Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEBIDANAN PADA KASUS KOMPLEKS DAN PEREMPUAN

PADA KONDISI RENTAN


“G1P3A1 25 MINGGU DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK”
DI PMB Bidan R
Dosen Pembimbing :
Lili Farlikhatun,
M.Keb

Disusun
Oleh:
Vindy Aini Syafira

MAHASISWA KELAS C2

NIM : 210605542

PROGRAM STUDI S1
KEBIDANAN STIKES ABDI
NUSANTARA JAKARTA TAHUN
2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia,
kekurangan gizi akan mengakibatkan kegagalan pertumbuhan fisik dan
perkembangan kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja dan menurunkan
daya tahan tubuh yang berakibat meningkatnya angka kesakitan dan
kematian. Kecukupan gizi sangat diperlukan oleh setiap individu, sejak janin
yang masih di dalam kandungan, bayi, anak-anak, masa remaja, dewasa,
sampai usia lanjut. Ibu atau calon ibu merupakan kelompok rawan, karena
membutuhkan gizi yang cukup sehingga harus dijaga status gizi dan
kesehatannya, agar dapat melahirkan bayi yang sehat (Depkes RI, 2015).
Wanita Usia Subur (WUS) dengan kelompok usia 20 sampai 35 tahun
merupakan kelompok yang memiliki risiko paling tinggi mengalami kurang
energi kronis (KEK) pada kehamilan (Kemenkes RI, 2015). Status gizi ibu
sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang
sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal pada masa sebelum dan
selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup
bulan dengan berat badan normal, dengan kata lain kualitas bayi yang
dilahirkan sangat bergantung keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil
(Intan dkk, 2012) . Kekurangan Energi Kronis (KEK) merupakan kondisi
yang disebabkan karena adanya ketidakseimbangan asupan gizi antara
energi dan protein, sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi.
Ibu hamil yang menderita KEK mempunyai resiko kematian ibu mendadak
pada masa perinatal atau resiko melahirkan bayi dengan berat bayi lahir
rendah (BBLR). Berdasarkan data Departemen Kesehatan RI tahun 2013,
sekitar 146.000 bayi usia 0 – 1 tahun dan 86.000 bayi baru lahir (0 – 28 hari)
meninggal setiap tahun di Indonesia. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah
32 per 1000 Kelahiran Hidup, lima puluh empat persen penyebab kematian
bayi adalah latar belakang gizi (Depkes, 2015).
Di beberapa Negara maju dan Negara berkembang seperti Inggris,
Jerman, Ethiopia, Bangladesh, Thailand dan Indonesia penyebab KEK
dipengaruhi kebutuhan ibu akan zat gizi tidak terpenuhi yaitu disebabkan
karena asupan makanan yang kurang dan penyakit infeksi, ibu hamil yang
asupan makanannya cukup tetapi menderita sakit maka akan mengalami gizi
kurang dan ibu hamil yang asupan . kurang makan daya tahan tubuh akan
melemah dan akan mudah terserang penyakit, tingkat pendidikan yang
rendah, pengetahuan ibu tentang gizi kurang, pendapatan keluarga yang
tidak memadai, usia ibu yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
sehingga berpengaruh pada kebutuhan gizinya, paritas ibu yang tinggi atau
terlalu sering hamil dapat menguras cadangan zat gizi tubuh, jarak kelahiran
yang terlalu dekat menyebabkan ibu tidak memperoleh kesempatan untuk
memperbaiki tubuh setelah melahirkan, ibu hamil yang bekerja
membutuhkan lebih banyak energi karena cadangan energinya dibagi untuk
dirinya sendiri, janin dan bekerja (Atika, 2013).
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan
proporsi ibu hamil yang mengalami KEK di Indonesia sebesar 17,3%.
Berdasarkan provinsi jumlah ibu hamil yang mengalami KEK yang
terbanyak terdapat di Nusa Tenggara Timur sebesar 36,8% sedangkan di
Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 17,5% (Kemenkes RI, 2018).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang dapat dirumuskan permasalahan
yaitu “Bagaimana Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil dengan Kekurangan
Energi Kronis (KEK) di PMB Bidan R”.
1.3 Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
Melakukan Asuhan Kebidanan pada ibu hamil dengan KEK dengan
menggunakan pendekatan continuity of care
b. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian pada ibu hamil dengan KEK
b. Menyusun diagnosa Kebidanan sesuai dengan prioritas pada ibu
hamil dengan KEK
c. Merencanakan Asuhan Kebidanan ibu hamil
dengan KEK
d. Melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan ibu hamil dengan
KEK .
e. Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan pada ibu
hamil
f. Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan
pada ibu hamil dengan KEK

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kekurangan Energi Kronis (KEK)

a. Definisi
1) Kekurangan Energi Kronis adalah salah satu keadaan malnutrisi, yaitu
keadaan patologis akibat kekurangan zat gizi dan ambang LiLA pada WUS
dan PUS <23,5 , diperkirakan akan melahirkan bayi dengan BBLR (Supariasa,
2012)
2) Kekurangan Energi Kronis (KEK) merupakan suatu keadaan dimana status
gizi seseorang buruk yang disebabkan karena kurangnya konsumsi pangan
sumber energi yang mengandung zat gizi makronutrien yakni yang diperlukan
banyak oleh tubuh dan makronutrien yang diperlukan sedikit olehtubuh
(Rahmaniar, 2013).

Kondisi kurang energi kronik (KEK) biasanya terjadi pada wanita usia subur
yaitu wanita yang berusia 15-45 tahun. Kekurangan energi kronis dapat diukur
dengan mengetahui lingkar lengan atas dan indeks massa tubuh seseorang. Ibu
yang mempunyai lingkar lengan atas yang kurang dari 23,5 cm dapat dikatakan
ia mengalami kekurangan gizi kronis (Chandradewi, 2015).
a. Tanda dan gejala
Menurut Supariasa (2010), tanda-tanda klinis KEK meliputi :
1) Berat badan <40 kg atau tampak kurus dan LILA kurang
dari 23,5 cm.
2) Tinggi badan <145 cm.
3) Ibu menderita anemia dengan Hb <11 gr%.
4) Lelah, letih, lesu, lemah, lunglai.
5) Bibir tampak pucat.
6) Nafas pendek.
7) Denyut jantung meningkat.
8) Susah buang air besar.
9) Nafsu makan berkurang.
10) Kadang-kadang pusing.
11) Mudah mengantuk.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Menurut Intan


Agria dkk (2012) yaitu :
1. Umur
Lebih muda umur seorang wanita hamil, lebih banyak energi
yang diperlukan
2. Berat Badan
Di negara maju pertambahan BB selama hamil sekitar 1-14 kg,
kalau ibu kurang gizi pertambahan BB hanya 7-8 kg, dengan
akibat akan melahirkan bayi BBLR.
3. Suhu Lingkungan
Lebih besar perbedaan suhu tubuh dan lingkungan berarti lebih
besar pula masukan energi yang diperlukan.
4. Pengetahuan ibu hamil dan keluarga tentang zat gizi dalam
makanan.
5. Aktivitas
Setiap aktifitas perlu energi, makin banyak aktifitas yang
dilakukan makin banyak energi yang diperlukan tubuh.
6. Status Kesehatan
Pada kondisi sakit asupan gizi pada ibu hamil tidak boleh
dilupakan.
7. Status ekonomi
Status ekonomi dan status sosial mempengaruhi seorang wanita
dalam memilih makanannya.
b. Akibat KEK

Menurut Anggrita Sari dkk (2015) yaitu :

(1) Terhadap Ibu


Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan
komplikasi pada ibu antara lain : anemia, pendarahan, berat
badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena
penyakit infeksi.
(2) Terhadap persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat
mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum
waktunya (premature), pendarahan setelah persalinan, serta
persalinan dengan operasi cenderung meningkat
(3) Terhadap janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses
pertumbuhan janin dan menimbulkan keguguran, abortus,
bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia
pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan),
lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
c. Pencegahan KEK

Cara pencegahan KEK adalah

1) Meningkatkan konsumsi makanan bergizi yaitu :

a) Makan-makanan yang bervariasi dan cukup


mengandung kalori dan protein termasuki makan
makanan pokok seperti nasi, ubi, dan kentang
setiap hari dan makanan yang mengandung protein
seperti daging, ikan, telur, kacang- kacangan atau
susu sekurang-kurangnya sehari sekali.
b) Makan makanan yang banyak mengandung zat
besi dari bahan makanan hewani (daging, ikan,
ayam, telur) dan bahan makanan nabati (sayuran
berwarna hijau tua, kacang- kacangan, tempe).
c) Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang
banyak mengandung vitamin C (daun katuk, daun
singkong,bayam, jambu, tomat, jeruk, dan nanas)
sangat bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan
zat besi dalam usus.
2) Menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan
minum tablet penambah darah.
d. Penatalaksanaan KEK pada kehamilan

1) Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan


bergizi seimbang dan harus meliputi enam kelompok,
yaitu makanan yang mengandung protein (hewani dan
nabati), susu dan olahannnya (lemak), roti dan biji-
bijian (karbohidrat), buah dan sayur-sayuran
(Proverawati dan Siti, 2009).
2) Menyusun menu seimbang bagi ibu hamil

Ibu hamil membutuhkan tambahan energi/kalori untuk


pertumbuhan dan perkembangan janin, plasenta,
jaringan payudara dan cadangan lemak. Tambahan
energi yang diperlukan selama hamil yaitu 27.000 –
80.000 Kkal atau 100 Kkal/hari. Sedangkan energi
yang dibutuhkan oleh janin untuk tumbuh dan
berkembang adalah 50-95 Kkal/hari. Kebutuhan
tersebut terpenuhi dengan mengkonsumsi sumber
tenaga (kalori/energi) sebanyak 9 porsi, sumber zat
pembangun (protein) sebanyak 10 porsi dan sumber zat
pengatur sebanyak 6 porsi dalam sehari. Setelah
menyusun menu seimbang perlu juga dibuat prosentase
pembagian makan dalam sehari yaitu:
(a) Makan pagi : jam 07.00 : 25%

(b) Selingan pagi : jam 10.00 : 10%

(c) Makan siang : jam 12.00 : 25%

(d) Selingan sore : jam 15.00 : 10%

(e) Makan malam : jam 18.00 : 20.00


(f) Selingan malam : jam 20.00 : 10% (Proverawati
dan Siti, 2009)
3) Memberikan ibu makanan tambahan (PMT bagi ibu
hamil) PMT pemulihan bumil KEK adalah makanan
bergizi yang diperuntukkan bagi ibu hamil sebagai
makanan tambvahan untuk pemulihan gizi, PMT
Pemulihan bagi ibu hamil dimaksudkan sebagai
tambahan makanan, bukan sebagai pengganti makanan
sehari-hari. PMT dilakukan berbasis bahan makanan
lokal dengan menu khas daerah yang disesuaikan
dengan kondisi setempat. Mulai tahun 2012,
Kementrian Kesehatan RI menyediakan anggaran
untuk kegiatan PMT pemulihan bagi balita kurang gizi
dan ibu hamil KEK melalui Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK). PMT diberikan kepada ibu yang
hamil setiap hari selama 90 hari berturut-turut atau
dikondisikan dengan keadaan geografis dan sumber
daya kader masyarakat yang membantu proses
memasak PMT (Panduan Penyelenggaraan PMT
(Pemulihan Bagi Balita Gizi Kurang dan Ibu Hamil).
Peningkatan suplementasi tablet Fe pada ibu hamil
dengan memperbaiki sistem distribusi dan monitoring
secara terintegrasi dengan program lainnya seperti
pelayanan ibu hamil dll (Waryana, 2010).
4) Rutin memeriksakan kehamilannya minimal 4 kali
selama hamil untuk mendapatkan pelayanan secara
maksimal (Waryana, 2010).
5) Pemantauan berat badan dan pengukuran LILA
Pengukuran dilakukan dengan pita LILA dan ditandai
dengan sentimeter, dengan batas ambang 23,5 cm
(batas antara merah dan putih). Berat badan adalah
salah satu parameter yang memberikan gambaran masa
tubuh. Masa tubuh sangat sensitive terhadap
perubahan-perubahan yang mendadak, misalnya
karena terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu
makan atau menurunnya jumlah makanan yang
dikonsumsi (Waryana, 2010).
2.1.5. Wewenang bidan
1. Kewenangan bidan dalam penyelenggaraan praktik
kebidanan yang disebutkan dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2017
tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan, yakni
pelayanan kesehatan ibu, pelayanan kesehatan anak,dan
pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga
berencana.
2. Permenkes No 28 Tahun 2017 tentang Izin dan
Penyelanggaraan Praktik bidan pasal 19 ayat 13 bahwa
Dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), Bidan berwenang melakukan,
yaitu : antenatal pada kehamilan normal dan penanganan
kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan.

3. PASAL 49
Pelayanan Kesehatan Ibu Pasal 49 Dalam menjalankan
tugas memberikan pelayanan kesehatan ibu sebagaimana
dimaksud dalam pasal 46 ayat (1) huruf a, Bidan
berwenang:
a. memberikan Asuhan Kebidanan pada masa sebelum
hamil
b. memberikan Asuhan Kebidanan pada masa kehamilan
normal c. memberikan Asuhan Kebidanan pada masa
persalinan dan menolong persalinan normal
d. memberikan Asuhan Kebidanan pada masa nifas
e. melakukan pertolongan pertama kegawatdaruratan ibu
hamil, bersalin, nifas, dan rujukan
f. melakukan deteksi dini kasus risiko dan komplikasi
pada masa kehamilan, masa persalinan, pascapersalinan,
masa nifas, serta asuhan pascakeguguran dan dilanjutkan
dengan rujukan.
Pasal 58
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelimpahan wewenang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 sampai dengan
Pasal 57 diatur dengan Peraturan Menteri.
Paragraf 5
Keadaan Gawat Darurat
Pasal 59
(1) Dalam keadaan gawat darurat untuk pemberian
pertolongan pertama, Bidan dapat melakukan pelayanan
kesehatan di luar kewenangan sesuai dengan
kompetensinya.
(2) Pertolongan pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertujuan untuk menyelamatkan nyawa Klien.
(3) Keadaan gawat darurat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) merupakan keadaan yang mengancam nyawa Klien.
(4) Keadaan gawat darurat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditetapkan oleh Bidan sesuai dengan hasil evaluasi
berdasarkan keilmuannya.
(5) Penanganan keadaan gawat darurat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat l4l
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

.
BAB III
PENDOKUMENTASIAN
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA Ny.M
G4P3A1 H 25 MINGGU DENGAN KEKURANGAN ENERGI
KRONIK

I. PENGKAJIAN

Hari / Tanggal

A. SUBJECTIVE DATA

1. Identitas

Istri Suami

Nama Ny. M Nama Tn. M

Umur 34 tahun Umur 39 tahun

Agama Islam Agama Islam

Suku/bangsa Banjar/Indonesia Suku/bangsa Banjar/Indonesia

Pendidikan SMP pendidikan SMP

Pekerjaan IRT Pekerjaan Swasta

Alamat Jl. Kelayan Kecil Alamat Jl. Kelayan Kec

RT 19 RT 19

2. Keluhan Utama : Ibu mengatakan hamil 25-


26 minggu kurang nafsu
makan karna mencium
aroma yang membuatnya
tidak nafsu sejak 1 bulan
terakhir.
3. Riwayat Perkawinan

Kawin 1 kali, Kawin pertama kali umur


18 tahun, dengan suami sekarang
sudah 16 tahun
4. Riwayat Haid

a. Menarche umur : 12 tahun

b. Siklus : 28 hari

c. Teratur/tidak : Teratur

d. Lamanya : 5-7 hari

e. Banyaknya : 3 kali ganti pembalut / hari

f. Dismenorhoe : tidak pernah

g. HPHT : 28-12-2021

h.Taksiran Partus : 04-10-2022

5. Riwayat Obstetri

Penyuli
Kehamilan Persalinan Bayi
t Nifas
Peny Cara Tempat/ Penyu Keadaan
No Thn
UK BB PB Seks
ulit Penolong lit lahir
1 2001 36 - Spo Bidan - 3400 48 ♂ Normal

mgg ntan `
2 2004 38 - Spo Bidan - 3600 52 ♂ Normal

mgg ntan
3 2018 Abo - - - - - - - - -

1. Riwayat Keluarga Berencana

a. Jenis : Suntik 3 bulan

b. Lama : 8 tahun

c. Masalah : Tidak ada

2. Riwayat Kesehatan

d. Kesehatan ibu

Ibu mengatakan tidak pernah menderita


penyakit menular seperti hepatitis, TBC dan
HIV/AIDS.Ibu juga mengatakan tidak
mempunyai penyakit munurun seperti asma,
hipertensi, DM dan tidak menderita
penyakit kronik seperti jantung, gagal ginjal
dan ibu tidak ada riwayat PEB/eklamsi.
e. Kesehatan keluarga
Ibu mengatakan tidak pernah menderita
penyakit menular seperti hepatitis, TBC dan
HIV/AIDS.Ibu juga mengatakan tidak
mempunyai penyakit munurun seperti asma,
hipertensi, DM dan tidak menderita
penyakit kronik seperti jantung, gagal ginjal
dan ibu tidak ada riwayat PEB/eklamsi.
f. Riwayat Gemelli : tidak ada

3. Keadaan Kehamilan Sekarang

g. Selama hamil ibu diperiksa : BPM

Mulai periksa sejak usia kehamilan : 10 minggu

h. Fre
kue
nsi
peri
ksa
keh
ami
lan
Tri
me
ster
I
Trimester II :2x

i. Obat yang di minum selama hamil : B6, SF., dan Vit C

j. Minum jamu : tidak pernah


k. Keluhan/ masalah yang ibu rasakan sekarang

Keluhan / Umur
No Tindakan Oleh Ket
Masalah Kehamilan
1 Kurang 25 minggu Memberikan KIE tentang Bidan -

Nafsu makan Nutrisi


6. Pola kebutuhan sehari-hari

a. Nutrisi

 Makan

Jenis yang di
konsumsi : nasi,
sayur, lauk pauk
Frekuensi
Porsi makan : setengah piring

Pantangan : tidak ada

Masalah : tidak ada

 Minum

Jenis yang diminum : air putih

Frekuensi : air putih 7-8 gelas /hari

Pantangan : tidak ada


Masalah : tidak ada

7. Data Psikososial dan Spiritual

a. Tanggapan ibu terhadap dirinya : ibu


mengatakan merasa banyak perubahan
yang dialami saat kehamilan.
b. Tanggapan ibu terhadap kehamilannya
: ibu merasa senang dengan kehamilan
anak keempat.
c. Ketaatan ibu beribadah : ibu merasa
tidak menjadi gangguan untuk
beribadah pada saat kehamilan.
d. Pemecahan masalah dari ibu : suami dan keluarga
terdekat

e. Pengetahuan ibu terhadap


kehamilannya : ibu mengatakan
kehamilannya baik-baik saja dan akan
menjaga kondisinya.
f. Lingkungan yang berpengaruh

Ibu tinggal
bersama
g. Hubungan sosial ibu dengan mertua,
orang tua, dan keluarga : baik
h. Penentuan pengambilan keputusan dalam keluarga :
suami

B. DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Compos mentis

c. Berat badan

- Sebelum hamil : 44 kg
- Sekarang : 46 kg

d. Tinggi badan : 155 cm

e. LILA : 22 cm

f. Tanda Vital : TD 120/70


mmHg,
Nadi
80x/menit
Suhu 36,5
0
C,
Respirasi
22x/ menit
2. Pemeriksaan khusus

a. Inspeksi

Kepala : Normal, tidak ada benjolan, rambut bersih,


hitam dan tebal, tidak ada nyeri tekan.
: Muka tidak terlihat pucat, tidak ada
pembengkakan dan tidak ada nyeri tekan dan
Muka
terdapat cloasma gravidarum.
: Tampak simetris antara kanan dan kiri,
konjungtiva tidak pucat dan sklera tidak kuning
: Tampak simetris antara kanan dan kiri, tidak
terdapat serumen dan
Mata peradangan.
: Tampak bersih, tidak ada polip dan tidak ada
pergerakan cuping hidung.
: Bibir tidak tampak pucat, tidak ada sariawan
Telinga
maupun bibir pecah-pecah dan tidak ada karies
pada gigi.
: Tidak ada pembengkakan vena jugularis,

kelenjar tyroid dan kelenjar limfe.


Hidung

Mulut

Leher
Mamae : Tampak simetris antara kanan dan kiri, tidak
ada massa, terdapat hiperpigmentasi pada
areola, putting susu menonjol, dan tidak ada
nyeri tekan.
: Perut tampak membesar, tidak ada bekas luka
operasi, tidak terdapat bekas luka jahitan, dan
terdapat linea nigra dan striae gravidarum.
Perut : Tidak dilakukan

: TFU sepusat, teraba lunak, bulat dan tidak


melenting (bokong).
Genetalia : Bagian kiri perut ibu teraba keras memanjang
(punggung) dan bagian kanan perut ibu teraba
b. Palpasi abdomen bagian terkecil janin (ekstrimitas).
Leopold I : Bagian bawah janin teraba bulat, keras, dan
melenting (kepala).
: Tidak dilakukan
Leopold II
: 23 cm.

: (TFU – 12) x 155 =

(23 – 12) x 155 = 1705 gram.


Leopold III

: Simetris tidak ada oedem, dan tidak ada varises.

Leopold IV
TFU
TBJ

Tungkai

a. Auskultasi

DJJ (+) terdengar jelas dan irama teratur


dengan frekuensi 142x/menit, punggung kiri,
presentasi kepala

b. Perkusi

- Refleks Patella : Kiri / Kanan, (+)/(+)

- Cek ginjal : Kiri / Kanan, (-) /(-)

3. Pemeri
ksaan
Penunja
ng Hb
C. ANALISA DATA

1. Diagnosa Kebidanan : Ny. M G4P2A1 UK 25 minggu Janin


Tunggal

Hidup Intra Uteri


dengan Kekurangan
Energi Kronis.
2. Masalah :Kurang Nafsu Makan

3. Kebutuhan : KIE
PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu pada ibu mengenai hasil


pemeriksaan yang telah dilakukan, bahwa
keadaan umum ibu baik-baik saja dengan hasil
pemeriksaan tanda-tanda vital seperti TD
120/70, Respirasi 22 x/menit, Nadi 80 x/menit,
dan Suhu 36,50C serta BB 46 Kg, LiLA: 22 cm,
Keadaan janin baik dengan DJJ (+) terdengar
jelas frekuensi 142 x/menit, dan memberitahu
ibu bahwa dari hasil pemeriksaan ibu
mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK).
“ Ibu mengetahui hasil pemeriksaan”

2. Menjelaskan pada ibu bahwa keluhan yang


dirasakan ibu tentang kurang nafsu makan ini
biasa disebabkan perubahan hormone dan
mood selama
kehamilan, sehingga untuk tetap menjaga
nutrisi ibu maka dianjurkan untuk makan
sedikit tapi sering.
“Ibu mengerti penjelasan dan akan mengikuti sesuai anjuran”

3. Memberikan KIE kepada ibu tentang risiko


tinggi kehamilan dengan Kekurangan Energi
Kronik (KEK) yaitu keadaan patologis akibat
kekurangan zat gizi, nafsu makan
berkurang,lingkar lengan atas pada usia subur
kurang dari 23,5cm Lila ibu yaitu 22 cm, Akibat
bila ibu hamil kekurangan energi kronik yaitu
terjadi perdarahan, anemia, pengaruh waktu
persalinan yaitu persalinan sulit dan lama,
persalinan sebelum waktunya, perdarahan
setelah persalinan, dan pengaruh pada janin
yaitu keguguran, bayi lahir mati, cacat bawaan,
bayi dengan berat badan lahir rendah.
“Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan”.

4. Menganjurkan ibu untuk lebih meningkatkan


pola makanan dari sebelumnya yaitu
peningkatkan porsi makan sebanyak 4-5 kali
sehari. Meningkatkan jumlah protein yang di
konsumsi dari ikan, telur, dan daging dari
sebelumnya. Meningkatkan jumlah buah-
buahan yang dimakan misalnya setiap hari
mengonsumsi buah-buahan, dan sayur- sayuran
hijau yang sebelumnya hanya memakan dalam
jumlah sedikit menjadi lebih banyak porsi
perharinya. Mengingatkan ibu untuk tetap
mengkonsumsi pemberian bantuan dari petugas
Kesehatan berupa biskuit ibu hamil, dan tetap
meminum susu ibu hamil 2 kali sehari.

“Ibu bersedia untuk memakan makanan bergizi


yang dianjurkan petugas kesehatan”.

5. Memberitahukan ibu untuk tidak terlalu bekerja


berat, hindari mengangkat beban yang terlalu
berat dan luangkan waktu untuk istirahat di
siang hari 1-2 jam dan 6-8 jam di waktu malam
hari.Posisi tidur yang dianjurkan untuk ibu
hamil adalah posisi tidur miring ke kiri. Posisi
ini diyakini dapat mencegah varises, sesak
napas, bengkak pada kaki, sekaligus mampu
memperlancar sirkulasi darah sebagai asupan
penting bagi pertumbuhan janin. Dan ketika
bangun tidur, miring dulu beberapa saat baru
bangun biar ibu tidak merasa pusing.
“ Ibu bersedia mengikuti saran yang di berikan”

6. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga personal


hygiene terutama daerah genitalia seperti
mengganti celana dalam setiap kali merasa
lembab atau basah agar tidak ada jamur yang
dapat menyebabkan keputihan.
“ Ibu bersedia mengikuti anjuran yang diberikan ”

7. Menganjurkan ibu untuk makan makanan


bergizi yang mengandung karbohidrat seperti
nasi dan roti. Sayuran hijau, yang mengandung
protein seperti telur, daging, tahu dan tempe.
Mengkonsumsi buah- buahan dan juga susu ibu
hamil untuk menambah keutuhan nutrisi ibu
dan janin.
“ Ibu bersedia mengikuti anjuran yang diberikan “

8. Beritahu ibu tanda bahaya pada kehamilan


sesuai usia kehamilan seperti:
a. Keluar darah pervaginam (Beberapa wanita
menemukan bercak darah pada celana
dalamnya selama kehamilan mereka, dan
kondisi ini selalu menjadi perhatian serius.
Pada trimester kedua dan ketiga,

perdarahan berhubungan dengan persalinan


prematur dan komplikasi plasenta, seperti
plasenta previa atau abrupsio plasenta)
b. Sakit kepala yang hebat (Biasa terjadi pada
trimester II dan III. Ini Akibat kontraksi otot
(leher, bahu dan penegangan pada kepala),
serta keletihan. Selain itu, Tegangan mata
sekunder terhadap perubahan okuler,
dinamika cairan syaraf yang berubah)
c. Penglihatan kabur (Penglihatan kabur umum
terjadi pada mereka yang mengalami tekanan
darah rendah terutama selama 6 bulan
pertama kehamilan. Penglihatan kabur juga
bisa merupakan tanda preeklamsia. Kondisi
yang berbahaya untuk janin, mengingat
preeklampsia berat dapat membatasi aliran
darah ke plasenta sehingga nutrisi bagi janin
tidak akan tercukupi meski ibu telah makan-
makanan yang bergizi)
d. Bengkak di wajah, tangan, kaki(Penekanan
pembesaran uterus pada pembuluh vena
mengakibatkan darah balik dari bagian bawah
tubuh terhambat, sehingga menyebabkan
kaki, tungkai bawah, tangan dan wajah
menjadi edema. Dianjurkan untuk banyak
minum, mengkompres dingin, memakai
sepatu longgar dan meninggikan kaki pada
saat duduk atau istirahat. Jika
pembengakakan terjadi dengan disertai
pusing kepala, nyeri tengkuk dan ulu hati,
mata berkunang- kunang mungkin
merupakan tanda pre-eklampsia dan
eklampsia bila kejang, ibu segera ke tenaga
kesehatan terdekat)
d. Keluar cairan pevaginam (Jika celana ibu
terus-menerus basah atau jika ibu merasa ada
cairan yang keluar deras dari kemaluan, itu
bisa berarti ketuban janin pecah sebelum
waktunya. Selain sebagai tanda
semakin dekatnya proses persalinan, hal ini
juga bisa menjadi salah satu tanda bahaya
kehamilan terutama jika usia kehamilan ibu
masih dalam trimester pertama atau kedua)
e. Gerakan janin tidak terasa/ gerakan janin
berkurang (Jika ibu merasa bahwa janin tidak
lagi bergerak atau gerakannya tak lagi seperti
biasanya, berhentilah melakukan aktivitas
dan luangkan waktu sebentar untuk
memperhatikan apa yang terjadi pada janin.
Ada besar kemungkinan janin terhenti
pertumbuhannya karena kurangnya asupan
nutrisi akibat peredaran darah ke plasenta
terhambat)
f. Nyeri perut yang hebat (Jika ibu mengalami
nyeri berulang pada sekitar area perut dan
dada dengan rasa yang sangat menyakitkan,
bisa jadi ibu mengalami placental abruption.
Kondisi ini dapat menyebabkan terhentinya
pertumbuhan janin. Nyeri berulang di perut
dan dada sebagai tanda placental abruption
mirip dengan rasa yang terjadi ketika Anda
mengalami menstruasi. Kram, rasa sakit yang
tajam, serta dada yang sesak adalah masalah
serius yang perlu mendapat penanganan
ekstra dari dokter kehamilan)
apabila terjadi salah satu tanda tersebut diatas
segera ke puskesmas, rumah sakit, dokter dan
bidan.
“ibu mengerti dan akan melaksanakan sesuai anjuran”

9. Menjelaskan kepada ibu tanda-tanda persalinan yaitu :

- perut mulas secara teratur

- mulasnya sering dan lama

- keluar lender bercampur darah dari jalan lahir


Apabila ibu mengalami tanda-tanda diatas,
segera datang ketempat tenaga kesehatan
terdekat dengan di damping
suamidankeluarga.
“ Ibu mengerti dan memahami tentang penjelasan yang
diberikan ”

10. Merencanakan P4K (Program Perencanaan


Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi), yaitu :
a. Nama Ibu : Ny.M

b. Taksiran Persalinan : 04-10-2022

c. Penolong Persalinan : Bidan

d. Tempat Persalinan : BPM

e. Pendamping Persalinan : Suami dan keluarga

f. Transportasi : Roda 2

g. Calon Pendonor Darah : Keluarga dan Suami

9. Memberitahukan kepada ibu bahwa akan


dilakukan kunjungan rumah 3 hari lagi untuk
memantau LILA ibu.
“ibu mengertik bahwa akan dilaksanakan
kunjungan rumah 3 hari lagi”
BAB IV

PENUTUP
A. Simpulan

Asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu G4P2A1 usia


kehamilan 25 minggu dengan kehamilan fisiologis Janin Tunggal
Hidup Intra Uteri pres- kep dengan masalah Kekurangan Energi
Kronik (KEK) pada masa kehamilan, yang dilakukan pada tanggal
21 juni 2022 – 04 Juli 2022. Setelah dilakukan pemantauan pola
konsumsi makanan bergizi, PMT berupa biskuit, selama 2 minggu
pada ibu hamil dengan KEK ada keberhasilan dalam peningkatkan
kenaikan LiLA.
B. Saran

1. Bagi Pendidikan
Diharapkan dapat menambah referensi tentang deteksi dini atau
komplikasi ibu hamil khususnya ibu hamil dengan KEK.
2. Bagi Tenaga KesehatanPerlunya melakukan pemantauan dan
evaluasi mengenai risiko terjadinya KEK sehingga dapat
mencegah terjadinya komplikasi, agar meningkatkan tatalaksana,
dan memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya ibu hamil
dengan cara konseling untuk mengatasi KEK.
DAFTAR PUSTAKA

Agria Intan, dkk. 2012. Gizi Reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya.

Alimul, A. A. H. M. Wildan. 2013. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta:


Salemba Medika.

Alimul, A. A. Hidayat. 2014. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik


Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika.

Ambarwati, Wulandari. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta :


Nuha Medika.

Aminin, Fidyah,Wulandari, Atika, Pratidina Lestari, Ria. 2016.


Pengaruh Kekurangan Energi Kronik dengan Kejadian Anemia pada
Ibu Hamil. Jurnal Kesehatan. [Internet]. VOL. 5, No. 2 Hal 167-172.
ISSN 2548- 5695. Tersedia Pada :
http://ejurnal.poltekkes.tjk.ac.id/index.php/JK/ article/view/52. [Di
akses 30 Juli 2019].

Arikunto. 2011. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :


Rineka Cipta.

Arisman. 2012. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC.

Astuti H.P. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu I (Kehamilan).


Yogyakarta : Rohima Press..

Astuti, H.P. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu I (Kehamilan).


Yogyakarta : Rohima Press.

Chandradewi. AASP. 2015. Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan


Terhadap Peningkatan Berat Badan Ibu Hamil KEK (Kurang Energi
Kronik) di Wilayah Kerja Puskesmas Labuan Lombok. Jurnal
Kesehatan Prima. [Internet]. Volume : 9, No.1, Hal : 1391-1402. ISSN
Print: 1978 –1334. Tersedia pada http://poltekkes-mataram.ac.id/wp-
content/uploads/ 2015

/08/4.-AASPChandradewi-1391-1402-1.pdf. [Diakses 04 Mei 2019].

Anda mungkin juga menyukai