Cara kerja:
Cara kerja dari MAL adalah menunda atau menekan terjadinya ovulasi. Pada masa
laktasi/menyusui, hormon yang berperan adalah prolaktin dan oksitosin. Semakin sering
menyusui, maka kadar prolaktin meningkat dan hormon gonadotrophin melepaskan hormon
penghambat (inhibitor). Hormon penghambat dapat mengurangi kadar estrogen, sehingga
ovulasi tidak terjadi (Proverawati dkk, 2010).
Efektifitas MAL sangat tinggi sekitar 98% apabila digunakan secara benar dan memenuhi
persyaratan sebagai berikut: digunakan selama enam bulan pertama setelah melahirkan,
belum mendapat haid pasca melahirkan dan menyusui secara eksklusif (tanpa memberikan
makanan atau minuman tambahan). Efektifitas dari metode ini juga sangat tergantung pada
frekuensi dan intensitas menyusui (Proverawati dkk, 2010).
metabolisme,
Hal yang perlu diperhatikan oleh ibu dalam pemakaian MAL agar aman dan berhasil adalah
menyusui secara eksklusif selama 6 bulan. Untuk mendukung keberhasilan menyusui dan
MAL maka beberapa hal penting yang perlu diketahui yaitu cara menyusui yang benar
meliputi posisi, perlekatan dan menyusui secara efektif (Proverawati dkk, 2010)
DAFTAR PUSTAKA
BKKBN dan Kemenkes RI. (2012). Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana Pasca Persalinan
di Fasilitas Kesehatan. BKKBN
Proverawati, A,. dkk. (2010). Panduan Memilih Kontrasepsi. Yogyakarta: Nuha Medika
Purwaningsih, W & Fatmawati, S. (2010). Asuhan Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Nuha
Medika
Stright, Barbara R. (2005). Panduan Belajar: Keperawatan Ibu-Bayi Baru Lahir. Alih bahasa,
Maria A. Wijayarini; edisi 3. Jakarta: EGC