Anda di halaman 1dari 2

GIZI BAYI SAPIHAN

Menyapih, secara harfiah berarti membiasakan. Maksudnya, bayi secara berangsur-angsur dibiasakan menyantap makanan orang dewasa. Di awal masa penyapihan, ASI masih merupakan makanan pokok, sementara makanan sapihan hanya sebagai makanan pelengkap. Kemudian, secara berangsur, ASI berubah fungsi sebagai makanan tambahan, sementara makanan sapihan menjadi santapan utama. Pedoman Pemberian Makanan Sapihan Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan makanan sapihan. 1. Makanan padat pertama harus bertekstur sangat halus dan licin. Bayi perlahan-lahan akan siap menerima tekstur yang lebih kasar. 2. Bubur saring baru boleh diberikan jika bayi telah tumbuh gigi, dan makanan cincang setelah bayi pandai mengunyah. 3. Pada satu waktu makan, cukup diperkenalkan satu jenis makanan saja, dalam jumlah kecil. Seandainya bayi tidak dapat menoleransi makanan ini, atau bahkan menimbulkan reaksi alergi, gejala yang timbul mudah dikenali, dan makanan itu tidak akan diberikan lagi. 4. Bayi harus diajari cara memegang makanan. Seiring pertambahan usia, bayi diajari pula cara mengambil makanan padat dari sendok makan. 5. Makanan sebaiknya tidak dicampur karena bayi harus mempelajari perbedaan tekstur dan rasa makanan. 6. Makanan padat jangan dimasukkan ke dalam botol susu, atau membuat lubang dot lebih besar yang mengesankan bayi meminum makanan padat. 7. Volume pemberian susu jangan segera dikurangi sebelum bayi mampu bersantap dengan sendok. 8. Makanan padat sebaiknya disuapkan sebelum susu diberikan. 9. Selama menyuap bayi, tersenyum dan berbicaralah padanya.

Masalah Gizi Anak


Masalah gizi anak secara garis besar merupakan dampak dari ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran gizi (nutritional imbalance). Beberapa masalah gizi anak diantaranya: 1. Anemia defisiensi besi Keadaan ini terjadi karena terlalu sedikit kandungan zat besi dalam makanan, terutama pada anak yang terlampau banyak mengonsumsi susu; sehingga mengendurkan keinginan untuk menyantap makanan lain. 2. Karies dentis Karies dentis sering terjadi pada anak karena anak terlalu sering makan cemilan yang lengket dan banyak mengandung gula. Sifat lengket itu menentukan panjang waktu pajan terhadap karbohidrat dengan plaque bakteri. Plaque ialah masa gelatin lengket yang melekat pada gigi dan gusi. Masa ini tersusun atas bakteri, protein air ludah (saliva), polisakarida, serta lemak.

3. Berat badan berlebih Sama seperti orang dewasa, kelebihan berat badan anak terjadi karena ketidakseimbangan antara energi yang masuk dan keluar, terlalu banyak makan, terlalu sedikit olahraga, atau keduanya. 4. Pica Orang yang mengonsumsi sesuatu yang bukan makanan, misalnya perca dan debu, tergolong ke dalam pica. Perilaku tersebut tidak membahayakan hidup anak sejauh dia tidak menyantap zat toksik. 5. Berat badan kurang 6. Alergi Secara literal, alergi makanan diartikan sebagai respon tidak normal terhadap makanan yang orang biasa dapat mengonsumsinya. Buku Ajar Ilmu Gizi Gizi dalam Daur Kehidupan Edisi 2 Dr. Arisman, MB Penerbit Buku Kedokteran EGC 2008

Anda mungkin juga menyukai