Anda di halaman 1dari 7

e-journal Keperawatan (e-Kep) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019

HUBUNGAN PENANGANAN AWAL GASTRITIS DENGAN SKALA


NYERI PASIEN UGD RUMAH SAKIT GMIM
BETHESDA TOMOHON
Irfan Irianto Rizky
Billy J. Kepel
Maykel Killing
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulngi
Email : Irfanrizky22@Gmail.Com

Abstract : Gastritis is inflammation of the gastric mucosa and sub gastric mucosa. the
management of gastritis which needs to be considered as the main problem or the patient's
main consideration of this disease is pain. The initial management of gastritis can affect the
patient's pain intensity. The purpose of the study was to identify the relationship between the
initial management of gastritis and the patient's pain scale at UGD RSU GMIM Bethesda
tomohon. Method uses a correlation analytic research design with a cross sectional approach
The sample in this study patients who entered the Emergency Room of the GMIM Hospital in
Bethesda Tomohon and had been gastritis diagnosed with a population is 60 patients. Results
of the study used the spearmen’s test at a significance level is 95%, significant for initial
management of gastritis with the patient's pain scale ( p value 0,066 ; α 0,05). Conclusion,
initial management of gastritis related with the patient's pain scale at UGD RSU GMIM
Bethesda Tomohon.
Keywords : Gastritis, initial Management of Gastritis, Pain Scale.

Abstrak : Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa lambung dan sub mukosa lambung.
Dalam penatalaksanaan penyakit gastritis hal yang perlu diperhatikan yang menjadi masalah
atau keluhan utama pasien dari penyakit ini adalah nyeri. Penatalaksanaan awal gastritis dapat
mempengaruhi insensitas nyeri pasien. Tujuan penelitian untuk mengindentifikasi hubungan
antara penatalaksanaan awal gastritis dengan skala nyeri pasien UGD RSU GMIM Bethesda
Tomohon. Metode penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi dengan
pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah pasien yang masuk di UGD RSU
GMIM Bethesda Tomohon dan telah didiagnosis gastritis dengan jumlah populasi sebanyak 60
pasien. Hasil penelitian dengan menggunakan uji spearman pada tingkat kemaknaan 95%,
signifikan untuk penatalaksanaan awal gastritis dengan skala nyeri pada pasien (nilai p 0,066 ;
α 0,05). Kesimpulan, Penatalaksanaan awal gastritis berhubungan secara bermakna dengan
skala nyeri pasien gastritis di UGD RSU GMIM Bethesda Tomohon.
Kata Kunci : Gastritis, Penatalaksanaan awal Gastritis, Skala Nyeri

1
e-journal Keperawatan (e-Kep) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019

PENDAHULUAN yang mengalami penyakit gastritis


Gastritis adalah proses inflamasi pada berjumlah 583.635 jiwa dari jumlah
mukosa lambung dan sub mukosa lambung. penduduk dalam setiap tahunnya.
Gastritis merupakan gangguan kesehatan Presentase dari angka kejadian gastritis di
yang paling sering dijumpai di klinik Indonesia menurut World Health
diagnosisnya sering hanya berdasarkan Organization (WHO) adalah 40,8%.
gejala klinis bukan pemeriksaan hispatologi Persentase dari angka kejadian gastritis di
(Priyanta, 2008). Menurut penjelasan Price Indonesia menurut WHO didapatkan
& Wilson (2006) Gastritis merupakan suatu mencapai angka 40,8%. Berdasarkan profil
keadaan peradangan atau perdarahan kesehatan Indonesia tahun 2010, gastritis
mukosa lambung yang dapat bersifat akut, merupakan peringkat ke lima dari 10 besar
kronis, difus, atau lokal. Gastritis atau penyakit terbanyak pasien rawat inap yaitu
“maag” atau sakit ulu hati adalah 24,716 kasus dan peringkat ke enam dari 10
peradangan pada dinding lambung. besar penyakit terbanyak rawat jalan di
Gastritis merupakan gangguan yang paling Rumah Sakit di Indonesia yaitu 88,599
sering ditemui dalam praktek sehari-hari kasus. Angka kejadian gastritis pada
karena diagnosis penyakit ini hanya beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi
berdasarkan gejala klinis. Penyakit ini dengan prevalensi 274,396 kasus dari
sering dijumpai timbul secara mendadak 238,452,952 jiwa penduduk. Berdasarkan
yang biasanya ditandai dengan rasa mual hasil penelitian dan pengamatan yang
atau muntah, nyeri, pendarahan, rasa lemah, dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI
nafsu makan menurun atau sakit kepala dan angka kejadian gastritis tertinggi
(Anggita, 2012) mencapai 91,6% yaitu di kota Medan.
Gastritis disebabkan oleh infeksi kuman Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan
Helicobacter pylori dan pada awal infeksi Propinsi Sumatera Barat tahun 2013 dan
mukosa lambung menunjukkan respons data tahun 2014 menurut urutan 10 besar
inflamasi akut dan jika diabaikan akan penyakit terbanyak di Sumatera Barat
menjadi kronik (Sudoyo dkk. 2009). gastritis menempati urutan ke 2 (dua)
Penyebab gastritis dibedakan atas faktor dengan jumlah penderita sebesar 202.138
internal yaitu adanya kondisi yang memicu kasus (Depkes RI, 2014).
pengeluaran asam lambung yang berlebihan Menurut amin dalam tujuan dari
dan faktor eksternal yang menyebabkan penanganan awal medis untuk memenuhi
iritasi dan infeksi (Fatmaningrum, dkk. kebutuhan yang paling penting dahulu
2009). Beberapa penyebab kejadian kemudian meningkatkan yang tidak terlalu
gastritis adalah menggunakan obat aspirin penting. Adapun hirarki kebutuhan tersebut
atau antiradang non steroid, infeksi kuman adalah kebutuhan fisiologis dasar,
Helicobacter pylori, kebiasaan minum- kebutuhan akan rasa aman dan tentram,
minuman beralkohol, memiliki kebiasaan kebutuhan akan dicintai dan disayangi,
merokok, sering mengalami stress dan kebutuhan untuk dihargai, dan kebutuhan
kebiasaan minum kopi (Maulidiyah, 2006). untuk aktualisasi diri. Kebutuhan fisiologis
Kejadian gastritis didunia dialami oleh adalah pertahanan hidup jangka pendek.
penduduk berjumlah 1,8-2,1 juta dari Kebutuhan fisiologis ini sangat kuat, dalam
jumlah penduduk setiap tahunnya. keadaan absolute (kelaparan dan kehausan)
Sedangkan kejadian gastriris diberbagai semua kebutuhan lain ditinggalkan dan
dunia yang lain seperti halnya di Inggris mencurahkan semua kemampuannya untuk
sekitar 22% dari jumlah penduduk, Cina memenuhi kebutuhan ini (Amin,2017).
sekitar 31%, Jepang sekitar 14,5%, Kanada Data dari medical record RSU GMIM
sekitar 35% dan Perancis sekitar 29.5%. Di Bethesda Tomohon pada bulan oktober
Asia Tenggara persentase kejadian gastritis 2018 terdapat 120 orang dengan diagnosis
tergolong besar, jumlah total penduduk gastritis yang masuk di UGD. Pasien rata-

2
e-journal Keperawatan (e-Kep) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019

rata datang dengan keluhan Nyeri, pasien sekitar < 1 jam setelah di berikan
mendapatkan pengkajian terhadap penatalaksanaan awal. Sedangkan pada
penyakitnya dan pasien tersebut variabel skala nyeri instrument yang
mendapatkan pengananan awal gastritis digunakan dalam pengumpulan data yaitu
yaitu berupa tindakan farmakologis dan NRS (numeric rating scale) dimana
nonfarmakologis ketika pasien tersebut tiba instrumen tersebut merupakan metode
di UGD, namun kejadian di lapangan pengkajian skala nyeri pada pasien yang
setelah diberikan penatalaksanaan awal telah baku dan menjadi patokan dalam
gastritis terdapat beberapa pasien yang mengkaji skala nyeri pasien. Instrumen ini
menyatakan bahwa nyeri yang dirasakan terdiri 10 tingkatan nyeri dengan 3 kriteria
tidak kunjung hilang, bisa dikatakan tujuan hasil yaitu skor 1-3 untuk skala nyeri
dari penatalaksanaan gawat darurat yang ringan, skor 4-6 untuk skala nyeri sedang
dilakukan belum tercapai. dan 7-10 untuk skala nyeri berat. Pemberian
instrument penelitian terhadap di berikan
METODE PENELITIAN setelah pasien telah mendapatkan
Desain penelitian yang di gunakan yaitu penatalaksanaan awal yang berlangsung
studi korelasi dengan pendekatan cross sekitar < 1 jam setelah di berikan
sectional yaitu studi epidemiologi yang penatalaksanaan awal.
mengukur beberapa variabel dalam satu
saat sekaligus. Dengan populasi pada HASIL dan PEMBAHASAN
penelitian ini yaitu pasien gastritis yang A. Karakteristik Responden
berjumlah 60 responden yang di peroleh Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden
dari observasi diruangan UGD RSU GMIM Menurut Jenis Kelamin
Bethesda Tomohon selama 2 minggu Jenis n %
dengan Sampel yang diperoleh yang telah Kelamin
memenuhi kriteria inklusi berjumlah 52 Laki-Laki 16 30,2
responden untuk pasien gastritis yang Perempuan 37 69,8
diperoleh dari data rumah sakit umum
GMIM Bethesda Tomohon, menggunakan Total 53 100
teknik non random sampling dan di hitung Sumber : Data Primer 2019
menggunakan rumus slovin, berikut cara Responden dalam penelitian ini
perhitungannya. merupakan pasien yang telah di diagnosis
Instrument yang digunakan dalam gastritis dan masuk di UGD RSU GMIM
variabel penanganan awal gastritis, Bethesda Tomohon. Dengan karakteristik
pengumpulan data menggunakan alat ukur jenis kelamin, perempuan dengan jumlah
kuesioner yang telah baku dan tervalidasi, terbanyak 69,8% dari total 53 responden.
dengan hasil perhitungan skala koefisien Hasil penelitian tentang hubungan jenis
reprodusibilitas sebesar 0,98 dan skala kelamin dengan kejadian gastritis yang
koefisien skalabilitas sebesar 0,97. Pada dilakukan oleh (Rondonuwu dkk. 2013)
kuesioner ini terdiri dari 10 pertanyaan didapatkan bahwa perempuan lebih
yang terdiri dari 2 point jawaban yaitu (ya) beresiko mengalami gastritis. Hal ini
dan (tidak), dan masing-masing jawaban disebabkan oleh faktor pola makan atau diet
memiliki skor yaitu 1 untuk jawaban (ya) yang tidak teratur, dan juga disebabkan
dan 0 untuk jawaban (tidak). Dari hasil perempuan lebih emosional dengan laki –
penilaian kuesioner tersebut terdapat 3 hasil laki. Sehingga ketika menghadapi suatu
kriteria yaitu, baik : apabila nilai skor 8-10, masalah beban pikiran akan mengakibatkan
cukup : apabila nilai skor 4-7, dan kurang : timbulnya stress dan akan menyebabkan
apabila nilai skor 0-3. Pemberian produksi asam lambung meningkat.
instrument penelitian terhadap di berikan
setelah pasien telah mendapatkan
penatalaksanaan awal yang berlangsung
3
e-journal Keperawatan (e-Kep) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden sigap dan cepat dalam awal


Menurut usia penatalaksaannya, terdapat juga
Usia n % pemeriksaan terhadap keluhan pasien yang
0-17 Tahun 9 17 menjadi acuan untuk memberikan
18-65 Tahun 35 66 pentalaksanaan yang komperehensif. hal ini
66-79 Tahun 7 13,2 sesuai dengan standar yang baku dalam
80-99 Tahun 2 3,8 pelayanan gawat darurat dan dapat menjadi
Total 53 100 acuan bagi daerah dalam mengembangkan
Sumber : Data Primer 2019 pelayanan gawat darurat khususnya di Unit
Karakteristik usia, 18 – 65 tahun Gawat Darurat (UGD). Hal ini sejalan
sebanyak 66% dari total responden. dengan prinsip umum pelayanan Unit
Karakteristik usia yang didapati dalam Gawat Darurat (UGD) di Rumah Sakit
penelitian ini bervariasi, mulai dari 0 -17 menurut Kemenkes RI Nomor 856 Tahun
tahun berjumlah 9 pasien (17%), 66 – 79 2009, yaitu setiap rumah sakit wajib
tahun sebanyak 7 pasien (13,2%) dan 80 – memiliki pelayanan gawat darurat yang
99 tahun berjumlah 2 pasien (3,8%). memiliki kemampuan: melakukan
Karakteristik yang diambil berdasarkan pemeriksaan awal kasus-kasus gawat
pengukuran usia oleh WHO yaitu 0 – 17 darurat dan melakukan resusitasi dan
adalah usia anak – anak ke remaja, 18 – 65 stabilisasi (life saving).
yaitu remaja ke dewasa, 66 – 79 yaitu
dewasa ke lansia, dan 80 – 99 yaitu lansia Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden
berusia panjang. berdasarkan skala nyeri
Skala n %
B. Analisis Univariat Nyeri
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Ringan 41 77,4
berdasarkan Penatalaksanaan Awal Sedang 9 17
Gastritis Berat 3 5,7
Penatalaksanaan n % Total 53 100
Awal Gastritis Sumber : Data Primer 2019
Baik 39 73,6 Pengukuran skala intensitas nyeri alat
Cukup 13 24,5 yang digunakan adalah number rating scale
Kurang 1 1,9 (NRS) dimana instrumen tersebut
Total 53 100 merupakan metode pengkajian skala nyeri
pada pasien yang telah baku dan menjadi
Sumber : Data Primer 2019
patokan dalam mengkaji skala nyeri pasien.
Hasil dari penelitian ini menunjukan
Hasil dari pengukuran skala nyeri terhadap
bahwa penatalaksanaan awal gastritis yang
responden, intensitas skala nyeri yang
didapatkan oleh pasien pada saat masuk di
terbanyak adalah skala nyeri ringan
UGD menunjukan bahwa 73,6% responden
sebanyak 41 responden (77,4%) dari total
mendapatkan penatalaksanaan yang baik,
responden yang ada. Hal ini didukung oleh
penatalaksanaan yang cukup berjumlah
penatalaksanaan awal yang didapati pada
24,5%, dan yang mendapatkan
saat masuk di UGD. Yang dimana
penatalaksanaan yang kurang hanya
penatalaksanaannya dilakukan secara
berjumlah 1,9% dari total responden. Hal
komperehensif sehingga dapat menekan
ini sejalan dengan misi rumah sakit yang
skala intensitas nyeri yang tinggi menjadi
menyelenggarakan pelayanan medis dasar
rendah.
dan spesialistik yang komperehensif dan
terstandart. Menurut peneliti berdasarkan
hasil penelitian, penatalaksanaan yang
sering diberikan berupa pelayanan yang

4
e-journal Keperawatan (e-Kep) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019

C. Analisis Bivariat nyeri pasien menunjukan bahwa hubungan


Tabel 5. Analisis hubungan antara tidak signifikan dengan korelasi lemah
penatalaksanaan awal gastritis dengan dikarenakan terdapat beberapa faktor yang
skala nyeri mempengaruhi dari hasil variabel tersebut
seperti skala intensitas nyeri yang memiliki
Penat Skala nyeri Hasil faktor-faktor yang mempengaruhi seperti :
alak
sanaa usia, jenis kelamin, dan pandangan dalam
berat sedan ringan total P r
n g mengatasi nyeri dari setiap responden
n % n % n % n % 0,0 - berbeda-beda. (Santoso, 2015) peneliti
66 0,2 berasumsi hal ini menguatkan bahwa skala
55
Kura 0 0 0 0 1 2, 1 1, intensitas nyeri tidak hanya di pengaruhi
ng 4 9
oleh penanganan awal gastritis yang
Cuku 3 1 5 44 6 14 1 24
p 0 ,4 ,6 3 ,5 responden dapatkan. Adapun dalam hasil
0 penelitian dapat dipengaruhi oleh kesalahan
baik 0 0 5 55 3 82 3 73
,6 4 ,9 9 ,6 yang berasal dari pengaruh-pengaruh yang
Total 3 1 9 10 4 10 5 10 dapat diketahui dengan pasti atau
0 0 1 0 3 0 ditimbulkan oleh adanya faktor tetap yang
0
Sumber : Data Primer 2019 mengakibatkan hasil pengujian cenderung
Berdasarkan hasil penelitian dari dua lebih tinggi atau lebih rendah dari nilai
variabel yaitu penatalaksanaan awal sebenarnya (true value).
gastritis dengan skala nyeri pasien di UGD Penyebab yang dapat mengakibatkan
RSU GMIM Bethesda Tomohon di dapati timbulnya kesalahan sistematika, seperti
nilai signifikan sebesar 0,066 ( p > 0,05), kelemahan metode pengujian, responden
hal ini menunjukan hubungan tidak yang homogen, kondisi akomodasi dan
signifikan antara penatalaksanaan awal lingkungan pengujian, kurang
gastritis dengan skala nyeri pada pasien ketidakstabilan penanganan perawat, atau
yang telah di diagnosis gastritis dan masuk bahan standar yang tidak mampu telusur ke
di UGD RSU GMIM Bethesda Tomohon, standar pengukuran nasional atau
dengan koefisien korelasi spearman (r) internasional. Kesalahan-kesalahan tersebut
sebesar -0,255 yang menunjukan koefisien tidak mempengaruhi penyebaran data,
korelasi lemah dan bernilai negatif, maka tetapi akan menunjukkan bias rerata hasil
kedua variabel mempunyai hibungan tidak pengujian sehingga kesalahan sistematika
searah, dengan demikian, dapat akan mempengaruhi akurasi suatu hasil
disimpulkan semakin tinggi pengujian. Bias merupakan deviasi yang
penatalaksanaan awal gastritis yang terjadi secara konsisten terhadap hasil
didapatkan maka semakin rendah intensitas pengujian dari nilai benar yang disebabkan
skala nyeri yang di rasakan oleh pasien kesalahan sistematika.
gastritis RSU GMIM Bethesda Tomohon. Berdasarkan hasil penelitian (Tharir dkk.
Hasil ini sejalan dengan penelitian oleh 2018) Penurunan nyeri timbul karena
Tharir dan Nurlaela pada tahun 2018 adanya kemampuan sistem saraf untuk
dengan pembahasan pengaruh pemberian mengubah berbagai stimuli mekanik, kimia,
penatalaksanaan medis dengan penurunan termal dan elektris menjadi potensial aksi
intensistas nyeri pada pasien gastritis yang yang di jalarkan kesistem saraf pusat.
didapati sesudah dilakukan Stimuli mekanik yaitu pemberian relaksasi
penatalaksanaan terjadi penurunan napas dalam hal ini dikarenakan teknik
intensitas nyeri sebanyak 52% menjadi relaksasi pernapasan merupakan suatu
skala nyeri sedang dan 47% menjadi skala bentuk asuhan keperawatan, yang dalam hal
nyeri ringan. ini perawat mengajarkan kepada klien
Hasil dari penelitian dua variabel yaitu bagaimana cara melakukan napas dalam,
penanganan awal gastritis dengan skala napas lambat (menahan inspirasi secara

5
e-journal Keperawatan (e-Kep) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019

maksimal) dan bagaimana menghembuskan Amin, M., K. (2017). Penerapan Terapi


napas secara perlahan dan dapat Kompres Air Hangat Untuk
menurunkan intensitas nyeri. Perubahan Mengurangi Nyeri Pada Pasien
respon nyeri sebelum interfensi napas Gastritis Di Ruang Dahlia Rsud Dr.
dalam menunjukkan respon tingkah laku Soedirman Kebumen. STIKES
terhadap nyeri rata-rata mengaduh, Muhammadiyah Gombong. Gombong
meringis, gelisah dan fokus pada aktivitas
menghilangkan nyeri serta respon Fatmaningrum. W., Kinasih A.,T.,
emosional berupa menangis dan diam dkk.(2009). Hubungan Antara
namun setelah di lakukan intervensi yaitu Kebiasaan Merokok dan Minum Kopi
teknik relaksasi napas dalam, di dapatkan dengan Kejadian Gastritis di Dusun
respon tingkah laku terhadap nyeri sudah Turi, Desa Turirejo, Kecamatan
berkurang begitu juga respon musular ikut Lawang, Kabupaten Malang.2009.
berkurang. Teknik relaksasi napas dalam Universitas Airlangga. Surabaya
terlihat memberikan efek relaksasi kepada
pasien hal ini terbukti bahwa selama di Depkes RI (2014). Profil Kesehatan
lakukan intervesi tidak ada pasien yang Indonesia 2014. October 15, 2018.
menolak ketika di beri perlakuan, klien http://www.depkes.go.id/resources/do
mengalami penurunan skala nyeri antara 3- wnload/pusdatin/profil-kesehatan-
4 dangan skala nyeri sedang dan ringan. indonesia/profil-kesehatan-indonesia-
2014.pdf.
SIMPULAN
Penatalaksanaan awal gastritis yang Kemenkes RI. (2009), Keputusan Menteri
diterima pasien gastritis di UGD RSU Kesehatan Republik Indonesia Nomor
GMIM Bethesda Tomohon lebih dari 856/Menkes/SK/IX/2009. Oktober 16,
setengah memiliki kategori atau predikat 2018.
baik, dengan Skala intensitas nyeri pada https://sardjito.co.id/sardjitowp/wp-
pasien gastritis di UGD RSU GMIM content/uploads/2015/12/kepmenkes-
Bethesda Tomohon masuk dalam kategori 856-thn-2009-standar-IGD.pdf
skala nyeri ringan dengan kuantitas
terbanyak. Dari kedua variabel memiliki Maulidiyah, U., (2006). Hubungan Antara
hasil hubungan tidak signifikan dan bernilai Stres dan Kebiasaan Makan dengan
negatif antara penatalaksanaan awal Terjadinya Kekambuhan Penyakit
gastritis dengan skala nyeri pasien gastritis Gastritis. Universitas Airlangga.
di UGD RSU GMIM Bethesda Tomohon, Surabaya
namun dapat disimpulkan semakin tinggi
penatalaksanaan awal gastritis yang Price, Anderson, S., Wilson, & Carty, L.,
didapatkan maka semakin rendah intensitas M. (2006) Patofisiologi Konsep Klinis
skala nyeri yang di rasakan oleh pasien Proses-Proses Penyakit, Ed 6, Vol
gastritis RSU GMIM Bethesda Tomohon. 1&2. Jakarta: EGC.

DAFTAR PUSTAKA Priyanta, A. (2008) endoskopi


Anggita, N. (2012). Hubungan faktor Gatrointestinal. Kalimantan : UMKT
konsusmsi dan karakteristik individu
dengan persepsi gangguan lambung Santoso, R., B. (2015). Stop Nyeri
pada mahasiswa penderita gangguan Sekarang. Jogjakarta: Talenta
lambung di pusat kesehatan Indonesia Mandiri
mahasiswa Universitas indonesia
tahun 2011. Universitas Indonesia.
Jakarta

6
e-journal Keperawatan (e-Kep) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019

Sudoyo, A. dkk. (2009). Buku Ajar Ilmu


Penyakit Dalam, Jilid 1,2,3, Edisi
Keempat. Jakarta: internal publishing

Tahrir dkk (2018). Pengaruh Kinesiotapping


Terhadap Penurunan Nyeri Akibat
Low Back Pain Pada Ibu Hamil
Trimester Iii Di Rskdia Pertiwi
Makassar. Makasar : Poltekes
Makasar

Rondonuwu, A., Ariel. Wulur, Andean. Lolo


W., Astuti. (2013). Kajian
Penatalaksanaan Terapi Pada Pasien
Gastritis Di Instalasi Rawat Inap RSUP
Prof Dr. R .D. Kandou Manado.
Manado : FMIPA Universitas Sam
Ratulangi.

WHO (2016). Methods And Data Sources


For Global Burden Of Disease
Estimates 2000-2016. October 15,
2018.
http://www.who.int/healthinfo/global
_burden_disease/GlobalDALY_meth
od_2000_2016.pdf?ua=1

Anda mungkin juga menyukai