Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

“Tema Keimanan/Agama dengan Pembahasan Agama Pondasi


yang Utama Bagi Penerus Bangsa”
Disusun Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan Yang Diampu Oleh Drs.Ngadiyono,SKp.,Ns.,MHKes.

Disusun Oleh :

Nama : Mia Juliana


NIM : P1337424417009
Prodi : S1 Terapan Kebianan Semarang

PROGRAM STUDI S1 TERAPAN KEBIDANAN SEMARANG


JURUSAN KEBIDANAN SEMARANG
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
SEMARANG
TAHUN AJARAN 2017/2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat limpahan rahmat-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang mempunyai Tema
Keimanan/Agama dengan Pembahasan Agama Pondasi yang Utama Bagi Penerus
Bangsa.Tidak lupa kami menyampaikan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah
Kewarganegaraan ini yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan
makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memberikan pengetahuan dan menambah wawasan bagi
pembaca agar lebih mengetahui,memahami dan menjalankan tugas,tanggung jawab,dan
kewajiban sebagai penerus bangsa dengan berlandaskan pondasi agama yang kuat.
Semoga makalah ini bermanfaat untuk memberikan kontribusi kepada Mahasiswa
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang.Dan tentunya makalah
ini masih sangat jauh dari sempurna.
Untuk itu kepada dosenpembimbing kami meminta masukannya demi perbaikan
pembuatan makalah kami di masa yang akan datang.

Semarang, 14 November 2017

Mia Juliana

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................................ i


Kata Pengantar ........................................................................................................... ii
Daftar Isi ..................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................ 2

BAB II ISI
A. Pondasi Utama Ajaran Islam .............................................................................. 3
B. Pendidikan Agama Non Formal .......................................................................... 4
C. Peranan Pendidikan Agama Non Formal Terhadap 5
Pembinaan Remaja .............................................................................................
D. Usaha-usaha Meningkatkan Pembinaan Remaja ............................................... 7
E. Sifat dan Keteladanan Pahlawan Nasional Cut Nyak Dien ................................. 9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................................... 12
B. Saran ........................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia semakin tua setiap harinya,manusia semakin bertransformasi untuk berusaha


menjadi semakin baik setiap detiknya.Segala hal dilakukan untuk mencapai tujuan
tersebut.Tak sedikit mereka melakukan hal yang dilarang oleh agama dan negara untuk
mencapai tujuan mereka,baik itu tujuan pribadi maupun kelompok.Generasi muda yang
sekarang banyak dipengaruhi oleh kebudayaan dan pengaruh dari luar membuat ancaman
internal bagi bangsa Indonesia.Semakin banyak dari generasi muda yang justru merusak
nama negeri,bukannya mengharumkan nama negeri ini.Mereka masih mudah terpengaruh
dan menganggap bahwa hal seperti itu bukanlah ancaman untuk negeri ini.Namun jika hal
tersebut dilakukan secara terus menerus,hal tersebut akan benar-benar menjadi ancaman
yang besar bagi negeri ini.Negeri yang telah diperjuangkan dengan seluruh jiwa raga oleh
pahlawan-pahlawan kita dulu untuk dapat merdeka.Negeri yang memiliki Sumber Daya Alam
yang melimpah dan keindahan Negeri nya yang membuat banyak negara iri terhadap
Indonesia karena segala kekayaan yang dimiliki didalamnya.Namun sayangnya,banyak
diantara kita yang tidak bisa mengolah dan memanfaatkan Sumber Daya Alam yang ada
tersebut dengan baik dan bijaksana sehingga menjadikan Sumber Daya Alam tersebut rusak
atau bahkan langka.Hal tersebut biasanya didominasi oleh keserakahan dan keegoisan
manusia untuk menguasai.Mereka tiak mempunyai pondasi agama yang kuat sehingga
mereka melakukan apapun semau mereka,padahal pada hakikatnya sebuah agama adalah
pedoman kita di dunia agar bisa hidup secara damai,bahagia,dan sejahtera.Generasi muda
adalah harta yang berharga bagi sebuah negara untuk dapat mengukur maju atau mundur
nya sebuah negara.
Di negara kita sendiri generasi mudanya sudah banyak yg memiliki kerusakan moral dan
akhlak.Padahal akhlak adalah salah satu komponen penting dalam membangun negara agar
dapat dipandang baik oleh sesama maupun oleh negara lain.kita sering gagal dalam
menangani dekadensi moral, seperti kenakalan remaja, pencurian, pelacuran, perjudian,
korupsi dan penipuan karena kita hanya berkutat membahas masalah akibat, dan tidak
menyentuh sebab. Penanggulangan penyakit aids gagal karena salah penanganan berupa
penyebaran kondom, bahkan angka penderita HIV/AIDS setiap tahunnya terus meningkat. Ini
disebabkan karena dalam penanganannya tidak komprehensif. Padahal sebab terbesar
meningkatnya penyakit HIV/AIDS adalah perzinahan (gonta ganti pasangan), narkoba, dan

1
hubungan sesama jenis. Ini semua adalah persoalan akhlak dan moral. Akhlak dan moral
rapuh karena keislaman mereka rapuh, dan keislaman yang rapuh disebabkan keimanan
yang lemah.

Oleh sebab itu, penanaman nilai-nilai keimanan dn keislaman perlu ditanamkan


kepada masyarakat secara berkesinambungan, mulai usia sekolah hingga telah menjadi
kakek-kakek. Karena inti dari agama adalah nasehat. Apa jadinya jika pelajaran agama di
sekolah hanya sekedar pelengkap dan bukan menjadi primadona? Apalagi sampai di rumah
para pelajar kita tidak tersentuh dengan pelajaran agama tambahan. Sebab, diakui oleh para
pakar pendidikan bahwa sumber moral ada pada agama. Moral tanpa agama bagai jasad
tanpa ruh. Maka dari itu pendidikan agama sangatlah penting untuk pribadi mereka sendiri
maupun untuk negara.

Namun kita juga harus mempelajari sejarah bangsa,mengkilas balik bagaimana para
pahlawan berusaha dengan seluruh jiwa raganya untuk memerdekakan bangsa
Indonesia,dengan mempelajari sejarah,kita bisa mengetahui bagaimana sikap,sifat,dan
perjuangan para pahlawan dalam usahanya memerdekakan bangsa,agar kita bisa
meneladani kegigihan para pahlawan di era sekarang dengan sedikit modifikasi sesuai
dengan perkembangan zaman.

B. Rumusan Makalah
 Apa saja pondasi ajaran islam ?
 Apa yang disebut pendidikan agama non formal ?
 Apa saja bentuk-bentuk dari pendidikan agama non formal tersebut ?
 Bagaimana peranan pendidikan agama non formal terhadap pembinaan reamaja ?
 Apa sajakah usaha-usaha yang harus dilakukan untuk meningkatkan pembinaan
remaja?
 Apa saja sifat keteladanan yang dapat kita ambil dan dapat kita terapkan untuk
membangun generasi muda yang lebih baik melalui kisah salah satu pahlawan
nasional kita yaitu Cut Nyak Dien ?

C. Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui betapa pentingnya
pondasi agama yang kuat dalam setiap individu agar kita dapat menjadi generasi penerus
bangsa yang sesuai dengan ajaran agama dan negara.Dan kita bisa mengetahui serta
menerapkan sifat-sifat keteladanan dari pahlawan kita terdahulu untuk membantu kita
menjadi generasi penerus bangsa yang lebih baik melalui pengalaman mereka.

2
BAB II
ISI
A. Pondasi Utama Ajaran Islam
Ajaran Islam memiliki tiga pondasi utama yakni Iman (aqidah), Islam (syariat) dan Ihsan
(akhlak). Aqidah adalah segala hal yang berkaitan dengan keimanan, keyakinan dan ideologi.
Sedangkan syariat adalah segala hal yang mengatur perbuatan hidup manusia, baik yang
bersifat ibadah (hubungan antara manusia dengan Allah) maupun muamalah (hubungan antar
sesama manusia dan makhluk lain). Sedangkan akhlak adalah buah dari aqidah dan syariat
yang dijalankan seorang hamba.
Jika diibaratkan sebuah pohon, maka akidah adalah akar yang menghujam. Semakin
kokoh akar itu maka semakin kuat pohon itu meski angin berhembus sangat kuat. Keimanan
yang kuat akan membuat manusia Mu’min eksis dan survive meski segala cobaan datang
berhembus dengan sangat kuat. Sebaliknya, jika iman rapuh maka manusia akan bersifat
labil, tidak memiliki prinsip yang kuat serta mudah diombang ambingkan oleh keadaan dan
situasi.

Sedangkan syariat diibaratkan laksana batang pohon yang kuat. Tentu saja kekuatan
batang ini dipengaruhi oleh akar yang kuat pula yakni berupa keimanan. Oleh karena itu, rasa
malas dalam ibadah seringkali diakibatkan rasa keimanan yang lemah dan rapuh.

Sedangkan akhlak seperti buah dari akar yang kuat dan batang yang kokoh. Artinya
seorang muslim yang keimanan dan keislamannya kokoh maka dia akan memiliki akhlah dan
budi pekerti yang baik, laksana buah yang memberikan kenikmatan bagi orang lain.

Tiga pondasi agama di atas sebenarnya merupakan kesimpulan dari seluruh ajaran Islam.
Oleh sebab itu, Nabi saw menyatakan dalam hadits itu “Dia Jibril mengajarkan kepada kalian
tentang agama kalian”. Mengapa ajaran Islam disimpulkan dalam tiga pondasi itu? Sebab
semua persoalan agama ada pada tiga hal itu. Persoalan keyakinan seperti ajaran sesat,
kemusyrikan, dan isme-isme lain telah dibahas dalam ilmu ushuluddin yang membahsa
tentang akidah (keyakinan) atau ilmu tauhid (ilmu tentang keimanan kepada keesaan Allah
SWT).

Sedangkan yang berkaitan dengan syariat yang mengatur perbuatan manusia (fi’il
mukallaf) baik berupa ibadah maupun muamalah, seperti jual beli, pernikahan, hukum
kenegaraan, pendidkan, politik, sosial dan lainnya, seluruhnya telah dibahas dalam ilmu fiqih.

3
Sedangkan yang berkaitan dengan moral dan perbuatan hati seperti sombong, hasud,
bangga diri, ikhlas, riya, sifat tawadhu’, dermawan dan lain sebagainya telah dibahas dalam
ilmu tasahawuf (ilmu suluk).

B. Pengertian Pendidikan Agama Non Formal

Sebagaimaan dikemukakan dalam buku beberapa persoalan dalam pendidikan Islam


bahwa: “Pendidikan itu suatu kegiatan merubah dan membentuk individu menjadi bercorak
diri (berkepribadian,personaliti) yang bernilai tinggi”. Demikian pula yang diungkapkan Ki
Hajar Dewantara yang dikutip oleh Zahara Idris bahwa: “Pendidikan ialah menuntut segala
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai
anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya
di dalam kehidupannya”.

Berdasarkan kutipan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa pendidikan adalah suatu
usaha sadar yang diarahkan kepada pembantu anak dengan jalan membimbingnya menjadi
manusia yang bertanggung jawab. Berkat usaha sadar terebut akan terbantulah pertumbuhan
dan perkembangan anak seutuhnya, dalam arti penumbuhan dan pengembangan potensi-
potensi dasar semaksimal mungkin. Potensipotensi dasar disini adaah naluri fisik, emosi
sosial, sikap, moral, pengetahuan dan keterampilan, yang sejak anak itu dilahirkan memang
sudah ada.Corak manusia dewasa yang diharapkan dari hasil pendidikan itu, adalah sangat
tergantung pada filsafat hidup yang dianut oleh penentu tujuan pendidikan itu. Selanjutnya
bila ditinjau dari fungsi pendidikan itu, sebagaimana dikemukakan Hasan Tanggulung bahwa:

1) Menyiapkan generasi muda untuk memegang perananperanan tertentu di dalam


masyarakat pada masyarakat yang akan datang
2) Pemindahan ilmu pengetahuan yang bersangkutan dengan peranan-peranan tersebut
dari generasi tua kepada generasi muda.

“Pendidikan non formal ialah pendidikan yang teratur dengan sadar dilakukan tetapi tidak
terlalu mengikuti peraturan-peraturan yang tetap dan ketat”.
Dari rumusan di atas dapatlah diambil pengertian Pendidikan Agama Non Formal ialah
pendidikan agama yang diselenggarakan secara sadar, tertib, terarah dan berencana yang
berangsung di luar lembaga pendidikan agama maupun lembaga pendidikan umum.

4
C. Bentuk-Bentuk Pendidikan Agama Non Formal

Bentuk-bentuk pendidikan agama non formal yang telah lazim di dalam masyarakat adalah:
1. Pengajian atau penerangan agama pengajian ini dilaksanakan oleh masyarakat Islam
diberbagai tempat seperti: mesjid, langgar dan mushollah serta ada pula yang
dilaksanakan di rumah penduduk. Dalam pengajian ini, diajarkan berbagai macam ilmu
pengetahuan agama
2. Wirid Yasin
Wirid Yasin adalah sejenis perkumpulan masyarakat yang kegiatannya adalah
membaca ayat-ayat al-Qur’an secara bersamasama, terutama surat yasin, surat-surat
pendek dan ayat-ayat pilihan tertentu serta diiringi dengan tahlil dan akhirnya ditutup
dengan do’a.
3. Tabligh-Tabligh
Jenis kegiatan pendidikan agama non formal seperti ini, biasanya dilaksanakan dalam
rangka memperingati hari-hari besar Islam, seperti peringatan Maulid Nabi, isra’ Mi’raj,
Nuzul Qur’an, Tahun Baru islam dan lain-lain. Kegiatan ini bersifat insidentil sesuai
dengan waktunya.
4. Musa baqah Tilawatil Qur’an (MTQ)
ini juga sudah menjadi salah satu sarana pendiikan agama non formal bagi mayarakat,
yang bertujuan untuk memberi motivasi bagi masyarakat untuk gemar membaca al-
Qur’an dan mempelajarinya.

D. Peranan Pendidikan Agama Non Formal Terhadap Pembinaan Remaja

Agama Islam merupakan dasar segala sistem pada kehidupan muslim, sebagai individu
atau sebagai masyarakat dan juga menjadi dasar segala hak-hak dan kewajiban-kewajiban,
termasuk hak dan kebebasan dan kewajiban memelihara kebebasan tersebut. Agama Islam
yangtelah tertuang di dalam nara sumber hidup dan kehidupan kaum muslimin raionalnya
adalah merupakan barometer segala aspek hidup dan kehidupan umat Islam.

Oleh karena yang demikian diperlukan suatu penataan kembali terhadap sistem
pelaksanaan pendidkan agama Islam secara integral dalam rangka mewujudkan cita Allah
menciptakan manusia sebagai khalifah-Nya di bumi. Dengan demikian diperlukan penjelasan
dan penanaman ajaran Islam secara dan tuntas agar norma dan nilai ajaran Islam tercermin
dalam kehidupan sehari-hari, baik di dalam kehidupan sehari-hari, baik di dalam sikap hidup
dan tingkah laku maupun tentang pandangan hidup mereka. Sehubungan dengan problema
tersebutlah maka pendidikan Islam mendapat prioritas utama untuk dibina dan dikembangkan

5
baik melalui pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Sebagaimana dikemukakan
bahwa:

Dari pengalaman hidup sehari-hari dapat dilihat betapa banyak orang yang mengaku
Islam tetapi tidak tahu dengan jelas dan lengkap seluruh isi ajaran Allah yang asli dari Allah
itu, karena tidak mempelajar isecara langsung kitab Allah yang bernama Al-Qur’an itu. Juga
banyak mempraktekkan Islam yang tidak cocok dengan contoh dari Rasul. Malah banyak
orang yang mengira dirinya telah berpegang kepada ajaran asli dari Allah (Islam) padahal
sebenarnya ia hanyalah berpegang kepda kitab karangan manusia.

Memang merupakan suatu kekeliruan yang prinsip jika mengaku beragama Islam tetapi
pada prakteknya berpedoman pada teori-teori keagamaan hasil karya manusia. Dengan
mencernakan isi kitab Allah dan menyatukannya dengan jiwa sehingga menjadi darah daging
dan bermanifestasi ke dalam bicara, sikap, tingkah laku dan perbuatan maka dirinya menjadi
bersih dari segala macam bentuk kejahatan dan kekejian. Sebagaimana Allah ungkapkan
melalui wahyu-Nya:

Artinya: “ Orang-orang yang beriman dan beramal salih dan percaya kepada apa-apa yang
diturunkan kepada Muhammad pada hal ia sebenarnya dari pada Tuhan mereka, Dia ampuni
kesalahan mereka dan Dia perbaiki hal keadaan mereka”. (Q.S. Muhammad:2)

Dari uraian di atas dapat dipahami, bahwa pendidikan Islam bukan hanya memberikan
pengajaran teoritis melainkan benar-benar melakukan pembentukan kecakapan yang
diperlukan bagi pelaksanaan tugas sebagai mandataris Allah di bumi. Pendidikan Islam juga
merupakan pembentukan pengabdian Allah yang paling taqwa yang tahu dengan jelas ajaran
al-Qur’an serta melaksanakannya ke dalam praktek hidup sehari-hari.

Dalam rangka mengatasi problema-problema yang diharapi generasi muda


kelihatannya penting pendidikan agama non formal memainkan peranannya. Terutama sekali
dalam membina mengarahkan kepribadian mereka ke arah yang lebih baik, karena masing-
masing telah terlebih dahulu dipengaruhi oleh berbagai situasi dan kondisi keluarga, sekolah
dan lingkungan masyarakat yang bereda antara satu dengan lainnya. Dapat dibayangkan
betapa pentingnya peranan pendidikan agama non formal tersebut sebagai usaha
menciptakan generasi muda yang berpandangan hidu Islami.

6
Bila kehidupan seseorang generasi muda lebih didominasi oleh agama Islam, maka ia
akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai Islam itu sendiri.
Sebaliknya bila adat istiadat yang lebih mendominasinya, ia juga akan tumbuh sesuai dengan
norma-norma dan nilai-nilai adat istiadat yan gberlaku, demikianlah seterusnya dengan faktor
kebudayaan dan pendidikan dapat memotivasi dan melatarbelakangi terciptanya pandangan
hidup tersebut.

E. Usaha-Usaha Meningkatkan Pembinaan Remaja

Bila diperhatikan perkembangan zaman dan kemajuan ilmu dan teknologi dewasa ini,
sudah semakin mendesak agar pola dan sistem metodologi dan materi pendidikan agama
dibenahi dan lebih disempurnakan seirama dengan perkembangan manusia dan kebutuhan-
kebutuhannya yang sudah semakin mendesak.

Karena pendidikan secara umum tidak terlepas dari dinamika pertumbuhan dan
perkembangan manusia itu sendiri serta problema hidup yang dihadapinya dalam
menjalankan fungsinya selaku khalifah Allah di bumi ini. Oleh karena itu manusia
membutuhkan berbagai macam ilmu pengetahuan dan keteramilan demi mengusahakan
kemajuan yang setinggi-tingginya bagi martabat kemanusiaan.

Kemudian untuk mewariskan ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada generasi


penerus memerlukan suatu usaha yang tepat dan serasi, sehingga alih generasi akan berjalan
dengan lancar dan akan mencapai sasaran yang diinginkan, yaitu dapat menumbuhkan
individu-individu yang dapat meneruskan alih generasi berikutnya.

Meningat bahwa generasi muda adalah merupakan harapan suatu umat atau bangsa
sepanjang masa, karena suatu bangsa yangsekarang ini, nasib dan masa depannya berada
di tangan generasi mudanya.

Oleh karena yang demikian sudah sewajarnya bila masalah pendidikan terutama
pendidikan agama dari generasi mudanya mendapat perhatian khusus dan serius dari semua
penanggung jawab pendidikan. Apalagi masalah generasi muda dewasa ini sudah semakin
kompleks, lebih-lebih bila disoroti dari kacamata agama.

Sehubungan dengan uraian di atas maka dapat dikemukakan beberapa fenomena-


fenomena pendidikan agama non formal yang terdapat di dalam masyarakat yang perlu
mendapat pembinaan yang secara langsung akan ikut membina generasi muda antara lain:

1. Rumah Tangga (keluarga)


Dari unsur pendidian yang ada, maka rumah tangga adalah lembaga pendidikan yang
pertama dan utama. Keluarga merupakan wadah dan medan aktivitas dalam

7
menempa watak dan kepribadian anak sekalius sebagai penentu pengembangan
fitarah yang dimilikinya. Sikap dan tingkah laku anak tampak jelas dipengaruhi oleh
latar belakang kehidupan keluarga, dimana ia dilahirkan dan dibesarkan. Rumah
tangga adalah lingkungan yang pertama bagi anak terhadap orang lain, benda-benda
dan kehidupan pada umumnya. Sebagaimana dikemukakan bahwa:

“Keluarga adalah satu lembaga yang dengannya satu generasi mempersiapkan


generasi berikutnya untuk berbakti kepada peradaban manusia dan untuk
melaksanakan kewajibankewajiban sosialnya dengan khidmat, jukjur dan penuh
semangat. Lembaga ini bukan hanya membentuk kaderkaderbuat pemeliharaan an
perkembangan kebudayaan manusia, tetapi juga penjaga-penjaganya. Mereka sangat
mengharapkan supaya mereka-mereka yang bakal menggantikan mereka di masa
depan, seyogyanya akan lebih baik dari mereka sendiri”.
Dengan demikian jelaslah, bahwa keluarga adalah merupakan lembaga pendidikkan
yang utama dan pundamental bagi masyarakat dalam usaha pembenahan generasi
muda.
2. Lingkungan Masyarakat
Fenomena yang tidak kalah pentingnya dalam usaha pembinaan generasi muda
melalui pendidikan agama non formal ialah lingkungan masyarakat. Karena
lingkungan masyarakt adalah merupakan tempat generasi muda tumbuh dan
berkembang menuju terbentuknya kepribadiannya, terutama dalam pembinaan jiwa
agamanya.
3. Tenaga Pengajar/ Para Da’i
Kemudian fenomena pendidikan agama non formal yang terdapat dalam masyarakat
adalah masalah tenaga pengajar yang terdiri dari guru-guru agaa dan tokoh-tokoh
agama yang secara alngsung atau tidak langsung terlibat dalalm mentransformasikan
ajaran-ajaran dan nilai-nilai agama kepada generasi muda.
4. Fungsi Mesjid
Mesjid adalah satu lembaga pendidikan agama non formal yang tertua dalam sejarah
umat Islam, karena mesjid sejak dari zaman Rasulullah SAW telah dijadikan sebagai
pusat kebudayaan dan usat informasi serta pusat peribadatan bagi kaum muslimin.
Disamping mesjid dipergunakan sebagai sentral pengendalian masyarakat dalam
segenap aspeknya, baik segi ekonomi, sosial, budaya, politik dan semua bentuk
urusan yang menyangkut kepentingan umat Islam.
Sehubungan dengan itu, sewajarnyalah umat Islam kembali menyadari betapa
besarnya peranan mesjid bagi kelansungan Islam. Sebab itu, marilah berusaha
dengan sedaya kemampuan yang dimiliki untuk mengembangkan citra mesjid yang

8
sudah hampir hilang itu. Marilah kembali berusaha membina para generasi muda yang
benar-benar cinta kepada rumah Allah dan menjadikannya sebagai pusat komunikasi
dan transformasi nilai-nilai Islam. Sebagaimana dikemukakan dalam buku pendidikan
umat Islam bahwa:

“ Jadi untuk tingkat pertama pendidikan itu dipusatkan di mesjid sementara itu
ditumbuhkan dalam setiap lingkaran. Setelah dalam tiap lingkaran berjalan pendidikan
itu nanti, peran mesjid akan tetap memberikan sahamnya di dalam tiga lingkaran
(keluarga, sekolah dan masyarakat)”.

Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa bila kaum muslimin dapat
mengembalikan mesjid kepada makna dan fungsinya yang sesungguhnya seperti
yang telah digariskan oleh Rasulullah SAW yaitu sebagai pusat ibadat dan
kebudayaan Islam. Pendidikan Islam daat menumbuhkan generasi muslim yang
sesuai dengan konsep pendidikan Islam yang sesungguhnya. Suatu generasi muslim
yang cara berpikirnya dan cara merasanya berazaskan iman dan taqwa serta tingkah
laku perbuatannya berbenuk amal saleh (keperibadian Islam).

5. Kembali Kepada Tatanan Asli Islam (al-Qur’an dan Sunnah)


Manusia telah dibekali dengan iktijar (kebebasan berkehendak dan memiliki) dan
kekuasaan untk mengunakan sumber-sumber bumi dengan cara apapun yang
disukainya. Pendeknya, manusia telah diberikan semacam otonomi sementara ia
dinkat sebagai khalifah Allah di bumi ini. Jika manusia itu dapat mengikuti jalan saleh
dan taqwa, niscaya ia akan selamat di dunia ini dan di akhirat nanti.
Sementara bila diperhatikan keberadaan kaum muslimin dewasa ini dalam
menjalankan fungsi kekhalifahannya di bumi ini telah banyak yang menyimpang dari
tatanan asli Islam itu. Mereka telah mencampurbaurkan ajaran-ajaran Ilahi dengan
berbagai macam ajaran lainnya yang bukan berasal dari Allah.
Oleh karena yang demikian, untuk mengembalikan pendidikan Islam kepada
proporsinya yang asli tidak ada jalan lain kecuali menjaikan al-Qur’an dan sunnah
Rasul sebagai isi pendidikannya, jika masyarakat ingin berhasil membentuk generasi
muda muslim yang bertanggung jawab melalui pendidikan agama non formal, harus
rela kemblai kepada tatanan asli umat Islam yaitu al-Qur’an dan sunah Rasulullah.

F. Sifat dan Keteladanan Pahlawan Nasional Cut Nyak Dien

Darah bangsawan yang dimilikinya,yang diturunkan oleh Uleebalang nanta,tidaklah


membuat Cut Nyak Dien merasa dirinya tinggi atau merasa lebih dari orang lain.Pergaulan
yang luas mendekatkan ia dengan rakyat banyak.Ia tidak memandang enteng semua

9
kekuatan yang ada,bahkan ia mendekati semua golongan baik rakyat,golongan bangsawan
yang terdiri atas Uleebalang maupun golongan ulama menjadi kawan dalam menuju cita-
citanya.Pegangan hidupnya adalah agama.Tindakannya jelas menunjukan adanya persatuan
kata dan perbuatan sehingga tidaklah heran banyak rakyat,ulama dan para tokoh aceh sangat
menyenanginya.Hidupnya sangat sederhana,tidak pernah terlintas dalam angan-angannya
untuk hidup senang seperti kaum bangsawan lainnya.Semua tenaga dan pikirannya
dicurahkan untuk perjuangan.

Beliau juga memiliki sifat seperti berikut :

1. pantang menyerah
2. berani mati
3. ikhlas berjuang demi kemerdekaan
4. menentang penjajahan
5. sholehah dan taat agama
6. jiwa kepemimpinan
7. cerdas dan penuh strategi
8. tegas dan tangkas
9. memiliki semangat yang setara dengan laki-laki
10. mengutamakan kepentingan negara perjuangan melebihi kepentingan pribadi

Keteladanan Pahlawan Nasional Cut Nyak Dien bagi generasi mendatang antara lain :

Cut nyak dien memperoleh pendidikan bidang agama.Ia mendapat pengajaranagama


dari guru ngajinya,juga cerdas dalam hal strategi perang.Dan keahlian hidup dengan baik dari
orang tua dan gurunya.Orang tuanya mengajarkan beliau keahlian untuk menjadi ibu rumah
tangga yang baik.Sejak kecil,beliau dibesarkan dalam keluarga bangsawan dan memiliki
wajah yang cantik.Sehingga memikat para pemuda untuk melamarnya.Namun tak lantas
semua yang dimilikinya tak menyurutkan nilai agama yang dipegangnya.Mendapatkan
pengajaran agama dari gurunya,membawanya mahir menghafal Al-Qur’an dan cerdas
menyusun strategi.Dua hal ini patut diteladani kaum hawa,dan dapat menjadi panutan bagi
negeri ini,terutama dari kecerdasannya dalam memimpin dan mendalami pengetahuan
agama islam.

Beliau yang dibesarkan dalam suasana memburuknya hubungan antara kerajaan


Aceh dan Belanda semakin mempertebal jiwa patriotnya.Perang ini tidak hanya perjuangan
dalam mengusir penjajah Belanda,namun juga merupakan upaya untuk menegakan agama
Allah dan dinamakan perang fi sabilillah yaitu perang di jalan Allah melawan kafir Belanda.Dari
sekian banyak pahlawan yang telah mengorbankan dirinya melawan colonial,salah satu
pejuang wanita yang mungkin sudah dilupakan tertimpa era zaman serba guna,Cut Nyak

10
Dien,perempuan Aceh berhati baja Pahlawan Nasional yang merupakan sosok perempuan
disiplin dan luar biasa serta idealisme pantang menyerah.Sosok dan semangat seperti
agaknya perlu diteladani dan diaplikasikan agar kaum perempuan cerdas dalam kehidupan di
bidang ekonomi,politik dan kepemimpinan.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebagai generasi muda yang akan meneruskan perjuangan para pahlawan terdahulu
dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia hendaklah kita memiliki pondasi agama
yang kuat yaitu Iman (aqidah), Islam (syariat) dan Ihsan (akhlak).Pendidikan agama non
formal juga sangat penting bagi kita sebagai generasi muda untuk selalu belajar dan
mengasah pengetahuan dan menambah pengalaman kita untuk memperkuat pondasi
keagamaan yang ada dalam diri kita masing-masing.Karena tiga komponen pondasi ajaran
islam yang utama tersebut harus terus dilatih secara terus menerus agar menjadi sebuah
kebiasaan dan lama kelamaan akan menjadi sifat kita sendiri.Dengan mempelajari sejarah
kepahlawanan kita juga bisa mengetahui betapa kerasnya para pahlawan mempertaruhkan
jiwa raganya untuk bangsa dan negeri ini.Maka dengan kita mengetahui hal tersebut,kita bisa
menambah rasa jiwa patriotisme dalam diri kita yg tentu saja sesuai dengan ajaran agama
yang kita anut.Jika agama sudah dijadikan yang paling utama dalam melakukan segala
sesuatu,maka segala sesuatu pun akan mudah dilalui,dan kita tidak mudah goyah dalam arus
perkembangan zaman yang semakin kejam seperti sekarang.

B. Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang
lebih banyak yang dapat di pertanggung jawabkan.Untuk saran bisa berisi kritik atau saran
terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah
yang telah di jelaskan. Untuk bagian terakhir dari makalah adalah daftar pustaka.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. http://jurnal.iain-padangsidimpuan.ac.id/index.php/JP/article/view/160/142
2. http://muhammadjamhuri.blogspot.co.id/2009/02/tiga-pondasi-agama.html?m=1
3. https://books.google.co.id/books?id=f6UlCwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=pahlawan+n
asional+cut+nyak+dien&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwilgveMlLvXAhVDH5QKHXpDCnsQ6AEILzA
C#v=onepage&q=pahlawan%20nasional%20cut%20nyak%20dien&f=false
4. https://www.google.co.id/search?q=q.s+muhammad:2&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=
X&ved=0ahUKEwi4_4DpmLvXAhUCWbwKHbiZAUUQsAQIZw&biw=1366&bih=667#imgrc=9V
6gn1JuMeo3RM:
5. https://brainly.co.id/tugas/819728
6. http://socialbunghatta.blogspot.co.id/2014/11/cut-nyak-dien.html

13

Anda mungkin juga menyukai