Anda di halaman 1dari 8

ANALISA JURNAL DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI

POST OP BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA DI RUANG IRNA


BEDAH RSUD

OLEH
KELOMPOK 3
ERLINAWATI
ELSA ROSANTI
ERLY EFRIDA
FERITRISNA
RATNA DESI
YETNA WILLIS

PRESEPTOR AKADEMIK : Ns MERSI EKA PUTRI, S.Kep, M.Kep


PRESEPTOR KLINIK : Ns. TEGUH WIDODO, S.Kep
Ns. MARDIANA, S.Kep
PROGRAM PROFESI NERS
STIKES AL INSYIRAH PEKANBARU
2020

ANALISA JURNAL DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI


POST OP BENIGNA PROSTAT HYPERPLASIA DI RUANGAN IRNA
BEDAH RSUD

 PENDAHULUAN
Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) merupakan suatu penyakit dimana
terjadi pembesaran dari kelenjar prostat akibat hiperplasia jinak dari sel-sel yang
biasa terjadi pada laki-laki berusia lanjut (Bufa, 2006 dalam Samidah &
Romadhon, 2015). Kondisi patologis ini paling sering terjadi pada pria lansia dan
penyebab kedua yang paling sering ditemukan untuk intervensi medis pada pria di
atas usia 50 tahun.(Wijaya & Putra, 2013). Di dunia, hampir 30 juta pria menderita
BPH pada usia 40 tahun sekitar 40%, usia 60-70 tahun meningkat menjadi 50%
dan usia lebih dari 70 tahun mencapai 90%. Diperkirakan sebanyak 60% pria usia
lebih dari 80 tahun memberikan gejala Lower Urinary Tract sympstons (LUTS). Di
Amerika Serikat, hampir 14 juta pria menderita BPH. Prevalensi dan kejadian
BPH di Amerika Serikat terus meningkat pada tahun 1994-2000 dan tahun 1998-
2007. Peningkatan jumlah insiden ini akan terus berlangsung sampai beberapa
dekade mendatang (Sampekalo, Manoarfa, & Salem, 2015). Angka kejadian BPH di
Jawa Tengah secara Media Keperawatan Indonesia, Vol 2 No 1, February 2019/
page 1-92Arifianto/ The Effect of Benson Relaxation Technique on a Scale Of
Postoperative Pain in Patients with Benign Prostat Hyperplasia at RSUD dr. H
Soewondo Kendal mikroskopi dan anatomi sebesar 40% dan 90% terjadi pada
rentang usia 50-60 tahun dan 80-90 tahun (Amalia , 2010). Penatalaksanaan jangka
panjang pada pasien dengan BPH adalah dengan melakukan pembedahan. Salah
satu tindakan yang paling banyak dilakukan pada pasien dengan BPH adalah
tindakan pembedahan Transurethral Resection Of the Prostate (TURP) yang
prosedur pembedahan dengan memasukkan resektoskopimelalui uretra untuk
mengeksisi dan mengkauterisasi atau mereseksi kelenjar prostat yang mengalami
obstruksi. Prosedur tersebut menimbulkan luka bedah yang berakibat
menimbulkan nyeri pada luka post operasi.(Purnomo, 2011)Penatalaksanaan nyeri
non farmakologi merupakan terapi pelengkap untuk mengurangi nyeri pasca bedah
dan bukan sebagai pengganti utama terapi analgetik yang telah diberikan
(Anonimous 2007 dalam Datak, Yetti, & Hariyati, 2008)Penatalaksanaan
nonfarmakologi mencakup terapi agen fisik dan intervensi perilaku kognitif. Salah
satu intervensi perilaku kognitif yang digunakan untuk mengurangi nyeri pasca
operasi adalah relaksasi Benson. Relaksasi Benson merupakan gabungan antara
teknik respon relaksasi dan sistem keyakinan individu/ faith factor difokuskan pada
ungkapan tertentu berupa nama-nama Tuhan atau kata yang memiliki makna
menenangkan bagi pasien itu sendiri yang diucapkan berulang-ulang dengan ritme
teratur. Keyakinan memiliki pengaruh fisik atau bahkan jiwa manusia yaitu relevan
serta berpengaruh dalam terapi dan pencegahan penyakit. (Benson & Proctor 2000
dalam Solehati, & Kosasih, 2015). Salah satu Institusi pelayanan keperawatan
ataupun kesehatan yang berada di dumai adalah RSUD Kota Dumai. Angka
penyakit BPH di RSUD Dumai pada tahun 2018 adalah sebesar 5 kasus, pada tahun
2019 yaitu sebanyak 6 kasus (Rekam medik rsud dumai). Berdasarkan penyakit
diatas, sejauh ini belum pernah dilakukan penelitian tentang kejadian post op BPH
yang mengalami ngangguan rasa nyeri dengan menggunakan teknik terapi non
farmakologi Relaksasi Benson di RSUD Kota Dumai. Oleh karena kami mahasiswa
Profesi Ners Al Insyirah ingin membuktikan apakah dengan teknik relaksasi benson
dapat mengurangi rasa nyeri pada pasien post op BPH.
 SKENARIO
Seorang laki-laki, usia 63 tahun datang ke RSUD DUMAI tanggal 09 Oktober
September 2020 pada pukul 09.30 WIB ke IGD, klien mengeluh 7 hari sebelumnya
demam, kemudian dibawa berobat dan dikatakan infeksi saluran kemih ± Dari rangkaian
data pengkajian di atas penulis menemukan data-data :Sejak ± 7 hari sebelum masuk
Rumah Sakit klien mengeluh sulit BAK dengan skala nyeri 6, durasi nyeri hilang timbul,
frekuensi nyeri hanya pada saat BAK, lokasi nyeri di daerah supra pubis, klien tampak
lemah, klien tampak meringis, kandung kemih penuh sehingga menyebabkan distensi
kandung kemih (+) klien sudah pernah berobat ke puskesmas dan di beri obat pereda
sakit .Pemeriksaan rontgen telah di lakukan dengan hasil ada nya pembesaran kelenjar
prostat pada klien
Klien di pindahkan ke bangsal rawat inap bedah untuk di lakukan perawatan lebih
lanjut. Dengan mendapatkan pengobatan dari Igd , yaitu Ranitidin 3x1ml/30mg melalui
iv, Scopamin 2x1ml/20mg melalui iv, terpasang infus IVFD RL Gtt 20 x/m, Asam
Mefenamat 3x1tab/500 mg melalui oral, dan telah di pasang Kateter ukuran 18 dari IGD.
Hasil pemeriksaan laboratarium adalah hb 10,4 gr/dl, leukosit 5,900 mm3,trombosit
192.000 mm3, eosinafil 2, basofil 1, netrofil batang 0.segment 74,limfosit 19, jumlah
eritrosit 3,820.000,ureum 37 mg/dl, kretini 0,8 mg/dl natrium 125 mEq,imunologi PSA 4
nanogram/ml. hasil pemeriksaan fisik tensi 130/80 mmhg,hr 98x/mnt, Rr 25 x/mnt suhu
36 c.
 RUMUSAN MASALAH
P I C O
Nyeri Melakukan terapi Melakukan teknik Penurunan Nyeri
nonfarmologi Relaksasi Progresif
Relaksasi Benson

Rumusan masalah : Apakah Teknik Relaksasi Benson lebih efektif mengurangi


Nyeri Post Op BPH di bandingkan dengan Teknik Relaksasi Progresif
Key word: Benson Relaxation,Relaksasi Progresif dan Skala Nyeri

 METODE PENELUSURAN BUKTI


Jurnal Media Keperawatan Indonesia, Vol 2 No 1, February 2019
HealthScience Instituteof Widya Husada Semarang
http://ejr.stikesmuhkudus.ac.id/index.php/ijp/article/download/265/186
Corresponding author: Arifiantoarif.dok82@gmail.comMedia Keperawatan
Indonesia, Vol 2No 1, February2019e-ISSN:
2615-1669DOI:10.26714/mki.2.1.2019.1-9
http://dx.doi.org/10.26630/jk.v8i2.505
 Jurnal Kesehatan, Volume VIII, Nomor 2, Agustus 2017, hlm 289-295 Jurusan
Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang
 HASIL PENELUSURAN / TELAAH JURNAL
NO Jurnal Validity Importance (result) Applicability
(conclusion)
1 Arifianto1, Dwi Desain penelitian Karakateristik Hasil penelitian
Nur Aini2, Novita
Diana Wulan Sari3 menggunakan sebagian besar Terdapat pengaruh
Jurnal Media Eksperimen semu responden berusia terapi relaksasi
Keperawatan
Indonesia, Vol 2 dengan desain pre and >60 tahun Benson terhadap
No 1, February post test withoat sebanyak 21 skala nyeri pada
2019
HealthScience control. nstrumen responden (65,6%). pasien post operasi
Instituteof Widya dalam penelitian Pendidikan Benigna Prostat
Husada Semarang
menggunakan responden sebagian Hiperplasia di Ruang
koesioner, Lembar besar Kenanga RSUD Dr.
observasi skala nyeri berpendidikan SD H Soewondo Kendal.
dengan menggunakan sebanyak 17
Numeric Rating Scale, responden
Stopwatch, danTeknik (53,1%).Pekerjaan
terapi relaksasi responden sebagian
Benson. besarbekerja
Populasi dalam sebagai petani
penelitian ini adalah sebanyak 13 orang
pasien post operasi (40,6%).Sebagian
BPH sebanyak 32 besar responden
pasien di Ruang mengalami nyeri
Kenanga RSUD dr. H sedang sebanyak
Soewondo Kendal 29 responden
pada bulan Juni (90,6%) sebelum
sampai Agustus pemberian terapi
2018yang diambil relaksasi
dengan menggunakan benson.Sebagian
teknik purposive besar responden
samplingdengan mengalami nyeri
menggunakan Uji Non ringan sebangak 23
Parametrik Wilcoxon responden (71,9%)
Match Pair Testkarena setelah diberikan
sakala data ordinal. terapi relaksasi
benson.
2 Aprina1, Penelitian ini Jenis Diketahui skala Hasil penelitian
NovenIlham adalah penelitian intensitas nyeri Terdapat perbedaan
Yowanda2, kuantitatif dengan pasca operasi nilai rata-rata intensitas
Sunarsih3 desain kuasi sebelum terapi nyeri sebelum dan
Jurnal Kesehatan, eksperimen (quasy relaksasi progresif sesudah terapi
Volume VIII, experiment ) yang didapatkan hasil relaksasi
Nomor 2, Agustus diperluas dengan mean 5.20, median progresifpada
2017 rancangan one group 5.00, standar postoperasi BPH
pretest-posttest deviasi 0.834, nilai (Benigna Prostat
Populasi dalam minimum 4 dan Hyperplasia)
penelitian nilai maksimum 6.
adalahpasienpost Sedangkan skala
operasi BPH (Benigna intensitas intensitas
Prostat Hyperplasia) di nyeri pasca operasi
ruang kutilang RSUD nilai sesudah terapi
Dr. H. Abdul Moeloek relaksasi
Provinsi lampung progresifdi
sebanyak 51 pasien dapatkan hasil
Populasi penelitian ini mean 3.60, median
adalah penderita post 4.00, standar
BPH(Benigna Prostat deviasi 0.681, nilai
Hyperplasia)<6 jam minimum 2 dan
dan hari ke-2 post nilai maksimum 5.
operasi.

.
 Diskusi
Tingkat keberhasilan terapi Relaksasi Benson lebih efektif dari pada Teknik
Progresif kenapa terapi Relaksasi benson lebih efektif digunakan dan mudah di
lakukan,yang mana selain mengurangi nyeri pasca bedah, Relaksasi Benson
menghambat aktifitas saraf simpatik yang mengakibatkan penurunan terhadap
konsumsi oksigen oleh tubuh dan selanjutnya otot-otot tubuhmenjadi relaks
sehingga menimbulkan perasaan tenang dan nyaman. Selain itu, Relaksasi Benson
berfokus pada kata atau kalimat tertentu yang diucapkan berulang kali dengan
ritme teratur dan disertai sikap yang pasrah pada Tuhan Yang Maha Kuasa sesuai
keyakinan pasien memiliki makna menenangkan. di buktikan oleh beberapa dari
penelitian sebelum bahwasan Hasil penelitian Hasil penelitian juga diketahui
bahwa responden yang mengalami penurunan diberikan terapi relaksasi benson
sebanyak 27 responden, tidak ada peningkatan nyeri setelah diberikan terapi
relaksasi, sebelum dan setelah pemberian terapi relaksasi benson tidak terjadi
perubahan pada skala nyeri sebanyak 5 responden. Saat dilapangan di Rsud Kota
Dumai ruangan Bedah sudah dilaksanakan Teknik Relaksasi Benson pada pasien
post op BPH hasilnya setelah dilaukan Teknik Relaksasi Benson selama 15 pasien
mengatakan rasa nyeri berkurang

 Kesimpulan
Dari analisa jurnal diatas dan pembuktian di ruangan dapat di simpulkan bahwa
teknik Relaksasi Benson dapat di aplikasikan dan di gunakan dalam mengurangi
tingkat Nyeri pada post op BPH

 DAFTAR PUSTAKA
 Amalia , R. (2010). Faktor-Faktor Resiko Terjadinya Pembesaran Prostat Jinak
(Studi Kasus di RS Dr Kariadi, RS Sultan Agung, RS Roemani Semarang).
Prosiding Seminar Nasional (pp. 167-171). Semarang: LPPM UNIMUS
Semarang. Retrieved from http://jurnal.unimus.ac.idDatak,
 G., Yetti, K., & Hariyati, R. T. (2008). Efektifitas Relaksasi Benson Terhadap
Nyeri Pasca Bedah Pada Pasien Transurethral Resection Of The Prostat. Jurnal
Keperawatan Indonesia, 12(3), 173-178. Retrieved from http://jki.ui.ac.id
 Fitria, C. N., & Ambarwati, R. D. (2015). Efektifitas Tehnik Relaksasi Progresif
Terhadap Intensitas Nyeri Pasca Operasi Laparatomi. Jurnal Keperawatan GSH,
4, 1-8. Retrieved
 Haynes, A. B., Weiser, T. G., Berry, W. R., Lipsitz, S. R., Breizat, A. H., Dellinger,
E. P., . . . Joseph, S. (2009, Januari 29). A Surgical Safety Checklist to Reduce
Morbidity and Mortality in a Global Population. The New England Journal of
Medicine, 491-499. doi:DOI: 10.1056/NEJMsa0810119
 Kneale, J. D., & Peter, S. D. (2011). Keperawatan Ortopedik dan Trauma. Jakarta:
EGC.Notoatmodjo, S. (2012). Metode Untuk Ilmu Kesehatan. Jakarta:
 Rineka Cipta.Nursalam, & Batticaca, F. B. (2009). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan
Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika.
 Potter, P. A., & Perry, A. G. (2009). Buku AjarFundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan
Praktik. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai