Anda di halaman 1dari 5

ANALISA SINTESIS

TINDAKAN INJEKSI DMPA

(Depo Medroksi Progresteron Asetat)

Dosen Pembimbing : Ns. Wahyu Rima Agustin, M.Kep

DISUSUN OLEH :
NAMA : MERI ANDARIESTA YUDI ASTUTI
NIM : SN211087

PROGRAM STUDI PROFESI NERS PROGRAM PROFESI FAKULTAS


ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2022
Analisa Sintesis Tindakan Injeksi DMPA(Depo Medroksi Progresteron Asetat) Pada Ny.S

Di Ruang Poli Obsgyn Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi

Hari : Senin
Tanggal : 03-01-2022
Jam : 11.00 WIB
A. Keluhan Utama
Nyeri Perut bawah
B. Diagnosa Keperawatan
Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (neoplasma) (D.0077)
C. Data Yang Mendukung
DS: - pasien mengatakan nyeri perut bawah
P: endometriosis ovary bilateral
Q: di tususk-tusuk
R: perut bawah
S: 2
T: hilang timbul
- Pasien mengatakan dating ke poli untuk suntik dmpa
DO: -TD: 116/86mmHg
-N: 101x/menit
-RR:20x/menit
-S: 36,6oC
- pasien tampak meringis
- Pasien tampak gelisah
D. Dasar Pemikiran
Salah satu jenis kontrasepsi efektif yang menjadi pilihan dan merupakan salah
satu bagian dari program KB Nasional adalah KB suntik. Suntikan satu bulanan dan tiga
bulanan adalah jenis KB suntik dan merupakan salah satu alat kontrasepsi yang sangat
efektif, tidak mengganggu senggama atau hubungan suami istri, aman, reversibilitas
tinggi. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu metode kontrasepsi yang baik adalah
aman, dapat diandalkan, sederhana, murah dapat diterima oleh orang banyak, pemakaian
jangka panjang, namun sampai saat ini belum ada suatu metode kontrasepsi yang benar–
benar 100% ideal.
Kontrasepsi suntik yang digunakan adalah Noretisteron Enentat (NETEN), Depo
Medroksi Progesterone Acetat (DMPA) dan Cyclofem. Kontrasepsi suntik memiliki
kelebihan dan kekurangan. Kekurangan kontrasepsi suntik adalah terganggunya pola haid
diantaranya adalah amenorrhea, menoragia dan muncul bercak (spotting), terlambatnya
kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian, dan peningkatan berat badan.
Gangguan menstruasi paling sering terjadi pada bulan pertama penyuntikan. Setelah satu
atau dua tahun penyuntikan akan terjadi amenorea pada kebanyakan wanita
(Hartanto,2004).
E. Prinsip Tindakan Keperawatan
1. Fase Pra interaksi
a. Cek catatan medis
b. Persiapan alat:
- Spuit 3 cc
- Obat vial/ampul
- Aquades
- Kapas alcohol
- Perlak
- Handscoon
2. Fase Interaksi
a. Memberikan salam
b. Melakukan validasi
c. Melakukan kontrak, waktu, tempat,topic
d. Menjaga privasi pasien
3. Fase Kerja
a. Mendekatkan alat ke pasien
b. Mencuci tangan
c. Memasukkan obat ke dalam spuit sesuai order
d. Bebaskan area yang akandilakukan penusukan dari pakaian
e. Pasang handscoon
f. Desinfeksi daerah penususkan cubit/angkat bagian otot dan lakukan injeksi
dengan penusukan 90o
g. Lakukan aspirasi, apabila tidak ada darah lanjutkan injeksi
h. Cabut spuit secara perlahan dan tahan bekas penusukan
i. Rapikan alat
4. Fase terminasi
a. Evaluasi respon pasien
b. Rencana tindak lanjut
c. Kontrak yang akan dating
d. Cuci tangan
e. Dokumentasi
F. Analisa Tindakan
Salah satu efek samping alat kontrasepsi atau KB suntik adalah gangguan siklus
haid. Siklus haid akan kembali normal setelah 3-6 bulan penggunaan KB suntik
dihentikan. Beberapa ibu bahkan bisa berlangsung lebih lama lagi . Gangguan siklus haid
seperti menstruasi atau haid tidak teratur atau berhenti sama sekali(amenorea). Efek
samping dari penggunaan KB suntik terutama DMPA adalah amenorea (tidak terjadi
perdarahan) dan perdarahan atau perdarahan bercak(spotting). Amenorea adalah keadaan
tidak adanya menstruasi sedikitnya tiga bulan berturut-turut. Siklus menstruasi yang
normal bisa terjadi akibat dari pengaruh kerja hormonestrogen yang cukup. Siklus
menstruasi terjadi akibat dari pengaruh kerja hormon estrogen yang dimiliki oleh tiap-
tiap individu (Saiffudin, 2010).
G. Bahaya dilakukan tindakan
Salah pemberian dosis obat, jenis obat, waktu pemberian, cara pemberian dapat berakibat
fatal bagi pasien. Salah memberikan obat dapat menyebabkan komplikasi bahkan
kematian terhadap pasien.
H. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan
1. Monitor skala nyeri
2. Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (relaksasi nafas
dalam)
Daftar Pustaka

Hartanto, H. (2004). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar


Harapan.
Pramasari, Ni Made Dian. (2017). Hubungan Depo Medroksi Progesterone Acetat
(Dmpa) Dengan Ketidakteraturan Siklus Haid Pada Pengguna Akseptor Kb Suntik
3 Bulan Di Bpm Nurhasanah Kota Bandar Lampung. Jurnal Kebidanan, Vol 3.
No.4.
Saifuddin AB. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Yayasan Bina Pu
staka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta

Mahasiswa Mengetahui
Pembimbing Klinik/Preceptor

(……………………..) (…………………..)

Anda mungkin juga menyukai