Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH TUGAS PJOK

‘’Penyakit Menular Seks Dan Dampak Bagi Remaja’’

Disusun Oleh :

Nama : Putri Ridha Maulia Nazariah

No. Absen : 22

Kelas : XII MIPA 3

SMA NEGERI 2 SUBANG

Jln. Raya Dangdeur, Kec. Subang, Kab. Subang, Jawa Barat 41212

No.tlp.(0260)412569

E-mail : smandasubang02@gmail.com
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ‘’ Penyakit Menular
Seksual Dan Dampak Bagi Remaja ‘’ ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK). Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang penyakit menulr seksual bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Pak Nanang, selaku guru mata pelajaran
PJOK yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Subang, 17 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL…………………………………………………………………………………………………………..i

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………….ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………..iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang………………………………………………………………………………………1
B. Rumusan masalah…………………………………………………………………………………1
C. Manfaat…………………………………………………………………………………………………2
D. Tujuan……………………………………………………………………………………………….….2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian PMS…………………………………………………………………………..…3
B. Macam-macam PMS……………………………………………………………………....3
1. Gonorea (kencing tanah)…………………………………………………….…3
2. Sifilis (raja singa)…………………………………………………………………..4
3. Trikonomiasis……………………………………………………………………….5
4. Ukus Mole (chancroid)………………………………………………………..…5
5. Klamidia………………………………………………………………………………..6
6. HIV-AIDS……………………………………………………………………………….7
7. Herpes…………………………………………………………………………………..8
8. Kutil Genitalis (Kondiloma Akuminata)…………………………………..8
9. Hepatitis B (HBV)…………………………………………………………………..9
C. Akibat yang disebabkan PMS…………………………………………….…………….10
D. Metode penularan PMS…………………………………………………………………..11
E. Dampak PMS bagi remaja……………………………………………………………….15

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………….16
B. Saran………………………………………………………………………………………………17

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………….18
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah penyakit yang ditularkan melaluihubungan seks.
Penyakit menular seksual akan lebih beresiko bila melakukanhubungan seksual dengan
berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal. PMS dapat
menyebabkan infeksi alat reproduksi yang harus dianggap serius.Bila tidak diobati
secara tepat, infeksi dapat menjalar dan menyebabkan penderitaan, sakit
berkepanjangan, kemandulan dan bahkan kematian. Wanitalebih beresiko untuk
terkena PMS lebih besar daripada laki-laki sebab mempunyai alat reproduksi yang lebih
rentan. Dan seringkali berakibat lebih parah karena gejala awal tidak segera dikenali,
sedangkan penyakit melanjut ke tahap lebih parah. Penyakit menular seksual
merupakan penyakit dengan tingkat mortalitas yang tinggi disetiap tahunnnya.
Pemahaman individu dan masyarakat dalam mengerti PMS sangat minim. Padahal di
zaman yang berkembang ini sudah cukup banyak perantara untuk menyampaikan
informasi secara berkala dan meluas. Bagi individu-individu yang mengetahui dampak
ataupun pehaman PMS secara menyeluruh pun tidak memperhatikan lagi
konsekuensinya. Mereka cenderung acuh tak acuh dan selalu merasa menyesal saat
penyakit itu telah becongkol dalam tubuhnya. Banyak remaja yang kurang memahami
pentignya menajaga diri dan tata krama cenderung akan memasukkan teman yang
lawan jenis sehingga tidak menutup kemungkinan terjadi hal-hal yang tidak kita
inginkan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu PMS?


2. Bagaimana penularan PMS?

3. Apa saja jenis-jenis PMS?

4. Bagaimana pencegahan PMS?

C. Manfaat

Secara kasat mata kita dapat memahami manfaat dari pembelajaran materi ini yaitu
menambah wawasan agar kita lebih bisa menjaga diri dengan baik agar terhindar dari PMS,
dan sebagai siswa yang lebih mengetahui tentang PMS ini hendaknya kita dapat membantu
kaum masyrakat yang belum mengetahui tentang informasi PMS tersebut.

D. Tujuan

Terdapat dua tujauan dalam pembuatan makalah ini, yaitu tujuan khusus dan tujuan umum.

1. Tujuan khusus

- Menambah pengetahuan

- Member inforamsi agar perluasan PMS dapat di cegah denagn tambahan ilmu.

2. Tujuan umum

Sebagai kewajiaban untuk melengkapai dan menjalankan tugas dari ibu dosen
mikrobiologi dan parasitologi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS)

Penyakit Menular Seksual merupakan penyakit yang ditularkan melalui hubungan


seksualitas. PMS akan lebih beresiko jika Anda melakukan hubungan seksual
denganberganti-ganti pasangan baik melalui alat kelamin, oral maupun anal. Bila tidak
ditangani secara tepat, infeksi pada alat reproduksi ini dapat menjalar dan menyebabkan
sakit berkepanjangan, kemandulan, bahkan kematian.

Penyakit menular seksual, atau PMS adalah berbagai infeksi yang dapat menular dari
satu orang ke orang yang lain melalui kontak seksual. Menurut the Centers for Disease
Control (CDC) terdapat lebih dari 15 juta kasus PMS dilaporkan pertahun. Kelompok remaja
dan dewasa muda (15-24 tahun) adalah kelompok umur yang memiliki risiko paling tinggi
untuk tertular PMS, 3 juta kasus baru tiap tahun adalah dari kelompok ini.

Hampir seluruh PMS dapat diobati. Namun, bahkan PMS yang mudah diobati seperti
gonore telah menjadi resisten terhadap berbagai antibiotik generasi lama. PMS lain, seperti
herpes, AIDS, dan kutil kelamin, seluruhnya adalah PMS yangdisebabkan oleh virus, belum
dapat disembuhkan. Beberapa dari infeksi tersebut sangat tidak mengenakkan, sementara
yang lainnya bahkan dapatmematikan. Sifilis, AIDS, kutil kelamin, herpes, hepatitis, dan
bahkangonore seluruhnya sudah pernah dikenal sebagai penyebab kematian. Beberapa
PMS dapat berlanjut pada berbagai kondisi seperti Penyakit Radang Panggul (PRP), kanker
serviks dan berbagai komplikasi kehamilan. Sehingga, pendidikan mengenai penyakit ini
dan upaya-upaya pencegahan penting untuk dilakukan.

Penting untuk diperhatikanbahwa kontak seksual tidak hanya hubungan seksual


melalui alat kelamin. Kontak seksual juga meliputiciuman, kontak oral-genital, dan
pemakaian “mainan seksual”, seperti vibrator. Sebetulnya, tidak ada kontak seksual yang
dapat benar-benar disebut sebagai “seks aman” . Satu-satunya yang betul-betul “seks
aman” adalah abstinensia. Hubungan seks dalam konteks hubungan monogamy di mana
kedua individu bebas dari IMS juga dianggap “aman”. Kebanyakan orang menganggap
berciuman sebagai aktifitas yang aman. Sayangnya, sifilis, herpes dan penyakit-penyakit
lain dapat menular lewat aktifitas yang nampaknya tidak berbahaya ini. Semua bentuk lain
kontak seksual juga berisiko. Kondom umumnya dianggap merupakan perlindungan
terhadap IMS. Kondom sangat berguna dalam mencegah beberapa penyakit seperti HIV
dan gonore. Namun kondom kurang efektif dalam mencegah herpes, trikomoniasis dan
klamidia. Kondom memberi proteksi kecil terhadap penularan HPV, yang merupakan
penyebab kutil kelamin.

B. Beberapa penyakit menular seksual:

1. Gonorea/kencing nanah
2. Sifilis/raja singa
3. Trikonomiasis
4. Ulkus Mole (Chancroid)
5. Klamidia
6. HIV-AIDS
7. Herpes
8. Kutil Genitalis (Kondiloma Akuminata)
9. Hepatitis B (HBV)

1. Gonorea/kencing nanah
Tipe : Bakterial (Neisseria gonnorhoeae)

Cara penularan : Hubungan seks vaginal, anal dan oral.

Gejala : Walaupun beberapa kasus tidak menunjukkan gejala, jika gejala


muncul, sering hanya ringan dan muncul dalam 2-10 hari setelah
terpapar. Gejala-gejala meliputi discharge dari penis, vagina, atau
rektum dan rasa panas atau gatal saat buang air kecil. Penyakit ini
bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya, terutama
kulit dan persendian.

Pengobatan : Infeksi dapat disembuhkan dengan antibiotik. Namun tidak dapat


menghilangkan kerusakan yang timbul sebelum pengobatan
dilakukan.

Penanganan :

1. Pada masa kehamilan , berikan antibiotika seperti : a) Ampisilin 2 gram IV dosis awal,
lanjutkan dengan 3 x 1 gram per oral selama 7 hari. b) Ampisilin + Sulbaktan 2,25 gram
oral dosis tunggal. c) Spektinomisin 2 gram IM dosis tunggal. d) Seftriakson 500 mg IM
dosis tunggal.
2. Masa nifas , berikan antibiotika seperti : a) Xiprofloksasin 1 gram dosistunggal. b)
Trimethroprim + Sulfamethoksazol (160 mg + 800 mg) 5 kaplet dosis tunggal.
3. Oftalmia neonatorum (konjungtivitis) : a) Garamisin tetes mata 3 x 2 tetes. b) Antibiotika
– Ampisilin 50 mg/ kgBB IM selama 7 hari; Amoksisilin + asam klamtanat 50 mg/ kgBB
IM selama 7 hari; Seftriakson 50 mg/ kgBB IM dosis tunggal.
4. Lakukan konseling tentang metode barier dalam melakukan hubungan seksual .
5. Berikan pengobatan yang sama pada pasangannya.
6. Buat jadual kunjungan ulang dan pastikan pasangan & pasien akan menyelesaikan
pengobatan hingga tuntas.

Komplikasi terhadap orang yangterinfeksi:


1. Lelaki – prostatitis (radang kelenjar prostat), adanya jaringan parut pada saluran kencing
(urethra), mandul/ infertil, peradangan epididimis,
2. Perempuan – PID, infertil, gangguan menstruasi kronis, peradangan selaput lendir rahim
setelah melahirkan ( post partum endometriosis ), abortus , cistitis (peradangan
kandung kencing).
Bila gejala sudah meluas ke arah PID ( Pelvic Inflamatory Disease ) maka sering timbul :

o Nyeri perut bagian bawah.


o Nyeri pinggang bagian bawah.
o Nyeri sewaktu hubungan seksual .
o Perdarahan melalui vagina diantara waktu siklus haid .
o Mual - mual .
o Terdapat infeksi rektum atau anus .
Konsekuensi yang mungkin timbul pada orang yang terinfeksi: Pada perempuan jika
tidak diobati, penyakit ini merupakan penyebab utama Penyakit Radang Panggul, yang
kemudian dapat menyebabkan kehamilan ektopik, kemandulan dan nyeri panggul kronis.
Dapat menyebabkan kemandulan pada pria. Gonore yang tidak diobati dapat menginfeksi
sendi, katup jantung dan/atau otak.

Konsekuensi yang mungkin timbul pada janin dan bayi baru lahir: Gonore dapat
menyebabkan kebutaan dan penyakit sistemik seperti meningitis dan arthritis sepsis pada
bayi yang terinfkesi pada prosespersalinan. Untuk mencegah kebutaan, semua bayi yang lahir
di rumah sakit biasanya diberi tetesan mata untuk pengobatan gonore.

2. Sifilis/Raja Singa

Tipe : Bakterial (Treponema pallidum)

Cara Penularan : Cara penularan yang paling umum adalah hubungan seks vaginal, anal
atau oral. Namun, penyakit ini juga dapat ditularkan melalui
hubungan non-seksual jika ulkus atau lapisan mukosa yang
disebabkan oleh sifilis kontak dengan lapisan kulit yang tidak utuh
dengan orang yang tidak terinfeksi.

Gejala-gejala : berlangsung 3-4 minggu, terkadang sampai 13 minggu.Setelah itu akan


timbul benjolan di sekitar alat kelamin, kadang disertai pusing dan
nyeri tulang seperti flu serta hilang sendiri tanpa diobati. Bercak
kemerahan pada tubuh juga akan muncul sekitar 6-12 minggu setelah
berhubungan seks. Seringkali penderita tidak memperhatikan hal ini
dan gejala ini akan hilang dengan sendirinya. Pada fase awal, penyakit
ini menimbulkan luka yang tidak terasa sakit atau “chancres” yang
biasanya muncul di daerah kelamin tetapi dapatjuga muncul di bagian
tubuh yang lain, jika tidak diobati penyakit akan berkembang ke fase
berikutnya yang dapat meliputi adanya gejala ruam kulit, demam,
luka pada tenggorokan,rambut rontok dan pembengkakan kelenjar di
seluruh tubuh.

Pengobatan : Penyakit ini dapat diobati dengan penisilin; namun, kerusakan pada
organ tubuh yang telah terjadi tidak dapat diperbaiki.

Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi:

Jika tidak diobati, sifilis dapat menyebabkan kerusakan seriuspada hati, otak, mata,
sistem saraf, tulang dan sendi dan dapat menyebabkan kematian. Seorang yang sedang
menderita sifilis aktif risikonya untuk terinfeksi HIV jika terpapar virus tersebut akan
meningkat karena luka (chancres) merupakan pintu masuk bagi virus HIV.

Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi: Jika tidak diobati, seorang ibu
hamil yang terinfeksi sifilis akan menularkan penyakit tersebut pada janin yang
dikandungnya. Janin meninggal di dalam dan meninggal pada periode neonatus terjadi
pada sekitar 25% darikasus-kasus ini. 40-70% melahirkan bayi dengan sifilis aktif. Jika tidak
terdeteksi, kerusakan dapat terjadi pada jantung, otak dan mata bayi.
3. Trikonomiasis

Penyebab : Disebabkan oleh protozoa Trichomonas vaginalis.

Prevalensi : Trikomoniasis adalah PMS yang dapat diobati yang paling banyak terjadi
pada perempuan muda dan aktif seksual.

Cara Penularan : Trikomoniasis menular melalui kontak seksual. Trichomonas vaginalis


dapat bertahanhidup pada benda-benda seperti baju-baju yang
dicuci, dan dapat menular dengan pinjam meminjam pakaian
tersebut.

Gejala-gejala : Pada perempuan biasa terjadi keputihan yang banyak, berbusa, dan
berwarna kuning-hijau. Kesulitan atau rasa sakit pada saat buang air
kecil dan atau saat berhubungan seksual juga sering terjadi. Mungkin
terdapat juga nyeri vagina dan gatal atau mungkin tidak ada gejala
sama sekali. Pada laki-laki mungkin akan terjadi radang pada saluran
kencing, kelenjar, atau kulup dan atau luka pada penis, namun pada
laki-laki umumnya tidak ada gejala.

Pengobatan : Penyakit ini dapat disembuhkan. Pasangan seks juga harus diobati.

Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi:

Radang pada alat kelamin pada perempuan yang terinfeksi trikomoniasis mungkin juga
akan meningkatkan risiko untuk terinfeksi HIV jika terpapar dengan virus tersebut. Adanya
trikomoniasis pada perempuan yang juga terinfeksi HIV akan meningkatkan risiko penularan
HIV pada pasangan seksualnya.

Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi: Trikomoniasis pada perempuan
hamil dapat menyebabkan ketuban pecah dini dan kelahiran prematur.
4. Ulkus Mole (Chancroid)

Tipe : Bakterial (Hemophilus ducreyi)

Gejala-gejala : Luka lebih dari diameter 2 cm, cekung, pinggirnya tidak teratur, keluar
nanah dan rasa nyeri; Biasanya hanya pada salah satusisi alat kelamin.
Sering (50%) disertai pembengkakan kelenjar getah beningdi lipat
paha berwarna kemerahan (bubo) yang bila pecah akan bernanah
dan nyeri.

Komplikasi yang mungkin terjadi :

kematian janin pada ibu hamil yang tertular, memudahkan penularan infeksi HIV.

5. Klamidia

Tipe : Bakterial (Chlamydia trachomatis)

Cara Penularan : Hubungan seks vaginal dan anal.

Gejala : Sampai 75% kasus pada perempuan dan 25% kasus pada laki-laki
tidak menunjukkan gejala. Gejala yang ada meliputi keputihan yang
abnormal, dan rasa nyeri saat kencing baik pada laki-laki maupun
perempuan. Perempuan juga dapat mengalami rasa nyeri pada perut
bagian bawah atau nyeri saat hubungan seksual, pada laki-laki
mungkin akan mengalami pembengkakan atau nyeri pada testis.Nyeri
di rongga panggul; Perdarahansetelah hubungan seksual.

Pengobatan : Infeksi dapat diobati dengan antibiotik. Namun pengobatan tersebut


tidak dapat menghilangkan kerusakan yang timbul sebelum
pengobatan dilakukan.

Konsekuensi yang mungkin terjadi pada orang yang terinfeksi:


Pada perempuan, jika tidak diobati, sampai 30% akan mengalami Penyakit Radang
Panggul (PRP) yang pada gilirannya dapat menyebabkan kehamilan ektopik, kemandulan
dan nyeri panggul kronis. Pada laki-laki, jika tidak diobati, klamidia akan menyebabkan
epididymitis, yaitu sebuah peradanganpada testis (tempat di mana sperma disimpan), yang
mungkin dapat menyebabkan kemandulan. Individu yang terinfeksi akan berisiko lebih
tinggi untuk terinfeksi HIV jika terpapar virus tersebut. Konsekuensi yang mungkin terjadi
pada janin dan bayi baru lahir: lahir premature, pneumonia pada bayi dan infeksi matapada
bayi baru lahir yang dapat terjadi karena penularan penyakit ini saat proses persalinan.

6. HIV-AIDS

Tipe : Viral (Human Immunodeficiency Virus)

Cara Penularan : Hubungan seks vaginal, oral dan khususnya anal; darah atau produk
darah yang terinfeksi; memakai jarum suntik bergantian pada
pengguna narkoba; dan dari ibu yang terinfeksi kepada janin dalam
kandungannya, saat persalinan, atau saat menyusui.

Gejala-gejala : Beberapa orang tidak mengalami gejala saat terinfeksi pertama kali.
Sementara yang lainnyamengalami gejala-gejala seperti flu, termasuk
demam, kehilangan nafsu makan, berat badan turun, lemah
danpembengkakan saluran getah bening. Gejala-gejala tersebut
biasanya menghilang dalam seminggu sampai sebulan, dan virus
tetap ada dalam kondisi tidak aktif (dormant) selama beberapa tahun.
Namun, virus tersebut secara terus menerus melemahkan sistem
kekebalan, menyebabkan orang yang terinfeksi semakin tidak dapat
bertahan terhadap infeksi-infeksi oportunistik.

Pengobatan : Belum ada pengobatan untuk infeksi ini. Obat-obat anti retroviral
digunakan untuk memperpanjang hidup dan kesehatan orang yang
terinfeksi. Obat-obat lain digunakan untuk melawan infeksi
oportunistik yang juga diderita.

Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi:

Hampir semua orang yang terinfeksi HIV akhirnya akan menjadi AIDS dan meninggal karena
komplikasi-komplikasi yang berhubungan dengan AIDS. Konsekuensi yang Mungkin Terjadi
pada Janin dan Bayi: 20-30% dari bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi HIV akan terinfeksi
HIV juga dan gejala-gejala dari AIDS akan muncul dalam satu tahun pertama kelahiran. 20%
dari bayi-bayi yang terinfeksi tersebut akan meninggal pada saat berusia 18 bulan. Obat
antiretroviral yang diberikan pada saat hamil dapat menurunkan risiko janin untuk terinfeksi
HIV dalam proporsi yang cukup besar.

7. Herpes

Tipe : Viral (virus Varicella zoster dan herpes simplex virus )

Cara Penularan : Herpes menyebarmelalui kontak seksual antar kulit dengan bagian-
bagian tubuh yang terinfeksi saat melakukan hubungan seks vaginal,
anal atau oral, Juga melalui seperti : alat-alat tidur , pakaian, handuk,
dll, secara bergantia. Virus sejenis dengan strain lain yaitu Herpes
Simplex Tipe 1 (HSV-1) umumnya menular lewat kontak non-seksual
dan umumnya menyebabkan luka di bibir. Namun, HSV-1 dapat juga
menular lewat hubungan seks oral dan dapat menyebabkan infeksi
alat kelamin. Saat ini dikenal dua macam herpes yakni herpes zoster
dan herpes simpleks. Kedua herpes ini berasal darivirus yang berbeda.
Herpes zoster disebabkan oleh virus Varicella zoster. Zoster tumbuh
dalam bentuk ruam memanjang pada bagian tubuh kananatau kiri
saja. Jenis yang kedua adalahherpes simpleks, yang disebabkan oleh
herpes simplex virus (HSV). HSV sendiri dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu HSV-1 yang umumnya menyerang bagian badan dari pinggang
ke atas sampai di sekitar mulut (herpes simpleks labialis), dan HSV-2
yang menyerang bagian pinggang ke bawah. Sebagian besar herpes
genitalis disebabkan oleh HSV-2, walaupun ada juga yang disebabkan
oleh HSV-1 yang terjadi akibat adanya hubungan kelamin secara
orogenital, atau yang dalam bahasa sehari-hari disebut dengan oral
seks, serta penularan melalui tangan.

Gejala-gejala : Gejala-gejala biasanya sangat ringan dan mungkin meliputi rasa gatal
atau terbakar; rasa nyeri di kaki, pantat atau daerah kelamin; atau
keputihan. Bintil-bintil berair atau luka terbuka yang terasa nyeri juga
mungkin terjadi, biasanya di daerah kelamin, pantat, anus dan paha,
walaupun dapat juga terjadi di bagian tubuh yang lain. Luka-luka
tersebut akan sembuh dalam beberapa minggu tetapi dapat
munculkembali.

Pengobatan : Belum ada pengobatan untuk penyakit ini. Obatanti virus biasanya
efektif dalam mengurangi frekuensi dan durasi (lamanya) timbul
gejala karena infeksi HSV-2.

Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi:

Orang yang terinfeksi dan memiliki luka akan meningkat risikonya untuk terinfeksi
HIV jika terpapar sebab luka tersebut menjadi jalan masuk virus HIV. Konsekuensi yang
Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi: Perempuan yang mengalami episode pertama dari
herpes genital pada saat hamil akan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya
kelahiran prematur. Kejadian akut pada masa persalinan merupakan indikasi untuk
dilakukannya persalinan dengan operasi cesar sebab infeksi yang mengenai bayi yang baru
lahir akan dapat menyebabkan kematian atau kerusakan otak yang serius.
8. Kutil Genitalis (Kondiloma Akuminata)

Tipe : Viral (Human Papiloma Virus)

Cara Penularan : Hubungan seksual vaginal, anal atau oral.

Gejala-gejala : Tonjolan yang tidak sakit, kutil yang menyerupai bunga kol tumbuh di
dalam atau pada kelamin, anus dan tenggorokan.

Pengobatan : Tidak ada pengobatan untuk penyakit ini. Kutil dapat dihilangkan
dengan cara-cara kimia, pembekuan, terapi laser atau bedah.

Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi:

HPV adalah virus yang menyebabkan kutil kelamin. Beberapa strains dari virus ini
berhubungan kuat dengan kanker serviks sebagaimana halnya juga dengan kanker vulva,
vagina, penis dan anus. Pada kenyataannya 90% penyebab kanker serviks adalah virusHPV.
Kanker serviks ini menyebabkan kematian 5.000 perempuan Amerika setiap tahunnya.

Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi:

Pada bayi-bayi yang terinfeksi virus ini pada proses persalinan dapat tumbuh kutil pada
tenggorokannya yang dapat menyumbat jalan nafas sehingga kutil tersebut harus
dikeluarkan

9. Hepatitis B (HBV)

Tipe : Viral

Cara Penularan : Hubungan seks vaginal, oral dan khususnya anal; memakai jarum
suntik bergantian; perlukaan kulit karena alat-alat medis dan
kedokteran gigi; melalui transfusi darah.
Gejala : Sekitar sepertiga penderita HBV tidak menunjukkan gejala. Gejala
yang muncul meliputi demam, sakit kepala, nyeri otot, lemah,
kehilangan nafsu makan, muntah dan diare. Gejala-gejala yang
ditimbulkan karena gangguan di hati meliputi air kencing berwarna
gelap, nyeri perut, kulit menguning dan mata pucat.

Pengobatan : Belum ada pengobatan. Kebanyakan infeksi bersih dengan sendirinya


dalam 4-8 minggu. Beberapa orang menjadi terinfeksi secara kronis.

Konsekuensi yang mungkin timbul pada orang yang terinfeksi:

Untuk orang-orang yang terinfeksi secara kronis, penyakit ini dapat berkembang menjadi
cirrhosis, kanker hati dan kerusakan sistem kekebalan. Konsekuensi yang mungkin timbul
pada janin dan bayi baru lahir: Perempuan hamil dapat menularkan penyakit ini pada janin
yang dikandungnya. 90% bayi yang terinfeksi pada saat lahir menjadi karier kronik dan
berisiko untuk tejadinya penyakit hati dan kanker hati. Mereka juga dapat menularkan virus
tersebut. Bayi dari seorang ibu yang terinfeksi dapat diberi immunoglobulin dan divaksinasi
pada saat lahir, ini berpotensi untuk menghilangkan risiko infeksi kronis.

C. AKIBAT YANG DISEBABKAN OLEH PMS:

o Kemandulan pada pria maupun wanita yang disebabkan oleh penyebaran infeksi pada
alat kelamin bagian dalam seperti gonore, klamidia.
o Menyebabkan kematian, seperti: sifilis, hepatitis B/C, dan AIDS
o Menyebabkan penyakit kanker (kanker leher rahim) dan penyakit yang selalu kambuh,
seperrti: herpes genitalis, kondiloma akuminata (jengger ayam)
o Khusus pada wanita hamil yang mengidap IMS tertentu bisa menularkan pada bayi yang
RSS Beatrice Ruth Batubara - AtomRSS Beatrice Ruth Batubara - RSSRSS Beatrice Ruth
Batubara - AtomRSS Beatrice Ruth Batubara - Atompreviousmengakibatkan lahir cacat,
lahir muda, dan lahir mati.
D. METODE PENULARAN PMS

1. Seks tanpa pelindung

Meski kondom tidak seratus persen melindungi Anda, ia tetap merupakan cara terbaik
untuk menghindarkan Anda dari infeksi. Penggunaan kondom dapat menurunkan laju
penularan PMS. Selain selibat, penggunaan kondom yang konsisten adalah proteksi
terbaik terhadap PMS.Biasakanlah memakai kondom.

2. Berganti-ganti pasangan

Anda tidak perlu belajar matematika untuk mengetahui bahwa semakin banyak pasangan
seksual Anda, kian besar kemungkinan Anda terekspos suatu PMS. Apalagi, orang yang
suka berganti pasangan cenderung memilihpasangan yang suka berganti pasangan pula.
Jadi, Anda tidak lepas dari pasangan-pasangannya pasangan Anda.

3. Mulai aktif secara seksual pada usia dini

Kaum muda lebih besar kemungkinannya untuk terkena PMS daripada orang yang lebih
tua. Ada beberapa alasannya, yaitu wanita muda khususnya lebih rentan terhadap PMS
karena tubuh mereka lebih kecil dan belum berkembang sempurna sehingga lebih mudah
terinfeksi. Kaum muda juga tampaknya lebih jarang pakai kondom, terlibat perilaku
seksual beresiko dan berganti-ganti pasangan.

4. Pengggunaan alkohol

Konsumsi alkohol dapat berpengaruh terhadap kesehatan seksual. Orang yang biasa
minum alkohol bisa jadi kurang selektif memilih pasangan seksual dan menurunkan
batasan. Alkohol dapat membuat seseorang sukar memakai kondom dengan benar
maupun sulit meminta pasangannya menggunakan kondom.

5. Penyalahgunaan obat
Prinsipnya mirip dengan alkohol, orang yang berhubungan seksual di bawah pengaruh
obat lebih besar kemungkinannya melakukan perilakuseksual beresiko/tanpa pelindung.
Pemakaian obat terlarang juga memudahkan orang lain memaksa seseorang melakukan
perilaku seksualyang dalam keadaan sadar tidak akandilakukan. Penggunaan obat dengan
jarum suntik diasosiasikan dengan peningkatan resiko penularan penyakit lewat darah,
seperti hepatitis dan HIV, yang juga bisa ditransmisikan lewat seks.

6. Seks untuk uang/obat

Orang yang menjual seks untuk mendapatkan sesuatu posisi tawarnya rendah sehingga
sulit baginya untuk menegosiasikan hubungan seksual yang aman. Kemudian, pasangan
(pembeli jasa) memiliki resiko terinfeksi PMS yang lebih besar. Jadi, baik pembeli maupun
penjual sama-sama dirugikan.

7. Hidup di masyarakat yang prevalensi PMS-nya tinggi

Ketika seseorang tinggal di tengah komunitas dengan prevalensi PMS yang tinggi, ketika
berhubungan seksual (dengan orang di komunitas itu) ia lebih rentan terinfeksi PMS.

8. Monogami serial

Monogami serial adalah mengencani/menikahi satu orang saja pada suatu masa, tapi
kalau diakumulasi jumlah orang yang dikencani/dinikahi juga banyak. Contoh gampangnya
(yang juga banyak terjadi di masyarakat kita) adalah orang yang doyan kawin-cerai.
Perilaku begini juga berbahaya,sebab orang yang mempraktekkan monogami serial
berpikir bahwa mereka saat itu memiliki hubungan eksklusif sehingga akan tergoda untuk
berhenti menggunakan pelindung ketika berhubungan seksual. Sebenarnya monogami
memang efektif mencegah PMS, tapi hanya pada monogami jangka panjang yang kedua
pasangan sudahdites kesehatan reproduksi.

9. Sudah terkena suatu PMS

Kalau Anda sudah pernah berkenalan langsung dengan suatu PMS (apalagi sering), Anda
lebih rentan terinfeksi PMS jenis lainnya. Iritasi atau lepuh pada kulit yang terinfeksi dapat
menjadi jalan masuk patogen lain untuk menginfeksi. Karena Anda sudah pernah
terinfeksi sekali, bisa jadi ada faktor tertentu dalam gaya hidup Anda yang beresiko.

10. Cuma pakai pil KB untuk kontrasepsi

Kadang orang lebih menghindari kehamilan daripada PMS sehingga mereka memilih pil KB
sebagai alat kontrasepsi utama. Karena sudah merasa terhindar dari kehamilan, mereka
enggan memakai kondom. Inibisa terjadi ketika orang tidak ingin menuduh pasangannya
berpenyakit (sehingga perlu disuruh pakai kondom) atau memang tidak suka pakai
kondom dan menjadikan pil KB sebagai alasan. Yang jelas, perlindungan ganda (pil KB dan
kondom) adalah pilihan terbaik…meski tidak semua orang melakukannya.

Pencegahan yang bisa dilakukan antara lain :

o tidak melakukan hubungan seks· tidak berganti-ganti pasangan· menggunakan kondom


setiap hubungan seks
o menghindari transfusi darah dengan donor yang tidak jelas asal-usulnya
o kebiasaan menggunakan alat kedokteran maupun non medis yang steril Yang lebih
penting dari semua itu adalah menjaga nilai-nilai moral, agama, nilai etika dan norma
kehidupan bermasyarakat karena dengan moral dan etika yang baik kita akan terhindar
dari gangguan atau penyakit yang akan membawa kita dalam masalah serius.

E. Dampak Penyakit Menular Seksual (PMS) bagi remaja


Tingginya kasus PMS salah satunya karena kurangnya sarana edukasi dan penyampaian
informasi tentang PMS kepada remaja. Generasi muda merupakan salah satu faktor
penyebab angka penyebaran virus ini meningkat. Pemerintah cenderung hanya
memperhatika penyebaran PMS pada waria dan Pekerja Seks Komersial (PSK)
sedangkan pada remaja dan kaum muda kurang diberikan pengetahuan mengenai PMS.
Kebanyakan remaja tidak memiliki pengetahuan yang akurat tentang kesehatan
reproduksi dan seksualitas. Informasi biasanya hanya dari teman atau media elektronik
maupun cetak, yang biasanya tidak akurat. Informasi yang salah dapat
menjerumuskan remaja kedalam pergaulan bebas yang dapat mengarah terhadap
tertularnya HIV/AIDS. Masa remaja mempunyai sikap ingin tahu yang besar serta ingin
coba-coba. Rasa ingin tahu yang besar dan emosional jiwa yang tinggi, menyebabkan
mereka cenderung mudah terpengaruh oleh kebiasaan sehari-hari di lingkungan tempat
mereka bergaul. Sikap remaja di zaman sekarang ini sering melampaui batas-batas
dalam pergaulan. Apabila remaja terpengaruh kedalam hal yang tidak baik, ini dapat
menyebabkan remaja terjerumus kedalam pergaulan bebas yang dapat beresiko tertular
Penyakit Menular Seksual. Pergaulan bebas pada remaja dapat berdampak tertular
penyakit menular seksual salah satunya yaituHIV/AIDS.

Pendidikan kesehatan reproduksi perlu diberikan oleh guru terutama guru BK dan
penjaskes kepada siswanya, agar siswa mendapatkan pengetahuan kesehatan
reproduksi yang benar. Adanya pendidikan kesehatan reproduksi khususnya PMS akan
mempengaruhi pengetahua n seseorang yang akan berdampak terhadap pembentukan
sikap remaja yang baik terhadap pencegahan PMS. Pencegahan PMS selain dengan
pendidikan kesehatan juga diperlukan penanaman nilai agama pada seseorang yang
merupakan batasan hijab yang paling penting untuk pencegahan PMS, sebab semakin
kuat sikap religius seseorang, semakin kuat seseorang meninggalkan larangan Allah,
seperti di jelaskan dalam surat Al-Isro’ ayat 32, yang Artinya:
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan
yang keji Dan suatu jalan yang buruk.’’ Berdasarkan ayat diatas, bahwa zina itu dilarang
dalam agama, karena zina akan membawa dampak negatif baik dalam kehidupan
didunia maupun diakhirat Salah satu dampak terhadap segi kesehatan adalah ancaman
penyakit menular seksual.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat di simpulkan bahwa penyakit menular menjadi salah
satu penyebab utama kematian di dunia. Kondisi ini semakin buruk dengan kondisi lingkungan
yang tidak sehat menyebabkan beberapa penyakit infeksi akut yang berbahaya menyerang
manusia seperti penyakit yang bersumber pada binatang. Penyakit ini dapat berpindah dari satu
orang ke orang lain, penularannya tersebut bisa terjadi secara langsung atau tidak langsung dan
juga bisa menular melalui perantara atau penghubung. Penyakit menular biasanya ditandai
dengan adanya penyebab penyakit yang hidup dan bisa berpindah menyerang inang
(penderita).penyakit menular disebabkan oleh agen biologi seperti halnya virus, bakteria, atau
parasit dan bukan disebabkan oleh faktor fisik seperti luka bakar atau zat kimia (keracunan).

Pendidikan seks utamanya pada usia remaja itu sangat penting guna memberikan pemahaman
bagaimana memahami norma-norma agama tentang seks itu, sehingga tidak salah arah, sebab
bila hal ini terjadi maka akan merugikan diri remaja itu sendiri, dan dapat merusak moral
bangsa.

Saran

1. Bagi Remaja : Diharapkan remaja untuk membekali dirinya dengan cara membaca buku tentang
pengetahuan tentang Penyakit Menular Seksual agar memiliki pengetahuan yang luas.

2. Bagi Institusi Pendidikan : Diharapkan institusi pendidikan menambah materi tentang PMS khususnya
tentang gejala dan yang beresiko terkena PMS untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang PMS.
3. Bagi Dinas Kesehatan dan Institusi terkait : Diharapkan tenaga kesehatan dapat memberikan
penyuluhan dan pendidikan kesehatan pada masyarakat khususnya remaja tentang kesehatan
reproduksi remaja, untuk mencegah penyakit yang tidak diinginkan serta sebagai gambaran begi remaja
sehingga pengetahuan

DAFTAR PUSTAKA

http://ismorosiyadi.blogspot.com/2011/12/jenis-jenis-penyakit-menular-seksual.html
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-health/2022058-jenis-penyakit-
menular-seksual-dan/#ixzz1r41TRnwR

http://www.lusa.web.id/penyakit-menular-seksual/

http://marhamah123.wordpress.com/2011/03/27/macam-macam-penyakit-menular-seksual-dan-cara-
menanggulanginya/

sumber: http://jekethek.blogspot.com/2010/06/tips-mendeteksi-penyakit-seksual.html

Anda mungkin juga menyukai