PEMBAHASAN
Ibu
Primipara
dengan
Masalah
Keperawatan
Kesiapan
66
67
namun juga secara mental. Setelah proses melahirkan, ibu tidak hanya diberikan
pendidikan tentang perawatan bayi, tetapi ibu juga harus mengerti peran baru
yang akan dialami dan dijalani ibu. Hal terpenting yang perlu diperhatikan
adalah awal dari kelekatan antara ibu dan bayi. Intervensi yang diberikan adalah
psikoedukasi dengan 4 sesi. Sesi 1 adalah mengidentifikasi pengetahuan dan
kesiapan ibu dalam memulai perannya. Kemudian sesi 2 adalah peningkatan
kelekatan antara ibu dan bayi. Kelekatan yang dapat terjadi ketika seorang ibu
yang mampu melakukan kontak secara fisik. Kontak mata ataupun sentuhan
dengan bayinya dapat membuat ibu memahami respon bayi terhadapnya.
Langkah-langkah yang diberikan berupa peningkatan kelekatan antara ibu dan
bayi. Ibu diajarkan untuk menggendong bayi, memijat bayi, mencium bayi dan
mulai untuk memahami isyarat bayi. Isyarat bayi berupa isyarat lapar, lelah,
ketidaknyamanan. Dan ketika bayi menangis, ibu dapat belajar tehnik untuk
menenangkan bayi. Ibu dapat merasakan kedekatan dengan bayi saat menyusui
dan
mengajak
bayi
berbicara.
Memulai
mengenalkan
bayi
dengan
68
peran ibu, dibutuhkan pula dukungan dari suami maupun keluarga. Sesi 4 yaitu
peningkatan dukungan keluarga ini dianjurkan agar keluarga memahami respon
emosional ibu dan selalu memperhatikan keadaan ibu dan bayi. Keluarga juga
dianjurkan untuk melibatkan anggota keluarga lain dalam memutuskan tindakan
perawatan bagi ibu. Perawatan selanjutnya pada ibu juga diberikan dengan cara
keluarga mampu menghubungi tenaga kesehatan setempat. Setelah semua sesi
terlewati, ibu akan dievaluasi tahap pencapaian perannya.
Dalam teori model keperawatan Mercer menyatakan bahwa pencapaian peran ibu
adalah dengan sentuhan fisik antara ibu dan bayinya. Ibu menyentuh,
menggendong, dan menyusui bayinya adalah suatu proses pengembangan dan
interaksional dimana setiap saat ketika ibu menyentuh bayinya untuk menyusui
akan menciptakan kemampuan merawat, mengasuh termasuk membantu ibu
untuk memberikan kepuasan serta kesenangan menikmati perannya sebagai ibu.
Tahapan pencapaian peran ibu ini berkaitan dan sejalan dengan pertumbuhan dan
perkembangan bayi. Identitas peran keibuan dapat dicapai dalam satu bulan atau
beberapa bulan (Mercer,1995) Tahapan-tahapan ini dipengaruhi oleh dukungan
sosial, stress, fungsi keluarga dan juga oleh hubungan antara ayah dan ibu atau
hal penting lain. Sifat-sifat dan perilaku dari ibu dan bayi dapat mempengaruhi
identitas peran keibuan dan mempengaruhi outcome anak.
Sifat-sifat dan
perilaku keibuan yang termasuk ke dalam teori Mercer yaitu empati, sensitifitas
terhadap isyarat-isyarat bayi, harga diri dan konsep diri, asuhan yang diterima
saat menjadi anak-anak, kematangan dan fleksibilitas, sikap-sikap, pengalaman
69
kehamilan dan melahirkan, kesehatan, depresi dan peran konflik. Sifat bayi yang
memiliki pengaruh yang kuat terhadap identitas peran keibuan termasuk
tempramen, kemampuan untuk member isyarat, penampilan, karakteristik umum,
responsive, dan kesehatan. Menurut Mercer (1995) tahap identitas peran
seseorang dicapai saat ibu sudah mengintegrasikan peran ke dalam sistem dirinya
sendiri dengan
Ibu
Primipara
dengan
Masalah
Keperawatan
Kesiapan
70
khawatir jika setelah melahirkan, ibu akan kembali bekerja dan tidak dapat
memberikan ASI esklusif . Ibu juga tidak ingin jika bayinya lebih dekat dengan
pengasuhnya yaitu orangtua ibu. Kecemasan pada ibu disini adalah salah satu
konflik peran ibu yang mengalami masa transisi dari kehamilan ke proses setelah
melahirkan. Dari fenomena yang ada tersebut muncul masalah keperawatan
dengan kesiapan meningkatkan proses kehamilan melahirkan.
Tahap pencapaian peran baru bagi ibu setelah melahirkan telah di kembangkan
oleh Mercer dengan aplikasi teori model role attainment. Pengkajian dilakukan
dari tahap antisipatori, formal, informal dan personal. Ibu tidak hanya dikaji
secara fisik, namun juga secara mental. Setelah proses melahirkan, ibu tidak
hanya diberikan pendidikan tentang perawatan bayi, tetapi ibu juga harus
mengerti peran baru yang akan dialami dan dijalani ibu. Hal terpenting yang
perlu diperhatikan adalah awal dari kelekatan antara ibu dan bayi. Intervensi
yang
diberikan
adalah
psikoedukasi
dengan
sesi.
Sesi
adalah
71
memberikan ASI setelah pulang bekerja. Dan ketika bayi menangis, ibu dapat
belajar untuk memahami isyarat-isyarat bayi dan tehnik untuk menenangkan
bayi. Ibu dapat merasakan kedekatan dengan bayi saat menyusui dan mengajak
bayi berbicara. Ibu dapat belajar memahami karakteristik bayinya saat
memberikan respon padanya.
Setelah meningkatkan kelekatan, Sesi 3 yaitu ibu dapat diajarkan beberapa cara
perawatan bayi yaitu memandikan bayi, memberikan perawatan tali pusat,
membedong bayi, memberikan pengetahuan tentang ASI esklusif dan mengganti
popok bayi. Ibu mencoba mendemonstrasikan beberapa perawatan bayi dan
menerapkan pada bayinya, agar dapat melatih kemampuan ibu. Untuk mencapai
peran ibu, dibutuhkan pula dukungan dari suami maupun keluarga. Sesi 4 yaitu
peningkatan dukungan keluarga ini dianjurkan agar keluarga memahami respon
emosional ibu dan selalu memperhatikan keadaan ibu dan bayi. Keluarga juga
dianjurkan untuk melibatkan anggota keluarga lain dalam memutuskan tindakan
perawatan bagi ibu. Perawatan selanjutnya pada ibu juga diberikan dengan cara
keluarga mampu menghubungi tenaga kesehatan setempat. Setelah semua sesi
terlewati, ibu akan dievaluasi tahap pencapaian perannya.
Teori Maternal Role Attainment yang dikemukakan oleh Mercer merupakan
sekumpulan siklus mikrosistem, mesosistem dan makrosistem. Mikrosistem
adalah lingkungan terdekat dimana peran pencapaian ibu terjadi. Komponen
mikrosistem ini antara lain fungsi keluarga, hubungan ibu-ayah, dukungan sosial,
status ekonomi, kepercayaan keluarga dan stressor bayi baru lahir ang dipandang
72
Sifat-sifat dan
perilaku keibuan yang termasuk ke dalam teori Mercer yaitu empati, sensitifitas
terhadap isyarat-isyarat bayi, harga diri dan konsep diri, asuhan yang diterima
saat menjadi anak-anak, kematangan dan fleksibilitas, sikap-sikap, pengalaman
kehamilan dan melahirkan, kesehatan, depresi dan peran konflik. Sifat bayi yang
memiliki pengaruh yang kuat terhadap identitas peran keibuan termasuk
tempramen, kemampuan untuk member isyarat, penampilan, karakteristik umum,
responsive, dan kesehatan. Menurut Mercer (1995) tahap identitas peran
seseorang dicapai saat ibu sudah mengintegrasikan peran ke dalam sistem dirinya
sendiri dengan
73
74
4.4 KELEBIHAN
ROLE ATTAINMENT
4.4.1 Kelebihan
Mercer menjelaskan bahwa dalam teori maternal role attainment terdapat empat
tahap pencapaian ibu yaitu anticipatory, formal, informal dan personal. Pada
setiap tahap pencapaian peran tersebut saling berkesinambungan dalam
pencapaian peran ibu. Sehingga dapat dijadikan pedoman dalam pemberian
asuhan keperawatan untuk ibu primipara.
4.4.2 Kekurangan
Model konseptual Mercer lebih berfokus pada pencapaian peran ibu namun
kurang memperhatikan mengenai pengkajian fisik ibu. Sehingga teori ini perlu
digabung dengan teori lain seperti teori Self Care Orem atau teori Adaptasi
Roy agar dapat melakukan secara keseluruhan pengkajian fisik ibu post partum
dan kemandirian ibu post partum dalam menjalani adaptasi sebagai ibu.
Belum adanya instrument untuk menilai pencapaian peran ibu sehingga dalam
penelitian ini pencapaian peran ibu dinilai secara subjektif yang ditandai
dengan ungkapan kepuasan ibu dalam menjalankan perannnya sebagai ibu
setelah mengikuti psikoedukasi dan dinilai secara objektif dari kompetensi ibu
dalam merawat bayi.
75