PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Kecukupan gizi sangat diperlukan oleh setiap individu, sejak janin yang masih di
dalam kandungan, bayi, anak-anak, masa remaja, dewasa, sampai usia lanjut. Ibu
atau calon ibu merupakan kelompok rawan, karena membutuhkan gizi yang
cukup sehingga harus dijaga status gizi dan kesehatannya, agar dapat melahirkan
energi kronis (KEK) pada kehamilan (Kemenkes RI, 2015). Status gizi ibu
sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang
dikandung. Bila status gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil
kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat
badan normal, dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat bergantung
keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil (Intan dkk, 2012).
karena adanya ketidakseimbangan asupan gizi antara energi dan protein, sehingga
zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi. Peningkatan energi dan zat gizi
besarnya organ kandungan, serta komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Sehingga
kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan jnin
ini berlanjut bisa menyebabkan resiko dan komplikasi seperti berat badan ibu
tidak bertambah secara normal, anemia, perdarahan dan terkena penyakit infeksi,
bayi lahir premature (kurang bulan), bayi stunting, dan berat badan lahir rendah
hidup, lima puluh empat persen penyebab kematian bayi adalah latar belakang
gizi (Depkes,2013).
Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah
nasional untuk menurunkan angka kematian ibu pada 2030, mengurangi angka
kematian ibu hingga di bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup dan mengakhiri
kematian bayi dan balita yang dapat dicegah, dengan berusaha menurunkan
830 wanita meninggal setiap hari karena komplikasi selama kehamilan dan
persalinan, dengan tingkat AKI sebanyak 216 per 100.000 kelahiran hidup
atau kelahiran terjadi di negara – negara berkembang. Rasio AKI masih dirasa
Kematian Ibu (AKI) mencapai 350 per 100.000 kelahiran hidup. Rata-rata
tersebut meningkat dibandingkan dengan hasil SDKI 2007 yang mencapai 228
per 100.000. AKI di Kalimantan Selatan pada tahun 2013 adalah 17% per
mencatat kasus kematian ibu dan anak tahun 2016 tercatatada 92 kasus kematian
ibu.
Berdasarkan provinsi jumlah ibu hamil yang mengalami KEK yang terbanyak
menangani masalah KEK adalah PMT. Bentuk PMT dapat berupa PMT pabrikan
maupun PMT berbasis pangan lokal. Pada tahun 2012 Kementrian Kesehatan RI
diprioritaskan pada ibu hamil KEK dari terutama di wilayah kabupaten/kota yang
1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil dengan KEK ibu hamil
4. RUMUSAN MASLAH
ibu hamil
BAB II
PEMBAHASAN
timbulnya gangguan kesehatan pada ibu. KEK dapat terjadi pada wanita usia
subur (WUS) dan pada ibu hamil (bumil). Seseorang dikatakan menderita risiko
akibat kekurangan secara relatif atau absolut satu atau lebih zat gizi
(Supariasa,2013).
Istilah KEK atau kurang energi kronik merupakan istilah lain dan Kurang
Energi Protein (KEP) yang diperuntukkan untuk wanita yang kurus dan lemak
akibat kurang energi yang kronis (WHO, 2011). KEK adalah penyebabnya dari
kekurangan gizi (kalori dan protein) yang berlangsung lama atau menahun.
B. Etiologi
Keadaan KEK terjadi karena tubuh kekurangan satu atau beberapa jenis
zat gizi yang dibutuhkan. Beberapa hal yang dapat menyebabkan tubuh
kekurangan zat gizi antara lain: jumlah zat gizi yang dikonsumsi kurang, mutunya
rendah atau keduanya. Zat gizi yang dikonsumsi juga mungkin gagal untuk
Saat hamil, kondisi fisiologis ibu berubah, seperti sel-sel darah merah
vital janin, termasuk pembentukan kepala dan sel-sel otak, terjadi pada trimester
1. Selama trimester II dan III, semua fungsi organ janin mengalami pematangan
dan penyempurnaan. Selama masa ini, janin tumbuh sangat cepat, ditandai dengan
pertambahan berat badan ibu yang paling besar. Kekurangan gizi yang terjadi
selama ibu hamil trimester II dan III dapat mengakibatkan pertumbuhan janin
terhambat. Oleh karena itu makanan dan minuman ibu hamil yang dikonsumsi
harus dapat memenuhi kebutuhan gizi untuk menjamin kesehatan ibu dan janin
(Wahida, 2014).
Menurut Ariyani (2012), ada beberapa cara yang dapat digunaka untuk
mengetahui status gizi ibu hamil, antara lain memantau penambahan berat badan
normal adalah 23,5 cm. Ibu dengan ukuran LILA di bawah 23,5 cm menunjukkan
adanya kekurangan energi kronis (KEK). LILA telah digunakan sebagai indikator
terhadap resiko KEK untuk ibu hamil di Indonesia karena tidak terdapat data
berat badan prahamil pada sebagian besar ibu hamil dan mengukur kabar Hb
meteran kain.
rusak/sobek.
2) Tentukan posisi ujung siku dengan cara siku dilipat dengan telapak tangan
ke arah perut.
3) Tentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku dengan
menggunakan pita LILA atau meteran (Lihat Gambar), dan beri tanda
7) Baca angka yang ditunjukkan oleh tanda panah pada pita LILA (kearah
(hewani dan nabati), susu dan olahannnya (lemak), roti dan biji-bijian
Kkal atau 100 Kkal/hari. Sedangkan energi yang dibutuhkan oleh janin
sehari yaitu:
bahan makanan lokal dengan menu khas daerah yang disesuaikan dengan
kurang gizi dan ibu hamil KEK melalui Bantuan Operasional Kesehatan
(BOK). PMT diberikan kepada ibu yang hamil setiap hari selama 90 hari
Hamil).
dengan batas ambang 23,5 cm (batas antara merah dan putih). Berat badan
2010).
F. Dampak KEK pada Ibu Hamil
Kekurangan energi kronik pada saat kehamilan dapat berakibat pada ibu maupun
kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, bayi dengan berat badan
hamil
ekonomi yang tinggi kemudian hamil maka kemungkinan besar sekali gizi yang
dibutuhan tercukupi ditambah lagi adanya pemeriksaan membuat gizi ibu hamil
energi kronik. Faktor risiko kejadian KEK pada ibu hamil terbagi atas
keadaan sosial ekonomi, kesehatan dan gizi, serta peran serta dalam
kekurangan energi kronik antara lain konsumsi energi, usia ibu hamil,
dan umur kehamilan terlalu muda (< 20 tahun), paritas dan kadar
besi, serta konsumsi makanan bergizi yang kurang baik dari segi
Melahirkan anak pada usia ibu yang muda atau terlalu tua
antara janin dan ibunya sendiri yang masih dalam masa pertumbuhan
20 tahun dan kurang dari 35 tahun, sehingga diharapkan status gizi ibu
dalam masa pertumbuhan. Ibu hamil yang berumur kurang dari 20 tahun
memiliki risiko KEK yang lebih tinggi. Semakin muda dan tua umur ibu
Sedangkan pada umur tua diperlukan energi yang besar pula karena
(Kristyanasari,2010).
c. Paritas
salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil. Paritas
Perlu diwaspadai karena ibu pernah hamil atau melahirkan anak 4 kali
berikut :
b. Multipara adalah seorang wanita yang telah mengalami dua atau lebih
viabilitas.
2010).
d. Jarak Kelahiran
mengatur jarak antara kelahiran anaknya lebih dari 2 tahun maka anak
janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu. Ibu
kesehatan fisik dan rahim ibu yang masih menyusui sehingga dapat
persalinan yang pertama lagi. Umur ibu biasanya lebih bertambah tua.
KEK pada ibu hamil. Kriteria jarak kelahiran dibagi menjadi 2, yaitu:
e. Pendidikan
mengenai gizi yang dimiliki lebih baik sehingga dapat memenuhi pola
f. Pekerjaan
dan membersihkan.
dalam kategori beban kerja yang berat sampai timbul kelelahan. Hal
bahwa ibu hamil yang bekerja mempunyai waktu lebih sedikit dalam
(Kristyanasari,2010).
pada Ibu hamil (P value = 0,009). Hal ini diketahui dari hasil
terbanyak bahwa ibu yang tidak bekerja adalah IRT (Ibu Rumah
Ibu yang tidak bekerja justru tidak memiliki waktu untuk memenuhi
energi yang diperlukan, disamping itu Ibu yang tidak bekerja tidak
memiliki akses info yang banyak karena sedikitnya waktu dan beban
g. Pendapatan
makanan itu sendiri, serta tingkat penggelolaan sumber daya lahan dan
PENUTUP
A. KESIMPULAN
gangguan kesehatan pada ibu. KEK dapat terjadi pada wanita usia subur (WUS) dan
pada ibu hamil (bumil). Seseorang dikatakan menderita risiko KEK bilamana LIL.
2. Ada beberapa cara yang dapat digunaka untuk mengetahui status gizi ibu hamil, antara
Lengan Atas (LILA). Ukuran LILA normal adalah 23,5 cm. Ibu dengan ukuran LILA
3. Kekurangan energi kronik pada saat kehamilan dapat berakibat pada ibu maupun janin
yang dikandungnya Terhadap ibu dapat menyebabkan risiko dan komplikasi antara
lain : anemia, perdarahan, berat badan tidak bertambah secara normal dan terkena
penyakit infeksi Terhadap persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama,
B. SARAN
Kronik (KEK) pada ibu hamil melalui program penyuluhan dan pengelompokan ibu
2. Diharapkan dapat menambah referensi tentang deteksi dini atau komplikasi ibu
memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya ibu hamil dengan cara konseling