Anda di halaman 1dari 7

32 Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu” Vol. 08 No.

01 Januari 2017

EFEK SAMPING AKSEPTOR KB SUNTIK DEPO MEDROKSI PROGESTERONE ACETAT (DMPA)


SETELAH 2 TAHUN PEMAKAIAN

Side Effects Acceptors KB Depo Injection Medroksi Progesterone Acetate (Dmpa)


After 2 Years Of Use
1 2
Tri Budi Rahayu , Nova Wijanarko
1
STIKES Guna Bangsa Yogyakarta, 085743727138, triarahayu88@gmail.com
2
Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta

ABSTRAK

Kontrasepsi suntik merupakan salah satu metode kontrasepsi yang banyak digunakan di Indonesia.
Penggunaan kontrasepsi hormonal sebagai salah satu alat kontrasepsi meningkat tajam. Berbagai
macam metode kontrasepsi mempunyai berbagai macam efek samping. Efek samping yang
ditemukan pada kontrasepsi suntik adalah perubahan berat badan, gangguan haid, depresi,
keputihan, jerawat dan sebagainya. Penelitian ini merupakan penelitian dengan jenis deskriptif
korelasional, dengan menggunakan pendekatan cross-sectional untuk mengetahui gambaran efek
samping akseptor KB suntik Depo Medroksi Progesterone Acetat (DMPA) setelah 2 tahun
pemakaian. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 74 responden. Sebagian besar responden
mengalami gangguan menstruasi berupa amenorea yaitu sebanyak 39 responden (52,7%), dan
mengalami peningkatan berat badan yaitu sebanyak 43 responden (58,1%).

Kata Kunci : efek samping, akseptor KB suntik, DMPA

ABSTRACT

CICs in Indonesia is one of the widely used method of contraception. The use of hormonal
contraception as a means of contraception increased sharply. A wide variety of contraceptive
methods have a variety of side effects. Side effects were found on CICs are changes in body
weight, menstrual disorders, depression, vaginal discharge, acne and so on. This research is the
type of descriptive correlational, using cross-sectional approach to knowing the side effects of
family planning acceptors picture Depo Progesterone medroxy acetate (DMPA) after 2 years of use.
The number of samples in this study were 74 respondents. Most respondents experienced
menstrual disorders such as amenorrhea as many as 39 respondents (52.7%), and increased body
weight as many as 43 respondents (58.1%).

Keywords : side effects, injectable acceptors, DMPA

PENDAHULUAN kontrasepsi hormonal sebagai salah satu


Salah satu cara yang digunakan untuk alat kontrasepsi meningkat tajam. Metode
menekan laju pertumbuhan penduduk kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi
adalah melalui pengendalian angka dan reversibilitas tinggi adalah suntikan
kelahiran. Pemerintah melalui Badan Depo Medroksi Progesterone Acetat
Kependudukan dan Keluarga Berencana (DMPA). Baik Noresteron Enantat (NET
(BKKBN) telah menerapkan program KB En) dan Depo Medroksi Progesterone
yang dimulai sejak tahun 19704. Acetat (DMPA) sangat efektif sebagai
Kontrasepsi suntik merupakan salah metode kontrasepsi, dimana kurang dari 1
satu metode kontrasepsi yang banyak per 100 wanita akan mengalami
digunakan di Indonesia. Penggunaan kehamilan dalam satu tahun pemakaian
Tri Budi R., N., “Efek Samping Akseptor ....” 33

DMPA, dan 2 per 100 wanita pertahun Hasil pencapaian program KB d i


pemakaian NET EN akan mengalami Kecamatan Ngluwar dari 5194 PUS,
8
kehamilan . sebanyak 4179 (80,46%) PUS telah
Angka pencapaian akseptor KB di menjadi peserta KB aktif dengan jumlah
Indonesia pada tahun 2011 dari akseptor KB terbanyak adalah suntik yaitu
45.905.815 Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 1980 (38,12%) PUS. Di Desa
sebanyak 34.872.054 (75,96%) telah Karangtalun Kecamatan Ngluwar
menjadi akseptor KB aktif. Jumlah Kabupaten Magelang data pencapaian
akseptor KB jangka panjang seperti IUD akseptor KB pada tahun 2012 adalah
hanya sebesar 11,28%, KB implant 391 (60,80%) akseptor KB dari 643
8,82%, MOW 3,49%, dan jumlah PUS yang ada dengan jumlah akseptor
akseptor KB terbanyak masih didominasi KB suntik terbanyak yaitu 279 (79,25%)
akseptor KB suntik yaitu sebesar 46, daripada jumlah akseptor KB lain 5. Hasil
47%8. studi pendahuluan menunjukkan bahwa
Angka pencapaian akseptor KB di dari 10 ibu akseptor KB suntik DMPA,
Jawa Tengah pada tahun 2011 dari sebanyak 7 ibu telah menjadi akeptor KB
6.663.396 PUS, sebanyak 5.285.530 suntik selama 3 tahun, 3 diantaranya
PUS (79,32%) telah menjadi akseptor sering mengalami spotting atau
KB aktif, namun jumlah akseptor KB perdarahan bercak dan 3 ibu mengalami
jangka panjang masih sedikit. Akseptor kenaikan berat badan.
KB IUD sebanyak 8,32%, akseptor KB
implant sebanyak 9,84%,akseptor KB METODE PENELITIAN
MOW sebanyak 5,45%, dan akseptor KB Jenis penelitian yang digunakan
terbanyak adalah KB suntik yaitu adalah penelitian deskriptif yaitu suatu
sebanyak 57,09% 5. metode dengan tujuan utama untuk
Hasil pencapaian program KB di membuat gambaran atau deskripsi
Kabupaten Magelang tahun 2012 dari tentang suatu keadaan secara objektif.
220.577 PUS, 179.084 (81,19%) PUS Gambaran yang dimaksud adalah
telah menjadi akseptor KB. Jumlah gambaran efek samping akseptor KB
akseptor KB berdasarkan jenis alat suntik DMPA setelah 2 tahun pemakaian.
kontrasepsi yang digunakan didapatkan Penelitian ini menggunakan pendekatan
hasil sebanyak 91.197 (50,92%) akseptor cross-sectional, dimana tiap subyek
KB suntik, 31,957 (17,84%) akseptor KB penelitian hanya diobservasi sekali saja
IUD, 18.697 (10,44%) akseptor KB dan pengukuran dilakukan terhadap
implant, 22.760 (12,70%) KB pil, 10.514 status karakter atau variabel subyek
(5,87%) KB MOW, 2.837 (1,58%) pada saat pemeriksaan 11. Teknik
kondom, dan 1.122 (0,62%) KB MOP3. sampling yang digunakan dalam
34 Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu” Vol. 08 No. 01 Januari 2017

penelitian ini adalah teknik Simple Tabel 5 Distribusi frekuensi efek samping
akseptor KB suntik DMPA setelah 2
Random Sampling yaitu pengambilan tahun pemakaian berupa mual dan
sampel secara acak sederhana. muntah
Mual Frekuensi Persentase (%)
muntah
Mengalami 2 2,7
HASIL PENELITIAN Tidak 72 97,3
Hasil penelitian dapat dilihat dalam mengalami
Total 74 100
beberapa tabel yang disajikan di bawah
ini: PEMBAHASAN
Tabel 1 Distribusi frekuensi efek samping Kontrasepsi adalah upaya untuk
akseptor KB suntik DMPA setelah 2
tahun pemakaian berupa gangguan mencegah terjadinya kehamilan, dimana
menstruasi amenorea
Amenore Frekuensi Persentase (%) upaya itu dapat bersifat sementara dan
Mengalami 39 52,7 dapat pula bersifat permanen.
Tidak 35 47,3
mengalami Penggunaan kontrasepsi merupakan
Total 74 100
salah satu variabel yang mempengaruhi
fertilitas15.
Tabel 2 Distribusi frekuensi efek samping
akseptor KB suntik DMPA setelah 2 Menurut Arum dan Sujiyatini (2009)2
tahun pemakaian berupa gangguan
menstruasi spotting cara kerja dari kontrasepsi suntik DMPA
Spotting Frekuensi Persentase (%) yaitu : mencegah ovulasi, mengentalkan
Mengalami 6 8,1
Tidak 68 91,9 lendir serviks sehingga menurunkan
mengalami
Total 74 100
kemampuan penetrasi sperma,
menjadikan selaput lendir rahim tipis dan
Tabel 3 Distribusi frekuensi efek samping
atrofi, dan menghambat transportasi
akseptor KB suntik DMPA setelah 2
tahun pemakaian berupa keputihan gamet oleh tuba.
Keputihan Frekuensi Persentase (%)
Mengalami 0 0 Berbagai macam metode kontrasepsi
Tidak 74 100 mempunyai berbagai macam efek
mengalami
Total 74 100 samping. Efek samping yang ditemukan

Tabel 4 Distribusi frekuensi efek samping pada kontrasepsi suntik adalah perubahan
akseptor KB suntik DMPA setelah 2 berat badan, gangguan haid, depresi,
tahun pemakaian berupa peningkatan
berat badan keputihan, jerawat dan sebagainya.
Peningkatan Frekuensi Persentase (%)
BB
Gangguan pola haid yang terjadi
Mengalami 43 58,1 tergantung pada lama pemakaian.
Tidak 31 41,9
mengalami Gangguan pola haid yang dimaksud
Total 74 100 seperti perdarahan bercak atau flek,
perdarahan irregular, amenore dan
perubahan dalam frekuensi, lama dan
jumlah darah yang hilang dan pada
Tri Budi R., N., “Efek Samping Akseptor ....” 35

penggunaan kontrasepsi suntik, disebabkan karena menurunnya hormon


endometrium menjadi dangkal dan estrogen dan kelainan atau terjadinya
atropis dengan kelenjar-kelenjar yang gangguan hormon.
tidak aktif dan insidens yang tinggi dari Penggunaan Kontrasepsi Suntik
amenorhoe diduga berhubungan dengan Progestin menurut Siswosudarmo (2007)11
atrofi endometrium8. menyebabkan ketidakseimbangan
Berdasarkan hasil penelitian, efek hormon, dengan Penggunaan Suntik
samping akseptor KB suntik DMPA Hormonal tersebut membuat dinding
setelah 2 tahun pemakaian berupa endometrium yang semakin menipis
gangguan menstruasi amenorea yaitu hingga menimbulkan bercak perdarahan.
dari 74 responden, sebanyak 39 Efek pada pola haid tergantung pada
responden (52,7%) mengalami gangguan lama pemakaian. Perdarahan inter
menstruasi berupa amenorea setelah 2 menstrual dan perdarahan bercak
tahun pemakaian. berkurang dengan jalannya waktu,
Gangguan menstruasi berupa sedangkan kejadian amenore bertambah
amenorea pada akseptor KB suntik DMPA besar. Perdarahan bercak merupakan
menurut Glasier (2006)6 dapat disebabkan keluhan terbanyak, yang akan menurun
karena progesteron dalam komponen dengan makin lamanya pemakaian tetapi
DMPA menekan LH sehingga sebaliknya jumlah kasus yang mengalami
endometrium menjadi lebih dangkal dan amenorea makin banyak dengan makin
atrofis dengan kelenjar-kelenjar yang lamanya pemakaian.
tidak aktif. Pada umumnya amenore tidak Efek samping lain yang dialami oleh
8
perlu diobati secara rutin . akseptor KB suntik DMPA setelah 2
Efek samping berikutnya berupa tahun pemakaian berupa keputihan.
gangguan menstruasi spotting. Pada Berdasarkan hasil penelitian, dari 74
akseptor KB suntik DMPA setelah 2 tahun responden diperoleh hasil semua
pemakaian sebanyak 74 responden, responden tidak mengalami keputihan
sebagian besar tidak mengalami setelah 2 tahun pemakaian KB suntik
gangguan menstruasi berupa spotting DMPA (100%).
setelah 2 tahun pemakaian KB suntik Keputihan yang terjadi pada akseptor
DMPA yaitu sebanyak 68 responden KB suntik DMPA dapat disebabkan
(91,9%). karena ibu kurang menjaga kebersihan
Spotting menurut BKKBN (2012)3 alat kelamin dan pakaian yang digunakan,
adalah bercak-bercak perdarahan di luar hal ini sesuai dengan pendapat BKKBN
haid yang terjadi selama akseptor (2012)3 yaitu penyebab dari keputihan
mengikuti KB suntik dan menurut Hartanto adalah karena efek progesterone
(2004)8 gangguan pola haid spotting merubah flora dan PH vagina, sehingga
36 Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu” Vol. 08 No. 01 Januari 2017

jamur mudah tumbuh di dalam vagina dan hormon progesteron mempermudah


menimbulkan keputihan. Untuk mengatasi perubahan karbohidrat dan gula menjadi
keputihan maka dapat ditanggulangi lemak, juga menyebabkan nafsu makan
dengan menjaga kebersihan daerah bertambah dan menurunnya aktivitas fisik,
kemaluan, memotivasi agar tetap akibatnya dapat menyebabkan berat
memakai alat kontrasepsi suntikan. badan bertambah.
Namun bila keputihan dirasa gatal, Sejalan dengan pendapat Hartanto
cairan berwarna kuning atau kehijauan (2004)8 bahwa penyebab terjadinya
atau berbau tidak sedap, dan keputihan perubahan berat badan belum diketahui.
terus berlangsung maka pemakaian Hipotesa para ahli, DMPA merangsang
suntikan dihentikan sementara. pusat pengendalian nafsu makan di
Keputihan menurut BKKBN (2012) 3 hipotalamus yang menyebabkan
merupakan keluarnya cairan berwarna akseptor makan lebih banyak dari
putih dari dalam vagina atau adanya biasanya.
cairan putih di mulut vagina. Penyebab Menurut Hartanto (2004)8
dari keputihan adalah karena efek penambahan berat badan bervariasi
progesteron merubah flora dan PH antara kurang dari 1 kg sampai 5 kg
vagina, sehingga jamur mudah tumbuh di dalam tahun pertama, kenaikan rata- rata
dalam vagina dan menimbulkan untuk setiap tahun bervariasi antara
keputihan. kurang dari 1 kg sampai 5 kg dalam tahun
Selain amenorea dan keputihan, efek pertama.
samping lain pemakaian KB suntik Akseptor KB suntik DMPA yang
DMPA setelah 2 tahun pemakaian mengalami peningkatan berat badan
berupa peningkatan berat badan. Dari 74 tidak hanya disebabkan karena
responden diperoleh hasil responden kandungan hormon progesteron dalam
mengalami peningkatan berat badan DMPA tetapi ada faktor-faktor lain yang
setelah 2 tahun pemakaian KB suntik mempengaruhi. Adapun faktor- faktor
DMPA yaitu sebanyak 43 responden yang mempengaruhi peningkatan berat
(58,1%). badan menurut Wijayanti (2006)
Permasalahan berat badan menurut diantaranya adalah herediter, bangsa atau
12
Saifuddin (2010) merupakan efek suku, gangguan emosi, fisiologi dan
samping tersering. Ada ahli yang aktifitas fisik.
menyebutkan bahwa penggunaan KB Pada dasarnya perubahan berat
suntik Depo Medroksi Progesteron Asetat badan dipengaruhi oleh beberapa faktor.
(DMPA) bisa berefek pada penambahan Secara umum faktor tersebut dapat dibagi
berat badan. Terjadinya kenaikan berat atas dua golongan besar yaitu faktor
badan kemungkinan disebabkan karena intern dan faktor ekstern. Faktor hereditas
Tri Budi R., N., “Efek Samping Akseptor ....” 37

merupakan salah satu faktor intern, yaitu pada 74 responden, tidak mengalami
kadang dapat terjadi di dalam suatu keputihan (100%), mengalami
keluarga timbulnya sifat dominasi dalam peningkatan berat badan sebanyak 43
hal menurunkan bentuk fisik responden (58,1%), tidak mengalami
keturunannya. mual dan muntah sebanyak 72 responden
Efek samping pada akseptor KB (97,3%).
suntik DMPA setelah 2 tahun Oleh karena itu, tenaga kesehatan
pemakaian lainnya berupa mual dan khususnya bidan diharapkan lebih
muntah. Berdasarkan hasil penelitian, dari meningkatkan konseling mengenai
74 responden, sebagian besar responden penggunaan dan efek samping dari alat
tidak mengalami mual dan muntah setelah kontrasepsi. Selain itu, akseptor dapat
2 tahun pemakaian KB suntik DMPA yaitu menambah pengetahuan tentang efek
sebanyak 72 responden (97,3%). samping dari penggunaan KB DMPA
Tidak adanya akseptor KB yang dengan cara mengikuti kegiatan
mengalami mual muntah selama 2 tahun penyuluhan kesehatan, membaca buku,
pemakaian alat kontrasepsi KB suntik mencari di media informasi internet dan
DMPA menunjukkan bahwa akseptor KB media-media informasi lain sehingga
tidak terpengaruh dengan hormone dapat menanggulangi secara dini jika
progesterone yang masuk dalam tubuh terjadi efek samping pada penggunaan
akseptor KB suntik DMPA, sedangkan KB DMPA.
menurut BKKBN (2012) 3 penyebab dari
mual dan muntah kemungkinan DAFTAR PUSTAKA
disebabkan reaksi tubuh terhadap 1. Arikunto, S. (2006). Prosedur
hormone progesterone yang Penelitian Suatu Pendekatan
mempengaruhi produksi asam lambung. Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
Gejala atau keluhan mual sampai 2. Arum & Sujiyatini. (2009). Panduan
muntah seperti hamil muda terjadi pada Lengkap Pelayanan KB Terkini.
bulan pertama pemakaian suntikan. Yogyakarta : Nuha Medika.
3. BKKBN. (2012). Alat Bantu
KESIMPULAN DAN SARAN Pengambilan Keputusan Ber-KB
Efek samping akseptor KB suntik Edisi 8. Jakarta : BKKBN
Depo Medroksi Progesterone Acetat 4. BPS. (2011). Penduduk Indonesia
(DMPA) setelah 2 tahun pemakaian Menurut Provinsi, Kabupaten/Kota
berupa gangguan menstruasi dari 74 dan Kecamatan Sensus Penduduk
responden, mengalami gangguan 2010. [Diakses tanggal : 10
menstruasi berupa amenorea sebanyak November 2013]. Diambil dari :
39 responden (52,7%), kejadian keputihan http://bps.go.id..
38 Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu” Vol. 08 No. 01 Januari 2017

5. Dinkes Jateng. (2012). Profil


Kesehatan Jawa Tengah Tahun
2012. Semarang : Dinkes Jateng.
6. Glasier, A., & Gabbie, A. (2006).
Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi, Jakarta:EGC.
7. Handayani. (2010). Buku Ajar
Pelayanan Keluarga Berencana.
Yogyakarta : Pustaka Rihama.
8. Hartanto. (2004). Keluarga
Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta
: Pustaka Sinar harapan.
9. Hidayat. (2010). Metode Penelitian
Kebidanan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta : Salemba Medika.
10. Kemenkes RI. (2012). Profil
Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta :
Depkes RI.: EGC.
11. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta.
12. Saifuddin, AB.. (2010). Buku
Panduan Praktis Pelayanan
Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
13. Siswosudarmo. (2007). Teknologi
Kontrasepsi. Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press.
14. Varney. (2007). Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Volume 1. Jakarta : EGC.
15. Wiknjosastro. (2010). Ilmu Kebidanan.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai