Anda di halaman 1dari 35

RADIOGRAFI ORBITA

TEKNIK RADIOGRAFI DASAR II


Edy Susanto
ANATOMY
• Orbita berbentuk kerucut, apexnya terletak jauh
di dalam dan dasarnya membentuk lubang
orbita.
• Orbita dibentuk oleh tulang frontal, ethmoid, dan
sphenoid serta tulang-tulang wajah yaitu
lacrimal, palatum, maksila, dan zigomatikum.
• Setiap orbita memiliki atap, dinding medial,
dinding lateral, dan dasar orbita. Bagian apex
dari orbita berhubungan dengan foramen
optikum, yang jika dilihat dari superior maka
akan membentuk sudut 37o terhadap MSP
kepala.
ANATOMY

Jika dilihat dari lateral akan membentuk


sudut 30o terhadap OML. Orbita merupakan
rongga dimana bola mata berada dan
struktur-struktur yang berhubungan
dengannya, juga mengandung pembuluh
darah dan saraf yang melalui foramen
optikum.
Membentuk sudut 30o
terhadap OML
Membentuk sudut 37o terhadap
MSP kepala
ANATOMY

Foramen Optikum
PROYEKSI

• Proyeksi Dasar
Proyeksi PA Axial (Caldwell Method)
Proyeksi Parieto Orbital Oblique (Rhese
Method)
• Proyeksi Modifikasi
Proyeksi AP Axial (Caldwell Method)
Proyeksi Orbito Parietal Oblique (Rhese
Method).
PROYEKSI PA AXIAL
(CALDWELL)

• Patology
 Untuk melihat rongga orbita.

• Teknik
 Kaset 18 x 24, melintang.
 Menggunakan Grid
PROYEKSI PA AXIAL
(CALDWELL)

• Posisi Pasien
o Pasien tidur prone di atas meja pemeriksaan.
o MSP tubuh berada di pertengahan meja
pemeriksaan.
o Lengan pasien difleksikan dan diletakan di
samping kiri dan kanan tubuh setinggi leher
untuk menopang tubuh.
PROYEKSI PA AXIAL
(CALDWELL)

• Posisi Objek
o Posisi MSP kepala diatur tegak lurus dengan
meja pemeriksaan dan usahakan tidak ada
rotasi kepala.
o Dahi dan hidung pasien menempel pada
kaset, sehingga OML tegak lurus pada kaset.
Acanthion berada pada pertengahan kaset.
PROYEKSI PA AXIAL
(CALDWELL)

• CR : membentuk sudut 15o – 25o ke arah


caudad.
• Central Point
Sinar masuk melalui parietal dan keluar di
pertengahan kedua orbita.
• FFD : 100 cm
• Kolimasi
Mencakup seluruh orbita.
PROYEKSI PA AXIAL
(CALDWELL)

Kriteria Radiograf
• Tampak kedua orbita
• Tampak kedua foramen optikum
• Tulang petrosum tampak.
Di 1/3 bawah orbita (15o)
Di bawah inferior orbital sehingga
orbita tampak secara keseluruhan (20o-
25o)
PROYEKSI AP AXIAL (CALDWELL)
MODIFIKASI

• Patology
 Untuk melihat rongga orbita.

• Teknik
 Kaset 18 x 24, melintang
 Menggunakan Grid
PROYEKSI AP AXIAL (CALDWELL)
MODIFIKASI

• Posisi Pasien
o Pasien tidur supine di atas meja
pemeriksaan. MSP tubuh berada di
pertengahan meja pemeriksaan.
o Lengan pasien diletakkan di samping kiri dan
kanan tubuh pasien.
PROYEKSI AP AXIAL (CALDWELL)
MODIFIKASI

• Posisi Objek
o Posisi MSP kepala diatur tegak lurus
dengan meja pemeriksaan dan usahakan
tidak ada rotasi kepala.
o OML tegak lurus pada kaset.
o Acanthion berada pada pertengahan
kaset.
PROYEKSI AP AXIAL (CALDWELL)
MODIFIKASI

• CR : membentuk sudut 15o – 25o ke arah


chepalad.
• Central Point
Sinar masuk melalui pertengahan kedua
orbita.
• FFD : 100 cm
• Kolimasi
Mencakup seluruh orbita.
PROYEKSI AP AXIAL (CALDWELL)
MODIFIKASI

Kriteria Radiograf
• Tampak kedua orbita
• Tampak kedua foramen optikum yang
mengalami distorsi karena objek tidak
menempel kaset.
• Tulang petrosum tampak.
 Di 1/3 bawah orbita (15o)
 Di bawah inferior orbital sehingga orbita
tampak secara keseluruhan (20o- 25o)
PROYEKSI PARIETO ORBITAL OBLIQUE
(RHESE METHOD)

• Patology
 Untuk melihat adanya gangguan pada foramen
optikum, misalnya adanya keretakan pada
foramen optikum.
 Untuk melihat rongga orbita.
• Teknik
 Kaset 18 x 24, melintang, dibagi menjadi
dua bagian.
 Menggunakan Grid
PROYEKSI PARIETO ORBITAL OBLIQUE
(RHESE METHOD)

• Posisi Pasien
 Pasien dalam posisi semi prone di atas meja
pemeriksaan.
 Lengan dan kaki pasien diposisikan dalam
keadaan yang nyaman.
PROYEKSI PARIETO ORBITAL OBLIQUE
(RHESE METHOD)

• Posisi Objek
 Kepala pasien diatur sehingga MSP kepala
membentuk sudut 53o terhadap meja
pemeriksaan, untuk mendapatkan sudut ini pipi,
hidung dan dagu pasien ditempelkan pada meja
pemeriksaan.
 Acanthiomeatal line tegak lurus terhadap meja
pemeriksaan.
 Orbita yang ingin dilihat berada di pertengahan
kaset.
PROYEKSI PARIETO ORBITAL OBLIQUE
(RHESE METHOD)

• CR : tegak lurus terhadap meja pemeriksaan.


• Central Point
Sinar masuk melalui perietal dan keluar di
kuadran lateral bawah orbita.
• FFD : 100 cm
• Kolimasi
Mencakup daerah orbita yang dekat dengan
meja pemeriksaan.
PROYEKSI PARIETO ORBITAL OBLIQUE
(RHESE METHOD)

• Kriteria Radiograf
 Foramen optikum.
 Tampak batas-batas rongga orbita.
PROYEKSI ORBITO PARIETAL OBLIQUE
(RHESE METHOD) MODIFIKASI

• Patology
 Untuk melihat adanya gangguan pada foramen
optikum, misalnya adanya keretakan pada
foramen optikum.
 Untuk melihat rongga orbita.
• Teknik
 Kaset 18 x 24, melintang, dibagi menjadi
dua bagian.
 Menggunakan Grid
PROYEKSI ORBITO PARIETAL OBLIQUE
(RHESE METHOD) MODIFIKASI

• Posisi Pasien
 Pasien dalam posisi supine di atas meja
pemeriksaan, MSP tubuh berada di tengah
meja pemeriksaan.
 Lengan pasien diletakkan di samping tubuh
pasien.
PROYEKSI ORBITO PARIETAL OBLIQUE
(RHESE METHOD) MODIFIKASI

• Posisi Objek
 Kepala pasien diatur sehingga MSP kepala
membentuk sudut 53o terhadap meja
pemeriksaan, untuk mendapatkan sudut ini pipi,
hidung dan dagu pasien berada dalam satu
bidang datar.
 Acanthiomeatal line tegak lurus terhadap meja
pemeriksaan.
 Orbita yang ingin dilihat berada di pertengahan
kaset.
PROYEKSI ORBITO PARIETAL OBLIQUE
(RHESE METHOD) MODIFIKASI

• CR : tegak lurus terhadap meja


pemeriksaan.
• Central Point
Sinar masuk melalui kuadran lateral bawah.
• FFD : 100 cm
• Kolimasi
Mencakup daerah orbita yang jauh dengan
meja pemeriksaan.
PROYEKSI ORBITO PARIETAL OBLIQUE
(RHESE METHOD) MODIFIKASI

• Kriteria Radiograf
 Tampak foramen optikum.
 Tampak batas-batas rongga orbita.

Anda mungkin juga menyukai