Anda di halaman 1dari 23

Teknik

Radiografi 2
Orbita dan
Foramen
Optikum

KELOMPOK 2

ANATOMI
ORBITA
Orbita terdiri dari
organ-organ vital
penglihatan, serta
pembuluh darah
dan saraf yang
saling
berhubungan.
Struktur atau
bentuk orbita
menyerupai
kerucut.

Lingkaran orbita (bagian terluar kerucut) disebut


base dan bagian ujung posterior kerucut disebut
apex yang bersamaan dengan foramen opticum,
tempat dilaluinya saraf penglihatan dan arteri dari
otak ke mata.
Orbita membentuk sudut kira-kira 37o dari MSP dan
membentuk sudut 30o superior dari OML.

Orbita terdiri dari 7 tulang:


Frontal Bone (orbital plate)
Sphenoid Bone
Small Portion of Palatine
Bone
Zygomatic Bone
Maxillary Bone
Ethmoid Bone
Lacrimal Bone

Dasar orbita dibentuk oleh 3 tulang, yaitu


frontal bone, maxilla dan zygoma.
Beberapa dinding tengah orbita dibentuk
oleh tulang lacrimal yang tipis. Tulang
sphenoid dan ethmoid membentuk
hampir seluruh bagian posterior orbita.

Struktur pada posterior orbita


: Foramen
Opticum,merupakan lubang
kecil pada tulang sphenoid,
terletak pada apex coneshape
orbit.
Fisura
Orbita Superior,
merupakan lubang antara
greater dan lesser wings pada
sphenoid bones, terletak di
samping foramen opticum.
Fisura Orbita Inferior, lubang
yang terletak antara maxilla,
zygomatic dan greater wing
pada sphenoid.
Sphenoid Strut, merupakan
tulang kecil yang memisahkan
fisura orbita superior dan
saluran optik. Saluran optik
adalah saluran kecil yang
masuk ke dalam foramen
opticum.

INDIKASI PEMERIKSAAN

1.Fraktur
2.Foreign body
3.Tumor

Teknik
Pemeriksaan
Radiografi
Orbita dan
Foramen
Orbit & Foramen Optikum [Rara, Beta, Damar, Dimas, Meta, Gilang, Elsa,

PERSIAPAN PEMERIKSAAN
1. Sebelum memanggil pasien, radiografer
mempersiapkan alat dan bahan.
2. Kaset sesuai ukuran
3. Film yang sesuai dengan kaset
4. Marker
5. Alat bantu lain (sandbag, softbag)
6. Radiografer memanggil pasien,
mempersilakan pasien masuk, menyapa
dan memperkenalkan diri.
7. Mencocokan identitas pasien dengan yang
sesuai permintaan foto.
8. Mencocokan klinis dengan permintaan foto.
9. Menanggalkan barang-barang yang bisa
mengganggu pada waktu pemeriksaan.
10.Posisikan pasien sesuai objek yang akan

PA Axial Projection
Caldwell methods
PP : Pasien prone di atas meja
pemeriksaan.
MSP diatur tegak lurus meja
pemeriksaan.
PO : OML diatur tegak lurus meja
pemeriksaan.
Dahi dan hidung menempel
pada meja pemeriksaan.
Atur margin inferior orbita di
tengah kaset.
CR : Vertikal tegak lurus
CP : Masuk ke parietal keluar
tepat
melalui acanthion
Kaset : 18 x 24 cm
FFD
: 100 cm
kV 80 mAs 18 (grid)
Tahan nafas selama eksposi

4 kunci proyeksi :
1. MSP kepala tegak
lurus kaset
2. OML tegak lurus
kaset
3. Arah sinar 15-255
derajat caudad
4. Titik bidik pada
MSP setinggi
outerchantus

Kriteria Radiograf :
Tampak kedua orbita
Tampak kedua foramen optikum
Tulang petrosum tampak

PA Axial Projection
Bartel methods
PP : - Tempatkan pasien berdiri
tegak
membelakangi arah
datangnya
sinar.
- Tempatkan MSP tubuh
berada
pada pertengahan
bucky stand
- Tempatkan lengan pasien
dalam
posisi nyaman, dan bahu
horizontal
PO : - Tempelkan dahi pasien dan
hidung pada bucky stand,
dengan midsagittal yang
tegak
lurus dengan
pertengahan
kaset.
- Leher pasien fleksi sehingga
IOML tegak lurus kaset
Kaset : 18 x 24 cm
FFD
: 100 cm
80 kV 18 mAs 18 (grid)
Tahan nafas selama eksposi.

CR :
Diarahkan 20-25 derajat
chepalad
masuk pada 3 inchi dibawah
oksipital protuberencea
keluar nasion.
CP :
Menembus nasion

Kriteria Radiograf

Tidak terjadi
rotasi cranium,
ditandai dengan
sulcus inferior
orbital simetris
dengan orbita

Rhese Method (PA oblique)


PP : Pasien tidur semiprone atau
prone di atas meja pemeriksaan
dengan sisi yang akan diperiksa
menempel meja pemeriksaan.
PO : Rongga mata yang diperiksa
ditempatkan di tengah kaset.
Bagian

pipi

dan

dagu,

menempel
pada meja pemeriksaan dan
membentuk bidang horizontal,
agar Acanthio Meatal Line (AML)
tegak lurus terhadap meja
pemeriksaan dan MSP kepala
membentuk sudut 53 terhadap

CR : Vertikal tegak lurus kaset.


CP
: Pada kuadran bawah lateral orbita yang
menempel meja
pemeriksaan
Kaset
: 18 x 24 cm (dibagi dua)
FFD : 100 cm
80 kV 18 mAs 18 (grid)
Respirasi tahan nafas selama eksposi.

Kriteria radiograf

Tampak foramen opticum di kwadran lateral bawah pada


fossa orbita.
Tampak foramen opticum terletak pada ujung sphenoid.
Tampak os petrosum di bawah orbita.
Tampak batas-batas rongga orbita.

Rhese Method (AP


oblique)

Posisi Pasien :
Pasien tidur supine di atas meja
pemeriksaan.
Posisi Obyek :
-MSP kepala dirotasikan ke
kiri
jika yang diperiksa orbita bagian
kanan.
-MSP kepala dirotasikan ke kanan
jika yang diperiksa orbita bagian
kiri.
-MSP kepala diatur membentuk sudut
53o
-AML di ekstensikan sehingga tegak
lurus dengan meja pemeriksaan
dengan cara pipi, hidung dan dagu
membentuk bidang horizontal.
Central Ray :
Vertikal tegak lurus kaset.
Central Point :
Pada kuadran bawah lateral orbita
yang diperiksa.
Respirasi :
Tahan nafas selama eksposi.
Kaset : 18 x 24 cm (dibagi dua)
FFD : 100 cm
80 kV 18 mAs 18 (grid)

Kriteria
Radiograf :
Tampak foramen
opticum di
kwadran
lateral bawah
pada fossa
orbita.
Tampak foramen
opticum biasa
terletak pada
ujung
sphenoid.
Tampak os
petrosum di
bawah orbita.

Kesimpulan
Untuk menentukan indikasi pada orbit dan
foramen optikum seperti faktur, foreign body,
tumor, dapat dilakukan teknik pemeriksaan
dengan proyeksi, sebagai berikut :
1. PA Axial
2. PA Oblique
3. AP Oblique

Saran
Pada pemeriksaan orbit dan foramen optikum
diperhatikan juga curvatura karena hal tersebut
sangat berpengaruh pada gambaran radiogaf.
Proyeksi yang digunakan menyesuaikan dengan
kasus yang terjadi, menyesuaikan dengan
kondisi pasien. Proyeksi PA lebih dianjurkan dari
pada proyeksi AP, karena pada proyeksi PA

DAFTAR PUSTAKA

Merrills Atlas of Radiographic


Positions and Radiologic
Procedures Vol 2

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai