PENDAHULUAN
tua ketika masih kecil sampai dewasa sehingga secara tidak langsung
menerapkan pola asuh tersebut pada bayinya.
Perubahan peran ini pada awalnya cukup dirasakan berat oleh ibu yang baru
melahirkan sehingga ibu sering merasa sedih, jengkel, marah, mudah putus
asa sampai malas dalam mengasuh bayinya atau disebut postpartum distress.
Hal ini terjadi karena adanya perubahan stresor yang menyertai proses
kelahiran yaitu transisi menjadi orang tua dan dapat menjadi hal yang sangat
melelahkan bagi ibu. Ibu tidak hanya berhadapan dengan perubahan
peraturan , tetapi juga dengan proses kembalinya bentuk tubuh seperti saat
sebelum hamil , semua ini menjadi masalah psikologis dan perubahan
hormonal. Apabila ibu tidak mampu untuk menyesuaikan diri terhadap
perubahan perubahan yang terjadi maka akan mempengaruhi proses adaptasi
ibu. Semakin cepat ibu beradaptasi dengan keadaan setelah melahirkan maka
akan sangat bagus bagi kelangsungan tanggung jawab perannya.
Kegiatan untuk persiapan menjadi seorang ibu yang ada di lapangan
bertentangan dengan Peraturan Menteri Kesehatan No 97 tahun 2014 yang
mengatur tentang pelayanan kesehatan masa sebelum hamil, masa hamil,
persalinan dan masa sesudah bersalin di mana pelayanan kepada ibu hamil
harus mencakup kebutuhan fisiologis dan juga psikologis melalui konseling
ibu. Hal ini dubuktikan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh rumah sakit,
puskesmas maupun bidan swasta lebih menitik beratkan pada pemenuhan
kebutuhan fisiologis seperti pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan
suhu, pemeriksaan tinggi fundus uteri, pemeriksaan lokhia dan perdarahan,
pemeriksaan jalan lahir, pemeriksaan payudara dan anjuran pemberian ASI
2
Eksklusif,
pemberian
kapsul
vitamin
A,
pelayanan
kontrasepsi
pascapersalinan.
Hal tersebut dapat berimplikasi pada kesiapan ibu setelah melahirkan, di mana
data ibu berpotensi rentan terhadap beberapa komplikasi setelah melahirkan
seperti depresi postpartum yang angka kejadian antara 50-70% dari wanita
pasca persalinan. Apabila ibu tidak mampu untuk segera menyesuaikan diri
terhadap perubahan peran yang harus dicapai dimana pencapaian peran ibu
tersebut tergantung pada kesiapan dalam menjalankan peran sebagai seorang
ibu maka dapat berakibat pada tanggung jawab pencapaian perannya yang
tidak maksimal. Sehingga peran ibu tidak berfungsi dengan baik dan
merupakan bahaya terhadap perkembangan anak yang sehat. Keadaan depresi
postpartum ini menyebabkan ibu tidak bisa berfungsi baik sebagai ibu
terhadap anak dan merupakan bahaya terhadap perkembangan anak yang
sehat (Monks, 2006).
Salah satu upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan
kesiapan untuk menjadi seorang ibu adalah dengan diadakannya kegiatan
kelas kunjungan ibu nifas yang dilaksanakan oleh puskesmas sebanyak 3 kali.
Fakta dilapangan menunjukan bahwa tingkat kunjungan ibu hamil di Kediri
sudah cukup tinggi sehingga dapat digunakan oleh perawat atau petugas
kesehatan untuk lebih memaksimalkan kegiatan kunjungan ibu nifas dengan
menambahkan materi tentang persiapan ibu secara psikologis dalam
menghadapi perubahan peran menjadi seorang ibu.
Dalam kegiatan kunjungan ibu nifas hendaknya suami atau keluarga terdekat
juga perlu dilibatkan, terutama pada ibu primipara karena dukungan keluarga
sangat mempengaruhi dalam proses penyesuaian pada ibu baru. Sehingga
diharapkan ibu primipara dapat mengatasi permasalahan yang dialaminya
dengan menggunakan dukungan dari orang terdekatnnya.
Salah satu teori model yang dapat perawat terapkan dalam pemberian
pelayanan kesehatan untuk memaksimalkan pencapaian peran pada ibu
primipara adalah teori model Maternal role attainment dari Mercer. Dalam
teori model Maternal role attainment yang dikemukakan oleh Mercer bahwa
untuk menjadi seorang ibu terdapat beberapa tahapan yaitu antisipatori yang
dimulai saat kehamilan, formal yang dimulai dari kelahiran bayi, informal
yaitu tahap perkembangan ibu dengan jalan atau cara khusus yang
berhubungan dengan peran yang tidak terbawa dari sistem sosial, dan personal
di mana pengalaman wanita yang dirasakan harmonis, percaya diri,
kemampuan dalam menampilkan perannya dan pencapaian peran ibu. Teori
Maternal role attainment juga lebih banyak terfokus pada kondisi psikologis
dan fisik sehingga dapat digunakan pada kegiatan ibu nifas yang sudah
dilaksanakan oleh pemerintah.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang Aplikasi teori model Maternal role attainment Ramona T Mercer pada
ibu Primipara.
dengan
antara
sebelum
dan
sesudah
mengalami
primipara
Mercer.
3) Bagi Responden
Menambah pengetahuan atau informasi tentang merawat bayi pada ibu
primipara