Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

I. Konsep Teori
1.1 Definisi
Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah salah satu keadaan malnutrisi.

Dimana keadaan ibu menderita kekurangan makanan yang berlangsung

menahun (kronik) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu

secara relative atau absolut satu atau lebih zat gizi (Helena, 2013).

Menurut Depkes RI (2002) menyatakan bahwa kurang energi kronis

merupakan keadaan dimana ibu penderita kekurangan makanan yang

berlangsung pada wanita usia subur (WUS) dan pada ibu hamil. Kurang gizi

akut disebabkan oleh tidak mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup

atau makanan yang baik (dari segi kandungan gizi) untuk satu periode tertentu

untuk mendapatkan tambahan kalori dan protein (untuk melawan) muntah dan

mencret (muntaber) dan infeksi lainnya.

1.2 Etiologi

Keadaan KEK terjadi karena tubuh kekurangan satu atau beberapa jenis zat gizi

yang dibutuhkan. Beberapa hal yang dapat menyebabkan tubuh kekurangan zat

gizi antara lain: jumlah zat gizi yang dikonsumsi kurang, mutunya rendah atau

keduanya. Zat gizi yang dikonsumsi juga mungkin gagal untuk diserap dan

digunakan untuk tubuh (Helena, 2013).

Faktor-faktor yang mempengaruhi Kekurangan Energi Kronik (KEK). Menurut

(Djamaliah, 2008) antara lain :

a. Jumlah asupan makanan

b. Usia ibu hamil

c. Beban kerja/Aktifitas
d. Penyakit /infeksi

e. Pengetahuan ibu tentang Gizi

f. Pendapatan keluarga

g. Pemeriksaan Kehamian ( Perawatan Ante Natal)

1.3 Manifestasi Klinis

Tanda-tanda KEK menurut sediaoetomo (2002), meliputi:

a. Lingkar lengan atas (LILA) kurang dari 23,5 cm

b. Badan kurus

c. Rambut kusam

d. Turgor kulit kering

e. Conjungtiva pucat

f. Tensi kurang dari 100 mmHg

g. Hb kurang dari normal (<11 gr%)

Gejala KEK menurut winkjosastro (2002), meliputi:

a. Nafsu makan kurang

b. Mual

c. Badan lemas

d. Mata berkunang-kunang

1.4 Patofisologi

Kekurangan energi pada ibu hamil akan terjadi jika kebutuhan tubuh

akan energi tidak tercukupio oleh diet. Ibu hamil membutuhkan energi yang

lebih besar dari kebutuhan energi individual normal. Hal ini dikarenakan pada

saat hamil ibu tidak hanya memenuhi kebutuhan energi untuk dirinya sendiri,

tetapi juga untuk janin yang dikandungnya. Oleh sebab itu jika pemenuhan
kebutuhan ibu hamil kurang dari normal, maka hal itu tidak hal itu tidak hanya

akan membahayakan ibu, tetapi juga janin yang ada di dalam kandungan ibu.

Karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai

bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat

sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah dapat terjadi kekurangan.

Sehingga jika keadaan ini berlanjut terus menerus, maka tubuh akan

menggunakan cadangan lemak dan protein amino yang digunakan untuk diubah

menjadi karbohidrat. Jika keadaan ini terus berlanjut maka tubuh akan

mengalami kekurangan zat gizi terutama energi yang akan berakibat buruk pada

ibi hamil.

1.5 Pemeriksaan Diagnostic

a. Pemeriksaan Antropometri antara lain: pengukuran LILA (Lingkar Lengan

Atas) < 23,5 cm, IMT < 18,5, kenaikan berat badan ibu kurang dari 1 kg

pada trimester pertama, kurang dari 3 kg pada trimester kedua, dan kurang

dari 6 kg pada trimester ketiga

b. Pemeriksaan Klinis yaitu tampak lemah dan pucat, conjungtiva pucat, nadi

lemah atau lambat, keringat dingin

c. Pemeriksaan Laboratorium yaitu serum albumin (gr/100ml) wanita hamil

<3,0 (kurang), 3,0-3,4 (criteria margin), 3,5+(cukup) dan serum protein

(gr/100ml) wanita hamil 5,5 (kurang), 5,5-5,9(criteria margin), 6,0+

(cukup).

d. Pemeriksaan Dietetik digunakan food recall 24 jam. Metode ini dapat

memberikan gambaran asupan zat gizi yang lebih optimal dan memberikan

variasi yang lebih besar tentang intake ibu hamil (individu). Hasil

dibandingkan dengan AKG yakni 1900 kkal ditambah 180 kkal pada

trimester I, 300 pada trimester I I dan III.


e. Sensitivity dan Specifity dalam penelitian ini pengukuran LILA tidak dapat

digunakan untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek

melainkan jangka panjang (kronis) karena mencerminkan tumbuh kembang

jaringan lemak dan otot yang tidak berpengaruh banyak oleh cairan tubuh.

LILA hanya sensitif untuk mereka wanita usia subur dan ibu hamil.

Pengukuran LILA digunakan karena pengukurannya sangat mudahdan

dapat dilakukan oleh siapa saja.

1.6 Penatalaksanaan

Penatalaksaan ibu hamil dengan kekurangan energi kronis adalah:

1. Memberikan penyuluhan dan melaksanakan nasehat atau anjuran.

a. Tambahan Makanan Makanan pada ibu hamil sangat penting , karena

makanan merupakan sumber gizi yang dibutuhkan ibu hamil untuk

perkembangan janin dan tubuhnya sendiri ( notoadmojo,2008). Keadaan

gizi pada waktu konsepsi harus dalam keadaan baik, dan selama

hamilharus mendapat tambahan protein ,mineral,dan energi

(chinue,2009).

b. Istirahat lebih banyak Ibu hamil sebaiknya menghemat tenaga dengan

cara mengurangi kegiatan yang melelahkan . siang 4 jam / hari, malam

8 jam/hari(wiryo, 2002)

2. Pemberian Makanan Tambahan (PMT)

a. Contoh makanan tambahan antara lain : susu untuk ibu hamil. Makanan

yang berprotein (hewani dan nabati), susu, roti, dan biji-bijian, buah dan

sayuran yang kaya vit C, sayuran berwarna hijau tua, buah dan sayuran

lain (Nanin Jaja, 2007)

b. Cara mengolah makanan menurut Proverawati (2009) Sebaiknya

makanan jangan terlalu lama disimpan. Untuk jenis sayuran segera


dihabiskan setelah diolah, susu sebaiknya jangan terlalu lama terkena

cahaya karena akan menyebabkan hilangnya vitamin B, jangan digarami

daging atau ikan sebelum dimasak dan apabila makanan yang

mengandung protein lebih baik dimasak jangan terlalu panas.

c. Apabila terjadi atau timbul masalah medis, maka hal yang perlu

dilakukan menurut saifuddin (2003) adalah :

1) Rujuk untuk konsultasi

2) Perencanaan sesuai kondisi ibu hamil

3) Minum tablet zat besi tatau tambah darah

4) Periksa kehamilan secara teratur

5) Penambahan BB normal pada ibu hamil

II. Konsep Asuhan Keperawatan


2.1 Riwayat keperawatan
Identtas

Anamnesa ( data subjektif )

a. Keluhan utama

b. Riwayat Menstruasi

c. Riwayat hamil ini

d. Riwayat penyakit

e. Riwayat perkawinan

f. Riwayat Keluarga Berencana

g. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

h. Pola Kebutuhan Sehari-hari.

2.2 Pemeriksaan fisik ; Data focus

Status Generalis :

a. KU
b. Kesadaran

c. TTV

d. TB

e. BB Sebelum hamil

f. BB Sekarang

g. LILA

Pemeriksaan Sistematis

a. Kepala

b. Leher

c. Dada dan Axilla

d. Ektremitas

Pemeriksaan Khusus Obstetri

1) Abdomen

Inspeksi

a) Pembesaran perut

b) Bentuk Perut

c) Linea Albican / nigra

d) Strie Alba / Livide

e) Kelainan

f) Pergerakan anak

Palpasi

a) Kontraksi

b) Leopold I
c) Leopold II

d) Leopold III

e) Leopold IV

f) TFU

g) TBJ

Auskultasi

a) DJJ

b) Pemeriksaan panggul

c) Anogenital

2.3 Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan Antropometri antara lain: pengukuran LILA (Lingkar Lengan

Atas) < 23,5 cm, IMT < 18,5, kenaikan berat badan ibu kurang dari 1 kg

pada trimester pertama, kurang dari 3 kg pada trimester kedua, dan kurang

dari 6 kg pada trimester ketiga

b. Pemeriksaan Klinis yaitu tampak lemah dan pucat, conjungtiva pucat, nadi

lemah atau lambat, keringat dingin

c. Pemeriksaan Laboratorium yaitu serum albumin (gr/100ml) wanita hamil

<3,0 (kurang), 3,0-3,4 (criteria margin), 3,5+(cukup) dan serum protein

(gr/100ml) wanita hamil 5,5 (kurang), 5,5-5,9(criteria margin), 6,0+

(cukup).

d. Pemeriksaan Dietetik digunakan food recall 24 jam. Metode ini dapat

memberikan gambaran asupan zat gizi yang lebih optimal dan memberikan

variasi yang lebih besar tentang intake ibu hamil (individu). Hasil

dibandingkan dengan AKG yakni 1900 kkal ditambah 180 kkal pada

trimester I, 300 pada trimester I I dan III.


e. Sensitivity dan Specifity dalam penelitian ini pengukuran LILA tidak dapat

digunakan untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek

melainkan jangka panjang (kronis) karena mencerminkan tumbuh kembang

jaringan lemak dan otot yang tidak berpengaruh banyak oleh cairan tubuh.

LILA hanya sensitif untuk mereka wanita usia subur dan ibu hamil.

Pengukuran LILA digunakan karena pengukurannya sangat mudahdan

dapat dilakukan oleh siapa saja.

2.4 Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul


Diagnosa 1 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
2.4.1 Definisi
Asupan nutisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik
2.4.2 Batasan karakteristik
a. Kurang minat pada makanan
b. Penurunan berat badan dengan asupan makan adekuat
2.4.3 Faktor yang berhubungan
a. Faktor ekoomi
b. Mual dan muntah
Diagnosa 2 : kurang pengetahuan tentang gizi ibu hamil
2.4.4 Definisi
Ketiadaan atau defisiensi informasi kognitif yang berkaitan dengan
topic tertentu.
2.4.5 Batasan karakteristik
a. Ketidakakuratan mengikuti perintah
b. Pengungkapan masalah
2.4.6 Faktor yang berhubungan
a. Kurang pajanan informasi
b. Keterbatasan kognitif
c. Tidak familiar dengan sumber informasi
2.5 Perencanaan
Diagnosa 1 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
2.5.1 Tujuan dan kriteria hasil
Tujuan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 2x24
jam kekurangan nutrisi klien tercukupi
Kriteria hasil :
a. Nafsu makan klien meningkat
b. Klien tidak mual dan muntah
2.5.2 Intervensi keperawatan dan rasional

Intervensi Rasional

1. Ketahui makanan kesukaan klien 1. Meningkatkan nafsu makan klien

2. Timbang BB klien setiap hari 2. Memberikan informasi tentang


kebutuhan diet dan asupan nutrisi
3. Ajurkan keluarga tentang makanan 3. Keluarga dapat membantu pemenuhan
bergizi dan tidak mahal nutrisi klien

4. Kolaborasi dengan dokter untuk 4. Untuk mengontrol mual dan muntah


pemberian antiemetic

5. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk 5. Jumlah kalori dan jenis zat gizi yang
menentukan jumlah kalori dan jenis zat tepat dan sesuai kebutuhan akan dapat
gizi yang dibutuhkan klien menyeimbangkan nutrisi klien
Diagnosa 2 : kurang pengetahuan tentang gizi ibu hamil

2.5.3 Tujuan dan kriteria hasil


Tujuan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24
jam klien dapat memahami tentang gizi bagi ibu hamil
Kriteria hasil :
a. Klien dan keluarga mampu menyatakan pemahaman tentang
pentingnya gizi bagi ibu hamil
2.5.4 Intervensi keperawatan dan rasional

Intervensi Rasional

1. Kaji pengatuan klien tentang pentingnya gizi 1. mempermudah dalam memberikan


pada ibu hamil penjelasan kepada klien

2. Menjelaskan tentang pentingnya gizi pada 2. meningkatkan pengetahuan dan


ibu hamil kecemasan klien

3. Meminta klien atau keluarga untuk 3. mengetahui seberapa jauh pemahaman


mengulangi materi yang telah diberikan klien dan keluarga.
III. Daftar Pustaka

Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad Bandung. (2000). Obstetri Fisiology.

Bandung: Elemen.

Departemen Kesehatan RI. 2007. Pedoman Pelayanan Antenatal.

http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/bitstream//123456789/768/4/BK2007-

G59.pdf. Diakses tanggal 7 Januari 2018. Pukul 18.37 WIB.

www sulteng.surveilans-respon.org/wanita-usia-subur-kurang-energi-kronis

www.eurekaindonesia.org/dampak-anemia-dan-kekurangan-energi-kronik.

http://askep-askeb.cz.cc/2010/02/kurang-energi-kronis-kek-pada-ibu-hamil.htm

http://www.gizi.net/kebijakan-gizi/download/GIZI%20.MAKRO.doc.

Anda mungkin juga menyukai