PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masalah gizi kurang pada ibu hamil masih merupakan fokus
perhatian, masalah tersebut antara lain anemia dan ibu hamil KEK.
Status kesehatan di Indonesia belum menggembirakan ditandai
dengan Angka Kematian Ibu, Kematian Neonatal, Bayi, dan Balita
masih sulit ditekan bahkan selama 10 tahun terakhir ini kematian
neonatal ada dalam kondisi stagnan. Pendekatan siklus hidup sejak
dari masa janin sampai usia lanjut terus diupayakan, diperlukan upaya
strategis yang dimulai sejak masa kehamilan bahkan masa prakehamilan agar terwujud generasi yang sehat dan tangguh. Periode
pra-kehamilan dan kehamilan harus disiapkan dengan baik, hal ini
tertuang dalam arah kebijakan RPJMN 2015-2019 yaitu mempercepat
perbaikan gizi masyarakat dengan fokus utama pada 1000 Hari
Pertama Kehidupan (1000 HPK).
Riskesdas 2013, prevalensi risiko KEK pada WUS (15-49 tahun)
sebesar 20,8%, khususnya prevalensi tertinggi ditemukan pada WUS
remaja (15-19 tahun) sebesar 46,6%, dibandingkan dengan kelompok
lebih tua (20-24 tahun) sebesar 30,6%. Sedangkan prevalensi risiko
KEK pada ibu hamil (15-49 tahun) sebesar 24,2%, khususnya
prevalensi tertinggi ditemukan pada usia remaja (15-19 tahun)
sebesar 38,5% dibandingkan dengan kelompok lebih tua (20-24
tahun) sebesar 30,1%. Besaran masalah risiko Kurang Energi Kronik
(KEK) baik pada WUS dan bumil lebih banyak ditemukan pada
kelompok usia remaja (15-19 tahun), sehingga kelompok ini harus
mendapat perhatian khusus. KEK pada kelompok usia remaja tidak
hanya masalah kurang pangan tetapi juga akibat pengaruh gaya
hidup. Masalah gizi lain pada ibu hamil adalah prevalensi anemia
sebesar 37,1% dan tinggi badan <150 cm sebesar 31,3%.
Ibu hamil dengan masalah gizi dan kesehatan berdampak
terhadap kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi serta kualitas bayi
yang dilahirkan. Kondisi ibu hamil KEK, berisiko menurunkan kekuatan
otot yang membantu proses persalinan sehingga dapat
mengakibatkan terjadinya partus lama dan perdarahan pasca salin,
bahkan kematian ibu. Risiko pada bayi dapat mengakibatkan terjadi
kematian janin (keguguran), prematur, lahir cacat, Bayi Berat Lahir
Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
Konsumsi gizi
tidak cukup
Persediaan
makanan
tidak cukup
Penyakit
Pola asuh
tidak
memadai
Kesling dan
Yankes tidak
memadai
Penyebab
Langsung
Penyebab
Tidak
langsung
Masalah
Utama
Masalah
Dasar
Faktor penyebab langsung ibu hamil KEK adalah konsumsi gizi yang
tidak cukup dan penyakit. Faktor penyebab tidak langsung adalah
persediaan makanan tidak cukup, pola asuh yang tidak memadai dan
kesehatan lingkungan serta pelayanan kesehatan yang tidak
memadai. Semua faktor langsung dan tidak langsung dipengaruhi
oleh kurangnya pemberdayaan wanita, keluarga dan sumber daya
manusia sebagai masalah utama, sedangkan masalah dasar adalah
krisis ekonomi, politik dan sosial.
Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
D. SASARAN :
1. Petugas kesehatan
2. Sektor/Institusi terkait
E. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah
2. Undang-undang No 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran.
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4. Undang-undang Pangan No. 18 tahun 2012 tentang Pangan (pasal 63)
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi dan Pemerintah Daerah kabupaten/Kota
6. Perpres No 42 tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan
Perbaikan Gizi
7. Inpres No 3 tahun 2010 tentang Rencana Aksi Nasional Pangan
dan Gizi (RANPG 2011-2015) dan Rencana Aksi Daerah Pangan
dan Gizi (RADPG 2011-2015) di 33 Propinsi.
8. Permenkes Nomor 741 tahun 2008 tentang Standar pelayanan
Minimal Kab/ kota.
9. Permenkes Nomor 374 tahun 2009 tentang Sistim Kesehatan
Nasional.
10. Kepmenkes Nomor 128 tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar
Puskesmas .
11. Kepmenkes Nomor 129 tahun 2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit.
12. Permenkes No. 75 tahun 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi
yang dianjurkan bagi bangsa Indonesia.
13. Permenkes No. 1464 tahun 2010 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktek Bidan.
14. Permenkes No. 26 tahun 2013 tentang Tenaga Gizi
15. Permenkes No. 23 tahun 2014 tentang Upaya Perbaikan Gizi
16. Kepmenkes No. 369 tahun 2007 tentang Standar Profesi Bidan.
BAB II
KEBIJAKAN, STRATEGI DAN KONSEP DASAR
Masalah gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia ini akan
berdampak negatif terhadap kualitas sumber daya manusia. Target
RPJMN melalui perbaikan gizi pada semua siklus kehidupan, sejak dari
dalam kandungan sampai dengan lanjut usia diharapkan dapat
memperbaiki kualitas sumber daya manusia. Penanggulangan ibu hamil
KEK melalui kebijakan dan strategi sebagai berikut:
A. KEBIJAKAN
1. Penanggulangan ibu hamil KEK dilaksanakan melalui intervensi
gizi spesifik secara lintas program, terutama pada pelaksanaan
pelayanan antenatal terpadu.
2. Penanggulangan ibu hamil KEK dilaksanakan melalui intervensi
gizi sensitif terintegrasi lintas sektor terkait.
B. STRATEGI
1. Melaksanakan advokasi, sosialisasi, promosi dan koordinasi
dengan lintas sektor terkait dan masyarakat.
2. Melakukan penapisan ibu hamil KEK melalui pelayanan antenatal
terpadu dan melaksanakan rujukan bila diperlukan.
3. Melakukan pelayanan gizi ibu hamil KEK.
4. Melakukan pemantauan dan evaluasi.
C.
KONSEP DASAR
1. Gizi Seribu Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK)
Kehamilan merupakan suatu proses faali yang menjadi
awal kehidupan generasi berikut. Salah satu kebutuhan esensial
untuk proses reproduksi sehat adalah terpenuhinya kebutuhan
energi, protein, karbohidrat, vitamin, mineral dan cairan
(termasuk air) serta serat yang cukup baik kuantitas maupun
kualitas. Kurangnya asupan energi yang berasal dari zat gizi
makro (karbohidrat, protein dan lemak) maupun zat gizi mikro
terutama vitamin A, vitamin D, asam folat, zat besi, seng,
kalsium dan iodium dan zat mikro lain pada wanita usia subur
Komponen
Janin
Plasenta
Cairan amnion
Air
Cairan plasma
Cairan ekstraseluler
Cairan intraseluler
Protein tubuh
Total
Berat (kg)
3.23
0.64
1.44
6.0
1.2*
2.2*
2.6
1.5
12.5
Kenaikan BB
total selama
kehamilan (kg)
12.71 - 18.16
Normal
(18.5-24.9)
11.35 - 15.89
Kelebihan BB
(25.0-29.9)
6.81 - 11.35
Obes
( 30.0)
4.99 - 9.08
0.45
(0.45 - 0.59)
0.45
(0.36 0.45)
0.27
(0.23 - 0.32)
0.23
(0.18 - 0.27)
Status/Kedudukan Ibu
di dalam rumah tangga
Kuantitas makanan
Kualitas makanan
Konsumsi
makanan &
suplementasi
Gizi Ibu
Hamil
Pencegahan Kecacingan
Pencegahan dan
pengobatan malaria
Pencegahan &
Pengobatan
penyakit
Hygiene/sanitasi dan
air bersih
Sumber
10
BAB III
KEGIATAN PENANGGULANGAN KEK
PADA WUS CATIN DAN IBU HAMIL
Penanggulangan KEK bisa berhasil dengan baik apabila dilakukan
kegiatan meliputi peningkatan asupan makanan, perubahan perilaku
kesehatan dan gizi, serta pencegahan dan penanggulangan penyakit.
Dalam rangka penanggulangan KEK pada WUS Catin dan Ibu hamil
perlu dilakukan beberapa tahapan kegiatan yang terintegrasi dengan
pelayanan Antenatal, sebagai berikut :
A. PENDATAAN
Pendataan dilakukan pada WUS Calon Pengantin (Catin) dan ibu hamil
di wilayah kerja yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dibantu oleh
masyarakat desa (kader). Pendataan meliputi nama, usia dan alamat.
B. PELAYANAN
Pelayanan gizi dilakukan pada WUS Catin dan Ibu hamil. Pelayanan
gizi pada WUS Catin berupa pemeriksaan antropometri (BB, TB, LiLA)
yang hasilnya diinformasikan ke Kantor Urusan Agama (KUA) sebagai
prasarat layak nikah.
Pelayanan gizi pada ibu hamil mengikuti standar pelayanan antenatal
terpadu yang meliputi timbang berat badan dan ukur tinggi badan,
nilai status gizi (ukur LiLA), memberikan tablet tambah darah (TTD),
tatalaksana kasus, dan temu wicara/konseling.
Sedangkan mengukur tekanan darah, mengukur tinggi fundus uteri,
menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin, skrining
status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi TT, pemeriksaan
laboratorium sederhana dilakukan oleh tenaga kesehatan lainnya.
Secara rinci pelayanan gizi untuk WUS Catin dan Ibu hamil diuraikan
sebagai berikut:
1. WUS Catin
a. Penapisan Status Gizi
Penapisan status gizi dilakukan dengan pengukuran LiLA.
11
IMT= TB m x TB m
Contoh jika WUS dengan BB 38 kg, TB 145 cm
maka IMT =
38
= 18,0 kg/m2
1,45 x1,45
Kesimpulan : WUS dengan status gizi kurang/KEK
c. Pelayanan Gizi
Pelayanan Gizi pada WUS Catin terdiri dari WUS Catin Normal
dan WUS Catin KEK sesuai dengan Gambar 3.
1) WUS Catin Normal
Pelayanan gizi pada WUS Catin normal dilakukan edukasi
gizi seimbang, menerapkan PHBS dan dianjurkan minum
tablet tambah darah untuk mencegah anemia sebanyak 1
tablet per minggu dan 1 tablet per hari selama menstruasi.
2) WUS Catin KEK
Pelayanan gizi pada WUS Catin gizi kurang/ KEK dengan
tujuan meningkatkan BB melalui konseling gizi tentang
makanan dengan gizi seimbang dan cara pemilihan
makanan yang tepat menggunakan Daftar Bahan Makanan
Penukar (Lampiran 8) serta menerapkan PHBS. Pantau
berat badan tiap bulan, bila dalam 1 bulan tidak ada
peningkatan berat badan segera dirujuk.
12
13
14
2. IBU HAMIL
a. Penapisan
Penapisan dilakukan pengukuran LiLA, hasil laboratorium dan
ada tidaknya penyakit.
b. Penentuan Status Gizi
1) Normal jika LiLA 23,5 cm
2) KEK jika LiLA < 23,5 cm
Selain status gizi perlu diperhatikan kondisi ibu hamil yang
berisiko. Disebut Ibu Hamil Risiko Tinggi bila:
a) TB < 145 cm dan atau
b) BB < 45 kg pada seluruh usia kehamilan
c) Anemia bila Hb < 11 g/dl
c. Pelayanan Gizi
Pelayanan gizi pada ibu hamil terintegrasi di dalam pelayanan
Antenatal terpadu. Pelayanan antenatal terpadu mencakup
pelayanan preventif, promotif sekaligus kuratif dan
rehabilitatif yang meliputi pelayanan KIA, Gizi, Pengendalian
Penyakit Menular, Penyakit Tidak Menular, ibu hamil yang
mengalami kekerasan selama kehamilan serta program
spesifik lainnya sesuai dengan kebutuhan.
Setiap ibu hamil mempunyai risiko mengalami masalah gizi
terutama KEK, oleh karena itu semua ibu hamil harus
menerima pelayanan antenatal yang komprehensif dan
terpadu. Tujuan pelayanan antenatal terpadu meliputi:
deteksi dini, pengobatan dan penanganan gizi yang tepat
terhadap gangguan kesehatan ibu hamil termasuk masalah
gizi terutama KEK; Persiapan persalinan dan kesiapan
menghadapi komplikasi akibat masalah kesehatan terutama
masalah gizi pada ibu hamil KEK; pencegahan terhadap
penyakit dan komplikasinya akibat KEK melalui penyuluhan
kesehatan dan konseling.
15
16
Pelayanan gizi diuraikan pada pelayanan gizi ibu hamil normal, ibu
hamil KEK, ibu hamil anemia, ibu hamil KEK dan anemia, serta ibu
hamil KEK dengan penyakit.
1) Pelayanan Gizi Ibu hamil normal
Pelayanan gizi ibu hamil normal ditujukan agar ibu hamil
terhindar dari KEK maupun penyakit penyerta lainnya. Oleh
karena itu kegiatan utamanya adalah edukasi dan konseling.
Upaya pencegahan anemia dan KEK pada Ibu Hamil dapat
dilakukan melalui edukasi dan konseling.
a) Edukasi Gizi
Edukasi gizi dilakukan dengan memberikan penyuluhan gizi
dan atau disertai pemasangan poster, penyebaran
flyer/pamflet/selebaran (media KIE lainnya) dengan tujuan
untuk merubah perilaku masyarakat agar mempunyai
perilaku makan yang baik sesuai dengan prinsip gizi
seimbang, sehingga dapat mempertahankan dan mencapai
BB normal. Edukasi dilakukan pada saat ibu melakukan
pemeriksaan antenatal atau saat mengikuti kelas ibu hamil.
Perencanaan yang perlu dilakukan adalah penyiapan materi
sesuai dengan masalah yag dihadapi sebagian besar ibu
hamil. Materi yang dikembangkan diantaranya gizi seimbang
ibu hamil, penambahan porsi ibu hamil dengan aneka ragam
makanan, kebutuhan cairan ibu hamil, melakukan aktifitas
fisik, dan pentingnya memantau kenaikan berat badan dan
perkembangan janin serta PHBS
b) Konseling
Konseling gizi perlu dilakukan pada ibu hamil yang normal
dengan memperhatikan diagnosis gizi yang telah
diidentifikasi dengan metode Proses Asuhan Gizi Terstandar
(PAGT). Alat bantu yang dapat digunakan diantaranya: buku
Kesehatan Ibu dan Anak (buku KIA), food model, leaflet,
flyer/selebaran, dll.
2) Pelayanan Gizi pada Ibu Hamil KEK
Ibu hamil KEK adalah ibu hamil dengan hasil pemeriksaan
antropometri, LiLA < 23,5 cm dan harus ditangani sesuai dengan
standar dan kewenangan tenaga kesehatan termasuk tenaga gizi.
Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
17
19
Contoh :
Seorang Ibu Hamil berusia 23 thn, usia hehamilan 14
minggu (Trimester II), LiLA 22 cm, TB 160 cm (1,6 m),
Diidentifikasi berdasarkan LiLA, status gizi: KEK.
Kebutuhan Energi/hari bumil sesuai target BB dan aktivitas
= (BBI x kebutuhan energi sesuai target BB & aktivitas)
Perhitungan Kebutuhan Energi adalah sebagai berikut :
1. Perhitungan BB Ideal pra hamil:
= (TB cm 100) - 10 % (TB - 100) = 54 kg
2. Kebutuhan Energi/hari bumil sesuai target BB dan
aktivitas :
= (BB Ideal x kebutuhan energi sesuai target BB &
aktivitas)
= (54 x 30 kkal) +500 kkal
= 1620 kkal + 500 kkal
= 2120 kkal
(b) Pemberian diet sesuai kebutuhan per individu normal yang
meliputi kebutuhan energi dan zat gizi ditambah dengan
500 kkal sebagai penambahan energi selama kehamilan
(Mahan et al, 2011).
(1)) Kebutuhan energi dan zat gizi per hari dapat dilihat
pada tabel berikut :
20
Kebutuhan
30-35 kkal/kgBB/hari, disesuaikan dengan
aktifitas
12 15 %, diutamakan sumber protein
dari ikan terutama ikan laut.
30 %, diutamakan berasal dari lemak tidak
jenuh tunggal maupun ganda
55 58%
28 g/hari
600 mcg/hari
300-350 mcg/hari
0,3 mg/hari
4 mg/hari
0,4 mg/hari
85 mg/hari
1000mg/hari
1 4 mg/hari
70mcg/hari
27 mg/hari
Minimal 2 liter/hari
21
22
23
24
Penambahan BB
80%
25
26
27
Diagnosis Gizi
NI-5.2 Malnutrisi berkaitan dengan kurang pengetahuan
tentang gizi dan makanan ditandai oleh ketidakmampuan
atau ketidakinginan mengonsumsi energi/protein yang
cukup dan pertambahan BB hamil yang tidak adekuat.
c)
Intervensi Gizi
Tujuan:
- Meningkatkan asupan energi-protein (asupan > 80%)
- Meningkatkan BB sesuai standar
Implementasi:
- Memberikan edukasi-konseling gizi ibu hamil
- Diberikan anjuran diet 2000 kkal Protein 75 g dengan
pola makan 3 x makanan utama dan 3 x makanan
selingan yang mengandung tinggi energi tinggi protein
(diutamakan berupa PMT berbasis bahan pangan lokal
yang mengandung 500 kkal protein 15 g)
28
Tujuan
Intervensi Gizi
Implementasi
Target
- Meningkatkan BB
sesuai standar
- Meningkatkan
asupan energiprotein
Memberikan
- BB meningkat
edukasisesuai standar
konseling gizi ibu - Asupan Energi
hamil
80%,
Domain Klinis:
- Meningkatkan BB
NC-3.1 Penurunan sesuai standar
BB yang tidak
- Meningkatkan
diharapkan
asupan energiprotein
Memberikan
- BB meningkat
edukasisesuai standar
konseling gizi ibu - Asupan Energi
hamil
80%,
Domain PerilakuLingkungan:
NB-1.1
Pengetahuan
terkait gizimakanan kurang
Memberikan
edukasikonseling gizi ibu
hamil
d)
- Meningkatkan
pengetahuan
tentang gizi ibu
hamil
Perubahan
pengetahuansikap-perilaku
tentang gizi ibu
hamil
29
BAB IV
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB
Penanggulangan ibu hamil KEK akan mencapai tujuan yang kita
inginkan apabila mendapat dukungan baik dari lintas program dan sektor.
Adapun peranan dan tanggung jawab masing masing adalah :
1. Keluarga dan Lingkungan sekitar :
a. Suami dan keluarga lainnya memberi dukungan moril dan materiil
selama proses kehamilan, persalinan dan menyusui.
b. Lingkungan sekitar (tetangga, teman dekat, dan lainnya)
memberikan bantuan dan perhatian khususnya pada ibu hamil
risiko tinggi.
2. Kader dan PKK di posyandu :
a. Membantu pembina wilayah (PLKB, bidan, dll) pengumpulan data
WUS catin dan ibu hamil secara rutin (dengan form Sistem
Informasi Posyandu/SIP). SIP memuat data identitas ibu hamil,
antropometri ibu hamil, imunisasi TT dan distribusi TTD.
b. Memberikan penyuluhan/motivasi kepada ibu hamil agar rutin
melakukan pemeriksaan kesehatan di fasilitas kesehatan.
c. Membantu pemantauan pemberian tablet tambah darah.
d. Membantu bidan desa dalam mendistribusikan dan monitoring
pemberian PMT ibu hamil.
3. Bidan desa dan Bidan Praktek Mandiri (BPM)
a. Melakukan penapisan ibu hamil KEK melalui pelayanan Antenatal
terpadu.
b. Melakukan tatalaksana kasus, termasuk dalam 10T.
c. Melakukan tindakan (merujuk), monitoring dan evaluasi serta
tindak lanjut terhadap ibu hamil KEK sesuai dengan kriteria.
d. Memberikan edukasi pola makan atau merujuk ke Puskesmas untuk
mendapat konseling gizi oleh tenaga gizi.
e. Membantu distribusi PMT ibu hamil KEK (bila ada)
f. Melakukan pembinaan dan pemantauan pada ibu hamil KEK pasca
pemulihan kesehatan.
30
4. Bidan koordinator
a. Melakukan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) - KIA
b. Melakukan koordinasi dan pembinaan terhadap bidan desa terkait
pelayanan antenatal terpadu (10T).
c. Melakukan monitoring bidan desa dalam pelaksanaan pemberian
PMT ibu hamil KEK (bila ada)
d. Melakukan rekapitulasi data semua ibu hamil termasuk ibu hamil KEK
e. Melakukan koordinasi dengan tenaga gizi dan petugas kesehatan
lainnya
5. Pengelola KIA di Puskesmas (Bidan di Puskesmas)
a. Melakukan penapisan ibu hamil KEK dengan pengukuran LiLA dan
tetap melakukan pelayanan antenatal terpadu (Lihat di Bab. III)
b. Melakukan tindakan, monitoring dan evaluasi serta tindak lanjut
terhadap ibu hamil KEK sesuai dengan kondisi.
c. Memberikan PMT ibu hamil KEK dan monitoring pelaksanaannya
serta pendampingan bila perlu.
d. Melakukan rekapitulasi pencatatan dan pelaporan.
6. Pengelola Gizi di Puskesmas (tenaga gizi)
a. Menerima data dan mengolah data ibu hamil KEK dari Pengelola
Program KIA Puskesmas
b. Melakukan pelayananan gizi berkolaborasi dengan petugas
kesehatan lainnya.
c. Melakukan perencanaan pemberian PMT
d. Melakukan distribusi PMT (bila ada) ke Pengelola Program KIA
e. Melakukan pemantauan dan evaluasi
f. Melakukan pencatatan dan pelaporan
7. Kepala Puskesmas
a. Melakukan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan
penanggulangan ibu hamil KEK
b. Bertanggung
jawab
terhadap
berlangsungnya
kegiatan
penanggulangan ibu hamil KEK
c. Berkoordinasi dengan lintas sektor dalam pelaksanaan
penanggulangan ibu hamil KEK di wilayah binaan
d. Melaporkan hasil kegiatan penanggulangan ibu hamil KEK kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
31
8. Tim Asuhan Gizi Rumah Sakit dan Puskesmas (Dokter, Ahli Gizi/
Dietesien, perawat)
a. Melakukan asuhan gizi sesuai PAGT
b. Melakukan rujukan balik pasien ibu hamil KEK yang telah
pulih/sembuh ke Puskesmas yang merujuknya
c. Melakukan pemantauan dan evaluasi
d. Membuat pencatatan dan laporan
9. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
a. Melakukan advokasi kepada pemangku kebijakan
b. Merencanakan anggaran kegiatan penanggulangan ibu hamil KEK
sesuai dengan masalah yang ada di wilayah masing-masing
c. Melakukan koordinasi lintas program, lintas sektor dan pihak-pihak
terkait dalam penanggulangan ibu hamil KEK
d. Melakukan pemantauan dan evaluasi serta bimbingan teknis
kegiatan penanggulangan ibu hamil KEK
e. Melaporkan kegiatan penanggulangan ibu hamil KEK ke Dinas
Kesehatan Provinsi
10. Dinas Kesehatan Provinsi
a. Melakukan advokasi kepada pemangku kebijakan
b. Merencanakan anggaran kegiatan penanggulangan ibu hamil KEK
sesuai dengan masalah yang ada di wilayah masing-masing
c. Melakukan kordinasi lintas program, lintas sektor dan pihak-pihak
terkait dalam penanggulangan ibu hamil KEK
d. Melakukan pemantauan dan evaluasi serta pengendalian kegiatan
penanggulangan ibu hamil KEK
e. Melaporkan kegiatan penanggulangan ibu hamil KEK ke
Kementerian Kesehatan RI
f. Melakukan pembinaan dan pembuatan kebijakan terhadap
kegiatan penanggulangan ibu hamil KEK
32
33
BAB V
PENCATATAN DAN PELAPORAN
Pencatatan dan pelaporan bertujuan mencatat dan melaporkan hasil
pelaksanaan kegiatan penanggulangan masalah gizi pada WUS Catin dan
ibu hamil melalui pendataan, penapisan, tatalaksana dan analisa data
hasil kegiatan.
A. PENCATATAN
Pencatatan pelayanan gizi ibu hamil meliputi pencatatan yang
berkaitan dengan antenatal terpadu dan pelayanan gizi.
Pencatatan pelayanan antenatal terpadu menggunakan formulir yang
sudah ada yaitu:
a. Kartu Ibu atau rekam medis lainnya yang disimpan di fasilitas
kesehatan
b. Kohor ibu merupakan kumpulan data-data dari kartu ibu
c. Buku KIA (dipegang ibu)
d. Formulir pencatatan WUS Catin dapat dikembangkan sesuai
kebutuhan di masing-masing wilayah kerja
e. Pencatatan dari program yang sudah ada (catatan imunisasi,
malaria, gizi, KB, tinggi badan (TB), ibu hamil KEK)
Formulir harus diisi lengkap setiap kali selesai memberikan
pelayanan. Dokumen ini harus disimpan dan dijaga dengan baik
karena akan digunakan pada kontak berikutnya. Pada keadaan
tertentu dokumen ini diperlukan untuk kegiatan audit medik.
f. Pencatatan kajian dan intervensi gizi ibu hamil KEK (Formulir Kajian
dan Intervensi ibu hamil KEK, Rekapitulasi Kajian dan Intervensi ibu
hamil KEK tingkat puskesmas, kabupaten/kota sampai provinsi).
B. PELAPORAN
Pelaporan pelayanan WUS dan ibu hamil di puskesmas menggunakan
LB3 KIA yang terintegrasi dengan program lain dan dilakukan secara
berjenjang mulai dari Puskesmas, Dinkes Kabupaten/Kota, Propinsi
sampai ke Pusat (Direktorat Bina Gizi). Untuk jumlah kasus Ibu Hamil
KEK pelaporan tiap bulan melalui sigizi.
Analisa data laporan KIA dan gizi dengan menggunakan alat bantu
PWS KIA Format 1 6, formulir kajian intervensi gizi ibu hamil dengan
KEK (Lampiran 17)
34
PUSAT
PUSAT
PUSAT
PUSAT
Dinkes
Propinsi
Dinkes Propinsi
Pengelola
Program Gizi
Dinkes Propinsi
Dinkes
Kab/Kota
Pengelola KIA
D
Dinkes Kab/Kota
Pengelola
Program Gizi
Dinkes Kab/Kota
PUSKES
MAS
Bidan
Koordinator
Puskesmas
Dinkes
Propinsi
DESA
Pengelola KIA
Bidan
Desa
Bidan
Desa
Pengelola
Program Gizi
Bidan
Desa
Bidan
Desa
35
36
BAB VI
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
Pemantauan merupakan kegiatan pengawasan sekaligus penilaian secara
periodik terhadap pelaksanaan pelayanan gizi khususnya bagi WUS Catin
dan ibu hamil dengan KEK dan anemia. Kegiatan ini merupakan bagian
yang sangat penting dalam penanggulangan masalah gizi dan perlu
dilaksanakan secara terus menerus.
Aspek yang dipantau meliputi:
1. Kepatuhan Ibu Hamil Anemia dalam mengonsumsi tablet besi
2. Kepatuhan Ibu Hamil kurang gizi dalam mengonsumsi PMT
3. Peningkatan Berat Badan Ibu Hamil KEK yang mendapatkan PMT
Evaluasi adalah suatu proses untuk melihat/mengukur keberhasilan pada
akhir pelaksanaan kegiatan setiap tahun.
Aspek yang dievaluasi meliputi:
1. Jumlah WUS Catin yang mendapat edukasi gizi
2. Jumlah WUS Catin yang mendapat konseling gizi
3. Jumlah Ibu Hamil yang mendapat edukasi gizi
4. Jumlah Ibu Hamil yang mendapat konseling gizi
5. Jumlah Ibu Hamil KEK yang mendapat PMT
6. Jumlah Ibu Hamil KEK yang mengalami peningkatan BB
7. Jumlah ibu hamil anemia yang mengalami peningkatan kadar Hb
Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan penanggulangan masalah
gizi pada WUS Catin dan Ibu Hamil dilakukan dengan menggunakan data
laporan gizi yang terintegrasi dengan pelayanan KIA. Alat bantu yang
digunakan adalah:
1. Pelayanan KIA menggunakan PWS KIA Format 1-6 (terlampir)
2. Pelayanan Gizi menggunakan Formulir Kajian Intervensi gizi (Lampiran 17)
37
BAB VII
PENUTUP
Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman bagi pemangku kebijakan,
petugas kesehatan dan berbagai elemen masyarakat baik lintas sektor
maupun lintas program dalam mendukung upaya peningkatan status gizi
masyarakat.
Buku ini merupakan bagian penting yang tidak terpisahkan dalam
pelayanan kesehatan. Penerapan Pedoman Gizi Ibu Hamil KEK diharapkan
dapat mempercepat proses pemulihan status gizi WUS Catin dan ibu
hamil sehingga dapat mencegah BBLR, Balita Pendek, meningkatkan
status gizi ibu dan anak serta menurunkan angka kesakitan dan kematian
pada ibu dan bayi.
Semoga buku ini dapat bermanfaat dalam mendukung peningkatan status
gizi masyarakat, khususnya ibu hamil.
38
DAFTAR PUSTAKA
Academy of Nutrition and Dietetics. Nutrition and Lifestyle for a Healthy Pregnancy
Outcome as a Position. J Acad Nutr Diet. 114:1099 1103. 2004.
Almatsier, Sunita. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta, 2001.
AR., Amorim, Linne Y, Kac G & Lourenco PM. Assessment of Weight Changes During and
After Pregnancy: Practical Approaches. Maternal and Child Nutrition, 2008: 4; 1 13.
BAPPENAS. Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi 2011-2015. Jakarta, 2011.
BKKBN bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan RI. Survey Demografi dan Kesehatan
Indonesia. 2013.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman & Petunjuk Pelaksanaan
Penanggulangan KEK pada Ibu Hamil. Jakarta, 1995.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pemberian Tablet tambah Darah
Folat dan Sirup Besi bagi Petugas. Jakarta, 1999.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Penggunaan Alat Ukur Lingkar
Lengan Atas (LiLA) pada Wanita Usia Subur. Jakarta, 1995.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Petunjuk Teknis Pemantauan Status Gizi
Orang Dewasa dengan Indeks Masa Tubuh (IMT). Jakarta, 2003.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pojok Gizi. Jakarta, 2001.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, UNICEF, HKI, MI. Apa dan Mengapa tentang
Vitamin A. Jakarta, 2008.
Departemen Kesehatan RI. Badan Litbangkes. Riset Kesehatan Dasar. 2010.
Departemen Kesehatan RI. Komposisi Zat Gizi Makanan Indonesia. 2001.
Departemen Kesehatan RI. Pedoman Penanggulangan Ibu Hamil Kekurangan Energi
Kronik. Jakarta : Direktorat Pembinaan Kesehatan Masyarakat, 1996.
Dinarsi, Heriza. Thesis. Pascasarjana UNAIR Program Studi Gizi Masyarakat, Fakultas
Kesehatan Masyarakat UNAIR. Surabaya, 2012.
Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Pedoman Gizi Ibu Hamil dan Pengembangan Makanan
Tambahan Berbasis Pangan Lokal. 2010.
Girard AW & Olude O. Nutrition Education and Counselling Provided During Pregnancy:
Effects on Maternal, Neonatal and Child Health Outcomes. Paediatric and
Perinatal Epidemiology, 2012: 26 (Suppl. 1); 191 204.
Hacker AN, Fung EB & King JC. Role of Calcium During Precnancy: Maternal and Fetal
Needs. Nutrition Reviews. 2012: 70(7); 397 40.
Hofmeyr GJ, Lawrie TA, Atallah AN, Duley L, Torloni MR. Calcium Supplementation During
Pregnancy for Preventing Hypertensive Disorders and Related Problems.
Cochrane Database of Systematic Reviews. 2014, Issue 6. Art. No: CD001059.
DOI:10.1002/14651858.CD001059.pub4.
39
40
41
DAFTAR PENYUSUN
Pelindung
dr. Anung Sugihantono, M.Kes (Dirjen Bina Gizi dan KIA)
Pengarah
Ir. Doddy Izwardy, MA (Direktur Bina Gizi)
Penanggung Jawab
dr. Marina Damajanti, MKM (Kasubdit Bina Gizi Kllinik)
Tim Penyusun
Prof. Dr. Bambang Wirjatmadi MS, MCN, PhD, SpGK (UNAIR Surabaya)
Dr. Detty Siti Nurdiati, MPH. PhD. SpOG(K) (FK UGM Yogjakarta)
Dr. Ir. Anies Irawati, M.Kes (PTIKM Kementerian Kesehatan RI)
dr. Arietta Pusponegoro, SpOG (K) (POGI)
Dr. dr. Yustina Anie Indriastuti, SpGK (PDGMI)
Dr. dr. Carmen Siagian, MS. SpGK (PDGKI)
DR. dr. Saptawati Bardosono, M.Sc (FK UI)
Iskari Ngadiarti, MSc (POLTEKES Gizi Jakarta II)
Holil Pari, SKM. MKes (POLTEKES Gizi Bandung)
Susyani, SSIT. MKes (POLTEKES Gizi Sumsel)
Dr. Retno Mratihatani, MH.Kes (Dinkes Jawa Tengah)
Trisanty Listiany, SKM (Dinkes Sumsel)
dr. Nanda Agus P (Subdit Bina Kesehatan Ibu Hamil)
dr. Rima Damayanti (Subdit Bina Kesehatan Ibu Hamil)
Dhefi Ratnawati (Subdit Bina Kesehatan Ibu Hamil)
Laurentia Lawintonom, Sc (IBI)
Siti Dharma Azizah, SST (ASDI)
Ruri Harini, SKM (PERSAGI)
Wita Rizki Amelia, SKM (RSCM)
Sugeng Eko Irianto, PhD (WHO)
Maria Catharina (WFP)
Sri Sukotjo (UNICEF)
Ir. Mursalim, MPH (Subdit Bina Gizi Klinik)
Iip Syaiful, SKM. Mkes (Subdit Bina Gizi Makro)
Ir. Siti Arifah Pujonarti, MPH (FKM UI)
Dr. Ir. Diah M. Utari, MKes. (FKM UI)
dr. Ivonne Kusumaningtias (Subdit Bina Gizi Mikro)
Sri Amelia, SKM (Subdit Bina Konsumsi Makanan)
Elmy Rindang Turhayati, SKM, MKes (Subdit Bina Gizi Makro)
Izra Haflinda Izmil, SKM, MMKes. (Subag TU Ditzi)
Elisa, SKM (Subdit Bina Kewaspadaan Gizi)
Ir. Andry Harmany, M.Kes (Subdit Bina Gizi Klinik)
dr. Yetty MP Silitonga (Subdit Bina Gizi Klinik)
Retnaningsih, SST (Subdit Bina Gizi Klinik)
dr. Julina, MM (Subdit Bina Gizi Klinik)
Sri Nurhayati, SKM (Subdit Bina Gizi Klinik)
Dewi Astuti, SGZ (Subdit Bina Gizi Klinik)
Witrianti, SKM (Subdit Bina Gizi Klinik)
42
akromion
olekranon
43
Posisi
Bandul
seimbang
/jarum timbang
posisi nol
Timbangan Detecto
44
45
dengan syarat
Jendela Baca
menunjukkan
angka nol
46
47
Tambahan Kebutuhan
Selama Hamil
TM I
TM II TM III
180
300
300
20
20
20
6
10
10
2
2
2
0,3
0,3
0,3
25
40
40
3
4
4
300
300
300
300
300
350
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0,3
0,3
0,3
0,3
0,3
0,3
4
4
4
1
1
1
0,4
0,4
0,4
200
200
200
0,2
0,2
0,2
0
0
0
25
25
25
10
10
10
200
200
200
0
0
0
40
40
40
0
0
0
0
0
0
0,2
0,2
0,2
100
100
100
5
5
5
0
9
13
70
70
70
2
4
10
5
5
5
0
0
0
Sumber : PerMenKes No. 75 Th. 2013 Tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan
Bagi Bangsa Indonesia
48
:
:
:
:
2430 kkal
76 g
81 g
342 g
Pagi
Snack
Siang
Malam
Snack
Susu 20 gr ( 1 gelas)
Roti Tawar 50 gr ( 2 iris)
49
Frekuensi.kali
/hari
Frekuensi.kali/
minggu
Makanan pokok
(..)*
Lauk Hewani
Lauk Nabati
Sayuran orange/merah
Sayuran hijau
Buah
Gula
Minyak
Susu
Snack (.)*
Keterangan: )* sebutkan
50
BB pra hamil:..Kg
IMT pra hamil: ...Kg/m2
Status Gizi pra hamil: kurang/
normal/ lebih*)
GD P/2 jam PP : ./..mgdL
Zat gizi
Kebutuhan
Asupan
% thd
Kebutuhan
Energi (kkal)
Protein (g)
Lemak (g)
KH
(g)
Zat besi (mg)
..**)
..**)
51
Riwayat Personal :
2. Diagnosa Gizi
3. Intervensi Gizi
Tujuan:
Implementasi :
52