Patria Artha Journal of Nursing Science. Vol. 2, No.
2, Oktober 2018
PENGARUH RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP PENURUNAN
INTENSITAS NYERI PADA PASIEN GASTRITIS DI RUANG RAWAT INAP RSUD HAJI MAKASSAR Nuryanti Thahir1. Nurlaela2 1 Pascasarjana, Universitas Muslim Indonesia, Indonesia 2 Fakultas Kesehatan, Universitas Patria Artha, Indonesia
*Email: nuryantithahir.nt@gmail.com Patria Artha Journal of Nursing Science
Tujuan : Untuk mengetahui Diketahuinya pengaruh relaksasi napas dalam terhadap
penurunan intensitas nyeri pada pasien gastritis di ruang rawat inap RSUD Haji Makassar. Metode: penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Dengan rancangan penelitian ini menggunakan desain pre-eksperimen dengan One Group PreTest-Post test design. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 70 responden dengan teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Hasil: Hasil uji paired t test dengan nilai t hitung 13,603 > t tabel 1,667 dengan nilai ρ 0,000 < α 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa ada pengaruh pemberian relaksasi napas dalam terhadap penurunan nyeri pada penderita gastritis di ruang rawat inap RSUD Haji Makassar. Rekomendasi: relaksasi napas dalam sebagai koplementer penurunan nyeri pada penderita gastritis.
Kata Kunci : Gastritis, Nyeri, Relaksasi
Pendahuluan ini dapat mengakibatkan pembengkakan
mukosa lambung sampai terlepasnya Tingkat kesadaran masyarakat epitel akan gangguan saluran Indonesia masih sangat rendah mengenai pencernaan. Pelepasan epitel akan pentingnya menjaga kesehatan lambung, gangguan akan merangsang timbulnya padahal gastritis atau sakit maag akan proses inflamasi pada lambung.[6] sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, Gastritis dapat terjadi diawali baik bagi remaja maupun orang dewasa. dengan proses akut sampai secara Gastritis atau dikenal dengan sakit maag bertahap dapat menjadi kronis, merupakan peradangan (pembengkakan) kebanyakan gastrititis tidak secara dari mukosa lambung yang disebabkan permanen merusak lambung tetapi oleh faktor iritasi dan infeksi. Bahaya seseorang yang menderita gastritis sering penyakit gastritis jika dibiarkan terus mengalami serangan kekambuhan yang menerus akan merusak fungsi lambung mengakibatkan nyeri ulu hati.[3] dan dapat meningkatkan risiko untuk Persentase dari angka kejadian terkena kanker lambung hingga gastritis di Indonesia didapatkan menyebabkan kematian. mencapai angka 40,8%. Berdasarkan Gastritis merupakan peradangan yang profil kesehatan Indonesia tahun 2009, mengenai mukosa lambung. Peradangan gastritis merupakan salah satu penyakit
Nuryanti thahir, Nurlaela 129
di dalam sepuluh penyakit terbanyak di ruangan Irina A Atas RSUP. Prof. Dr. R. pada pasien rawat inap di rumah sakit di D. Kandou Manado, dengan nilai p=0,001 Indonesia dengan jumlah 30.154 kasus (p<0,05). (4,9%). Angka kejadian gastritis pada Hasil penelitian yang dilakukan Putri beberapa daerah di Indonesia cukup (2017) yang meneliti tentang relaksasi tinggi dengan prevalensi 274,396 kasus napas dalam untuk mengurangi nyeri dari 238,452,952 jiwa penduduk. pada pasien dengan gastritis menyatakan Didapatkan data bahwa di kota Surabaya bahwa ada ada hubungan signifikan angka kejadian Gastritis sebesar 31,2%, antara upaya penurunan nyeri dan cemas Denpasar 46%, sedangkan di Medan angka (dengan relaksasi napas dalam dan guide kejadian infeksi cukup tinggi sebesar imagery) untuk mencegah nyeri tidak 91,6%. timbul pada penderita gastritis nilai Data yang didapat dari RSUD Haji p=0,001 (p<0,05). Makassar Kota tahun 2015 angka kejadian gastritis sebanyak 619 orang, ditahun Metode 2016 mengalami penurunan sebanyak 467 Penelitian ini dilakukan di RSUD Haji orang, tahun 2017 mengalami Makassar, di Ruang Rawat Inap RSUD Haji peningkatan sebanyak 514 orang (Rekam Makassar yang berada dalam pengelolaan Medik RS.Haji, 2018). Pemerintah Provinsi Sulawaesi Selatan. Beberapa teknik yang digunakan Penelitian dilaksanakan pada bulan April untuk menghilangkan atau menurunkan sampai Mei 2018. skala nyeri dapat menggunakan terapi Desain penelitian yaitu menggunakan yaitu farmakalogi dan nonfarmakologi. desain pre-eksperimen dengan One Group Tujuan utama dalam pengobatan gastritis PreTest-Post test design. ialah menghilangkan nyeri, Penelitian dilakukan dengan cara menghilangkan inflamasi dan mencegah memberikan pretest sebelum intervensi terjadinya ulkus peptikum dan dan posttest setelah intervensi. komplikasi. Populasi dalam penelitian ini adalah Salah satu tindakan mandiri yang seluruh penderita gastritis pada tahun dapat di laksanakan perawat untuk 2017 sebanyak 514 orang. membantu klien yaitu dengan Sampel terdiri dari 70 orang pasien menggunakan Manajemen Nyeri untuk yang sudah memenuhi kriteria inklusi, menghilangkan atau mengurangi nyeri Pengambilan sampel dilakukan dengan dan meningkatkan rasa nyaman. menggunakan Accidental Sampling Menggunakan komunikasi terapeutik dengan target yakni penderita gastritis di untuk mengetahui pengalaman nyeri ruang rawat inap RSUD Haji Makassar. pasien yaitu dengan menggunakan teknik Data yang diperoleh selanjutnya distraksi dan relaksasi (Menggunakan dianalisis dengan menggunakan program napas dalam). SPSS 22 for windows dengan Hasil penelitian yang dilakukan menggunakan menggunakan uji paired t Rempengan, dkk (2014) yang meneliti test dengan tingkat kemaknaan 0,05. tentang pengaruh teknik relaksasi dan Hasil teknik distraksi terhadap perubahan Pada penelitan ini karakteristik intensitas nyeri pada pasien post operasi di Irina A Atas RSUP Prof. Dr. R. D. responden merupakan hal yang penting Kandou Manado menyimpulkan terdapat untuk memberikan gambaran responden yang sesuai yang diharapkan dalam pengaruh yang bermakna teknik relaksasi penelitian. Karakteristik responden terhadap perubahan intensitas nyeri pada dalam penelitian ini ditampilkan dalam pasien post operasi di ruangan Irina A bentuk tabel distribusi frekuansinya. Atas RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, dengan nilai p= 0,001 (p<0,05) dan terdapat pengaruh yang bermakna teknik distraksi terhadap perubahan intensitas nyeri pada pasien post operasi
Nuryanti thahir, Nurlaela 130
1. Distribusi Frekuensi Karakteristik terendah adalah responden dengan umur Responden Berdasarkan Jenis 12-17 tahun sebanyak 5 (7.1 %) Kelamin responden. Tabel 1.1 3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Distribusi Frekuensi Responden Responden Berdasarkan Pendidikan Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 3.1 Responden di Ruangan Rawat Inap Distribusi Frekuensi Responden RSUD Haji Makassar Berdasarkan Pendidikan Responden di Tahun 2018 (n = 70) Ruangan Rawat Inap RSUD Haji Makassar Jenis Persen Tahun 2018 (n = 70) Kelamin Freku (%) Pendidikan Frekuensi Persen (%) ensi (f) (f) SD 29 41,4 Laki-laki 22 31,4 SMP 5 7,1 Perempuan 48 68,6 SMA 26 37,1 Jumlah 70 100 D3/S1 10 14,3 Sumber Data Primer Mei 2018 Jumlah 70 100 Sumber Data Primer Mei 2018 Berdasarkan tabel 1.1 menunjukkan responden dengan jenis kelamin Berdasarkan 4.3 menunjukkan terbanyank adalah responden dengan responden dengan pendidikan terbanyak jenis kelamin perempuan sebanyak 48 adalah pendidikan SD sebanyak 29 (68,6%) responden sedangkan responden (41,4%) responden dan pendidikan dengan jenis kelamin terendah adalah responden terendah adalah pendidikan responden dengan jeni kelamin laki-laki SMP sebanyak 5 (7,1%) responden. sebanyak 22 (31,4%) responden. 4. Distribusi Frekuensi Karakteristik 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Responden Berdasarkan Umur Tabel 4.1 responden Distribusi Frekuensi Responden Tabel 2.1 Berdasarkan Pekerjaan Responden di Distribusi Frekuensi Responden Ruangan Rawat Inap RSUD Haji Berdasarkan Umur Responden di Makassar Ruangan Rawat Inap RSUD Haji Tahun 2018 (n = 70) Makassar Tahun 2018 (n = 70) Pekerjaan Frekuensi Persen (%) Umur Frekuensi Persen (f) (f) (%) IRT 24 34,3 6-11 Tahun 29 41,4 PNS 10 14,3 (Masa kanak- DLL 36 51,4 kanak) Jumlah 70 100 12-17 Tahun (masa 5 7,1 Sumber Data Primer Mei 2018 remaja awal) 18-25 Tahun (masa 17 24,3 Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan remaja akhir) responden dengan pekerjaan terbanyak 26-35 Tahun (masa 19 27,1 adalah pekerjaan dan lain-lain sebanyak dewasa awal) 36 (51,4%) responden sedangkan Jumlah 70 100 pekerhaan terendah adalah pekerjaaan Sumber Data Primer Mei 2018 PNS sebanyak 10 (14.3 %) responden.
Berdasarkan tabel 2.1 menunjukkan
responden dengan umur terbanyak adalah responden dengan umur 6-11 tahun sebanyak 29 (41,4%) responden sedangkan responden dengan umur
Nuryanti thahir, Nurlaela 131
Analisa Univariat Analisa Bivariat 1. Analisa univariat Nyeri Gastritis Sebelum Pemberian Relaksasi Napas Tabel 1.1 Dalam Pengaruh Pemberian Relaksasi Napas Tabel 1.1 Dalam di Ruangan Rawat Inap RSUD Haji Nyeri Gastritis Sebelum Pemberian Makassar Tahun 2018 (n = 70) Relaksasai Napas Dalam di Ruangan Rawat Inap RSUD Haji Makassar Nye Mean Stan Stan t hitung df Ρ- Tahun 2018 (n = 70) ri dar dar val Devi Erro ue Nyeri Freku Persen asi r ensi (%) (f) Nyer Sebelu 4,89 0,0 0,80 0.09 13,60 6 1-3 (nyeri ringan) 6 i 8,6 m 00 8 7 3 9 Sesudah 3,57 4-7 (nyeri sedang) 59 84,3 Sumber Data Primer Mei 2018 7-9 (nyeri berat) 5 7,1 Jumlah 70 100 Berdasarkan tabel 1.1 diatas diperoleh atas hasil uji t dengan penurunan nyeri Sumber Data Primer Mei 2018 sesudah pemberian relaksasi napas dalam, penurunan dari 4,89 menjadi 3,57 Berdasarkan tabel 1.1 menunjukkan dengan rata-rata penurunan 1,32. bahwa dari 70 responden, nyeri Hasil uji menunjukkan bahwa terbanyak adalah nyeri dengan skala 4-7 pemberian relaksasi pada penderita (nyeri sedang) sebanyak 59 (84,3%) gastrtis sebelum dan sesudah dengan nilai responden dan nyeri terendah adalah t hitung 13,603 > t tabel 1,667 dengan nilai ρ nyeri dengan skala 7-9 (nyeri berat) 0,000 < α 0,05, sehingga dapat dikatakan sebanyak 5 (7,1%) responden. bahwa ada pengaruh pemberian relaksasi napas dalam terhadap penurunan nyeri 2. Analisa univariat Nyeri Gastritis pada penderita gastritis di ruang rawat Setelah Pemberian Relaksasi Napas inap RSUD Haji Makassar. Dalam Tabel 2.1 Pembahasan Nyeri Gastritis Setelah Pemberian 1. Nyeri Sebelum Pemberian Relaksasi Relaksasai Napas Dalam di Ruangan Napas Dalam Rawat Inap RSUD Haji Makassar Berdasarkan tabel 1.1 menunjukkan Tahun 2018 (n = 70) bahwa dari 70 responden, nyeri Nyeri Frekuensi Persen terbanyak adalah nyeri dengan skala 4-7 (f) (%) (nyeri sedang) sebanyak 59 (84,3%) 1-3 (nyeri ringan) 33 47,1 responden dan nyeri terendah adalah 4-6 (nyeri sedang) 37 52,9 nyeri dengan skala 7-9 sebanyak 5 (7,1%) Jumlah 70 100 responden. Hasil penelitian menunjukkan Sumber Data Primer Mei 2018 nyeri terbanyak adalah nyeri dengan skala 4-7 (nyeri sedang) sebanyak 59 Berdasarkan tabel 2.1 menunjukkan (84,3%) responden. Hal ini ditandai bahwa dari 70 responden, nyeri dengan hasil observasi yang pada terbanyak adalah nyeri dengan skala 4-6 pernyataan verbal responden mengeluh (nyeri sedang) sebanyak 37(52,9%) sakit pada bagian abdomen, ekspresi responden dan nyeri terendah adalah wajah responden meringis disertai nyeri dengan skala 1-3(nyeri ringan) dengan gelisah dan responden masih sebanyak 33 (47,1%) responden. dapat berkomunikasi dan menunjukkan lokasi nyeri sedangkan responden nyeri dengan skala 7-9 sebanyak 5 (7,1%) responden ditandai dengan pernyataan verbal responden menangis, berkeringat,
Nuryanti thahir, Nurlaela 132
pucat, responden mengalami imobilisasi, sehingga dapat dikatakan bahwa ada responden hanya dapat menunjukkan pengaruh pemberian relaksasi napas lokasi nyeri dan tidak berkomunikasi. dalam terhadap penurunan nyeri pada penderita gastritis di ruang rawat inap 2. Nyeri Setelah Pemberian Relaksasi RSUD Haji Makassar. Napas Dalam Perubahan respon nyeri sebelum Berdasarkan tabel 2.1 menunjukkan interfensi napas dalam menunjukkan bahwa dari 70 responden, nyeri respon tingkah laku terhadap nyeri rata- terbanyak adalah nyeri dengan skala 4-6 rata mengaduh, meringis, gelisah dan (nyer sedang) sebanyak 37 (52,9%) fokus pada aktivitas menghilangkan nyeri responden dan nyeri terendah adalah serta respon emosional berupa menangis nyeri dengan skala 1-3 (nyeri ringan) dan diam namun setelah di lakukan sebanyak 33 (47,1%) responden. Hal intervensi yaitu teknik relaksasi napas tersebut menunjukkan setelah pemberian dalam, di dapatkan respon tingkah laku relaksasi napas dalam terdapat terhadap nyeri sudah berkurang begitu pertambahan jumlah responden yang juga respon muscular ikut berkurang. mengalami nyeri sedang dan responden Teknik relaksasi napas dalam terlihat dengan nyeri ringan menjadi 33 memberikan efek relaksasi kepada pasien responden. Pemberian relaksasi napas hal ini terbukti bahwa selama di lakukan dalam dilakukan 2-3 jam setelah intervesi tidak ada pasien yang menolak pemberian terapi obat sebagai ketika di beri perlakuan, klien mengalami pendamping atau kegiatan mandiri penurunan skala nyeri antara 3- 4 dangan perawat, dari observasi respon nyeri skala nyeri sedang dan ringan. klien yang menunjukkan perubahan respon nyeri berupa kenyamanan dan Simpulan nyeri berkurang. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat Penurunan nyeri timbul karena adanya disimpulkan bahwa kemampuan sistem saraf untuk mengubah 1. Sebelum pemberian terapi napas berbagai stimuli mekanik, kimia, termal dalam, intensitas nyeri terbanyak adalah dan elektris menjadi potensial aksi yang nyeri dengan skala 4-7 (nyeri ringan) di jalarkan kesistem saraf pusat. sebanyak 59 (84,3%) responden dan nyeri Stimuli mekanik yaitu pemberian terendah adanlah nyeri dengan skala 7-9 relaksasi napas dalam hal ini dikarenakan sebanyak 5 (7,1%) responden. teknik relaksasi pernapasan merupakan 2. Sesudah pemberian terapi napas suatu bentuk asuhan keperawatan, yang dalam, intensitas nyeri terbanyak adalah dalam hal ini perawat mengajarkan nyeri dengan skala 4-6(nyeri sedang) kepada klien bagaimana cara melakukan sebanyak 37 (52,9%) responden dan nyeri napas dalam, napas lambat (menahan terendah adalah nyeri dengan skala 1-3 inspirasi secara maksimal) dan bagaimana (nyeri ringan) sebanyak 33 (47,1%) menghembuskan napas secara perlahan responden. dan dapat menurunkan intensitas nyeri. 3. Ada pengaruh pemberian relaksasi napas dalam terhadap penurunan nyeri 3. Perbedaan Nyeri Sebelum dan pada penderita gastritis di ruang rawat Sesudah Pemberian Relaksasi napas inap RSUD Haji Makassar dengan nilai ρ dalam. 0,000 < α 0,05 Pada tabel 1.1 menunjukkan bahwa hasil uji dengan penurunan nyeri sesudah Ucapan Terimakasih pemberiaan relaksasi napas dalam, Ucapan terimakasih kepada dosen penurunan dari 4,89 menjadi 3,57 dengan pembimbing yang telah banyak rata-rata penurunan 1,32. Hasil uji t memberikan arahan, bimbingan dan menunjukkan bahwa pemberian relaksasi motivasi selama proses penelitian ini. pada penderita gastrtis sebenlum dan Terima kasih juga kepada kedua orang sesudah dengan nilai t hitung 13,603 > t tua dan keluarga yang selalu mendukung. tabel 1,667 dengan nilai ρ 0,000 < α 0,05, Terimakasih kepada Direktur RSUD Haji
Nuryanti thahir, Nurlaela 133
Makassar beserta staff yang memberikan Gangguan Pencernaan). Bandung : kesempatan dan dukungan kepada Alfabeta. penulis dalam pelaksanaan penelitian ini. Suwardi. (2011). Menuju Kepuasan Pelanggan Melalui Penciptaan DAFTAR PUSTAKA Kualitas Pelayanan. Politeknik Negeri Semarang Ariel, Wullur, Astuti.(2013).Kajian Suliswati dkk.(2012).Konsep Dasar Penatalaksanaan Terapi Pada Keperawatan Kesehatan Jiwa. EGC. Pasien Gastritis Di Instalasi Rawat Jakarta Inap Rsup Prof Dr. R .D. Kandou Zhaoshen L, Duowu Z, Xiuqiang M, Jie C, Manado. Jurnal Ilmiah Farmasi Vol Xingang S, Yanfang G, et al.(2014). 3 No 3 Epidemiology of Peptic Ulcer Clevo Rendy & Margareth TH.(2012). Disease: Endoscopic Results of Asuhan Keperawatan Medikal Bedah theSystematic Investigation of Penyakit Dalam . Nuha Medika : Gastrointestinal Disease in China. Yogyakarta Tersedia di Dermawan.(2015).Keperawata Medikal http://www.nature.com/ Diakses Bedah Sistem Pencernan. Gosyen. tanggal 13 April 2014. Yogyakarta Guyton & Hall.(2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC Hidayat.(2016).Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar.Salemba Medika. Jakarta Kusyati, E. (2013).Keterampilan dan Prosedur Laboratorium Keperawatan Dasar. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Mubarak.(2015).Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar.Salemba Medika.Jakarta Nursalam.(2013).Konsep Penelitian dan Penerapan MetodologiKeperawatan, Salemba Medika. Jakarta Ratu Ardian & Adwan Made G.(2013). Penyakit Hati, Lambung, Usus dan Lambung dan Ambien. Nuha Medika : Yogyakarta Rempengan dkk. (2014). Pengaruh Teknik Relaksasi Dan Teknik Distraksi Terhadap Perubahan Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi Di Ruang Irina A Atas RSUP PROF. DR. R. D. Kandou Manado. Jurnal Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Saryono & Anggaraeni. (2013).Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan. Nuha Medika. Jakarta Saydam.(2011). Memahami Berbagai Penyakit (Penyakit Pernapasan dan