Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Menjadi seorang ibu tentunya adalah hal yang sangat membahagiakan bagi
setiap wanita dan juga komitmen seumur hidup bagi seorang wanita yang
ingin memiliki anak (Mercer, 2003 dalam Tomey & Olligood, 2006). Proses
pencapaian peran ibu perlu dipersiapkan sebelum melahirkan seperti mulai
mencari informasi yang berkaitan dengan kehamilannya, dan juga hal-hal
yang berkaitan untuk menjadi seorang ibu baik dari segi fisik maupun segi
psikologis. Hal tersebut merupakan peran yang dilakukan oleh ibu yang dapat
mempengaruhi penerimaan mereka terhadap kehamilan dan adaptasi prenatal
serta adaptasi menjadi orang tua (Bobak & Johnson, 2004).
Dalam proses menjadi ibu akan ada beberapa penyesuaian yang akan dialami
oleh semua wanita dalam menghadapi aktivitas dan peran baru sebagai ibu,
kondisi penyesuaian ini dimulai pada minggu-minggu pertama setelah
melahirkan, baik dari segi fisik maupun psikologis. Pada ibu primipara
perubahan ini lebih dirasakan karena belum pernah mengalami sebelumnya
sehingga ibu berusaha menyesuaikan dengan keadaan yang baru karena
perubahan fisik dan psikologis yang terjadi setelah melahirkan. Peran ibu juga
berubah dari awalnya hanya sebagai istri yang akan menjadi ibu untuk bayi
selain sebagai istri dari suaminya. Pencapain peran ibu sangat penting karena
mempengaruhi kepribadian seorang anak karena setiap anak tumbuh dan
berkembang melalui proses belajar tentang dirinya sendiri dan dunia
sekitarnya. Ini juga dipengaruhi oleh penerapan pola asuh yang didapat orang
1

tua ketika masih kecil sampai dewasa sehingga secara tidak langsung
menerapkan pola asuh tersebut pada bayinya.
Perubahan peran ini pada awalnya cukup dirasakan berat oleh ibu yang baru
melahirkan sehingga ibu sering merasa sedih, jengkel, marah, mudah putus
asa sampai malas dalam mengasuh bayinya atau disebut postpartum distress.
Hal ini terjadi karena adanya perubahan stresor yang menyertai proses
kelahiran yaitu transisi menjadi orang tua dan dapat menjadi hal yang sangat
melelahkan bagi ibu. Ibu tidak hanya berhadapan dengan perubahan
peraturan , tetapi juga dengan proses kembalinya bentuk tubuh seperti saat
sebelum hamil , semua ini menjadi masalah psikologis dan perubahan
hormonal. Apabila ibu tidak mampu untuk menyesuaikan diri terhadap
perubahan perubahan yang terjadi maka akan mempengaruhi proses adaptasi
ibu. Semakin cepat ibu beradaptasi dengan keadaan setelah melahirkan maka
akan sangat bagus bagi kelangsungan tanggung jawab perannya.
Kegiatan untuk persiapan menjadi seorang ibu yang ada di lapangan
bertentangan dengan Peraturan Menteri Kesehatan No 97 tahun 2014 yang
mengatur tentang pelayanan kesehatan masa sebelum hamil, masa hamil,
persalinan dan masa sesudah bersalin di mana pelayanan kepada ibu hamil
harus mencakup kebutuhan fisiologis dan juga psikologis melalui konseling
ibu. Hal ini dubuktikan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh rumah sakit,
puskesmas maupun bidan swasta lebih menitik beratkan pada pemenuhan
kebutuhan fisiologis seperti pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan
suhu, pemeriksaan tinggi fundus uteri, pemeriksaan lokhia dan perdarahan,
pemeriksaan jalan lahir, pemeriksaan payudara dan anjuran pemberian ASI
2

Eksklusif,

pemberian

kapsul

vitamin

A,

pelayanan

kontrasepsi

pascapersalinan.
Hal tersebut dapat berimplikasi pada kesiapan ibu setelah melahirkan, di mana
data ibu berpotensi rentan terhadap beberapa komplikasi setelah melahirkan
seperti depresi postpartum yang angka kejadian antara 50-70% dari wanita
pasca persalinan. Apabila ibu tidak mampu untuk segera menyesuaikan diri
terhadap perubahan peran yang harus dicapai dimana pencapaian peran ibu
tersebut tergantung pada kesiapan dalam menjalankan peran sebagai seorang
ibu maka dapat berakibat pada tanggung jawab pencapaian perannya yang
tidak maksimal. Sehingga peran ibu tidak berfungsi dengan baik dan
merupakan bahaya terhadap perkembangan anak yang sehat. Keadaan depresi
postpartum ini menyebabkan ibu tidak bisa berfungsi baik sebagai ibu
terhadap anak dan merupakan bahaya terhadap perkembangan anak yang
sehat (Monks, 2006).
Salah satu upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan
kesiapan untuk menjadi seorang ibu adalah dengan diadakannya kegiatan
kelas kunjungan ibu nifas yang dilaksanakan oleh puskesmas sebanyak 3 kali.
Fakta dilapangan menunjukan bahwa tingkat kunjungan ibu hamil di Kediri
sudah cukup tinggi sehingga dapat digunakan oleh perawat atau petugas
kesehatan untuk lebih memaksimalkan kegiatan kunjungan ibu nifas dengan
menambahkan materi tentang persiapan ibu secara psikologis dalam
menghadapi perubahan peran menjadi seorang ibu.

Dalam kegiatan kunjungan ibu nifas hendaknya suami atau keluarga terdekat
juga perlu dilibatkan, terutama pada ibu primipara karena dukungan keluarga
sangat mempengaruhi dalam proses penyesuaian pada ibu baru. Sehingga
diharapkan ibu primipara dapat mengatasi permasalahan yang dialaminya
dengan menggunakan dukungan dari orang terdekatnnya.
Salah satu teori model yang dapat perawat terapkan dalam pemberian
pelayanan kesehatan untuk memaksimalkan pencapaian peran pada ibu
primipara adalah teori model Maternal role attainment dari Mercer. Dalam
teori model Maternal role attainment yang dikemukakan oleh Mercer bahwa
untuk menjadi seorang ibu terdapat beberapa tahapan yaitu antisipatori yang
dimulai saat kehamilan, formal yang dimulai dari kelahiran bayi, informal
yaitu tahap perkembangan ibu dengan jalan atau cara khusus yang
berhubungan dengan peran yang tidak terbawa dari sistem sosial, dan personal
di mana pengalaman wanita yang dirasakan harmonis, percaya diri,
kemampuan dalam menampilkan perannya dan pencapaian peran ibu. Teori
Maternal role attainment juga lebih banyak terfokus pada kondisi psikologis
dan fisik sehingga dapat digunakan pada kegiatan ibu nifas yang sudah
dilaksanakan oleh pemerintah.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang Aplikasi teori model Maternal role attainment Ramona T Mercer pada
ibu Primipara.

1.2. Rumusan Masalah


Perubahan fisiologis dan psikologis pada ibu primpara adalah kondisi
yang pasti terjadi pada perubahan situasi ibu baru. Dilihat dari perubahan
peran dan tanggung jawab
persalinan,

dengan

antara

sebelum

dan

sesudah

mengalami

perubahan peran dan tanggung jawab yang baru

menjadikannya membutuhkan waktu dalam melakukan penyesuaian dirinya.


Peran ibu sangat berpengaruh terhadap perkembangan kondisi bayi yang
dilahirkannya. Semakin cepat ibu

primipara

mengatasi kondisi depresi

postpartum yang dialaminya maka akan sangat bagus bagi kelangsungan


tanggung jawab perannya sebagai ibu baru. Berdasarkan latar belakang di
atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimana
aplikasi teori model Becoming A Mothe Maternal role attainment Mercer pada
ibu primipara?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Mampu menganalisa aplikasi teori Maternal role attainment Mercer pada ibu
primipara.
1.3.2 Tujuan Khusus
1) Mengidentifikasi asuhan keperawatan kasus 1 aplikasi Maternal role
attainment Mercer pada ibu primipara..

2) Mengidentifikasi asuhan keperawatan kasus 2 dengan aplikasi teori


Maternal role attainment Mercer pada ibu primipara..
3) Menganalisa aplikasi teori Maternal role attainment Mercer pada kasus 1
dan kasus 2.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat teoritis
Menambah pengetahuan dalam memberikan asuhan keperawatan secara benar
pada ibu primipara dengan model teori Maternal role attainment Mercer.
1.4.2 Manfaat Praktis
1) Bagi Mahasiswa
Menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa tentang penerapan model
konsep keperawatan menurut teori Maternal role attainment Mercer.
2) Bagi Perawat
Menambah informasi tentang teknik modifikasi ibu primipara dalam merawat
bayi sesuai konsep keperawatan menurut

teori Maternal role attainment

Mercer.
3) Bagi Responden
Menambah pengetahuan atau informasi tentang merawat bayi pada ibu
primipara

Anda mungkin juga menyukai