(SAP)
A.
Topik
Subtopik
Sasaran
Hari/tanggal
Waktu
: 30 menit
Tempat
mengikuti
kegiatan
penyuluhan
selama
30
menit
C.
MATERI
Terlampir
D.
MEDIA
1.
Materi SAP
2.
Leaplet
E.
METODE
Ceramah Tanya jawab
F.
KEGIATAN PENYULUHAN
No
1.
2.
Waktu
Kegiatan Penyuluhan
Pembukaan - Mengucapkan salam
Kegiatan Ibu
- Menjawab salam
(5 menit)
Inti
Menyampaikan tujuan
Mendengarkan
(15 menit)
- menceritakan
Penutup
dengan mahasiswa
pengalaman
(10 menit) -
Megajukan
pertanyaan,
Menjawab
Menjawab salam
EVALUASI
Metode Evaluasi
Evaluasi
G.
peserta (penyuluh
Jumlah soal
: 4 soal
Jenis pertanyaan
1)
2)
3)
Apa yang akan terjadi jika perawtan tali pusat kurang baik ?
4)
yang ditutup oleh satu lapisan tipis membrane mukosa (kelanjutan dari amnion).
Selama hamil, plasenta menyediakan semua nutrient untuk pertumbuhan dan
menghilangkan produk sisa secara terus-menerus melalui tali pusat. Setelah lahir,
tali pusat mengering dengan cepat, mengeras dan berubah warnanya menjadi
hitam (suatu proses yang disebut gangren kering). Proses ini dibantu oleh paparan
udara. Pembuluh umbilical tetap berfungsi selama beberapa hari, setelah resiko
infeksi masih tetap tinggi sampai tali pusat terpisah (Trotter, 2010)
Tali pusat terdiri dari bagian maternal (desidua basalis) dan bagian janin (vili
korionik). Permukaan maternal lebih memerah dan terbagi menjadi beberapa
bagian (kotiledon). Permukaan fetal ditutupi dengan membran amniotik dan
merupakan membran yang halus serta berwarna kelabu dengan tonjolan pembuluh
darah sehingga tali pusat tidak hanya sebagai penyalur sumber makanan dan
sebagai penyaring bagi janin (Sarwono, 2010)
Jadi kesimpulnnya Tali pusat atau umbilical cord adalah saluran kehidupan
bagi janin selama dalam kandungan. Dikatakan saluran kehidupan karena saluran
inilah yang selama 9 bulan 10 hari menyuplai zat-zat gizi dan oksigen ke janin.
Tetapi begitu bayi lahir, saluran ini sudah tak diperlukan lagi sehingga harus
dipotong dan diikat atau dijepit.
2.
untuk mencegah infeksi pada tali pusat bayi dan mempercepat penyembuhan luka
bekas pemotongan tali pusat (Sodikin, 2009).
Perawatan tali pusat merupakan tindakan keperawatan yang bertujuan
merawat tali pusat pada bayi baru lahir agar tetap kering dan mencegah terjadinya
infeksi pada tali pusat bayi, alat dan bahan yang digunakan hanya kassa steril, air
dan sabun. (Hidayat, 2009).
Perawatan tali pusat adalah upaya untuk mencegah infeksi tali pusat dengan
tindakan sederhana yakni tali pusat dan daerah sekitar tali pusat selalu bersih dan
kering, selalu mencuci tangan dengan air bersih dan menggunakan sabun, dan
tidak membubuhkan apapun pada sekitar daerah tali pusat (Sodikin,2012)
Jadi kesimpulannya perawatan tali pusat merupakan suatu tindakan perawatan
pada tali pusat bayi baru lahir sejak dipotongnya tali pusat sampai tali pusat puput,
dengan tujuan untuk mencegah infeksi pada tali pusat bayi dan mempercepat
penyembuhan luka bekas pemotongan tali pusat/ puput tali pusat.
3.
a.
b.
c.
d.
4.
a.
Jangan menggunakan plester dalam membalut tali pusat bayi karena dapat
menyebabkan iritasi sekitar daerah tali pusat.
b.
Daerah tali pusat dan sekitarnya harus selalu dalam keadaan kering dan bersih
c.
Jangan mengoleskan alkohol atau betadine pada tali pusat karena akan
menyebabkan tali pusat menjadi lembab.
d.
e.
f.
Bila terdapat tanda-tanda infeksi pada tali pusat, seperti kemerahan atau
mengeluarkan nanah atau darah dan berbau segera hubungi petugas kesehatan.
g.
5.
Waktu Perawatan Tali Pusat Waktu untuk melakukan perawatan tali pusat
menurut Sodikin (2009), yaitu :
a.
b.
Sewaktu-waktu bila balutan tali pusat basah oleh air kencing atau kotoran bayi.
c.
6.
Hal-hal yang akan terjadi jika perawatan tali pusat kurang baik
Menurut Sodikin (2012), Perawatan tali pusat tidak steril akan mengakibatkan
beberapa gangguan kesehatan pada bayi, diantaranya tetanus neonatorum dan
omfalitis. Untuk mencegah hal tersebut ibu di tekankan untuk mengetahui tanda
dan gejala adanya infeksi tali pusat bayi mereka yang dapat disebabkan karena
spora Clostridium tetani dan bakteri stapilokokus, streptokokus, atau bakteri gram
negatife. tanda dan gejala infeksi tali pusat pada bayi yaitu bayi tiba-tiba panas
dan tidak mau menetek atau tidak dapat menyusu karena trismus (sebelumnya
bayi menyusu seperti biasa), adanya mulut yang mencucu seperti mulut ikan
(karpermond), mudah dan sering kejang disertai sianosis, suhu meningkat, kuduk
kaku, sampai opistotonus.
Kurangnya perawatan tali pusat pada bayi baru lahir dapat menyebabkan
tetanus bayi, yang ditandai dengan :
1)
Tali pusat berwarna merah, basah, dan kotor, yang kemungkinan tapi pusat
bernanah.
2)
Kesulitan menyusui
3)
4)
5)
Penelitian
lainnya
yang
dilakukan
Kurniawati
2 Air DTT, hangat, (a) untuk membasahi dan menyabuni, (b) untuk
membilas
2.
3.
Sabun bayi
4.
Kassa steril
5.
Cuci tangan.
2.
Dekatkan alat.
3.
Siapkan 1 set baju bayi yang tersusun rapi, yaitu: celana, baju, bedong
5.
6.
Bersihkan/ ceboki dengan washlap 2-3x dari bagian muka sampai kaki/
atas ke bawah.
7. Pindahkan bayi ke baju dan bedong yang bersih.
8. Bersihkan tali pusat, dengan cara:
a. Pegang bagian ujung
b. Basahi dengan washlap dari ujung melingkar ke batang
c. Disabuni pada bagian batang dan pangkal
d. Bersihkan sampai sisa sabunnya hilang
e. Keringkan sisa air dengan kassa steril
f. Tali pusat tidak dibungkus.
9. Pakaikan popok, ujung atas popok dibawah tali pusat, dan talikan di pinggir.
Keuntungan : Tali pusatnya tidak lembab, jik0a pipis tidak langsung mengenai tali
pusat, tetapi ke bagian popok dulu.
10. Bereskan alat.
11. Cuci tangan.
POKOK BAHASAN
1.
: Memandikan Bayi
WAKTU
SASARAN
TEMPAT
Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan mengena iperawatan bayisehari-hari ibu
dapat mengetahui bagaimana cara memandikan bayi yang benar dan nyaman bagi
bayi tersebut.
2.
Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang perawatan bayi sehari-hari, di
harapkan ibu mengetahui :
1. Mengasuh bayi dengan terampil dalam melakukan perawatan bayi terutama
memandikan bayi
2. Agar bayi merasa lebih nyaman pada saat dimandikan
3.
Kegiatan
No
1
Tahap
Pembukaan
Waktu
Kegiatan Penyaji
Kegiatan Audience
5 menit a. Memberikan salam a. Menjawab salam
dan memperkenalkan b.
Mendengarkan
Media
Ceramah
diri
b.
2
Pelaksanaan
c.
Menjelaskan tujuan
c. Kontrak waktu
15 menit a. Menjelaskan tujuan
b.
Memberi respon
Mendengarkan
dengan penuh
benar
perhatian
a.
Lembar
balik
b. ceramah
Menjelaskan yang
perlu diperhatikan saat
memandikan bayi
c. Menjelaskan teknik
3
Penutup
10 menit a.
b.
memandikan bayi
Tanya jawab
a.
Menyimpulkan hasil
pendidikan kesehatan b.
c.
Memberi salam
penutup
4.
Metode
a. Ceramah
b.
5.
a.
Tanya jawab
Evaluasi
Standar Persiapan
1.
2.
Lembar Balik
Menanyakan hal
Aktif besama
menyimpulkan
c.
Menjawab salam
Ceramah
Tanya ja
b.
Standar Proses
1.
Mengajukanpertanyaanlisan.
c.
Standar Hasil
1.
2.
6.
Pustaka
Bobak, dkk,. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC. Jakarta.
Topik
Subtopik
1.
2.
3.
4.
Hari/tgl
Waktu
: 60 menit
Peserta/sasaran :
Tempat
Tujuan umum
2.
3.
4.
Materi :
1.
2.
3.
4.
Metode
Media
Kegiatan
No.
1.
:
Materi
Pembukaan (5 menit) 1.
Kegiatan
Membuka pertemuan dengan mengucapkan salam
2.
2.
1.
2.
3.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
Penutup (5 menit)
Materi penyuluhan
1.
2.
: terlampir
A.
Ketiknyamanan sebagai akibat dari perubahan fisik yang dialami ibu misal
rasa mules karena rahim berkontraksi untuk kembali pada keadaan semula,
payudara bengkak, nyeri luka jahitan.
Suami atau keluarga yang mengkritik ibu tentang cara merawat bayi dan
cenderung melihat saja tanpa membantu. Ibu akan merasa tidak nyaman karena
sebenernya hal tersebut bukan hanya tanggung jawab ibu semata.
2.
Fase taking hold yaitu periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah
malahirkan. Pada fase ini ibu merasa khawatir akan ketidakmampuannya dan rasa
tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Pada fase ini ibu memerlukan dukungan
karena saat ini merupakan kesempatan yang baik untuk menerima berbagai
penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya sehingga timbul percaya diri.
3.
Fase letting go merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya
yang berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah dapat menyesuaikan
diri, merwat diri dan bayinya sudah meningkat.Fase Taking In
B.
Jika hal ini dianggap enteng, keadaan ini bias menjadi serius dan bisa bertahan
dua minggu sampai satu tahun dan akan berkelanjutan menjadi postpatum
syndrome.cara mengatasi gangguan psikologis pada nifas degan postpartum blues
ada tiga cara yaitu:
1. dengan cara pendekatan komunikasi terapeutik
2. dengan cara peningkatan suport
3. Komunikasi Terapeutik
Tujuan dari komunikasi terapeutik adalah menciptakan hubungan baik antara
bidan dengan pasien dalam rangka kesembuhannya dengan cara
- mendorong pasien mampu meredakan segala ketegangan emosi
- ibu dapat memahami dirinya
- dapat mendukug tindakat konstruktif
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Stress yang dialami wanita itu sendiri missal karena ASI tidak mau keluar,
dll.
10.
11.
12.
Rasa memiliki terhadap bayi yang terlalu dalam sehingga timbul rasa takut
yang berlebihan akan kehilangan bayinya.
13.
C.
Depresi Berat
Depresi berat dikenal sebagai sindroma depresif non psikotik pada kehamilan
namun umumnya terjadi dalam beberapa minggu sampai bulan setelah kelahiran.
Gejala-gejala depresi berat:
Perubahan pada mood
Gangguan pola tidur dan pola makan
Perubahan mental dan libido
Fobia / ketakutan akan menyakiti diri sendiri dan bayinya.
Depresi berat akan memiliki resiko tinggi pada wanita atau keluarga yang pernah
mengalami kelainan psikiatrik atau pernah mengalami pre menstruasi sindrom.
Kemungkinan rekuren pada kehamilan berikutnya.
2.
3.
4.
5.
6.
D.
membahayakan seperti menyakiti diri sendiri menyakiti diri sendiri atau bayinya.
Gejala muncul umumnya dari beberapa hari sampai 4-6 minggu post partum.
2.
3.
Gangguan tidur
2.
Cepat marah
3.
4.
2.
3.
Perawatan di RS