Abstrak: Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung, peradangan ini dapat
mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung sampai terlepasnya epitel akan gangguan saluran
pencernaan. Pada penderita gastritis makanan yang harus dihindari adalah makanan yang dapat
merangsang seperti makanan pedas, asam, mengandung bumbu tajam seperti makanan yang terlalu
dingin dapat menyebabkan kram abdomen sedangkan makanan yang mengandung kol, nangka, akan
menyebabkan perut tegang seningga sakit, terasa penuh dan kembung. Tujuan untuk mengetahuai
gambaran tingkat pengetahuan tenang jenis makanan pada penderita Gastritis diwilayah kerja UPTD
Puskesmas Kemalaraja Kabupaten Ogan Kemering Ulu Tahun 2019. Hasil dari penelitian dapat
menunjukkan dari 49 responden diketahui yang memiliki pengetahuan baik tentang penyakit
gastritis hanya 14 responden (28,5%) dan yang memiliki pengetahuan kurang baik tentang tingkat
pengetahuan penyakit gastritis berjumlah 35 responden (71,4%) dan menunjukkan jenis makanan
yang beresiko lebih tinggi yaitu sebanyak 28 responden (57,1%).sedangkan yang tidak beresiko lebih
rendah yaitu 21 responden (42,9%). Kesimpulan dari penelitian tersebut di dapatkan bahwa responden
yang memiliki pengetahuan tentang jenis makanan pada penderita gastritis masih rendah
Abstract: Gastritis is inflammation of the gastric mucosa, this inflammation can cause swelling of the
gastric mucosa until the epithelium is dislodged from digestive tract disorders. In patients with gastritis
foods that should be avoided are foods that can stimulate such as spicy, sour foods, containing sharp
herbs such as foods that are too cold can cause abdominal cramps while foods containing cabbage,
jackfruit, will cause the stomach to tense until it hurts, feels full and bloated. The aim is to find a
description of the level of calm knowledge of food types in patients with gastritis in the area of work in
the Kemalaraja Public Health Center in Ogan Kemering Ulu Regency in 2019. The results of the study
can show that of the 49 respondents known to have good knowledge about gastritis, only 14
respondents (28.5%) and who have poor knowledge about the level of knowledge of gastritis,
amounting to 35 respondents (71.4%) and indicate the type of food higher risk as many as 28
respondents (57.1%), while those who are not at lower risk are 21 respondents (42.9%)The conclusion
from this study found that respondents who have knowledge about the type of food in people with
gastritis are still low.
61
Lentera Perawat E-ISSN : 2830-1846
P-ISSN : 2722-2837
Badan penelitian kesehatan WHO terjadi karena ketidak seimbangan
megadakan tinjauan terhadap beberapa lambung dengan makanan yang
negara dunia dan mendapatkan hasil dimakan yang memiliki kadar lemak
dari angka persentasi kejadian gastritis tinggi, sehingga produksi asam lambung
di dunia, diantaranya, Inggris 22%, tidak terkontrol (Hartati, Utomo dan
China 31%, Jepang14,5%, Kanada Jumaidi 2014). Berdasarkan data-data
35%, dan Prancis 29,5% Insiden diatas, maka penulis tertarik untuk
gastritis di Asia Tenggara sekitar melakukan penelitian tentang
583.635 dari jumlah penduduk setiap Gambaran Tingkat Pengetahuan
tahunnya. Angka kejadian gastritis Tentang Jenis Makanan Pada Penderita
dikonfirmasi malalui endoskopi pada Gastritis di Puskesmas Kemalaraja
populasi di Shanghai sekitar 17,2% yang Kabupaten OKU Tahun 2019.
secara subtansial lebih tinggi dari pada
populasi dibarat yang berkisar 4,1% dan METODE
bersifat asimptomatik. Persentase dari Jenis penelitian ini yang dilakukan
angka kejadian gastiritis di Indonesia adalah Deskriptif dengan pendekatan
menurut WHO adalah 40,8% dan angka kualitatif. Populasi adalah kelompak
kejadian gastritis di beberapa daerah di subjek yang hendak dikenai generalisasi
Indonesia cukup tinggi dengan angka hasil penelitian (Notoatmojo,2005).
kejadian 274.369 kasus dari Populasi dalam penelitian ini adalah
238.452.952 jiwa penduduk seluruh pasien yang menderita Gastritis
(Tussakinah, Masrul dan Burhan 2017) yang berobat diwilayah kerja UPTD
Menurut angka kejadian gastritis Puskesmas Kemalaraja Kabupaten
pada beberapa daerah di Indonesia OKU periode Juli – Desember 2019.
cukup tinggi dengan prevalensi 274,396 Populasi dalam penelitian ini berjumlah
kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk 95 orang. Adapun tehnik pengambilan
atau sebesar 40,8%. Berdasarkan profil dengan accidental sampling yaitu teknik
kesehatan di Indonesia dengan jumlah penentuan sempel berdasarkan
kasus 30.154 kasus (4,9%) (Novitasari, kebetulan / insidental bertemu dengan
Sabilu dan Ismail 2017). Berdasarkan peneliti dapat di gunakan sebagai
data jumlah penyakit gastritis Provinsi sempel, bila dipandang orang yang di
Sumtra Selatan pada tahun 2015 temui itu cocok sebagai sumber data
didapat angka kejadian gastritis (Notoatmodjo, 2010). Sehingga dalam
sebanyak 63.408 kasus, sedangkan teknik sampling disini peneliti mengambil
pada tahun 2016 sebanyak 52.936 responden pada saat itu juga di
kasus dan pada tahun 2017 sebanyak Puskesmas Kemalaraja. Dalam
49.115 kasus (Dinas Kesehatan Provinsi penelitian ini, peneliti menggunakan
Sumatra Selatan 2017). (Sunarmi 2018) analisa univariat adalah analisa yang
Kebiasaan makan yang tidak dilakukan untuk melihat tiap variabel
teratur diawali oleh pola makan yang yaitu variabel pengetahuan frekuensi
tidak teratur, dan mengkonsumsi tingkat pengetahuan tentang jenis
makanan yang tidak hygine merupakan makanan pada penderita gastritis.
faktor resiko terjadinya gastritis. Gastritis
62
Lentera Perawat E-ISSN : 2830-1846
P-ISSN : 2722-2837
HASIL
Tabel 1. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan
63
Lentera Perawat E-ISSN : 2830-1846
P-ISSN : 2722-2837
epiastrium. Para ahli menyatakan yang tidak beresiko lebih rendah yaitu
bahwa alkohol dapat melemaskan 21 responden (42,9%).
saluran dibagian bawah esophagus Pada penderita gastritis makanan
dan hal tersebut dapat menyebabkan yang harus dihindari adalah makanan
naiknya asam lambung (Putra 2013). yang dapat merangsang seperti
Menurut (Angkow, Robot, & makanan pedas, asam, mengandung
Onibala, 2014) jenis makanan sangat bumbu tajam seperti makanan yang
berperan dalam pengosongan terlalu dingin dapat menyebabkan kram
lambung. Makanan yang berjumlah abdomen sedangkan makanan yang
banyak akan menghasilkan kimus mengandung kol, nangka, akan
dalam jumlah banyak pula. Kimus menyebabkan perut tegang seningga
yang terlalu banyak di duodenum akan sakit, terasa penuh dan kembung.
memperlambat proses pengosongan
lambung. Makanan yang mengandung DAFTAR PUSTAKA
karbohidrat meninggalkan lambung
dalam beberapa jam (Sherwood dalam Angkow, J.,Robot.,& Onibala, F.
Angkow, Robot, & Onibala, 2014). (2014). Faktor-faktor yang
Jika dilihat dari karakteristik berhubungan dengan kejadian
responden, jenis makanan masuk gastritis . Jurnal keperawatan
dalam kategori berisiko kemungkinan program studi ilmu keperawatan
disebabkan karena faktor pengetahuan fakultas kedokteran universitas
tentang jenis makanan pada penderita Sam Ratulangi, 1-7.
gastritis masih rendah.
Salah satu bentuk pencegahan Akbar, M. A. (2019). Buku Ajar
gastritis adalah memberikan Konsep-Konsep Dasar Dalam
pendidikan kesehatan terhadap pasien Keperawatan Komunitas.
gastritis untuk menghindari makanan Yogyakarta: Deepublish.
yang dapat merangsang atau
Arikunto, S. 2010.Prosedur Penelitian
mengiritasi lambung seperti makanan
Suatu Pendekatan Praktik.
pedas, makanan yang berbumbu
Jakarta: Rineka Cipta.
seperti cuka dan makanan yang pedas,
makanan asam, dan mengonsumsi Aru W, Sudoyo. (2009). Buku Ajar Ilmu
makanan yang mudah dicerna seperti Penyakit Dalam, jilid II, edisi
buah dan sayur yang rendah serat V.Jakarta: Interna Publishing
serta pola makan yang tepat baik dari
segi frekuensi dan jenis makanan. Deden Dermawan, T. R. (2010).
Keperawatan Medikal
KESIMPULAN Bedah.Yogyakarta: Gosyen
Berdasarkan hasil penelitian yang Publishing.
dilakukan disimpulkan bahwa Dari 49
responden diketahui memiliki Depkes RI. (2006). Pedoman
pengetahuan baik tentang penyakit Penyelenggaraandan
gastritis hanya 14 responden (28,6%) ProsedurRekam Medis Rumah
dan 35 responden (71,4%) yang Sakit di Indonesia.Jakarta:
memiliki pengetahuan kurang baik Depkes RI
tentang tingkat pengetahuan penyakit Departemen Kesehatan RI. (2008).
gastritis. Jenis makanan yang Profil kesehatan Indonesia
dikonsumsi masih beresiko tinggi yaitu 2007.Jakarta : Depkes RI Jakarta
28 responden (57,1%). Sedangkan
64
Lentera Perawat E-ISSN : 2830-1846
P-ISSN : 2722-2837
65
Lentera Perawat E-ISSN : 2830-1846
P-ISSN : 2722-2837
Suzanne, C. Smeltzer.
(2001).Keperawatan medikal
bedah, edisi 8. Jakarta :EGC
Tussakinah, W., Masrul, & Burhan, I. R.
(2018). Hubungan Pola Makan
dan Tingkat Sters Terhadap
Kekambuhan Gastritis di Wilayah
Kerja.
66