama masa
kehamilan.
5. Asupan Makan
Faktor langsung yang berhubungan dengan KEK pada ibu hamil karena asupan
makanan selama kehamilan tidak mencukupi untuk kebutuhan dirinya sendiri dan janinnya.
Selain itu kondisi ini dapat diperburuk oleh beban kerja ibu hamil yang biasanya sama atau
2. Diagnosis Gizi :
Beberapa diagnosis gizi yang sering ditemukan pada kasus KEK ibu hamil diantaranya
a. NI 2.1 : Asupan oral inadekuat berkaitan dengan mual dan muntah ditandai dengan
asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan (energi, protein, lemak, karbohidrat)
b. NI 5.2 : Malnutrisi berkaitan dengan pengetahuan yang kurang terkait makanan dan
zat gizi ditamdai penambahan berat badan hamil yang tidak adekuat
3. Intervensi Gizi
a. Tujuan :
1) Memenuhi kebutuhan pertumbuhan janin
2) Menunjang proses pertumbuhan semua organ bumil : pembesaran uterus,
mamae, plasenta
3) Menjaga kesehatan dan gizi bumil selama kehamilan, persalinan dan pasca
persalinan
4) Persiapan laktasi untuk meningkatkan produksi ASI
5) Menghindari cacat bawaan, BBLR, prematur, dan lain-lain
b. Prinsip Diet : Tinggi Energi Tinggi Protein
Terdapat penambahan kebutuhan energi dan protein untuk ibu hamil yang diperlukan
untuk kesehatan ibu itu sendiri serta untuk mendukung pertumbuhan dan
perkembangan janin. Tambahan protein diperlukan untuk pertumbuhan janin,
plasenta, uterus, payudara, dan volume darah
c. Syarat Diet :
1) Energi disesuaikan dengan kondisi ibu hamil
Energi dan protein diberikan sesuai dengan kebutuhan dengan penambahan
sesuai dengan umur kehamilan dan status gizi ibu. Penambahan energi untuk
pertumbuhan janin adalah (AKG, 2019) :
- Trimester 1 : + 180 kkal/hr
- Trimester 2 dan 3 : + 300 kkal/hr
Atau