Radiografi 2
Orbita dan
Foramen
Optikum
KELOMPOK 2
ANATOMI
ORBITA
Orbita terdiri dari
organ-organ vital
penglihatan, serta
pembuluh darah
dan saraf yang
saling
berhubungan.
Struktur atau
bentuk orbita
menyerupai
kerucut.
INDIKASI PEMERIKSAAN
1.Fraktur
2.Foreign body
3.Tumor
Teknik
Pemeriksaan
Radiografi
Orbita dan
Foramen
Orbit & Foramen Optikum [Rara, Beta, Damar, Dimas, Meta, Gilang, Elsa,
PERSIAPAN PEMERIKSAAN
1. Sebelum memanggil pasien, radiografer
mempersiapkan alat dan bahan.
2. Kaset sesuai ukuran
3. Film yang sesuai dengan kaset
4. Marker
5. Alat bantu lain (sandbag, softbag)
6. Radiografer memanggil pasien,
mempersilakan pasien masuk, menyapa
dan memperkenalkan diri.
7. Mencocokan identitas pasien dengan yang
sesuai permintaan foto.
8. Mencocokan klinis dengan permintaan foto.
9. Menanggalkan barang-barang yang bisa
mengganggu pada waktu pemeriksaan.
10.Posisikan pasien sesuai objek yang akan
PA Axial Projection
Caldwell methods
PP : Pasien prone di atas meja
pemeriksaan.
MSP diatur tegak lurus meja
pemeriksaan.
PO : OML diatur tegak lurus meja
pemeriksaan.
Dahi dan hidung menempel
pada meja pemeriksaan.
Atur margin inferior orbita di
tengah kaset.
CR : Vertikal tegak lurus
CP : Masuk ke parietal keluar
tepat
melalui acanthion
Kaset : 18 x 24 cm
FFD
: 100 cm
kV 80 mAs 18 (grid)
Tahan nafas selama eksposi
4 kunci proyeksi :
1. MSP kepala tegak
lurus kaset
2. OML tegak lurus
kaset
3. Arah sinar 15-255
derajat caudad
4. Titik bidik pada
MSP setinggi
outerchantus
Kriteria Radiograf :
Tampak kedua orbita
Tampak kedua foramen optikum
Tulang petrosum tampak
PA Axial Projection
Bartel methods
PP : - Tempatkan pasien berdiri
tegak
membelakangi arah
datangnya
sinar.
- Tempatkan MSP tubuh
berada
pada pertengahan
bucky stand
- Tempatkan lengan pasien
dalam
posisi nyaman, dan bahu
horizontal
PO : - Tempelkan dahi pasien dan
hidung pada bucky stand,
dengan midsagittal yang
tegak
lurus dengan
pertengahan
kaset.
- Leher pasien fleksi sehingga
IOML tegak lurus kaset
Kaset : 18 x 24 cm
FFD
: 100 cm
80 kV 18 mAs 18 (grid)
Tahan nafas selama eksposi.
CR :
Diarahkan 20-25 derajat
chepalad
masuk pada 3 inchi dibawah
oksipital protuberencea
keluar nasion.
CP :
Menembus nasion
Kriteria Radiograf
Tidak terjadi
rotasi cranium,
ditandai dengan
sulcus inferior
orbital simetris
dengan orbita
pipi
dan
dagu,
menempel
pada meja pemeriksaan dan
membentuk bidang horizontal,
agar Acanthio Meatal Line (AML)
tegak lurus terhadap meja
pemeriksaan dan MSP kepala
membentuk sudut 53 terhadap
Kriteria radiograf
Posisi Pasien :
Pasien tidur supine di atas meja
pemeriksaan.
Posisi Obyek :
-MSP kepala dirotasikan ke
kiri
jika yang diperiksa orbita bagian
kanan.
-MSP kepala dirotasikan ke kanan
jika yang diperiksa orbita bagian
kiri.
-MSP kepala diatur membentuk sudut
53o
-AML di ekstensikan sehingga tegak
lurus dengan meja pemeriksaan
dengan cara pipi, hidung dan dagu
membentuk bidang horizontal.
Central Ray :
Vertikal tegak lurus kaset.
Central Point :
Pada kuadran bawah lateral orbita
yang diperiksa.
Respirasi :
Tahan nafas selama eksposi.
Kaset : 18 x 24 cm (dibagi dua)
FFD : 100 cm
80 kV 18 mAs 18 (grid)
Kriteria
Radiograf :
Tampak foramen
opticum di
kwadran
lateral bawah
pada fossa
orbita.
Tampak foramen
opticum biasa
terletak pada
ujung
sphenoid.
Tampak os
petrosum di
bawah orbita.
Kesimpulan
Untuk menentukan indikasi pada orbit dan
foramen optikum seperti faktur, foreign body,
tumor, dapat dilakukan teknik pemeriksaan
dengan proyeksi, sebagai berikut :
1. PA Axial
2. PA Oblique
3. AP Oblique
Saran
Pada pemeriksaan orbit dan foramen optikum
diperhatikan juga curvatura karena hal tersebut
sangat berpengaruh pada gambaran radiogaf.
Proyeksi yang digunakan menyesuaikan dengan
kasus yang terjadi, menyesuaikan dengan
kondisi pasien. Proyeksi PA lebih dianjurkan dari
pada proyeksi AP, karena pada proyeksi PA
DAFTAR PUSTAKA
TERIMA KASIH