PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk merencanakan jumlah dan jarak
kehamilan dengan memakai kontrasepsi ( Manuaba 2003). Menurut WHO (2003) tujuan
Kb adalah untuk menunda atau mencegah kehamilan. Menunda kehamilan bagi PUS
( Pasangan Usia Subur) dengan istri kurang dari 20 tahun dianjurkan untuk menunda
kehamilannya.Alasan menunda atau mencegah kehamilan adalah umur dibawah 20 tahun
adalah usia yang sebaiknya tidak mempunyai anak dulu karena berbgai alasan yaitu
1. Prioritas penggunaan kontrasepsi pil oral, karena peserta masih muda.
2. Penggunaan kondom kurang menguntungkan karena pasangan muda masih
tinggi frekuensi bersenggamanya, seingga mempunyai kegagalan
tinggi.
3. penggunaan IUD ( Intra Uterine Divice) bagi yang belum mempunyai anak
pada masa ini dapat dianjurkan, terlebih bagi calon peserta dengan
kontra indikasi terhadap pil oral.
Metode Lendir Serviks atau lebih dikenal sebagai Metode Ovulasi Billings/MOB
atau metode dua hari mukosa serviks dan metode Simtomtermal adalah yang paling
efektif.Cara yang kurang efektif misalnya Sistem Kalender atau pantang berkala dan
Metode Suhu Basal yang sudah tidak diajarkan lagi oleh pengajar KBA. Hal ini
disebabkan oleh kegagalan yang cukup tinggi (>20%) dan waktu pantang yang lebih
lama. Lagi pula sudah ada cara lain yang lebih efektif dan masa pantang lebih singkat. Di
Indonesia dengan surat dari BKKBN Pusat kepada BKKBN Provinsi dengan SK
6668/K.S. 002/E2/90. Tanggal 28 Desember 1990, Metode Ovulasi Billings (MOB)
sudah diterima sebagai salah satu Metode KB (Mandiri). (Bari Saifuddin, Abdul.2006).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui dan melayani pelayanan KB dengan metode lendir serviks.
2. Tujuan khusus
a. Agar mahasiswa mampu memahami tentang pelayanan KB dengan metode lendir
serviks secara menyeluruh.
b. Agar mahasiswa mampu mengerti tentang keuntungan pada pelayanan KB dengan
lendir serviks.
c. Agar mahasiswa dapat menjelaskan dan menerapkan kepada klien tentang KB lendir
serviks.
C. Manfaat
1. Mahasiswa dapat melakukan pelayanan KB lendir serviks dan menerapkan teori yang
didapat dari bangku perkuliahan.
2. Mahasiswa dapat mengetahui keuntungan memakai KB dengan lendir serviks.
3. Mahasiswa mampu memberikan rasa puas kepada klien tetang pelayanan KB lendir serviks.
1
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Metode lendir serviks adalah metode mengamati kualitas dan kuantitas lendir
serviks setiap hari. Periode subur ditandai dengan lendir yang jernih, encer, dan licin.
Metode mukosa serviks atau ovulasi billings ini dikembangkan oleh Drs. John, Evelyn
Billings dan Fr Maurice Catarinich di Melboume, Australia dan kemudian menyebar
keseluruh dunia. Metode ini tidak menggunakan obat atau alat, sehingga dapat diterima
oleh pasangan taat agama dan budaya yang bertentagan dengan kontrasepsi modern.
Perubahan siklus dari lendir serviks terjadi karena perubahan kadar ekstrogen.
E. Ciri-ciri Lendir Serviks pada berbagai fase dari siklus haid ( 30 hari).
1. Fase 1 :
a. Haid
b. Hari 1-5
c. Lendir dapat ada atau tidak, dan “tertutup” oleh darah haid.
d. Perasaan wanita : basah dan licin (lubrikatif).
2. Fase 2 :
a. Pasca haid
b. Hari 6-10
c. Tidak ada lendir atau hanya sedikit sekali
d. Perasaan wanita : kering.
3. Fase 3 :
a. Awal pra-ovulasi.
b. Hari 11-13
c. Lendir keruh, kuning atau putih, dan liat.
d. Perasaan wanita : liat dan / atau lembab.
4. Fase 4 :
a. Segera sebelum, pada saat dan sesudah ovulasi.
b. Hari 14-17.
c. Lendir bersifat jernih, licin, basah, dapat diregangkan.
d. Dengan konsistensi seperti putih telur.
e. Hari terakhir dari fase ini dikenal sebagai “gejala-puncak” (peak symptom).
f. Perasaan wanita : lubrikatif dan atau basah.
5. Fase 5 :
a. Pasca-ovulasi.
b. Hari 18-21.
c. Lendir sedikit, keruh, dan liat.
d. Perasaan wanita : liat / atau lembab.
6. Fase 6 :
a. Akhir pasca-ovulasi atau segera pra-haid.
b. Hari 27-30.
c. Lendir jernih dan seperti air.
d. Perasaan wanita : liat dan / atau lembab dan/atau basah.
J. Aturan-aturan senggama
1. Tidak dilakukan pada hari yang berurutan selama periode pra-ovulasi pasca haid agar
cairan tidak mengaburkan perubahan mukus serviks yang diamati.
2. Pemantangan jika mukus menjadi lengket dan lembab.
3. Senggama diperbolehkan mulai hari ke 4 setelah hari terakir mukus yang lengket dan
basah. (Darney Philip dkk. 2005. Pedoman Klinis Kontasepsi: Jakarta,
Indonesia).
A. Kesimpulan
Masa subur adalah suatu masa dalam siklus menstruasi perempuan dimana
terdapat sel telur yang matang yang siap dibuahi, sehingga bila perempuan tersebut
melakukan hubungan seksual maka dimungkinkan terjadi kehamilan.
Siklus menstruasi dipengaruhi oleh hormon seks perempuan yaitu esterogen dan
progesteron. Hormon-hormon ini menyebabkan perubahan fisiologis pada tubuh
perempuan yang dapat dilihat melalui beberapa indikator klinis seperti:
1. Perubahan suhu basal tubuh.
2. Perubahan sekresi lendir leher rahim (serviks).
3. Perubahan pada serviks.
4. Panjangnya siklus menstruasi (metode kalender).
5. Indikator minor kesuburan seperti nyeri perut dan perubahan payudara.
B. Saran
Fase subur dan fase tidak subur dalam siklus menstruasi dapat dinilai secara akurat
dan pengetahuan ini dapat digunakan untuk merencanakan kehamilan dan menghindari
kehamilan. Metode yang paling efektif adalah dengan menggunakan pendekatan berbagai
indikator biasanya perubahan suhu yang dikombinasikan dengan perubahan lendir serviks.
Indikator-indikator ini secara ilmiah telah terbukti merefleksikan perubahan hormonal dan
status kesuburan secara akurat.
Selain suhu dan perubahan lendir serviks, ada beberapa cara yang bisa digunakan
untuk mengetahui masa subur wanita, yaitu: indikator perubahan pada serviks, Metode
Kalender, dan Indikator Minor Kesuburan.
Dengan mengetahui masa subur, ini akan bermanfaat bagi pasangan yang
bermasalah dalam mendapatkan keturunan, yaitu dengan cara:
1. Menilai kejadian dan waktu terjadinya ovulasi.
2. Memprediksikan hari-hari subur yang maksimum.
3. Mengoptimalkan waktu untuk melakukan hubungan seksual untuk mendapatkan
kehamilan.
4. Membantu mengindentifikasi sebagian masalah infertilitas.
Dan pada pemeriksaan lendir serviks ini ada beberapa yang harus diingat:
1. Jumlah dan kualitas lendir bervariasi pada seorang perempuan dengan
perempuan dan pada satu siklus dengan siklus yang lain.
2. Setiap perubahan sensasi dan bahkan pada sejumlah kecil lendir harus
diperhatikan.
3. Jika menemukan kesulitan dalam mendeteksi lendir dari luar, kadang-kadang
lebih mudah dikenali setelah berolahraga atau setelah buang air besar.
4. Kegel (gerakan mengerutkan otot panggul bagian bawah seperti menahan
kencing) juga kadang membantu pengeluaran lendir.
DAFTAR PUSTAKA
. Saifuddin, BA. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
(Bagian Kedua MK 13- MK 14).
Prawirohardjo, Sarwono.2006. Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka.
METODE KONTRASEPSI LENDIR SERVIKS
Di susun oleh :
Yudhit Veronika Laily Maleva (G0E015007)
1. Ibu Nuke Devi Indrawati,S.SiT.MH.Kes. selaku dosen pengampu pada mata kulaih
Keluarga Berencana.
2. Rekan-rekan semua.
3. Keluarga yang selalu mendukung penyusunan.
4. Semua pihak yang membantu penyusunan makalah “Metode Kontrasepsi Lendir
Serviks” yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Kami merasa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini baik pada
teknis penulisan maupun materi, megingat akan kemampuan yang dimiliki penyusun.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………………………1
B. Tujuan……………………………………………………………………….1
C. Manfaat………………………………………………………………………1
A. Pengertian……………………………………………………………………2
B. Peranan Lendir Serviks…………………………………………………….2
C. Keuntungan dari Lendir Serviks………………………………………….2
D. Kerugian dari Lendir Serviks……………………………………………….3
E. Ciri-ciri Lendir Serviks…………………………………………………….3
F. Penyulit-penyulit Lendir Serviks……………………………………………4
G. Efektivitas Metode Lendir Serviks………………………………………….4
H. Yang Dapat Menggunakan Lendir Serviks………………………………..4
I. Yang Seharusnya Tidak Menggunakan Lendir Serviks…………………….4
J. Aturan-aturan Senggama…………………………………………………….5
K. Intruksi Kepada Klien……………………………………………………….5
L. Metode Lendir Serviks………………………………………………………5