Anda di halaman 1dari 11

RESENSI BUKU ILMIAH

TEKNOLOGI TEPAT GUNA & DUNIA ALTERNATIF

1. Identitas Buku :

Judul : Teknologi Tepat Guna dan Dunia Alternatif

Penulis : Dr. Nao Tanaka

Penerbit : PT Bhuana Ilmu Populer

Tempat Terbit : Jl. Kerajinan No. 3-7, Jakarta 11140

Tahun Terbit : 2015


Cetakan ke : Pertama 2015

Tebal Buku : 181 halaman

Editor : Vassilisa Agata

Disain : Yanyan Wijaya

ISBN 10 : 602-249-820-1

ISBN 13 : 978-602-249-820-9

2. Sinopsis

Buku Ini bercerita tentang ketika penulis sedang menulis buku ini, bagian timur laut

Jepang (Touhoku) tiba-tiba dilanda gempa bumi dan tsunami yang luar biasa dahsyat. Dalam

kasus tersebut, bencana alam akibat kan dampak yang serius pada Pembangkit Listrik

Tenaga Nuklir (PLTN) Fokushima Daiichi. Namun kecelakaan nuklir sebenarnya dapat

dihindari jika masyarakat Jepang memilih sumber energi yang lebih aman, ramah lingkungan

dan terkontrol. Menilik musibah tersebut, penulis merasa bahwa itu adalah peringatan bagi

kita.

Kecelakaan yang terjadi di PTLN Fokushima Diichi memicu respon serius dari berbagai

pihak, baik internal Jepang maupun dunia Internasional. Berbagai pihak di dunia juga tampak

mulai bergerak ke arah teknologi alternatif.

Terkait sumber energi masa depan, sekalipun ingin menolak PLTN orang biasa berpikir

bahwa menghapus nuklir secara keseluruhan "tidak realistis". Jika dipertimbangkan dari

aspek jangka menengah dan panjang ada banyak faktor yang membuat ketergantungan

nuklir tidak realistis, seperti terbatasnya ketersediaan zat uranium sebagai bahan bakar

PLTN, kesulitan penyimpanan limbah radioaktif dalam jangka waktu panjang, demolisi

reaktor, potensi kecelakaan yang sangat serius, dan beban yang dilontarkan kepada

generasi di masa depan.


Namun jika kita kembali bergantung pada bahan bakar fosil hal itu juga akan

mengundang ancaman besarkan memicu pemanasan global. Karena itu, tidak ada solusi lain

selain upaya menghemat energi dan meningkatkan pasokan energi terbarukan.

Salah satu hal penting untuk menciptakan sistem teknologi baru dalam konteks tersebut

adalah teknologi tepat guna. Teknologi tepat guna dapat didefinisikan sebagai teknologi yang

sesuai dengan kondisi dimana teknologi tersebut digunakan/ diterapkan, baik aspek dari

sosial, ekonomi, maupun budaya, sehingga masyarakat mudah berpartisipasi dan bisa

memenuhi kebutuhan mereka secara efektif.

3. Kelebihan Buku :

Buku ini sangat bermanfaat bagi kita untuk menggunakan teknologi secara tepat.

Menggunakan gaya bahasa yang sederhana, sehingga pembaca jelas dan mudah mengerti.

Menuangkan motivasi dalam merubah mimpi untuk menjadi nyata. Terbukanya wawasan

tentang teknolgi modern.

4. Kekurangan Buku :

Banyak Istilah asing yang akan sulit di terima oleh orang awam sehingga pembaca akan sulit

mengerti dan membutuhkan waktu yang lama untuk menerjemahkannya.

5. Simpulan Buku :

Keistimewaan yang menonjol pada abad ke-20 adalah keanekaragaman produk yang

dikembangkan oleh teknologi modern, termasuk komoditas, mesin, fasilitas, dan bangunan

yang semakin melimpah di sekitar kita. Tanpa produk modern hidup kita seolah tidak

lengkap.

Secara umum teknologi tepat guna dapat didefinisikan sebagai teknologi yang sesuai

dengan kondisi di mana teknologi tersebut digunakan atau diterapkan, baik dari aspek sosial,

ekonomi, maupun budaya, sehingga masyarakat setempat mudah berpartisipasi dan bisa

memenuhi kebutuhan mereka secara efektif. Konsep teknologi yang tepat guna

dilatarbelakangi oleh proyek bantuan internasional atau bilateral yang sebelumnya sering
gagal karena teknologi yang dikembangkan di negara maju langsung dialihkan ke negara

berkembang yang memiliki kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang sangat berbeda.

RESENSI NOVEL

"SABTU BERSAMA BAPAK"


1. Identitas Novel

Judul Buku : Sabtu Bersama Bapak

Penulis : Adhitya Mulya

Penerbit : GagasMedia

Desainer sampul : Jeffri Fernando

Penyunting : Resita Wahyu Febiratri

Tahun : Cetakan 1, 2014

Tempat : Jl. Haji Montong No. 57, Ciganjur - Jagakarsa, Jakarta Selatan 12630

Tebal : 277 halaman

ISBN : 978-979-780-721-5

2. Sinopsis

Novel ini menceritakan tentang peninggalan Gunawan Garnida, seorang Bapak dari

keluarga sederhana yang harus pergi untuk selama-lamanya meninggalkan seorang istri

bernama Itje dan dua anaknya, Satya serta Cakra. Gunawan Garnida meninggalkan

“warisan” yang kelak akan menjadi bekal penting bagi istri dan kedua anaknya ketika telah

tiada.

Sebelumnya, sewaktu masih hidup dan mengetahui bahwa umurnya tak panjang lagi

karena penyakit kanker yang diderita, Gunawan Garnida mulai melakukan langkah-langkah

yang luar biasa. Hal yang kelak akan sangat berguna bagi istri dan kedua anaknya. Sewaktu

kedua anaknya, Satya serta Cakra masih kecil, Gunawan Garnida selalu merekam banyak

video-video yang berisi pesan-pesan hidup yang bijak dan bermanfaat.

Gunawan Garnida paham betul, kelak, rekaman tersebut akan sangat membantu kedua

anaknya meskipun sosok Bapak telah tiada di antara mereka. Maka semenjak Bapaknya

meninggal, Satya dan Cakra selalu menonton video-video peninggalan Bapak. Hal itu
mereka lakukan setiap hari sabtu, menjadi rutinitas yang terus mereka lakukan setiap

minggunya.

Keberadaan rekaman video tersebut mulai dirasakan pengaruhnya oleh Cakra dan

Satya. Satu ketika Cakra merasakan kerinduan yang sangat pada Bapaknya. Ia memutar

video tersebut terus-menerus. Merasakan kenangan saat-saat bersama Bapak hingga

berkali-kali hingga tanpa terasa ia telah melihat rekaman tersebut sampai pagi menjelang.

Melihat rekaman tersebut, ia merasa seakan Bapak masih ada, ia hadir di hadapannya dan

berbicara banyak hal padanya. Cakra menitikkan air mata, merasakan betapa berharganya

remakan-rekaman tersebut bagi dirinya.

Selain soal rekaman video dari Bapak tersebut dan bagaimana itu menjadi bekal

berharga bagi Bu Itje beserta kedua anaknya dalam menjalani hidup, cerita dalam novel ini

juga berlanjut dengan kehidupan Satya dan Cakra yang semakin tumbuh dewasa.

Ada kisah tentang Cakra yang belum juga mendapatkan pasangan. Padahal dari segi

usia dan pekerjaan sudah mencukupi. Kemudian Satya yang mulai memiliki istri dan anak.

Bagaimana ia mengarungi kehidupan baru bersama keluarga kecilnya. Bagaimana pesan-

pesan dari Bapak yang kerap ia lihat bisa memengaruhi dan memberikan bekal bagi Satya

dalam membangun keluarga barunya.

3. Unsur Intrinsik Novel

A. Tema

Novel yang berjudul Sabtu Bersama Bapak ini mengangkat tema kekeluargaan.

Hal ini dapat dilihat dalam isi novel yang sebagian besar menceritakan bagaimana pola

asuh orang tua terhadap anak. Selain tema kekeluargaan, novel ini juga memiliki tema

sampingan, yaitu percintaan. Hal ini terlihat dalam isi novel yang menceritakan kisah

cinta Cakra.

B. Alur
Novel yang berjudul Sabtu Bersama Bapak menggunakan alur campuran. Dapat

dilihat dalam novel alur maju mundur dimulai dari tahun 1976 kemudian maju hingga

tahun 2000-an, kemudian kembali lagi tahun 1990-an dan maju lagi tahun 2012.

Biasanya diawal bab dituliskan tahun peristiwa itu terjadi. Seperti pada halaman 3 novel

tersebut, diawal bab dituliskan Januari, 1993.

C. Penokohan

Terdapat beberapa tokoh utama dalam novel Sabtu Bersama Bapak yaitu

Gunawan Garnida, Itje Garnida, Satya Garnida, dan Satya Garnida.

 Gunawan Garnida merupakan sosok ayah yang diidolakan anak-anaknya. Beliau

merupakan sosok ayah yang bertanggung jawab dan patut untuk ditiru, walaupun

dia tahu usianya tidak lama lagi tapi dia tetap berusaha untuk mempersiapkan

masa depan anak-anaknya dengan membuat vidio yang berisi nasihat dan

pelajaran baik.

 Itje Garnida merupakan sosok ibu yang sangat tangguh, walaupun dia sudah

ditinggal suaminya dan harus merawat kedua anaknya dengan bekal yang sudah

disiapkan almarhum suaminya.

 Satya Garnida merupakan anak sulung dari Gunawa Garnida dan Itje Garnida,

Satya memiliki sikap yang dewasa, cerdas, pekerja keras dan disiplin tinggi.

Terlihat ketika dia memperlakukan anak-anaknya supaya menjadi orang yang

cerdas seperti dia.

 Cakra Garnida merupakan anak bungsu dari pasangan Gunawan dan Itje bisa

dibilang Cakra adalah tuna asmara. Walaupun dia sudah memiliki pekerjaan

yang layak, sudah memiliki rumah sendiri tapi dia tidak memikirkan untuk

memiliki seorang pendamping hidup. Dia hanya mementingkan karirnya sampai

ibunya menjodohkan dia dengan anak teman ibunya.


 Rissa merupakan istri dari Satya Garnida, Rissa memiliki sifat penyabar dalam

menghadapi suami yang begitu disiplin dan keras kepala, Dia juga sangat

penyayang terhadap suami dan ketiga buah hatinya,

 Ryan, Miku, dan Dani merupakan buah hati dari Satya dan Rissa, mereka bertiga

sangat nurut sama kedua orang tuanya. Apalagi sama bapaknya yang begitu

disiplin.

 Wati, Firman, dan Bambang merupakan rekan kerja Cakra yang memiliki sifat

humoris, mereka bertiga bisa dibilang bandit asmara. Mereka sangat berusaha

untuk membantu Cakra untuk mendapatkan cintanya dengan Ayu.

 Salman merupakan saingan Cakra untuk mendapatkan Ayu, memiliki sifat tukang

tebar pesona terhadap perempuan.

 Ayu memiliki paras cantik yang menjadi rebutan banyak lelaki, Dia memiliki sifat

patuh kepada orang tua, buktinya ketika Ayu diminta sang Ibu untuk menemui

anak temannya yang mau dijodohkan dengannya walaupun Dia sudah ada

gebetan Dia tetap mau menuruti kemauan Ibunya.

D. Latar dan Setting

 Latar waktu

Novel ini ditulis selama 2 tahun, tapi kisahnya terjadi selama 36 tahun. Dimulai

dari tahun 1976 sampai tahun 2012. Pada awal bab biasanya dituliskan tahun

peristiwa itu terjadi.

 Latar tempat

Novel ini berlatar belakang di Bandung tepatnya dirumah Ibu Itje, selain itu novel

ini juga berlatar tempat di Jakarta, di kantor Cakra, di tengah laut Denmark, di

ruang keluarga, di kamar, di gedung pernikahan, di museum Fatahillah.

 Latar suasana
Suasana yang terdapat dalam novel ini sebagian besar adalah rasa hangat

kekeluargaan. Tetapi kadang kala terdapat suasana menegangkan menyedihkan.

E. Amanat

Dari cerita novel Sabtu Bersama Bapak dapat kita petik amanat:

a. Tanggung jawab seorang bapak kepada anak-anaknya dan juga istrinya.

b. Kasih sayang anak kepada orang tua yang luar biasa.

c. Sikap Ibu Itje yang tidak mau merepotkan anak-anaknya.

F. Sudut Pandang

Novel ini menggunakan sudut pandang orang ke-3. Penulis merupakan orang

ketiga serba tahu. Kata ganti yang digunakan adalah dia atau mereka. Beriku kalimat

yang menunjukkan sudut pandang orang ke-3. "Ibu Itje selesai mengirim SMS kepada

Cakra. Dia meletakkan HP-nya di atas nakas ranjang.”

G. Gaya Bahasa

1. Istilah dan Ungkapan Asing

 “Let’s just say, this is me, keeping up with you.”

 “I can’t ask for a better wife.”

2. Kalimat diuntai dengan indah

Minggu sore pada pertengahan September, 2016. Hari yang penuh dengan hujan,

angin, dan awan tebal di tengah laut ini.

3. Mengandung kalimat humor

Terlihat pada percakapan antara Wati, Firman, Bambang ketika memesan makanan

kepada pramusaji

“Pesen apa, Mas?” tanya pramusaji


“Cinta dan kasih sayang Mbak, yang tulus,” ujar Bambang.

“Sepiring asmara yang menggelora,” ujar Firman

4. Kelebihan Novel

Melalui novel ini, kita diajarkan untuk melihat hal lain yang jauh lebih penting untuk

ditinggalkan. Peninggalan yang akan selalu bermanfaat bagi orang-orang sekitar.

Peninggalan yang dapat menjadi bekal penting dan akan tetap hidup dalam pikiran dan hati,

terus meninspirasi orang-orang orang, meski raga telah lama pergi. Bekal yang bersifat

abadi, bukan bekal yang berwujud materi. Secara keseluruhan, buku ini layak dan bagus

untuk dibaca, seru, bacaan yang baik dan menghibur untuk yang gemar membaca buku

yang ringan dan lucu, tapi tetap bermakna. Karena maksud dan pesan dari buku ini yang

mendalam, dan buku ini ditujukan ini untuk semua orang, karena setiap orang pasti

merasakan menjadi seorang anak, dan sudah atau kelak menjadi seorang orang tua untuk

menjalankan sebuah keluarga.

5. Kekurangan Novel

Hanya saja ukuran halaman yang terletak di sudut, terlalu kecil, jadi menyulitkan

pembaca melihat halaman. Dan ukuran huruf yang digunakan juga sedikit terlalu kecil, jadi

membuat mata pembaca lebih cepat lelah. Novel Sabtu Bersama Bapak banyak

menggunakan uangkapan atau istilah asing, yang belum tentu semua orang dapat

memahaminya.

6. Simpulan Novel

Pada intinya, novel ini bercerita tentang bagaimana sebuah pesan atau peninggalan

seorang Bapak dapat menjadi pegangan berharga bagi anak-anaknya. Meninggalkan

keluarga dengan rekaman video yang berisi pesan-pesan kehidupan bagi anak-anak

merupakan ide menarik yang jarang sekali ditemui dalam kehidupan nyata. Kebanyakan,

peninggalan orang yang meninggal lebih mengarah kepada warisan atau materi apa yang

bisa dibagikan pada ahli waris. Ini adalah sebuah cerita. Tentang SEO pemuda yang belajar
mencari cinta. Tentang seorang pria yang belajar menjadi bapak dan suami yang baik.

Tentang seorang ibu yang membesarkan mereka dengan penuh kasih sayang. Dan tentang

seorang bapak yang meninggalkan pesan dan berjanji selalu ada bersama mereka.

Anda mungkin juga menyukai