Anda di halaman 1dari 6

Patria Artha Journal of Nursing Science. Vol. 2, No.

2, Oktober 2018

PENGARUH RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP PENURUNAN


INTENSITAS NYERI PADA PASIEN GASTRITIS DI RUANG RAWAT INAP
RSUD HAJI MAKASSAR
Nuryanti Thahir1. Nurlaela2
1
Pascasarjana, Universitas Muslim Indonesia, Indonesia
2
Fakultas Kesehatan, Universitas Patria Artha, Indonesia

*Email: nuryantithahir.nt@gmail.com Patria Artha Journal of Nursing Science


2018. Vol. 2(2); 129 - 134
Issn: 2549 5674
e-issn: 2549 7545
Reprints and permission:
http://ejournal.patria-artha.ac.id/index.php/jns

Abstrak

Tujuan : Untuk mengetahui Diketahuinya pengaruh relaksasi napas dalam terhadap


penurunan intensitas nyeri pada pasien gastritis di ruang rawat inap RSUD Haji Makassar.
Metode: penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Dengan rancangan penelitian ini
menggunakan desain pre-eksperimen dengan One Group PreTest-Post test design.
Sampel dalam penelitian ini sebanyak 70 responden dengan teknik pengambilan sampel
menggunakan accidental sampling. Hasil: Hasil uji paired t test dengan nilai t hitung
13,603 > t tabel 1,667 dengan nilai ρ 0,000 < α 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa
ada pengaruh pemberian relaksasi napas dalam terhadap penurunan nyeri pada
penderita gastritis di ruang rawat inap RSUD Haji Makassar. Rekomendasi: relaksasi
napas dalam sebagai koplementer penurunan nyeri pada penderita gastritis.

Kata Kunci : Gastritis, Nyeri, Relaksasi

Pendahuluan ini dapat mengakibatkan pembengkakan


mukosa lambung sampai terlepasnya
Tingkat kesadaran masyarakat epitel akan gangguan saluran
Indonesia masih sangat rendah mengenai pencernaan. Pelepasan epitel akan
pentingnya menjaga kesehatan lambung, gangguan akan merangsang timbulnya
padahal gastritis atau sakit maag akan proses inflamasi pada lambung.[6]
sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, Gastritis dapat terjadi diawali
baik bagi remaja maupun orang dewasa. dengan proses akut sampai secara
Gastritis atau dikenal dengan sakit maag bertahap dapat menjadi kronis,
merupakan peradangan (pembengkakan) kebanyakan gastrititis tidak secara
dari mukosa lambung yang disebabkan permanen merusak lambung tetapi
oleh faktor iritasi dan infeksi. Bahaya seseorang yang menderita gastritis sering
penyakit gastritis jika dibiarkan terus mengalami serangan kekambuhan yang
menerus akan merusak fungsi lambung mengakibatkan nyeri ulu hati.[3]
dan dapat meningkatkan risiko untuk Persentase dari angka kejadian
terkena kanker lambung hingga gastritis di Indonesia didapatkan
menyebabkan kematian. mencapai angka 40,8%. Berdasarkan
Gastritis merupakan peradangan yang profil kesehatan Indonesia tahun 2009,
mengenai mukosa lambung. Peradangan gastritis merupakan salah satu penyakit

Nuryanti thahir, Nurlaela 129


di dalam sepuluh penyakit terbanyak di ruangan Irina A Atas RSUP. Prof. Dr. R.
pada pasien rawat inap di rumah sakit di D. Kandou Manado, dengan nilai p=0,001
Indonesia dengan jumlah 30.154 kasus (p<0,05).
(4,9%). Angka kejadian gastritis pada Hasil penelitian yang dilakukan Putri
beberapa daerah di Indonesia cukup (2017) yang meneliti tentang relaksasi
tinggi dengan prevalensi 274,396 kasus napas dalam untuk mengurangi nyeri
dari 238,452,952 jiwa penduduk. pada pasien dengan gastritis menyatakan
Didapatkan data bahwa di kota Surabaya bahwa ada ada hubungan signifikan
angka kejadian Gastritis sebesar 31,2%, antara upaya penurunan nyeri dan cemas
Denpasar 46%, sedangkan di Medan angka (dengan relaksasi napas dalam dan guide
kejadian infeksi cukup tinggi sebesar imagery) untuk mencegah nyeri tidak
91,6%. timbul pada penderita gastritis nilai
Data yang didapat dari RSUD Haji p=0,001 (p<0,05).
Makassar Kota tahun 2015 angka kejadian
gastritis sebanyak 619 orang, ditahun Metode
2016 mengalami penurunan sebanyak 467 Penelitian ini dilakukan di RSUD Haji
orang, tahun 2017 mengalami Makassar, di Ruang Rawat Inap RSUD Haji
peningkatan sebanyak 514 orang (Rekam Makassar yang berada dalam pengelolaan
Medik RS.Haji, 2018). Pemerintah Provinsi Sulawaesi Selatan.
Beberapa teknik yang digunakan Penelitian dilaksanakan pada bulan April
untuk menghilangkan atau menurunkan sampai Mei 2018.
skala nyeri dapat menggunakan terapi Desain penelitian yaitu menggunakan
yaitu farmakalogi dan nonfarmakologi. desain pre-eksperimen dengan One Group
Tujuan utama dalam pengobatan gastritis PreTest-Post test design.
ialah menghilangkan nyeri, Penelitian dilakukan dengan cara
menghilangkan inflamasi dan mencegah memberikan pretest sebelum intervensi
terjadinya ulkus peptikum dan dan posttest setelah intervensi.
komplikasi. Populasi dalam penelitian ini adalah
Salah satu tindakan mandiri yang seluruh penderita gastritis pada tahun
dapat di laksanakan perawat untuk 2017 sebanyak 514 orang.
membantu klien yaitu dengan Sampel terdiri dari 70 orang pasien
menggunakan Manajemen Nyeri untuk yang sudah memenuhi kriteria inklusi,
menghilangkan atau mengurangi nyeri Pengambilan sampel dilakukan dengan
dan meningkatkan rasa nyaman. menggunakan Accidental Sampling
Menggunakan komunikasi terapeutik dengan target yakni penderita gastritis di
untuk mengetahui pengalaman nyeri ruang rawat inap RSUD Haji Makassar.
pasien yaitu dengan menggunakan teknik Data yang diperoleh selanjutnya
distraksi dan relaksasi (Menggunakan dianalisis dengan menggunakan program
napas dalam). SPSS 22 for windows dengan
Hasil penelitian yang dilakukan menggunakan menggunakan uji paired t
Rempengan, dkk (2014) yang meneliti test dengan tingkat kemaknaan 0,05.
tentang pengaruh teknik relaksasi dan
Hasil
teknik distraksi terhadap perubahan
Pada penelitan ini karakteristik
intensitas nyeri pada pasien post operasi
di Irina A Atas RSUP Prof. Dr. R. D. responden merupakan hal yang penting
Kandou Manado menyimpulkan terdapat untuk memberikan gambaran responden
yang sesuai yang diharapkan dalam
pengaruh yang bermakna teknik relaksasi
penelitian. Karakteristik responden
terhadap perubahan intensitas nyeri pada
dalam penelitian ini ditampilkan dalam
pasien post operasi di ruangan Irina A
bentuk tabel distribusi frekuansinya.
Atas RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado, dengan nilai p= 0,001 (p<0,05)
dan terdapat pengaruh yang bermakna
teknik distraksi terhadap perubahan
intensitas nyeri pada pasien post operasi

Nuryanti thahir, Nurlaela 130


1. Distribusi Frekuensi Karakteristik terendah adalah responden dengan umur
Responden Berdasarkan Jenis 12-17 tahun sebanyak 5 (7.1 %)
Kelamin responden.
Tabel 1.1 3. Distribusi Frekuensi Karakteristik
Distribusi Frekuensi Responden Responden Berdasarkan Pendidikan
Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 3.1
Responden di Ruangan Rawat Inap Distribusi Frekuensi Responden
RSUD Haji Makassar Berdasarkan Pendidikan Responden di
Tahun 2018 (n = 70) Ruangan Rawat Inap RSUD Haji Makassar
Jenis Persen Tahun 2018 (n = 70)
Kelamin Freku (%) Pendidikan Frekuensi Persen (%)
ensi (f)
(f) SD 29 41,4
Laki-laki 22 31,4 SMP 5 7,1
Perempuan 48 68,6 SMA 26 37,1
Jumlah 70 100 D3/S1 10 14,3
Sumber Data Primer Mei 2018 Jumlah 70 100
Sumber Data Primer Mei 2018
Berdasarkan tabel 1.1 menunjukkan
responden dengan jenis kelamin Berdasarkan 4.3 menunjukkan
terbanyank adalah responden dengan responden dengan pendidikan terbanyak
jenis kelamin perempuan sebanyak 48 adalah pendidikan SD sebanyak 29
(68,6%) responden sedangkan responden (41,4%) responden dan pendidikan
dengan jenis kelamin terendah adalah responden terendah adalah pendidikan
responden dengan jeni kelamin laki-laki SMP sebanyak 5 (7,1%) responden.
sebanyak 22 (31,4%) responden. 4. Distribusi Frekuensi Karakteristik
2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Responden Berdasarkan Umur Tabel 4.1
responden Distribusi Frekuensi Responden
Tabel 2.1 Berdasarkan Pekerjaan Responden di
Distribusi Frekuensi Responden Ruangan Rawat Inap RSUD Haji
Berdasarkan Umur Responden di Makassar
Ruangan Rawat Inap RSUD Haji Tahun 2018 (n = 70)
Makassar Tahun 2018 (n = 70) Pekerjaan Frekuensi Persen (%)
Umur Frekuensi Persen (f)
(f) (%) IRT 24 34,3
6-11 Tahun 29 41,4 PNS 10 14,3
(Masa kanak- DLL 36 51,4
kanak) Jumlah 70 100
12-17 Tahun (masa 5 7,1 Sumber Data Primer Mei 2018
remaja awal)
18-25 Tahun (masa 17 24,3 Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan
remaja akhir) responden dengan pekerjaan terbanyak
26-35 Tahun (masa 19 27,1 adalah pekerjaan dan lain-lain sebanyak
dewasa awal) 36 (51,4%) responden sedangkan
Jumlah 70 100 pekerhaan terendah adalah pekerjaaan
Sumber Data Primer Mei 2018 PNS sebanyak 10 (14.3 %) responden.

Berdasarkan tabel 2.1 menunjukkan


responden dengan umur terbanyak adalah
responden dengan umur 6-11 tahun
sebanyak 29 (41,4%) responden
sedangkan responden dengan umur

Nuryanti thahir, Nurlaela 131


Analisa Univariat
Analisa Bivariat
1. Analisa univariat Nyeri Gastritis
Sebelum Pemberian Relaksasi Napas
Tabel 1.1
Dalam
Pengaruh Pemberian Relaksasi Napas
Tabel 1.1
Dalam di Ruangan Rawat Inap RSUD Haji
Nyeri Gastritis Sebelum Pemberian
Makassar Tahun 2018 (n = 70)
Relaksasai Napas Dalam di Ruangan
Rawat Inap RSUD Haji Makassar Nye Mean Stan Stan t hitung df Ρ-
Tahun 2018 (n = 70) ri dar dar val
Devi Erro ue
Nyeri Freku Persen
asi r
ensi (%)
(f) Nyer Sebelu 4,89 0,0
0,80 0.09 13,60 6
1-3 (nyeri ringan) 6 i
8,6 m 00
8 7 3 9
Sesudah 3,57
4-7 (nyeri sedang) 59 84,3
Sumber Data Primer Mei 2018
7-9 (nyeri berat) 5 7,1
Jumlah 70 100 Berdasarkan tabel 1.1 diatas diperoleh
atas hasil uji t dengan penurunan nyeri
Sumber Data Primer Mei 2018
sesudah pemberian relaksasi napas
dalam, penurunan dari 4,89 menjadi 3,57
Berdasarkan tabel 1.1 menunjukkan
dengan rata-rata penurunan 1,32.
bahwa dari 70 responden, nyeri
Hasil uji menunjukkan bahwa
terbanyak adalah nyeri dengan skala 4-7
pemberian relaksasi pada penderita
(nyeri sedang) sebanyak 59 (84,3%)
gastrtis sebelum dan sesudah dengan nilai
responden dan nyeri terendah adalah
t hitung 13,603 > t tabel 1,667 dengan nilai ρ
nyeri dengan skala 7-9 (nyeri berat)
0,000 < α 0,05, sehingga dapat dikatakan
sebanyak 5 (7,1%) responden.
bahwa ada pengaruh pemberian relaksasi
napas dalam terhadap penurunan nyeri
2. Analisa univariat Nyeri Gastritis
pada penderita gastritis di ruang rawat
Setelah Pemberian Relaksasi Napas
inap RSUD Haji Makassar.
Dalam
Tabel 2.1
Pembahasan
Nyeri Gastritis Setelah Pemberian
1. Nyeri Sebelum Pemberian Relaksasi
Relaksasai Napas Dalam di Ruangan
Napas Dalam
Rawat Inap RSUD Haji Makassar
Berdasarkan tabel 1.1 menunjukkan
Tahun 2018 (n = 70)
bahwa dari 70 responden, nyeri
Nyeri Frekuensi Persen terbanyak adalah nyeri dengan skala 4-7
(f) (%) (nyeri sedang) sebanyak 59 (84,3%)
1-3 (nyeri ringan) 33 47,1 responden dan nyeri terendah adalah
4-6 (nyeri sedang) 37 52,9 nyeri dengan skala 7-9 sebanyak 5 (7,1%)
Jumlah 70 100 responden. Hasil penelitian menunjukkan
Sumber Data Primer Mei 2018 nyeri terbanyak adalah nyeri dengan
skala 4-7 (nyeri sedang) sebanyak 59
Berdasarkan tabel 2.1 menunjukkan (84,3%) responden. Hal ini ditandai
bahwa dari 70 responden, nyeri dengan hasil observasi yang pada
terbanyak adalah nyeri dengan skala 4-6 pernyataan verbal responden mengeluh
(nyeri sedang) sebanyak 37(52,9%) sakit pada bagian abdomen, ekspresi
responden dan nyeri terendah adalah wajah responden meringis disertai
nyeri dengan skala 1-3(nyeri ringan) dengan gelisah dan responden masih
sebanyak 33 (47,1%) responden. dapat berkomunikasi dan menunjukkan
lokasi nyeri sedangkan responden nyeri
dengan skala 7-9 sebanyak 5 (7,1%)
responden ditandai dengan pernyataan
verbal responden menangis, berkeringat,

Nuryanti thahir, Nurlaela 132


pucat, responden mengalami imobilisasi, sehingga dapat dikatakan bahwa ada
responden hanya dapat menunjukkan pengaruh pemberian relaksasi napas
lokasi nyeri dan tidak berkomunikasi. dalam terhadap penurunan nyeri pada
penderita gastritis di ruang rawat inap
2. Nyeri Setelah Pemberian Relaksasi RSUD Haji Makassar.
Napas Dalam Perubahan respon nyeri sebelum
Berdasarkan tabel 2.1 menunjukkan interfensi napas dalam menunjukkan
bahwa dari 70 responden, nyeri respon tingkah laku terhadap nyeri rata-
terbanyak adalah nyeri dengan skala 4-6 rata mengaduh, meringis, gelisah dan
(nyer sedang) sebanyak 37 (52,9%) fokus pada aktivitas menghilangkan nyeri
responden dan nyeri terendah adalah serta respon emosional berupa menangis
nyeri dengan skala 1-3 (nyeri ringan) dan diam namun setelah di lakukan
sebanyak 33 (47,1%) responden. Hal intervensi yaitu teknik relaksasi napas
tersebut menunjukkan setelah pemberian dalam, di dapatkan respon tingkah laku
relaksasi napas dalam terdapat terhadap nyeri sudah berkurang begitu
pertambahan jumlah responden yang juga respon muscular ikut berkurang.
mengalami nyeri sedang dan responden Teknik relaksasi napas dalam terlihat
dengan nyeri ringan menjadi 33 memberikan efek relaksasi kepada pasien
responden. Pemberian relaksasi napas hal ini terbukti bahwa selama di lakukan
dalam dilakukan 2-3 jam setelah intervesi tidak ada pasien yang menolak
pemberian terapi obat sebagai ketika di beri perlakuan, klien mengalami
pendamping atau kegiatan mandiri penurunan skala nyeri antara 3- 4 dangan
perawat, dari observasi respon nyeri skala nyeri sedang dan ringan.
klien yang menunjukkan perubahan
respon nyeri berupa kenyamanan dan Simpulan
nyeri berkurang. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat
Penurunan nyeri timbul karena adanya disimpulkan bahwa
kemampuan sistem saraf untuk mengubah 1. Sebelum pemberian terapi napas
berbagai stimuli mekanik, kimia, termal dalam, intensitas nyeri terbanyak adalah
dan elektris menjadi potensial aksi yang nyeri dengan skala 4-7 (nyeri ringan)
di jalarkan kesistem saraf pusat. sebanyak 59 (84,3%) responden dan nyeri
Stimuli mekanik yaitu pemberian terendah adanlah nyeri dengan skala 7-9
relaksasi napas dalam hal ini dikarenakan sebanyak 5 (7,1%) responden.
teknik relaksasi pernapasan merupakan 2. Sesudah pemberian terapi napas
suatu bentuk asuhan keperawatan, yang dalam, intensitas nyeri terbanyak adalah
dalam hal ini perawat mengajarkan nyeri dengan skala 4-6(nyeri sedang)
kepada klien bagaimana cara melakukan sebanyak 37 (52,9%) responden dan nyeri
napas dalam, napas lambat (menahan terendah adalah nyeri dengan skala 1-3
inspirasi secara maksimal) dan bagaimana (nyeri ringan) sebanyak 33 (47,1%)
menghembuskan napas secara perlahan responden.
dan dapat menurunkan intensitas nyeri. 3. Ada pengaruh pemberian relaksasi
napas dalam terhadap penurunan nyeri
3. Perbedaan Nyeri Sebelum dan pada penderita gastritis di ruang rawat
Sesudah Pemberian Relaksasi napas inap RSUD Haji Makassar dengan nilai ρ
dalam. 0,000 < α 0,05
Pada tabel 1.1 menunjukkan bahwa
hasil uji dengan penurunan nyeri sesudah Ucapan Terimakasih
pemberiaan relaksasi napas dalam, Ucapan terimakasih kepada dosen
penurunan dari 4,89 menjadi 3,57 dengan pembimbing yang telah banyak
rata-rata penurunan 1,32. Hasil uji t memberikan arahan, bimbingan dan
menunjukkan bahwa pemberian relaksasi motivasi selama proses penelitian ini.
pada penderita gastrtis sebenlum dan Terima kasih juga kepada kedua orang
sesudah dengan nilai t hitung 13,603 > t tua dan keluarga yang selalu mendukung.
tabel 1,667 dengan nilai ρ 0,000 < α 0,05, Terimakasih kepada Direktur RSUD Haji

Nuryanti thahir, Nurlaela 133


Makassar beserta staff yang memberikan Gangguan Pencernaan). Bandung :
kesempatan dan dukungan kepada Alfabeta.
penulis dalam pelaksanaan penelitian ini. Suwardi. (2011). Menuju Kepuasan
Pelanggan Melalui Penciptaan
DAFTAR PUSTAKA Kualitas Pelayanan. Politeknik
Negeri Semarang
Ariel, Wullur, Astuti.(2013).Kajian Suliswati dkk.(2012).Konsep Dasar
Penatalaksanaan Terapi Pada Keperawatan Kesehatan Jiwa. EGC.
Pasien Gastritis Di Instalasi Rawat Jakarta
Inap Rsup Prof Dr. R .D. Kandou Zhaoshen L, Duowu Z, Xiuqiang M, Jie C,
Manado. Jurnal Ilmiah Farmasi Vol Xingang S, Yanfang G, et al.(2014).
3 No 3 Epidemiology of Peptic Ulcer
Clevo Rendy & Margareth TH.(2012). Disease: Endoscopic Results of
Asuhan Keperawatan Medikal Bedah theSystematic Investigation of
Penyakit Dalam . Nuha Medika : Gastrointestinal Disease in China.
Yogyakarta Tersedia di
Dermawan.(2015).Keperawata Medikal http://www.nature.com/ Diakses
Bedah Sistem Pencernan. Gosyen. tanggal 13 April 2014.
Yogyakarta
Guyton & Hall.(2007). Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC
Hidayat.(2016).Buku Ajar Ilmu
Keperawatan Dasar.Salemba
Medika. Jakarta
Kusyati, E. (2013).Keterampilan dan
Prosedur Laboratorium
Keperawatan Dasar. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Mubarak.(2015).Buku Ajar Ilmu
Keperawatan Dasar.Salemba
Medika.Jakarta
Nursalam.(2013).Konsep Penelitian dan
Penerapan MetodologiKeperawatan,
Salemba Medika. Jakarta
Ratu Ardian & Adwan Made G.(2013).
Penyakit Hati, Lambung, Usus dan
Lambung dan Ambien. Nuha Medika
: Yogyakarta
Rempengan dkk. (2014). Pengaruh Teknik
Relaksasi Dan Teknik Distraksi
Terhadap Perubahan Intensitas
Nyeri Pada Pasien Post Operasi Di
Ruang Irina A Atas RSUP PROF. DR.
R. D. Kandou Manado. Jurnal
Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran Universitas
Sam Ratulangi
Saryono & Anggaraeni. (2013).Metodologi
Penelitian Kualitatif dan
Kuantitatif dalam Bidang
Kesehatan. Nuha Medika. Jakarta
Saydam.(2011). Memahami Berbagai
Penyakit (Penyakit Pernapasan dan

Nuryanti thahir, Nurlaela 134

Anda mungkin juga menyukai