ANOO SULISTIAWAN
B1A013417
TANGGAL
PEMBIMBING KETUA
PEMBIMBING
Mengetahui,
Dekan
Anoo Sulistiawan
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan mengenai hak-hak tersangka dalam
rangka penyidikan tindak pidana pencurian kendaraan bermotor di Polres
Balangan. Apakah hak-hak tersangka tindak pidana kendaraan bermotor yang
ditentukan oleh KUHAP telah dipenuhi oleh penyidik Polres Balangan. Kemudian
menjelaskan mengenai kendala yang dihadapi penyidik dalam proses penyidikan
tindak pidana pencurian kendaraan bermotor di Polres Balangan. Penelitian ini
merupakan penelitian hukum normatif, dengan menginventarisir peraturan
perundang-undangan yang mengatur mengenai penyidikan tindak pidana
kendaraan bermotor, identifikasi masalah dan menganalisis secara kualitatif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa : Pertama, hak-hak tersangka tindak pidana
pencurian kendaraan bermotor selama penyidikan di Polres Balangan telah
terlaksana dengan baik, kecuali mengenai bantuan hukum bagi tersangka yang
tidak mampu seperti ditentukan dalam pasal 56 KUHAP. Kedua, kendala yang
dihadapi penyidik Polres Balangan dalam penyidikan tindak pidana kendaraan
bermotor adalah : keterangan tersangka berbelit-belit, kesulitan penunjukan
penasihat hukum, tidak adanya LBH di wilayah hukum tersebut, tersangka
maupun keluarga tidak mengerti tentang cara memperoleh bantuan hukum secara
Cuma-Cuma.
Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya, serta dengan segala kesungguhan hati akhirnya
BALANGAN.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar serjana hukum
yang tentunya masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu penulis memohon maaf bila ada kesalahan dan penulisan skripsi ini. Kritik
dan saran dalam skripsi ini penulis harapkan demi penyempurnaan penulisan dimasa
Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari partisipasinya dan bantuan dari
berbagai pihak khususnya kepada orang tua penulis yaitu Ayah Muriansyah dan
Ibunda Sitang yang selalu memberikan kasih sayangnya dan selalu memberikan
motivasi baik formil maupun materil serta juga doa yang terusdi berikannya sejak
sampai saat ini kepada penulis, maka pada kesempatan ini dengan segala kerendahan
2. Ibu RISNI RISTIAWATI S.H M.H Selaku pembimbing Akademik yang telah
dengan baik.
memberikan ide dan arahan kepada penulis dengan penuh pengertian sehingga
6. Kepada saudari Sriyani SPd yang selalu mengingatkan penulis serta kawan
dalam bertukar pikiran dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini hingga tepat
waktu.
7. Kepada Andri A. SH. MH, H Hasani AMM yang selalu memberi semangat
motivasi baik berupa dukungan dan doa hinggas kripsi ini dapat terselesaikan
8. Kepada Saudara Buyung Pranata SH, Herdi Milan A. Md. Ak, Purwanto,
dalam bertukar pikiran dalam menyelesaikans kripsi ini dengan tepat waktu.
Hormat Penulis
Anoo Sulistiawan
DAFTAR ISI
Hlm
ABSTRAK ............................................................................................................... i
RINGKASAN ......................................................................................................... ii
A. Kesimpulan ....................................................................................52
B. Saran ...............................................................................................52
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
negara atau rakyat harus diselesaikan berdasarkan atas hukum yang berlaku.
Negara Indonesia adalah negara yang bersadarkan atas hukum (rechtstaat) dan
(UUD) 1945 alenia empat (4) yang menyatakan bahwa “Pemerintah Negara
keadilan sosial”.
Hak Asasi Manusia adalah hak asasi/ hak kodrat/ hak mutalak milik
umat manusia, yang dimiliki umat manusia sejak lahir sampai meninggal
sebelum lahir pun dapat diberi mempunyai hak tertentu, demikian setelah
mati.2
Salah satu hak asasi yang dilindungan oleh negara adalah Hak
1
C. S. T. Kansil. 1980. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. Jakarta : Balai
Pustaka, hlm. 188.
2
H. A. Masyur Effend. 1994. Dinamika HAM Dalam Hukum Nasional Dan Internasional.
Jakarta : Ghalia Indonesia, hlm 143.
Indonesia 1945 mengenai sistem pemerintah terdapat Pasal-pasal amandemen
UUD 1945 tentang Hak Asasi Manusia (HAM) yang berhubungan dengan
manusia harus diperkuat, karena kalau tidak maka akan terjadi ketimbangan
sesuai dengan peranan hakim yang aktif maka yang pertama-tama harus
sekali, karena sebagian besar dalam rangkaian proses dari hukum acara
hukum, baik yang menegakkan hukum maupun yang melanggar hukum harus
Manusia (HAM) itulah maka PBB menetapkannya, antara lain: “hak atas
kedudukan yang sama didalam hukum atau hak asasi manusia untuk
3
Erni Widhayani. 1998. Hak-hak Tersangka/Terdakwa Di Dalam KUHAP. Yogyakarta :
Liberty, hlm 34.
mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlidungan hukum seperti
berhak atas perlidungan hukum yang sama dengan tak ada perbedaan,
Convenan on Civil and political right pasal 26 yang menyatakan semua orang
adalah sama terhadap hukum dan berhak atas perlidungan hukum yang sama
ketentuan tentang tata cara dari suatu proses pidana. Di dalam Kitab Undang-
diduga atau disangka terlibat dalam suatu tindak pidana tetap mempunyai hak-
hak yang wajib di junjung tinggi dan dilindungi. KUHAP telah memberikan
yang melekat pada diri tersangka maka dapat memberikan jaminan yang
1. Hak untuk segera mendapat pemeriksaan (pasal 50 ayat (1) dan (2)
2. Tersangka berhak untuk diberitahukan dengan jelas dalam bahasa yang
(pasal 52)
53)
(pasal 54)
(pasal 56)
(pasal 58).
yang disangka atau didakwa diatur dalam pasal 50 sampai pasal 68 KUHAP.
Kehakiman yang merupakan salah satu sumber hukum acara pidana, terdapat
suatu asas fundamental yang sangat berkaitan dengan hak-hak tersangka yaitu
asas praduga tak bersalah yang berbunyi “Setiap orang yang disangka,
Di dalam batang tubuh Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Pasal 27 ayat (1)
tindakan pidana.
tindak pidana yang termasuk dan diatur dalam KUHP dan belum diatur secara
membahas perihal hak-hak tersangka dalam tindak pidana umum dalam proses
B. Rumusan Masalah
Balangan.
D. Sistematika penulisan
mengenai isi dan meteri dalam penyusunann skripsi ini, maka masing-masing
isi dan meterinya tersebut dibagi-bagi kedalam beberapa bab, yang yang mana
masing-masing bab nya terdiri atas beberapa sub bab , yang dapat digambarkan
sebagai berikut :
Bab III merupakan metode penelitian yang berisi jenis penelitian, sifat
penelitian, jenis data, teknik pengumpulan data, dan pengolahan dan analisis
data.
di Polres Balangan.
terhadap apa yang diuraikan, dan juga beberapa Saran terhadap apa yang telah
diuraiakan tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pidana belanda yaitu strafbaar fiet. Walaupun istilah ini terdapat dalam
WvS Belanda, dengan demikian juga WvS Hindia Belanda (KUHP), tetapi
tidak ada penjelasan resmi tentang apa yang dimaksud dengan strafbaar
fiet itu.4
perbuatan.
4
Adami Chazawi. 2013. Pelajaran Hukum Pidana Stelsel Pidana, Tindak Pidana, Teori-
Teori Pemidanaan, Dan Batas Berlakunya Hukum Pidana. Cet- 7. Jakarta : Rajawali Pers, hlm.
23.
5
PAF. Lamintang. 2006. Dasar-Dasar Hukum Pidana. Jakarta : Sinar Grafika, hlm. 24.
a. Perbuatan manusia
c. Melawan hukum
dilakukan secara melawan hukum, diancam dengan pidana dan oleh orang
B. Pengertian Tersangka
dalam Hukum Acara Pidana ialah: “azas praduga tak bersalah” yang telah
Nomor 74, maka bersumber pada azas tersebut diatas setiap orang yang
6
R. Atang Ranoemihardja. 1983. Hukum Acara Pidana Studi Perbandingan Antara Hukum
Acara Lama (HIR dll) Dengan Hukum Acara Pidana Baru (KUHAP). Bandung : TARSITO, hlm.
54.
C. Hak-hak Tersangka dalam Tindak Pidana
dengan undang-undang.
harkat, martabat dan harga diri tersangka tidak terlihat sebagai obyek yang
memiliki harkat, martabat dan harga diri serta hak asasi yang tidak dapat
dirampas darinya.
berikut:
1. Hak untuk segera mendapat pemeriksaan (pasal 50 ayat (1) dan (2)
(pasal 52)
53)
(pasal 54)
(pasal 56)
(pasal 58).
D. Pengertian Penyidikan
sebagai berikut:
undangan;
dengan bukti itu membuat terang tindakan pidana yang terjadi dan
menemukan tersangkanya.
7
Andi Hamzah. 2006. Hukum Acara Pidana Indonesia. Cet- 5. Jakarta : Sinar Grafika,
hlm. 118.
tindakan-tindakan dari terus-menerus, tidak ada pangkal permulaan
dan penyelesaiannya.
penyitaan;
rangka penyidikan;
atau saksi;
bertanggungjawab.
penyidikan adalah:
5. Penggeledahan.
tempat).
8. Penyitaan.
9. Penyampingan perkara.
melakukan penyidikan”.
berikut:
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penlitian
B. Sifat Penelitian
C. Jenis Data
Republik Indonesia
kehakiman
pelaksanaan KUHP
Tahun 2017.
c. Bahan Hukum Tersier
sekunder.
dari data primer, yang kemudian bahan primer ditelaah dengan langkah
PEMBAHASAN MASALAH
Kabupaten Balangan pada mulanya bagian dari Kabupaten Hulu Sungai Utara
sebuah kabupaten sendiri yang terlepas dari Kabupaten Hulu Sungai Utara telah
dicetuskan sejak tahun 1963. Runtuhnya Pemerintahan orde baru, sangat memicu
momentum yang sangat tepat dan tidak disia-siakan oleh Panitia Penuntutan
Sendiri dengan dasar itu Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara mengeluarkan
Rekomendasi Nomor: 125/0889/ Pem. Tanggal 7 juli 2000 sebagai bentuk
Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 0110 Tahun 2002 tentng Pembentukan TIM
pemekaran yang semula merupakan bagian dari Kabupaten Hulu Sungai Utara.
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pada Tingkat Kepolisian Resort dan
Selanjutnya dalam Pasal 3 ayat (3) di nyatakan bahwa dapat dibentuk Polres Baru
Polri lainnya dalam daerah hukum Polres sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan”.
wakapolres adalah Kompol Rinaldo. Salah satu tindak pidana yang cukup
penegak hukum terhadap barang siapa yang melanggar aturan hukum yang
“usaha melaksanakan hukum sebagai mana mestinya dan jika terjadi pelanggaran,
maka hal yang harus dilakukan adalah memulihkan hukum yang dilanggar itu
hukum menjadi kenyataan”.9 Sedangkan menurut Edi Setiadi dan Kristian bahwa
8
Abdulkadir Muhammad. 2006. Etika Profesi Hukum. Bandung: Citra Aditya Bakti, hlm.
115
9
Satjipto Rahardjo. 1983. Masalah Penegakan Hukum. Bandung: Sinar Baru. Hlm. 25
dalam kehidupan nayata untuk mengembalikan atau memulihkan, berbangsa dan
bernegara”.10
dengan konteks kasus yang terjadi Hukum Pidana merupakan salah satu bidang
hukum yang mempunyai peranan penting dalam rangka terciptanya keamanan dan
merupakan bagian dari politik kriminal (criminal palicy) sebagai salah satu bagian
diharapkan karena pada bidang penegakan hukum inilah dipertaruhkan makna dari
luar KUHP harus ditegakkan dan dilaksanakan, agar ditaati oleh masyarakat.
hukum pidana yang mengandung norma hukum dan sanksi pidana yang
yang bersifat materiil tidak dapat dilaksanakan apabila tanpa adanya aturan
Dengan demikian, hukum pidana itu dilaksanakan melalui hukum acara pidana
10
Edi Setiadi dan Kristian. 2017. Sistem Peradilan Pidana Terpadu dan Sistem
Penegakan Hukum Di Indonesia .. Jakarta: Prenada Media Group, hlm. 25
11
Ibid.
menjadi aturan bekerjanya alat perlegkapan negara yang berwenang berhadapan
dengan segala hak untuk membela bagi tersangka, apabilatimbul dugaan terjadi
Kegiatan proses perkara pidana dalam hukum acara pidana tertuju kepada
dua saasaran pokok yaitu usaha melancarkan jalannya (proses) penerapan hukum
pidana oleh alat perlengakapan negara yang berwenang dan jaminan hukumbagi
dengan hak asasi manusia.13 Dalam prakte kdua sasaran hukum acara pidana itu
Undang Nomor 8 Tahun 1981 yang dikenal dengan sebutan KUHAP merupakan
suatu peraturan yang memuat tentang bagaiman caranya aparat penegak hukum
aparat penegak hukum asas harus memperhatikan dua kepentingan hukum secara
12
Bambang Poernomo. 1982. Pandangan Terhadap Azas-Azas Umum Hukum Acara
Pidana. Yogyakarta: Liberty, hlm. 1-2
13
Ibid, hlm. 5
14
Ibid.
berimbang, yaitu kepentingan perorangan dua kepentingan masyarakat dalam
KUHAP menempatkan seorang manusia dalam posisi dan kedudukan yang harus
hukum itu memang mutlak menjadi suatu keharusan yang tidak bisa ditawar,
tetapi hak-hak asas manusia seorang tersangka tidak boleh diabaikan atau
dilanggar.16
manusia atau harkat dan martabat manusai tersebut, KUHAP membentuk suatu
pola penegakan hukum pidana yang dikenal dengan istilah “sistem peradilan
pidana” (criminal justice system), sistem peradilan pidana sebagai “suatu sistem
dalam batas-batas toleransi masyarakat”.17 tujuan yang ingin dicapai dari sistem
15
https://wartakontarktor. Wordpress.com/2011/04/03/perlindungan-hak-hak-tersangka-
pada-tahap-penyidikan-dalam-perspektif-peradilan-pidana-di-indonesia. Diakses tanggal 15
Agustus 2018
16
M. Yahya Harahap. 2006. Pembahasan Permasalahn dan Penerapan KUHAP
Penyidikan dan Penuntutan. Jakartta:Sinar Grafika, hlm. 2
17
Mien Rukmini. 2003. Perlindungan Ham Melalui Asas Praduga Tidak Bersalah dan
Asas Persamaan Kedudukan Dalam Hukum Pada Sistem Peradilan Pidana Indonesia. Bandung:
Alumni, hlm, 76
18
Loebby Loqman. 2002. Hak Asasi Manusia Dalam Hukum Acara Pidana. Jakarta:
Datacom,hlm. 21
Reksodiputro dalam Lilik Mulyadi bahwa yang dimaksud dengan sistem peradilan
Sistem peradilan pidana dijalankan dnegan berlandasan asas the right due
process of law, yaitu setiap penegakan dan penerapan hkuumpidana harus sesuai
dnegan persyaratan konstitusional serta harus menaati hukum. Oleh karena itu
prinsip due process of law tidak membolehkan pelanggaran terhadap suatu bagian
ketentuan hukum dengan dalih guna menegakkan bagian hukum lain. Artinya
penegakan hukum dan perlindungan hak-hak asasi seorang yang di duga pelaku
menghormati hak-hak yuridis yang telah diberikan oleh negara kepada tersangka
KUHAP.21
19
Lilik Mulyadi. 2006. Hukum Acara Pidana, Normatif, Teoritis, Praktik dan
Permasalahannya. Bandung: PT. Alumni, hlm. 3
20
https://wartakontraktor. Wordpress. Com/2011/04/03. Diakses 15 Agustus 2008
21
Ibid.
2. Berhak ntuk diberitahukan dnegan jelas dalambahasa yang dimengerti
oleh tersangka tentang perkara yang disangkakan kepadanya pada
waktu pemeriksaandimulai (Pasal 51 ayat (1) KUHAP);
3. Berhak memberikan keterangan secara bebas (Pasal 52 KUHAP)
4. Berhak mendapatkan bantuan hukumdari seorang atau lebih penasihat
hukum selama dalam waktu pada setiap tingkat pemeriksaan guna
kepentingan pembelaan (Pasal 54 KUHAP);
5. Berhak memilih sendiri penasihat hukumnya (Pasal 55 KUHAP);
6. Berhak menghubungi dan menerima kunjungan dokter pribadinya
secara pemahaman untuk kepentingan kesehatan baik yang ada
hubungannya dengan proses perkara maupun tidak (Pasal 58 KUHAP);
7. Berhak menghubungi dan menerima kunjungan dari pihak yang
mempunyai hubungan kekeluargaan atau lainnya dengan tersangka
guna mendapatkan jaminan bagi penangguhan penahanan ataupun
usaha mendapatkan bantuan hukum (Pasal 60 KUHAP);
8. Berhak secara langsung atau dengan perantaraan penasihat hukumnya
menghubungi atau menerima kunjungan semak keluarganya dalam hal
tidak ada hubungan dengan perkara untuk kepentingan pekerja atau
untuk kepentingan kekeluargaan (Pasal 61 KUHAP);
9. Berhak untuk mengusahakan dan mengajukan saksi dan atau seseorang
yang memiliki keahlian khusus guna memberikan keterangan yang
menguntungkan bagi dirinya (Pasal 65 KUHAP);
10. Berhak menuntut ganti kerugian dan rehabilitas (Pasal 68 KUHAP).
penahanan terhadap tersangka telah ditentukan dalam pasal 20 ayat (3) KUHAP,
yaitu :
bukti ; dan
juga berdasarkan pada ketentuan pasal 20 ayat (4) KUHAP, yaitu tersangka
melakukan tindak pidana atau percobaan maupun membantu dalam tindak pidana
yang diancam dengan pidana penjara minimal 5 (lima) tahun atau melakukan
tindak pidana tersebut dalam pasal-pasal 283 (3), 296, 335 (1), 372, 378, 379a,
453, 454, 455, 459, 480, dan pasal 506 KUHP. Menurut pasal 24 ayat (1) dan ayat
selama 20 (dua puluh) hari, dan dapat diperpanjang oleh penuntut umum selama
40 (empat puluh) hari, dalam hal penyidikan belum selesai. Penahanan atas diri
tersebut dilakukan dengan jaminan uang atau orang atau tanpa jaminan.
dengan pidana penjara 15 (lima belas) tahun atau lebih atau bagi tersangka yang
tidak mampu yang diancam pidana 5 tahun atau lebih yang tidak mempunyai
penasihat hukum sendiri, maka menurut pasal 56 ayat (1) KUHAP, penyidik
d. Tidak ada pengaduan atau pengaduan dicabut dalam hal tindak pidana
aduan.22
bahwa penyerahan perkara kepada penuntut umum dilakukan dengan dua cara,
yaitu :
penuntut umum.
wajib dipenuhi oleh aparat kepolisian (penyidik) dalam rangka penyidik tindak
pidana. Sehubungan dengan hal itu, apakah hak-hak tersangka tersebut telah
22
Darwan Prints. 1989. Hukum Acara Pidana Suatu Pengantar. Jakarta : Djambatan,
hlm. 63
dipenuhi oleh penyidik Polres Balangan Kalimantan Selatan dalam rangka
bahwa hak-hak tersangka yang ditentukan KUHAP pada umumnya telah dipenuhi
oleh penyidik Polres Balangan, kecuali mengenai bantuan hukum dalam rangka
tersangka berhak mendapat bantuan hukum dari seorang atau lebih penasihat
bantuan hukum tersebut berlaku sebelum dimulai pemeriksaan oleh penyidik, dan
menjadi kewajiban penyidik memberitahukan hak itu kepada tersangka. Hal ini
sesuai dengan ketentuan Pasal 114 KUHAP, yaitu apabila seorang disangka
hukum bagi tersangka ada yang bersifat hak dan ada yang bersifat wajib. Setiap
bantuan hukum dari penasihat hukum. Dalam hal ini, teersangka mempunyai
23
Hasil Wawancara dengan supangat, kesatreskrim Polres Balangan, tanggal 2 Agustus
2018
tidak. Sedangkan menggunakan haknya atas bantuan hukumataukah
(1) Dalam hal tersangka atau terdakwa attau didakwa melakukan tindak
pidana yang di ancam dengan pidana mati atau ancaman pidana lima belas
tahun atau lebih ata bagi mereka yang tidak mampu yang di ancam
dengan pidana lima tahun atau lebih yang tidak mempunyai penasihat
hukum sendiri, pejabat yang bersangkutan pada semua tingkat
pemeriksaan dalam proses peradilan wajib menunjuk penasihat hukum
bagi mereka.
(2) Setiap penasihat hukumyang ditunjuk untuk bertindak sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), memberikan bantuan dengan cuma-cuma.
yang diancam dengan pidana mati atau lima belas tahun atau lebih atau tersangka
yang diancam pidana lima tahun atau lain yang tdiak mempunyai penasihat
hukum). Untuk itu, pada tahap penyidikan, penyidik wajib menunjuk penasihat
pidana pencurian kenderaan bermotor yang terjadi dalam wilayah hukum Polres
Balangan berhak atau wajib mendapatkan bantuan hukum dari penasihat hukum.
Balngan dikenakan Pasal yang beragam sesuai dengan cara perbuatan tersebut
dilakukan, yaitu Pasal 362, 363 dan Pasal 365 KUHP24. Pasal 362 KUHP
24
R. sosilo. 1986. Kitab Undang-Undang Hukum Pidanya (KUHP) serta komentar-
komentarnya lengkap Pasal Demi Pasal. Bogor: Politeia, hlm. 195-197
selama lima tahun. Kemudian Pasal 363 KUHP merupakan tindak pidana
mendapatkan bantuan hukum atau didampingi oleh penasihat hukum pada tahap
Polres Balangan. Dalam artian terdapat beberapa tersangka yang tidak didampingi
penasihat hukum pada saat penyidik, dan kehadiran penasihat hukum baru
telah mengakui dan menjadi hak asasi manusia yang impelementasi melalui
KUHAP.
25
Pelanggaran Terhadap Hak-Hak Tersangka Pada Tahap Penyidikan.
https://wartakontraktor.wordpress. Diakses tanggal 10 Agustus 2018
Sesungguhnya pendampingan penasihat hukum ini merupakan
Ketentuan ini memunyai substansi dan tujuan yang sama, yaitu sebagai wujud
perlindungan hukum atas hak-hak kebebasan dan hak atas jiwa raga seorang
disebabkan oleh ketidakpastian ketentuan norma dalam KUHAP, serta akibat dari
penahanan yang tidak sesuai dengan persyaratan dan prosedur yang ditentukan.
hak asasi tersangka yang bersifat administratif dan prosedural. Hak tersangka
seperti bantuan hukum merupakan ketentuan hukum yang mendasar dalam hukum
acara pidana, dan juga sebagai bentuk perlindungan terhadap hak asasi tersangka
asasi tersangka tersebut yang dilakukan oleh penyidik pada tahap penyidikan,
KUHAP tidak menentukan suatu sanksi hukumnya. Oleh karena itu, dalam upaya
pada umunya, dan hak atas bantuan hukum pada khususnya diperlukan adanya
sanksi hukum sebagai akibat akibat hukum dari tidak dipenuhinya hak tersangka,
26
Ibid.
seperti Berita Acara Pemeriksaan (BAP) hasil penyidikan dinyatakan batal demi
hukum. Dengan adanya sanksi hukum tersebut, maka penyidik akan lebih
KUHAP.
adanya jaminan terhadap hak asasi manusia. Berkaitan dengan pernyataan tersebut
dapat diartikan bahwa dalam setiap konstitusi selaku ditemukan adanya jaminan
yang beberapa Pasalnya telah mengatur tentang hak asasi manusia, seperti Pasal
kemanusiaan sebagai nilai tertinggi sesuai dengan martabat bangsa yang merdeka,
27
Mien Rukmini. 2003. Perlindungan HAM Melalui Asas Praduga Tidak Bersalah dan
Asas Persamaan Kedudukan Dalam Hukum Pada Sistem Peradialan Pidana Indonesia. Bandung:
PT. Alumni, hlm. 3
tahap awaldari proses penanganan perkara pidana yang menjadi kewenagan
dilakukan oleh penyelidikan (Polri) dalam rangka mencari dan menentukan suatu
peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna menetukan dapat atau tidaknya
dilakukan oleh penyidik (Polri) daalam rangka mencari serta mengumpulkan bukti
cara untuk mengumpulkan bukti awal untuk mencari tersangka yang diduga
melakukan tindak pidana dan saksi-saksi yang mengetahui tentang tindak pidana
tersebut.
tersebut, dengan konkrit dan faktual dimensi penyidikan dimulai ketika terjadinya
tentang terjadinya suatu peristiwa yang diduga merupakan tindak pidana wajib
28
Lilik Mulyadi. 2007. Hukum Acara Pidana Normatif, Teoritis, Praktik dan
Permasalahannya. Bandung: Alumni, hlm. 55
berat tekananya diletakan pada tindakan mencari serta mengumpulkan bukti
supaya tindak pidana yang ditemukan dapat menjadi terang serta menemukan dan
menentukan pelakunya.
penyidik tunggal bagi tindak pidana umum. Sebagai penyidik adalah sangat sulit
tahap awal dari rangakain proses penyelesaian perkara pidana yang nantinya akan
yang dilakukan oleh penyidik (Polri) pada seluruh tingkatan kepolisian, yaitu
penuntutan oleh penuntutan umum, melalui surat dakwaan. Disamping itu sebagai
dasar pemeriksaan oleh penyidikan harus dilakukansecara teliti dan cermat, agar
penyidikan tindak pidana. Begitu pula halnya dengan para penyidik Polres
Balangan, yaitu tersangka memberikan keterangan yang tidak jelas dan berbelit-
belit, tersangka maupun keluarganya tidak mengerti tentang kedudukan penasihat
hukum pada waktu penyidikan. Tersangka telah diberitahu oleh penyidik bahwa ia
berhak atas bantan hukum, namun hak tersebut tidak dapat dipenuhi tersangka
tidak dapat menggunakan haknya atas bantuan hukum yang berupa perdampingan
hukum bagi tersangka. Kewajibann ini didasarkan atas ancaman pidana penjara
terhadap tersangka lima tahun (Pasal 362 KUHP) dalam lebih lama (Pasal 363
KUHP), dan tersangka tidak mampu menyediakan penasihat hukum sendiri. Hal
ini sesuai dengan Pasal 56 ayat (1) KUHAP yang menentukan bahwa bagi
tersangka yang tidak mampu yang diancam dengan pidana lima tahun atau lebih
tersedia layanan bantuan hukum seperti Lembaga Bantuan hukum (LBH) maupun
Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum (LKBH) yang berada pada Fakultas
Hukum suatu Universitas atau Sekolah Tinggi Ilmu Hukum. Untuk memenuhi
Kalimantan dengan permintaan bantuan hukum yang tersangka. Dengan kata lain,
namun hal tersebut tentunya membutuhkan waktu yang cukup lama, jika
penanganan perkaranya.29
Bantuan hukum merupakan suatu media yang dapat digunakan oleh semua
orang dalam rangka menuntut haknya atas adanya perlakuan yang tidak sesuai
dengan kaedah hukum yang berlaku. Hal ini didasari oleh arti pentingnya
perlindungan hukum bagi setiap insan manusia sebagai subyek hukum guna
masyarakat terlepas dari latar belakang, etnisitas, asal usul, keturunan, warna
kulit, ideologi, keyakinan politik, kaya miskin, agama, dan kelompok orang yang
29
Hasil Wawancara dengan Supangat, KaSatResKrim Polres Balangan, tanggal 2
Agustus 2018
mampu untuk membayar jasa penasihat hukum dalam mendampingi perkaranya.
merupakan hak orang miskin yang dapat diperoleh tanpa bayar (probono publico).
terbentur oleh biaya, khususnya dalam berperkara perdata, oleh karena itu
perlu membayar panjer perkara (prodeo). Sehingga bagi pihak yang kurang
berperkara secara prodeo. Hal tersebut sesuai dengan asas trilogi peradilan yaitu
peradilan cepat, sederhana dan murah. Hal ini tentu saja sangat merugikan pihak
Lembaga Bantuan Hukum (LBH) yang mendampingi klien atau pihak yang
dirugikan hak nya, dengan catatan klien atau pihak yang akan didampingi
perkaranya lemah secara ekonomi atau financial. Hal ini diatur juga di dalam
Pasal 1 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan
Hukum yang menyatakan bahwa Bantuan Hukum adalah jasa hukum yang
secara cuma-cuma dalam proses perkara perdata bagi orang yang tidak
memperoleh suatu keadilan. Hal tersebut secara tegas dinyatakan dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 Pasal 27 ayat (1), yang
berbunyi: “Segala warga negara bers amaan kedudukan nya dalam hukum dan
pemerintahan serta wajib menjunjung hukum dan pemerintah itu dengan tidak
ada kecualinya”.
dinikmati oleh masyarakat apabila ada kesempatan yang sama untuk mendapatkan
atas bantuan hukum. Pemberian bantuan hukum juga dapat diberikan oleh
Advokat sebagaimana diatur juga pada Pasal 1 ayat (3) Peraturan Pemerintah
Nomor 83 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pemberian Bantuan
Hukum Secara Cuma - Cuma, yang berbunyi : “Bantuan Hukum Secara Cuma -
Cuma adalah jasa hukum yang diberikan Advokat tanpa menerima pembayaran
yang menyebutkan bahwa Advokat wajib memberi bantuan hukum secara cuma -
cuma kepada pencari keadilan yang tidak mampu. Sementara itu fakir miskin
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang berbunyi : “Fakir miskin
dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara”. Gerakan bantuan hukum
hasil kompromi institusi-institusi negara dan kekuatan pasar dan modal semat a,
tetapi hukum yang dirumuskan atas dasar tuntutan dan aspirasi masyarakat. Pada
Manusia (HAM).
Pertama, melalui undang-undang ini setiap orang, khususnya warga negara tidak
mampu berhak atas bantuan hukum dan negara bertanggung jawab memenuhi hak
tersebut dengan menyediakan anggaran yang memadai. Hak atas bantuan hukum
adalah hak dasar setiap warga negara yang sama kedudukannya dengan hak-hak
lain seperti kesehatan, pekerjaan, sandang dan pangan, dan seterusnya. Kedua,
keadilan. Dengan adanya program bantuan hukum diharapkan tidak akan terjadi
lagi peristiwa perlakuan yang timpang terhadap pihak yang tidak mampu yang
bantuan hukum yang menghadapi masalah hukum keperdataan, pidana, dan tata
usaha negera, baik ligitasi maupun nonlitigasi. Kemudian dalam Pasal 5 Undang-
oranng miskin yang tidak dapat memenuhi hak dasar secara layakdan mandiri.
a. Berbadan hukum;
b. Terakreditas;
c. Memiliki kantor atau sekretariat yang tetap;
yaitu:
permohonan dapat diajukan secara lisan. Kemudian Pasal15 ayat (1) Undang-
yang tidak mampu yang tersangkut perkara pidana pada khususnmya berhak
melalui organisasi bantuan hukum seperti LBH atau LKBH asalkan memenuhi
tanggungjawab negara melalui Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk
(1) Menjamin dan memenuhi hak bagi penerima bantuan hukum untuk
dipertanggungjawabkan.
tidak diketahui oleh sebagian besar warga masyarakat, sehingga tersangka tidak
dapat memenuhi haknya atas bantuan hukum pada saat penyidikan dikarenakan
ketidakadaan biaya untuk membayar jasa hukum dari penasihat hukum. Berbeda
halnya dengan ketentuan Pasal 56 KUHP ayat (1) KUHAP, maka menjadi
dnegan bantuan hukum bagi tersangka, maka Polres Balangan perlu melakukan
kerja sama dengan LBH atau LKBH yang ada pada Fakultas Hukum suatu
Dengan adanya kerja sama tersebut, maka kebutuhan akan bantuan hukum bagi
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Banjarmasin
2. Untuk terwujudnya pemeratan di bidang bantuan hukum bagi tersangka
yang tidak mampu, maka Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia
A. LITERATUR
Yogyakarta : Liberty.
Chazawi, Adami. 2013. Pelajaran Hukum Pidana Stelsel Pidana, Tindak Pidana,
Hukum Acara Lama (HIR dll) Dengan Hukum Acara Pidana Baru
Hamzah, Andi. 2006. Hukum Acara Pidana Indonesia. Cet- 5. Jakarta : Sinar
Grafika.
: Datacom
Mulyadi, Lilik. 2006. Hukum Acara Pidana, Normatif, Teoritis, Praktik dan
Bakti.
Acara Pidana.
Setiadi, Edi dan Kristian. 2017. Sistem Peradilan Pidana Terpadu dan Sistem
B. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Indonesia