Anda di halaman 1dari 12

UNWANTED

PREGNANCY
ANGGOTA KELOMPOK 5 :
Rifa Ulfiana (P17311193033)
Salsabila Hening S (P17311193034)
Arlita Novi Arivianti (P17311193035)
Dina Muawana (P17311193036)
Rizky Ferina Aulia (P17311193037)
Cindikiawati (P17311193038)
Putri Aghista Larasta (P17311193039)
Pengertian Unwanted Pregnancy
Kehamilan yang tidak diinginkan (Unwanted Pregnancy) adalah suatu kondisi dimana pasangan
tidak menginginkan kehamilan akibat dari perilaku seksual yang disengaja maupun tidak
disengaja. Definisi lain menyebutkan kehamilan yang terjadi saat salah satu atau kedua belah
pihak dari pasangan tidak menginginkan anak sama sekali atau kehamilan yang sebenarnya
diinginkan tapi tidak pada saat itu, dimana kehamilan terjadi lebih cepat dari yang telah
direncanakan (Sanata dan Sadewo, 2013).

Kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja dapat menimbulkan risiko, antara lain :
1. Rahim remaja belum siap untuk mendukung kehamilan.
2. Sistem hormonal remaja belum terkoordinasi dengan lancar dengan melihat siklus menstruasi
yang belum teratur
3. perdarahan hingga terjadi abortus
4. Pada usia remaja akan sulit untuk mengasuh atau memelihara anak dan belum cukup
pengalaman
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Unwanted Pregnancy
1. Tindakan perkosaan ataupun kekerasan seksual.
2. Kegagalan dalam pemakaian alat kontrasepsi.
3. Bayi yang dikandung ternyata menderita cacat majemuk yang berat.
4. Kondisi kesehatan ibu yang tidak memungkinkan untuk menjalani kehamilan.
5. Tuntutan karir yang tidak mengijinkan wanita tersebut hamil. 
6. Incest (akibat hubungan antar keluarga).
7. Hubungan seksual pra nikah, sehingga dirasa masih belum saatnya untuk terjadi, yang didukung
pula oleh karena rendahnya pengetahuan akan kesehatan reproduksi dan seksual.
8. Jika hamil di usia remaja, remaja belum memiliki kesiapan untuk menjalani kehamilan, baik secara
psikis, sosial, fisik, ataupun secara ekonomi.
Penyebab Unwanted Pregnancy
A. Penyebab utama Unwanted Pregnancy pada Remaja

1. Kehamilan yang terjadi akibat pemerkosaan.


2. Kehamilan yang terjadi akibat hubungan seksual diluar nikah.
3. Beralasan masih ingin berkarir atau memang masih bersekolah.
B. Penyebab utama Unwanted Pregnancy pada PUS

1. Karena sudah memiliki banyak anak.


2. Akibat dari kegagalan alat kontrasepsi.
3. Memiliki sosial perekonomian yang rendah.
4. Kehamilan terjadi pada saat yang belum diharapkan.
5. Suami tidak bersedia menerima kehamilan sang istri lagi.
6. Bayi dalam kandungan ternyata menderita cacat yang berat.
7. Kondisi kesehatan ibu yang tidak mengizinkan adanya kehamilan.
8. Usia sudah semakin tua atau bahkan jarak antara anak yang terlalu dekat.
Dampak Unwanted Pregnancy
Jika yang mengalami KTD adalah remaja, maka dampaknya
tidak mendapat dukungan dari lingkungan sosialnya, dikucilkan,
atau bahkan terpaksa berhenti sekolah. Hal tersebut akan
mengakibatkan remaja secara psikis akan akan mengalami
tekanan, baik itu perasaan bersalah, menyesal,ataupun malu.

Kehamilan tidak diinginkan (KTD) yang terjadi pada remaja


kerap kali berujung pada pengguguran kandungan yang tidak
aman dan beresiko karena kalau kehamilannya dilanjutkan akan
membuatnya malu dan secara finansial tidak dapat menghidupi
anaknya. Usia muda yang menjalani kehamilan tentu lebih
berisiko terhadap terjadinya masalah pada organ reproduksi
Pencegahan Unwanted Pregnancy
Hal-hal yang harus diperhatikan untuk menghindari kehamilan adalah  :
1. Pemberdayaan remaja perempuan.
2. Memperbaiki ketidaksetaraan gender.
3. Menghormati hak asasi manusia.
4. Kebijakan yang perlu dilakukan untuk mewujudkan
pencegahan terjadinya  KTD.
5. Pendidikan kesehatan seksualitas dan reproduksi
yang harus sudah diajarkan di rumah sejak dini.
Kebijakan yang perlu dilakukan untuk mewujudkan pencegahan di atas adalah :

1. Intervensi preventif pada remaja dengan usia 10-14 tahun.


2. Hentikan pernikahan dini dibawah usia 18 tahun, serta melakukan
pencegahan terhadap kekerasan dan pemaksaan seksual. 
3. Melindungi hak atas pendidikan, kesehatan, keamanan, dan kebebasan
dari kemiskinan. 
4. Mengupayakan pendidikan remaja perempuan, serta pendidikan seksual
dan akses pelayanan kesehatan yang ramah remaja.
5. Adanya konselor sebaya bagi remaja yang membutuhkan.
Peran Bidan dalam Unwanted Pregnancy
A. Pada Remaja
1. Bidan berperan memberikan edukasi pada remaja mengenai dampak yang akan
dialami apabila melakukan hubungan seksual secara bebas, dan juga dampak yang
akan dialami jika melakukan abortus.   
2. Bidan berperan memberikan konseling pada remaja yang mengalami KTD agar dapat
menerima kehamilannya
3. Bidan berperan memberikan dukungan sosial baik berupa dukungan psikologis
maupun dukungan fisiologis pada remaja dengan KTD untuk menjaga kehamilannya.
4. Bidan berperan untuk tidak memberikan stigma negatif pada remaja mengenai KTD.
PERAN BIDAN DALAM UNWANTED
B. Pada PUS (Pasangan Usia Subur)
PREGNANCY
1. Bidan memberikan dukungan penuh kepada keluarga si ibu, khususnya kepada ibu agar dapat menjaga serta merawat
kehamilannya dengan baik.
2. Memberikan stigma positif untuk keluarga si ibu, terutama bagi ibu agar dapat merasa senang dan bahagia dengan
kehamilannya.
3. Memberikan konseling mengenai cara merawat kehamilan serta ketika setelah persalinan, agar tidak terjadi kecacatan
atau komplikasi pada bayi ibu.
4. Peran bidan dalam memantau penggunaan kontrasepsi secara berkala pada pasangan usia subur.
5. Mempromosi kesehatan dan pendidikan kesehatan, identifikasi status kehamilan diinginkan atau tidak diinginkan agar
menjadi prosedur umum saat pemberi pelayanan kesehatan ibu hamil
6. meningkatkan promosi keluarga berencana melalui berbagai jalur komunikasi dan kelompok sasaran
masyarakat, penguatan pengetahuan melalui pendidikan kesehatan reproduksi sejak dini berbasis keluarga dan
sekolah menjadi kurikulum penunjang, memberikan penyuluhan dan pemahaman pada pasangan usia subur
pentingnya membentuk GenRe (Generasi Berencana).
7. Membentuk komunitas sadar KB dan kesehatan reproduksi dalam lingkup desa/kampung dan kabupaten/kota.
8. Peran bidan dalam menjalin relasi dan kerjasama dengan tokoh agama dan masyarakat dalam pelaksanaan
program keluarga berencana.
9. Memberikan pendidikan kesehatan reproduksi sebagai bagian dari penguatan pembangunan karakter, serta
memberikan pendampingan dan konseling hidup sehat dan berkualitas sebagai bagian pendewasaan pasangan
usia subur.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai