Ritme sirkadian adalah proses biologis yang menunjukkan osilasi endogen dan berulang setiap
sekitar 24 jam. Ritme ini didorong oleh jam sirkadian, dan telah banyak diamati
pada tanaman, hewan, jamur, dan cyanobacteria. Istilah sirkadian berasal dari bahasa Latin circa,
yang berarti "sekitar" (atau "kira-kira"), dan diem atau dies, yang berarti "hari". Ilmu formal mengenai
ritme biologis sementara, seperti ritme harian, pasang surut, mingguan, musiman, dan tahunan,
disebut kronobiologi. Meskipun ritme sirkadian terjadi secara endogen (tetap dan mandiri), ritme ini
disesuaikan dengan lingkungan sekitar oleh isyarat eksternal yang disebut zeitgebers, biasanya yang
paling penting adalah pada siang hari
Untuk dapat disebut sirkadian, suatu ritme/irama biologis harus memenuhi empat kriteria umum:
1. Ritme tersebut berulang satu kali sehari (suatu ritme memliliki periode 24 jam). Agar
dapat melacak waktu dalam sehari, jam harus berada di titik yang sama pada waktu yang
sama setiap hari, misalnya berulang setiap 24 jam.
2. Ritme tersebut bertahan tanpa adanya isyarat eksternal (endogen). Ritme tersebut tetap
dalam kondisi konstan dengan jangka waktu sekitar 24 jam. Alasan dari kriteria ini adalah
untuk membedakan ritme sirkadian dari tanggapan sederhana ke isyarat eksternal sehari-
hari. Suatu ritme tidak dapat dikatakan endogen, kecuali telah diuji dalam kondisi tanpa
masukan/input periodik eksternal.
3. Ritme tersebut dapat disesuaikan agar sesuai dengan waktu setempat
(entrainable). Ritme tersebut dapat direset dengan pemaparan terhadap rangsangan
eksternal (seperti cahaya dan panas), sebuah proses yang disebut entrainment. Alasan dari
kriteria ini adalah untuk membedakan ritme sirkadian dari ritme 24 jam endogen bayangan
lainnya yang kebal pengaturan ulang terhadap isyarat eksternal, dan dengan demikian tidak
memenuhi tujuan memperkirakan waktu setempat. Perjalanan melintasi zona
waktu menggambarkan kemampuan dari jam biologis manusia untuk menyesuaikan diri
dengan waktu setempat; seseorang biasanya akan mengalami jet lag sebelum entrainment
pada jam sirkadian disinkronkan dengan waktu setempat.
4. Ritme tersebut mempertahankan periodisitas sirkadian pada rentang suhu fisiologis,
ritme tersebut menunjukkan kompensasi suhu. Beberapa organisme hidup dalam
berbagai suhu, dan perbedaan energi panas akan mempengaruhi kinetika dari semua proses
molekul dalam sel. Guna melacak waktu, jam sirkadian pada organisme harus
mempertahankan periodisitas sekitar 24 jam meskipun kinetiknya berubah, suatu hal yang
dikenal sebagai kompensasi suhu.