Mercer
Mercer adalah seorang perawat yang sangat concern terhadap proses persalinan
(Marriner-Toney,1998). Ia bekerja dengan pengaruh besar dari Reva Rubin yang
merupakan professor keperawatan maternitas pada Universitas Program Doctoral dimana
Mercer melakukan studinya. Sejak tahun 1988 Mercer telah menerbitkan 4 buku dan lebih
dari 55 artikel.
manusia terpisah dari interaksi dengan bayinya dan ayah dari bayinya atau orangg lain
yang berarti yang saling mempengaruhi.
Kesehatan
Mercer mendefinisikan status kesehatan dari orang tua sebagai persepsi kesehatan
yang mereka lalu, kesehatan saat ini, harapan tentang kesehatan, resiko terhadap penyakit,
kekhawatirkan
dan perhatian
tentang
kesehatan,
orientasi
pada penyakit
dan
penyembuhannya, status kesehatan bayi baru lahir dengan tingkat kehadiran penyakit dan
status kesehatan bayi oleh orang tua pada kesehatan secara menyeluruh. Kesehatan
dipandang sebagai keinginan yang ditunjukkan untuk bayi. Mercer mengemukakan bahwa
stress suatu proses yang memerlukan perhatian penting selama perawat persalinan dan
proses kelahiran.
Lingkungan
Definisi lingkungan yang dikemukakan oleh Mercer diadaptasi dari definisi
Bronfenbrenners tentang ekologi lingkungan dan berdasarkan teori awalnya. Mercer
menjelaskan tentang perkembangan tidak dapat menjadi bagian dari lingkungan, terdapat
akomodasi mutual antara perkembangan individu dan perubahan sifat dengan segera.
Stress dan dukungan sosial dalam lingkungan dipengaruhi untuk mencapai peran maternal
dan paternal serta perkembangan anak.
C. Maternal Role Attainment: Mercers Original Model
Maternal Role Attainment yang dikemukakan oleh Mercer mengikuti kerja
Bronfenbrenner (1979) yang dikenal dengan lingkaran sarang burung yang meliputi
sekumpulan siklus mikrosistem, mesosistem dan makrosistem. Model ini dikembangkan
oleh Mercer sejalan pengertian yang dikemukakan Bronfenbrenners, yaitu :
1) Mikrosistem adalah lingkungan segera dimana peran pencapaian ibu terjadi.
Komponen mikrosistem ini antara lain fungsi keluarga, hubungan ibu-ayah, dukungan
sosial, status ekonomi, kepercayaan keluarga dan stressor bayi baru lahir ang
dipandang sebagai individu yang melekat dalam sistem keluarga. Mercer (1990)
mengungkapkan bahwa keluarga dipandang sebagai sistem semi tertutup yang
memelihara batasan dan pengawasan yang lebih antar perubahan dengan sistem
keluarga dan sistem lainnya. Menurut Mercer, mikrosistem yang paling mempengaruhi
pada pencapaian peran ibu. Selain itu, ia juga memperluas konsep dan modelnya pada
pentingnya ayah pada pencapaian peran ibu, yang mana ayah dapat membantu
mengurangi tekanan yang berkembang selama proses hubungan ibu dan anak. Peran
ibu dicapai melalui interaksi ayah, ibu, dan anak.
b. Formal : tahapan ini dimuai dari kelahiran bayi yang mencakup proses pembelajaran
dan pengambilan peran menjadi ibu. Peran perilaku menjadi petunjuk formal, harapan
konsesual yang lain dalam sistem sosial ibu.
c. Informal : tahap dimulainya perkembangan ibu dengan jalan atau cara khusus yang
berhubungan dengan peran yang tidak terbawa dari sistem sosial. Wanita membuat
peran barunya dalam keberadaan kehidupannya yang berdasarkan pengalaman masa
lalu dan tujuan ke depan.
d. Personal atau identitas peran yang terjadi adalah internalisasi wanita terhadap
perannya. Perngalaman wanita yang dirasakan harmonis, percaya diri, kemampuan
dalam menampilkan perannya dan peran ibu tercapai.
Tahapan pencapaian peran ibu ini berkaitan dan sejalan dengan pertumbuhan dan
perkembangan bayi baru lahir. Respon perkembangan bayi sebagai respon terhadap
perkembagan peran ibu adalah:
a. Kontak mata dengan ibu saat ibu bicara, refleks menggenggam.
b. Refleks tersenyum dan tenang dalam perawatan ibu.
c. Perilaku interaksi yang konsisten dengan ibu
d. Menimbulkan respon dari ibu; meningkatkan aktifitas.
Identitas peran ibu dapat tercapai dalam satu bulan atau beberapa bulan. Tahapan
ini dipengaruhi oleh support sosial, stress, fungsi family, dan hubungan antara ibu dan
ayah. Keperibadian dan perilaku dari keduanya baik ibu dan bayi dapat mempengaruhi
identitas peran ibu dan hasil akhir (outcome) bayi. Berdasarkan model Mercer,
kepribadian dan perilaku termasuk empati, senstivitas terhadap syarat bayi, harga diri,
konsep diri, dan orangtua menerima sebagai anaknya, maturitas dan fleksibilitas, sikap,
pengalaman selama hamil dan melahirkan, kesehatan, depresi, dan konflik peran.
Kepribadian bayi akan berdampak pada identitas peran ibu termasuk tempermen,
kemampuan memberikan isyarat, penampilan, karakteristik umum, responsiveness
(ketanggapan), dan kesehatan.
Menurut Mercer (1995) Identitas peran seseorang dapat dicapai ketika ibu telah
terintegrasi peran kedalam harga dirinya, Ia nyaman dengan identitasnya sebagai seorang
ibu, secara emosional dapat merasakan harmoni, kepuasan dan kemampuan dalam
berperan. Penggunan teori Burke dan Tully (1977), Mercer mentapkan bahwa identitas
peran mempunyai komponen internal dan eksternal, identitas adalah pandangan diri yang
terinternalisasikan, dan peran adalah komponen eksternal, komponen perilaku.
E. Implikasi Teori
Mercer menggunakan
baik
deduktif
logis
dan
induktif
logis
dalam
Mercer memandang bahwa sifat bayi berdampak pada identitas peran ibu. Respon
perkembangan bayi baru lahir yang berinteraksi dengan perkembangan identitas peran ibu
dapat diamati dari pola perilaku bayi. Beda dengan Rubin yang melakukan penulisan
pencapaian peranan dari poin pada penerimaan pada kehamilan pada postpartum bulan 1
(pertama); Mercer melihat diluar itu yang mana periode ke 12 post partum. Mercer
menghadirkan sebuah model empat tahapan yang terjadi dalam proses pencapaian peranan
ibu selama tahun pertama menjadi seorang ibu. Empat tahapan adalah diberikan label
sebagai berikut:
1. Tahap penyembuhan fisik, terjadi dari kelahiran pada bulan pertama.
2. Tahap pencapaian dari bulan ke 2 sampai 4 atau 5.
3. Tahap gangguan terjadi dari bulan ke 6 sampai 8.
4. Tahap pengenalan dari setelah delapan bulan dan sampai satu tahun kedepannya.
Teori ini lebih menekan pada stress antepartum dalam pencapaian peran ibu, Mercer
membagi teorinya menjadi dua pokok bahasan :
1. Efek stress Antepartum
Stress antepartum adalah komplikasi dari resiko kehamilan dan pengalaman negatif
dari hidup seorang wanita, tujuan asuhan yang diberikan adalah memberikan
dukungan selama hamil untuk mengurangi ketidakpercayaan diri ibu
Penelitian Mercer menunjukkan ada 6 faktor yang berhubungan dengan status
kesehatan ibu, yaitu :
1. Hubungan Interpersonal
2. Peran Keluarga
3. Stress antepartum
4. Dukungan social
5. Rasa Percaya diri
6. Penguasaan rasa takut, ragu dan depresi
Maternal role menurut Mercer adalah bagaimana seorang ibu mendapatkan identitas
baru yang membutuhkan pemikiran dan penjabaran yang lengkap dengan dirinya
sendiri.
2.Pencapaian peran Ibu
Peran Ibu dapat dicapai bila ibu menjadi dekat dengan bayinya termasuk
mengekspresikan kepuasan dan penghargaan peran, lebih lanjut mercer menyebutkan
tentang stress antepartum terhadap fungsi keluarga, baik yang positif maupun yang
negatif. Bila fungsi keluarganya positif maka ibu hamil dapat mengatasi stress
antepartum, stress antepartum karena resiko kehamilan dapat mempengaruhi persepsi
terhadap status kesehatan, dengan dukungan keluarga dan tenaga kesehatan maka ibu
dapat mengurangi atau mengatasi stress antepartum.
Perubahan yang terjadi pada ibu hamil selama masa kehamilan(Trimester I,II,III)
merupakan hal yang fisiologis sesuai dengan filosofi asuhan keperawatan bahwa
menarche,kehamilan,nifas,dan menopause merupakan hal yang fisiologis.
Perubahan yang dialami oleh ibu, selama kehamilan terkadang dapat menimbulkan
stress antepartum, sehingga perawat harus memberikan asuhan kepada ibu hamil agar
ibu dapat menjalani kehamilannya secara fisiologis (normal), perubahan yang dialami
oleh ibu hamil antara lain adalah :
1.Ibu cenderung lebih tergantung dan lebih memerlukan perhatian sehingga dapat
berperan sebagai calon ibu dan dapat memperhatikan perkembangan bayinya.
2.Ibu memerlukan sosialisasi.
3.Ibu cenderung merasa khawatir terhadap perubahan yang terjadi pada tubuhnya.
4.Ibu memasuki masa transisi yaitu dari masa menerima kehamilan ke masa
menyiapkan kelahiran dan menerima bayinya.
Wanita dalam menjalankan peran ibu dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1.Faktor Ibu, umur ibu,persepsi ibu pada saat melahirkan pertama kali,stress
social,memisahkan ibu pada anaknya secepatnya,dukungan social,konsep diri,sifat
pribadi,sikap terhadap membesarkan anak,status kesehatan ibu
2.Faktor bayi,temperamen dan kesehatan bayi
3.Faktor faktor lain seperti latarbelakang etnik,status perkawinan,status ekonomi
Dari faktor social support, Mercer mengidentifikasi adanya empat faktor pendukung :
a. Emotional support yaitu perasaan mencintai, penuh perhatian, dan mengerti.
b. Informational support yaitu memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan
ibu sehingga dapat membantu ibu untuk menolong dirinya sendiri.
c. Physical support yaitu misalnya dengan membantu merawat bayi dan memberikan
tambahan dana
d. Appraisal support yaitu ini memungkinkan individu mampu mengevaluasi dirinya
sendiri dan pencapaian peran ibu
BAB III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
Ny. Z, usia 25 tahun, post op sectio secaria hari ke-3, anak pertama. Bayi di rawat satu
ruangan dengan ibu, tapi ibu belum mau menyusui karena masih merasakan nyeri bekas
operasi. Payudara ibu mulai mengeras, dan puting susu datar.
5) Peran yang dilakukan ibu selama hamil berhubungan dengan bayinya : ibu mengatakan
bahwa selama hamil klien selalu bersikap hati-hati, berusaha mengkonsumsi makanan
yang bergizi dan senang mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan bayinya nanti.
c. Formal
1) Riwayat kelahiran : Ibu sudah mengalami kontraksi sejak pukul 10 malam tanggal 20
Nopember 2011, di bawa kerumah sakit, namun pada pukul 10 pagi masih bukaan 1.
Selama USG ibu sudah tau bila posisi anak melintang, dan tahu kemungkinan SC. Riwayat
kelahiran saat ini : pada tanggal 21 Nopember 2011, pukul 12.00 WIB. Bayi lahir sehat
dengan BB 2500 gr dan PB 49 cm. Nilai APGAR pada menit ke-1 : 7 dan pada menit ke5 : 9. lingkar kepala 34 cm, lingkar dada 32 cm. Denyut jantung bayi 120 x/mnt, frekuensi
respirasi 42 x/mnt, Suhu axilla 37,40C. Placenta lahir lengkap pada pukul 12.15 WIB.
Tidak tampak adanya kecacatan pada tubuh bayi.
2) Fase penerimaan bayi : ibu kelihatan senang dengan kelahiran bayinya, namun karena
kelelahan ibu belum mau terlalu lama bersama bayinya.
3) Bonding attachment : tidak dilakukan inisiasi menyusui dini.
4) Breast feeding/ kolostrum : Bayi sudah mau menghisap puting ibu. Ibu mengatakan
bahwa ingin menyusui bayinya namun ibu mengeluh masih lelah dan ASI belum ada dan
khawatir produksi ASI seperti pada pengalaman keluarganya dulu sehingga perlu dibantu
dengan susu formula.
5) Interaksi sosial selama kelahiran : ibu dapat kooperatif selama kelahiran.
6) Peran ayah selama kelahiran : suami Ny. Z tampak setia mendampingi saat proses
persalinan dan memberikan dukungan.
7) Adaptasi psikologis ibu : adaptasi psikologis ibu dalam fase taking in, yang terjadi
karena ibu baru saja mengalami ketidaknyamanan fisik akibat persalinan dan nyeri luka
operasi. Ibu masih fokus pada diri dan kenyamanannya sendiri, ibu belum terlalu
mempunyai keinginan untuk merawat bayinya
d. Informal
1) Orang yang terlibat dalam perawatan bayi : ibu mengatakan bahwa dia akan merawat
bayinya
sendiri
dibantu
oleh
suami
dan
orang
tuanya.
2) Peran dalam perawatan bayi : ibu mengatakan akan berusaha menjaga dan merawat
bayinya
sebaik-baiknya
dan
untuk
sementara
akan
berhenti
bekerja.
menghalangi
pergerakan
ibu
dan
keinginan
menyusui
2) Pengalaman masa lalu yang mempengaruhi peran ibu : ibu mengatakan mendapatkan
pengetahuan dan mendapat contoh peran ibu yang baik dari ibunya yang merawatnya
dengan baik meskipun dengan jumlah anak yang banyak.
3) Percaya diri dalam menjalankan peran : ibu mengungkapkan bahwa dirinya merasa
mampu mejadi ibu, karena dukungan dari suami dan orang tua yang cukup baik.
4) Pencapaian peran : selama pengamatan ibu masih tampak merawat bayinya karena
masih dalam keadaan kelelahan tetapi ibu sudah memeluk dan menyentuh bayinya.
menggenggam.
c. Penampilan umum : Berat badan 2500 gr, panjang badan 49 cm, lingkar kepala 34 cm,
lingkar dada 32 cm. Denyut jantung bayi 120 x/mnt, frekuensi respirasi 42 x/mnt, Suhu
axilla 37,40C.
d. Karakteristik umum :
a) Usia bayi : 2 hari
b) Postur : lengan, tungkai bawah dalam keadaan fleksi
c) Integumen : warna umumnya merah muda, tampak sedikit ikterik, tidak tampak adanya
hiperpigmentasi, tidak ada edema, vernik kaseosa sedikit seperti keju dan tidak berbau,
lanugo menipis, deskuamasi terdapat pada buku jari-jari.
d) Kepala : bentuk kepala simetris atau tidak ada kelainan bentuk fontanel anterior teraba
datar, bentuk seperti berlian, fontanel posterior berbentuk segitiga dan lebih kecil dari
anterior, sutura teraba dan tidak menyatu.
e) Mata : kelopak mata terbuka, kedua mata dan jarak masing-masing 1/3 jarak dari bagian
luar kantus ke bagian kantus yang lain, bentuk simetris, terdapat refleks mengedip ada,
kelopak mata terdapat edema ringan, tidak ada rabas, bola mata dapat bergerak bebas,
ukuran pupil sama dan bereaksi terhadap cahaya.
f) Hidung : bentuk simetris berada di garis tengah, tampak tidak ada tulang hidung,
terdapat
sedikit
mukus
tetapi
tidak
ada
lendir
yang
keluar.
g) Telinga : letak telinga sesuai dengan garis sepanjang kantus luar dan kantus dalam mata,
pinna fleksibel, berespon terhadap suara dengan memberikan rangsang suara yang keras
bayi tampak terkejut (refleks startle), lubang telinga terbuka, tidak terdapat sekret.
h) Mulut : bentuk bibir simetris, warna merah mudak, palatum lunak dan keras utuh,
terdapat refleks rooting, sucking dan ekstruksi, gusi berwarna merah muda, lidah tidak
menonjol.
i) Wajah : Bentuk simetris
j) Leher : Pergerakan bebas, tidak terjadi webneck.
k) Dada : bentuk bulat, puting susu menonjol, letak simetris, bunyi jantung tidak terdapat
murmur dan kecepatan jantung reguler, bunyi nafas bronkial jelas, rektraksi dada tampak
teratur.
l) Abdomen : bentuk bulat, terdapat tali pusat tampak satu vena dua arteri, warna putih
kebiruan, sedikit tampak perdarahan dari ujung puntung tali pusat, terdengar bising usus,
mekonium
keluar
sudah
keluar.
Tampak
pernafasan
perut
reguker.
m) Genetalia : klitoris edema, labia mayora metutupi labia minora, terdapat rabas mukoid,
meatus urinarius terdapat di bawah klitoris. Tampak keluar urine berwarna jernih.
n) Ektremitas
Lengan : Sikap fleksi, ukuran lengan simetris, pergerakan bebas, jumlah jari utuh, saat
diberi rangsangan bayi dapat menggenggam (refleks menggenggam). Bayi diletakkan pada
daerah datar kemudian diberi rangsangan dengan hentakan di sekitar bayi. Bayi
menunjukkan respon mengembangkan jari-jarinya dengan sedikit tremor dan gerakan
tangan
memeluk
kemudian
kembali
ke
posisi
fleksi.
Tungkai dan kaki : panjang simetris, sikap fleksi, gerakan bebas, terdapat refleks
babinski,refleks menggenggam (refleks plantar) , saat kaki bayi disentuhkan pada daerah
datar kaki bayi tampak seperti akan melangkah (refleks melangkah), dan saat
ditengkurapkan bayi tampak bergrak maju.
o) Punggung utuh
p) Anus : lubang anus terbuka, mekonium sudah keluar.
q)
Usia
kematangan
bayi
berdasarkan
New
Ballards
Score
Kematangan fisik
Kulit
tampak
mengelupas
Garis
Payudara tampak areola muncul lebih jelas dengan tonjolan 3-4 mm (nilai 3)
Telinga
telapak
tampak
tangan
bentuk
dan
beberapa
lebih
terdapat
garis
baik,
ruam,
di
vena
2/3
mudah
jarang
anterior
membalik
(nilai
2)
(nilai
3)
(nilai
2)
Genetalia perempuan tampak labia mayora sudah menutupi labia minora (nilai
4)Kematangan Neuromuskuler
Sikap : kedua bahu dan kedua kaki bengkok dan menutup ke arah badan (nilai 4)
Sudut siku : 0 (nilai 4)
Kelenturan lengan : < 90 (nilai 4)
Sudut popliteal : < 90 (nilai 5)
Tanda scarf : siku tidak melewati midline (nilai 4)
Tumit ke telinga : lutut bengkok,tumit sampai 45 dari bidang datar (nilai 4)
Jumlah Skor = 41, usia gestasi bayi adalah 40 minggu
e. Responsiverness
b) Kontak mata : belum tampak jelas adanya kontak mata antara ibu dengan bayinya.
c) Refleks genggam sudah tampak saat bayi diberi rangsangan sentuhan pada telapak
tangan dan di bawah jari kaki.
d) Tersenyum : bayi belum tampak tersenyum
e) Perubahan interaksi konsistensi bayi : belum tampak adanya perubahan interaksi yang
konsisten dari ibu dan bayinya, tetapi ibu sudah berupaya untuk memeluk dan menyentuh
bayinya
dan
ibu
belum
mencoba
secara
aktif
untuk
menyusui.
f) Rangsangan yang dapat meningkatkan pergerakkan : bayi sudah dapat bekah dan respon
terhadap rangsangan terhadap refleks startle, refleks moro, refleks babinski, refleks
melangkah, refleks mengisap dan refleks merangkak.
2. Diagnosa Keperawatan
Inefektif menyusui b/d ASI yang tidak adekuat, belum adanya pengetahuan dan
pengalaman sebelumnya d/d :
Data :
Ibu belum mau menyusui karena masih merasakan nyeri bekas operasi
Breast feeding/ kolostrum : bayi sudah mau menghisap putting ibu. Ibu mengatakan
ingin menyusui bayinya namun ibu mengeluh masih lelah dan ASI belum ada dan
khawatir produksi ASI sedikit seperti pengalaman keluarga shingga merasa perlu
dibantu dengan susu formula
Selama pengamatan ibu masih tampak belum merawat bayinya karena masih dalam
keadaan lelah
3. Intervensi Keperawatan
1) Kaji pengetahuan dan pengalaman klien tentang menyusui sebelum membantu dalam
mengidentifikasi kebutuhan saat ini
2) Tentukan sistem pendukung yang tersedia pada klien dan sikap pasangan atau
keluarga. Dukungan yang cukup meningkatkan kesempatan untuk pengalaman
menyusui yang berhasil
3) Berikan informasi, verbal dan tertulis, mengenai fisiologis dan keuntungan menyusui,
perawatan putting dan payudara. Membantu menjamin suplai susu adekuat dan
mencegah putting pecah
4) Demonstrasikan dan tinjau ulang tehnik-tehnik menyusui. Posisi yang tepat mencgah
luka putting
5) Anjurkan klien untuk mengonsumsi makanan yang bergizi sehingga membantu
pengeluaran ASI secara efektif
6) Kaji putting klien. Identifikasi dan intervensi dini dapat mencegah terjadinya luka
7) Anjurkan klien mengeringkan putting dengan udara selama 20-30 menit setelah
menyusui. Pemanajan pada udara membantu mengencangkan putting
8) Berikan pelindung putting payudara. Pelindung payudara, latihan, dan kompres es
membantu membuat putting lebih relaksasi.
9) Rujuk klien pada kelompok pendukung. Memberikan bantuan terus menerus untuk
meningkatkan kesuksesan hasil
10) Identifikasi sumber-sumber yang tersedia di masyarakat sesuai indikasi. Pelayanan ini
mendukung pemberian ASI melalui pendidikan.
4. Implementasi Keperawatan
Tanggal/ Waktu
Implementasi
23 November 2011
08.00
08.30
09.00
09.30
09.35
11.00
12.00
13.00
5.
5. Evaluasi
Tanggal/Waktu
Evaluasi
23 November 2011
14.00
DAFTAR PUSTAKA