PENDAHULUAN
A. Latar belakang
merupakan salah satu gejala khas dari penyakit gastritis mulai dari akut sampai
Gastritis merupakan suatu proses inflamasi, iritasi dan infeksi pada mukosa
dalam tubuh sehingga menimbulkan gejala klinis berupa rasa tidak enak pada perut
semua penderita gastritis mengalami kekambuhan, tapi selama ini belum ada
Gastritis merupakan suatu proses inflamasi, iritasi dan infeksi pada mukosa
dalam tubuh sehingga menimbulkan gejala klinis berupa rasa tidak enak pada perut
1
bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan, diperkirakan hampir
semua penderita gastritis mengalami kekambuhan, tapi selama ini belum ada
akut yang datang mendadak dalam beberapa jam atau beberapa hari dan dapat juga
inflamasi pada mukosa lambung yang disertai kerusakan atau erosi pada mukosa
Gejala umum yang terjadi pada penderita gastritis adalah rasa tidak nyaman
pada perut, perut kembung, mual dan sakit kepala yang mengganggu aktivitas
sehari-hari, muntah, perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang
dapat menjadi lebih baik atau lebih buruk saat makan, hilang selera makan,
ditangani dengan baik akan berakibat fatalbahkan sampai tahap kematian. Gastritis
luka-luka (ulkus) juga dapat menimbulkan perdarahan saluran cerna bagian atas
(SCTA) berupa hematemesis (muntah darah), melena, perforasi dan anemia karena
2
Kondisi seseorang yang sedang mengalami stress sangat berpengaruh
teratur dan kebiasan mengkonsumsi makanan yang pedas, asam dan panas juga
bisa merusak mukosa lambung dan meningkatkan asam lambung, sehingga timbul
rasa nyeri, kembung, atau rasa penuh pada perut bagian atas (Sopyan, 2015).
gastritis karena kebisaan makan yang tidak sesuai baik frekuensi, makan tidak
teratur atau tidak makan apapun dalam waktu relative lama, akibatnya, kadar asam
terjadi, gastritis pun akan semakin beresiko gejala penyakit yang muncul tidak lagi
sekedar mual, muntah atau sakit perut, tetapi juga meningkat hingga feses yang
tinjauan terhadap beberapa negara dunia dan mendapatkan hasil persentase dari
angka kejadian gastritis di dunia, diantaranya Inggris 22%, China 31%, Jepang
14,5%, Kanada 35%, dan Prancis 29,5%. Insiden terjadinya gastritis di Asia
3
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) angka kejadian gastritis pada
beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274.396 kasus dari
angka kejadian infeksi cukup tinggi sebesar 79,6% (Kemenkes, 2013). Sedangkan
data dari Sulawesi Selatan, penyakit gastritis termasuk kedalam sepuluh besar
penyakit rawat inap di Rumah Sakit Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan dengan
jumlah pasien yang keluar karena meninggal sebanyak 1,45% dari jumlah pasien
Proponsi Sulawesi Tengah pada tahun 2015 jumlah pasien gastritis yang rawat
jalan sebanyak 300 orang, jumlah pasien gastritis rawat inap sebanyak 230 orang,
dari kasus tersebut semuanya pasien merasakan nyeri ulu hati,selain tindakan
nonfarmakologis saat ini karena tidak menimbulkan efek samping, dan dapat
Penelitian dari Duwi Wahyu dkk (2013) yang berjudul pola makan sehari-
responden dengan rentang usia 26-36 tahun dengan presentase 30% dan peringkat
terendah pada responden dengan rentang usia >59 tahun. Sedangkan menurut jenis
4
kelamin pada responden perempuan lebih banyak terkena gastritis dengan
presentase 68% dan pada responden dengan jenis kelamin laki-laki yang terkena
berjudul beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian gastritis pada pasien
responden yang memiliki pola makan yang tidak baik mengalami gastritis yaitu 19
responden (50,0%) dan yang tidak terkena gastritis sebanyak 5 orang responden
(13,3%).
menunjukkan data yang cukup tinggi terjadinya gastritis seperti di Kota Surabaya
angka kejadian sebesar 31,2%, Denpasar 46%, serta survey yang dilakukan pada
di Medan angka kejadian infeksi cukup tinggi sebesar 91,6%. Data Profil
posisi peringkat ke 6 pasien rawat jalan dan peringkat ke 5 rawat inap dan
mengatakan bahwa angka kejadian gastritis di Indonesia 40,8% yang terjadi pada
jiwa penduduk.
5
Penelitian Rahmawati (2010) di puskesmas Lamongan didapatkan bahwa
hasil prevalensi rasio (2,19%) untuk responden yang sangat rentan stres psikologis
dan prevalensi rasio (4,67%) bahwa faktor utama terjadinya gastritis karena stres,
stres atau tekanan emosional yang berlebihan pada seseorang dan pola makan yang
tidak sesuai. Stres dapat menyebabkan gastritis karena pada saat anda mengalami
stres maka akan terjadi perubahan hormonal dalam tubuh. Perubahan itulah yang
Asam yang berlebihan menimbulkan perih, nyeri, dan kembung. Apabila hal
tersebut terjadi pada jangka waktu yang lama, dapat menyebabkan luka pada
Mei 2020 yaitu sebesar 214 kasus, tingginya kasus gastritis ini perlu mendapatkan
yang bisa menurunkan sistem pertahanan tubuh sehingga timbul penyakit baru
6
diharapkan dapat meneliti prilaku penderita gastritis dan kemudian dapat
Puskesmas kayuwou ).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
7
b. Untuk mengetahui Hubungan kebiasaan makan dengan terjadinya
D. Manfaat Penelitian
ilmu yang telah diperoleh selama ini dan diharapkan dapat menambah
Diharapkan hasil penelitian ini menjadi salah satu bahan bacaan atau
3. Bagi Peneliti
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Defenisi Gastritis
Gastritis umumnya dikenal dengan istilah sakit “maag” atau nyeri ulu
epitel mukosa supersial yang dapat menjadi penyebab utama pada gangguan
inflamasi pada lambung ditandai dengan rasa mual dan muntah, nyeri,
perdarahan, rasa lemah, nafsu makan menurun atau sakit kepala (Alimul. A,
2010).
penyakit yang ringan dan memiliki gejala yang sering banyak orang rasakan,
namun hanya menganggap hal tersebut sebagai hal yang biasa bahkan tidak
gastritis atau tidak. Gastritis yang dibiarkan akan bertambah parah dan
yang sering dikenal sebagai tukak lambung bahkan bisa disertai dengan
9
muntah darah. Hal ini dapat mengakibatkan fungsi lambung rusak dan dapat
Gastritis dapat disebabkan oleh pola makan yang tidak teratur meliputi
frekuensi makan, jenis dan jumlah makanan. (Fithra, 2014). Pola makan yang
tidak teratur disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal
2. Patofisiologi gastritis
diliputi oleh lapisan tebal mukus yang melindunginya dari cairan asam
dalamnya.
lambung + 0,4 % kelebihan kadar HCL dalam cairan lambung dapat merusak
jaringan selaput dan jaringan halus usus 12 jari,jaringan yang rusak akan
10
3. Autoimun gastritis
mana tubuh salah mengidentifikasi targetnya dan mengenai tubuh kita sendiri
yang di anggap benda asing atau infeksi, sehingga membuat kerusakan bahkan
kehancuran organ tubuh kita sendiri. Hal ini juga bias terjadi pada lambunh
anemia premiciosa, anemia ini terjadi karena tubuh tidak dapat menyerap
(Albert, 2012).
4. Manifestasi Klinis
kolik dan diare. Biasanya, pasien sembuh kira-kira sehari, meskipun nafsu
Suddarth, 2011).
11
Gastritis akut dapat terjadi keluhan berupa nyeri pada epigastrium,
mual, muntah, atau mungkin terjadi hematemelis yang hebat dan melena.
5. Klasifikasi Gastritis
sedangkan pada gastritis kronik berlangsung lebih dari 6 bulan. Gejala yang
ditimbulkan dari gastritis akut biasanya lebih parah dan sangat tidak nyaman,
namun gejala berlangsung hanya sementara dan dalam kurun waktu yang
bertambah belih lama, gejala yang dirasakan pun tidak intens seperti gastritis
akut. Secara umum, gastritis yang merupakan salah satu jenis penyakit dalam,
a. Gastritis Akut
Ida 2017). Gastritis akut merupakan proses inflamasi bersifat akut dan
12
Di samping itu, stress berat seperti luka bakar dan pembedahan,
iskemia dan syok juga dapat menyebabkan gastritis akut. Demikian pula
halnya dengan kemotrapi, uremia, infeksi sistemik, tertelan zat asam atau
b. Gastritis Kronis
terjadi atrofi mukosa dan metaplasia epitel. Keadaan ini menjadi latar
berikut:
selchief.
13
d) Patofisiologis Gastritis Kronis
seperti anemia pernisiosa dan terjadi pada fundus atau korpus dari
6. Komplikasi
14
2) Gastritis kronik komplikasinya adalah perdarahan saluran cerna bagian
1. Defenisi kekambuan
biasanya diawali oleh kebiasaan makan yang tidak teratur sehingga lambung
menjadi sensitif bila asam lambung meningkat. Orang yang memiliki pola
makan tidak teratur mudah terserang penyakit gastritis. Pada saat perut harus
diisi, tapi dibiarkan kosong, atau ditunda pengisiannya, asam lambung akan
2011).
sebabkan oleh respons tubuh yang sifatnya non spesifik terhadap setiap
kembung, mual dan perih hal ini disebabkan karena asam lambung yang
berlebihan.
15
Menurut kamus bahasa Indonesia 2011, kekambuhan penyakit gastritis
merupakan suatu keadaan dimana lambung terasa nyeri atau keadaan dimana
terjadi peradangan pada mukosa lambung yang bersifat akut dan kronis
a. Umur
b. Jenis Kelamin
laki 3 kali lebih banyak dari pada wanita tetapi laporan akhir-akhir ini
16
menunjukkan adanya kecenderungan bahwa insidensi tukak makin banyak
tingginya gejala gangguan mental dan emosional pada wanita dari pada
laki-laki.
d. Pengetahuan
e. Merokok
17
Meroko bisa merusak lapisan mukosa lambung karena asap rokok
sehingga merut peka terhadap radang lambung seperti ulkus dan jika
f. Alkohol
gambaran macam dan model bahan makanan yang dikonsumsi setiap hari.
(Waryana. 2010).
18
Kebiasaan makan dengan menu seimbang perlu dikmulai dan dikenal
dikemudian hari.
3. Frekuensi makan
sampai usus halus. Lama makanan dalam lambung tergantung sifat dan jenis
makanan.
4. Jenis Makanan
dicerna, dan diserap akan menghasilkan paling sedikit susunan menu sehat
19
Menyusun hidangan sehat memerlukan keterampilan dan pengetahuan
gizi berorientasi pada 4 sehat 5 sempurna terdiri dari bahan pokok (nasi, ikan,
(Waryana. 2010).
5. Tujuan Makan
energi baik yang berguna untuk pertumbuhan, mengganti sel tubuh yang
6. Fungsi Makanan
dan bekerja.
Dalam menu Indonesia pada umumnya dapat diolah dengan cara sbb :
1) Merebus (boiling)
20
Merebus adalah mematangkan makanan dengan cara merebus suatu
cairan bias berupa air saja atau air kaldu dalam panci sampai mencapai
2) Memasak (braising)
sedikit cairan pemasak. Bahan makanan yang diolah dengan teknik ini
adalah daging.
3) Mengukus (steaming)
air.
4) Bumbu-bumbuan (simmering)
Pola makan yang baik merupakan hasil dari sebuah rangkaian proses
upaya untuk membentuk pola makan yang baik hendaknya dilakukan secara
seseorang. Beberapa upaya untuk membentuk pola makan yang baik antara
lain :
21
4). Menanamkan norma-norma yang berkaitan dengan makanan
pengaruhi dan dikontrol oleh otak, ketika reseptor otak mengalami kondisi
dan spiritual manusia, yang pada suatu saat dapat mempengaruhi kesehatan
22
a. Stress Psikis
Bagi sebagian orang, keadaan stres umumnya tidak dapat dihindari. Oleh
b. Stress Fisik
lambung (Anonim, 2010).
23
Refluks dari empedu juga dapat menyebabkan gastritis. Bila
tubuh. Cairan ini diproduksi oleh hati. Ketika dilepaskan, empedu akan
Tapi jika katup ini tidak bekerja dengan benar, maka empedu akan masuk
patologis dalam jaringan atau organ tubuh manusia, melalui saraf otonom.
2. Penyebab stress
24
1) Penyebab makro, yaitu menyangkut peristiwa besar dalam kehidupan,
dan antri.
E. Landasan Teori
Stres menurut Selye (tahun 1950 dalam Hawari 2006) adalah respons tubuh
yang sifatnya non spesifik terhadap setiap tuntunan beban stresnya. Orang yang
misalnya pada lambung terasa kembung, mual dan pedih; hal ini disebabkan
Gastritis biasanya diawali oleh pola makan yang tidak teratur sehingga
lambung menjadi sensitif bila asam lambung meningkat. Orang yang memiliki
pola makan tidak teratur mudah terserang penyakit gastritis. Pada saat perut harus
diisi, tapi dibiarkan kosong, atau ditunda pengisiannya, asam lambung akan
mencerna lapisan mukosa lambung, sehingga timbulnya rasa nyeri (Black Joyce,
Gastritis umumnya dikenal dengan istilah sakit “maag” atau nyeri ulu hati
yang dapat menjadi penyebab utama pada gangguan saluran cerna. Pelepasan
epitel dapat merangsang untuk timbulnya proses inflamasi pada lambung ditandai
25
dengan rasa mual dan muntah, nyeri, perdarahan, rasa lemah, nafsu makan
F. Kerangja pikir
diuraikan oleh penulis, maka variabel yang diteliti adalah Hubungan antar stress
Puskesmas kayuwou. Dari uraian di atas, maka kerangka pikir yang digunakan
Stres Terjadinya
Kekambuhan
penyakit
Kebiasaan makan Gastritis
G. Hipotesis
26
Berdasarkan kerangka konsep diatas maka hipotesis dalam penelitian ini
adalah :
gastritis.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
independent dan data variable dependent, di nilai hanya satu kali saja dalam
Tahun 2020.
27
B. Tempat dan Waktu Penelitian
puskesmas kayuwou.
gastritis.
b. Variabel stress
28
Variabel Defenisi Parameter Alat ukur Skala Hasil ukur
Iindependen Operasional
Kebiasaan Kebiasaan Koesioner Kuesioner Nominal 1.Kurang
makan makan Kebiasaan kebiasaan baik = skor
seseorang yang makan : makan (1-3)
di lihat dari pola 1.Frekuensi 2. Baik = skor
makan setiap makan (4-6)
hari meliputi dikatakan baik
frekuensi bila frekuensi
makan dan jenis makan setiap
makan yang harinya 3 kali
relativ makan utama
utama atau 2
kali makan
utama dengan 1
kali makan
selingan. Pola
makan yang
tidak normal di
bagi menjadi 2
yaitu makanan
29
dalam jumlah
banyak, dimana
orang makan
dalam jumlah
banyak dan
makan di
malam hari
2.Jenis makanan
yang
dikonsumsi di
bagi menjadi
dua yaitu makan
utama dan
makan selingan.
Makan utama
adalah makanan
yang
dikonsumsi
seseorang
beruba makan
pagi,siang,dan
malam terdiri
dari sayuran,
lauk pauk,
sayur, buah dan
minuman
30
D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
1. Jenis Data
a. Data Primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti dari
pernyataan).
b. Data Sekunder merupakan data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain
dan data sudah ada (Notoatmodjo, 2010). Data ini diperoleh melalui data
2. Pengumpulan Data
penelitian Unun Maulidiah tahun 2006 tentang hubungan antar stres dan
31
Data penelitian ini menggunakan data primer berupa kuesioner untuk
positif (1,2,3) apabila jawaban Ya skor 1 jika menjawab tidak skor 0 dan 7
mendapat skor 0.
32
E. Pengelolahan Data
1. Entry
2. Coding
Dilakukan untuk memberi tanda pada nomor jawaban yang telah diisi oleh
3. Tabulating
4. Editing
peroleh.
5. Cleaning
6. Describing
F. Analisa Data
1. Analisis Univariat
33
Analisis univariat adalah analisa yang dilakukan dengan menganalisis
ini analisis univariat dilakukan pada tiap variabel dari hasil penelitian dengan
f
P = x 100% Keterangan:
n
f = Frekuensi
2. Analisis Bivariat
menggunakan uji statistik chi-square. Menurut Sabri dan Hastono (2010) uji
34
chi- square adalah pengujian hipotesis mengenai perbandingan antara
tertentu. Uji statistik dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis, yaitu untuk
5%). Jika Pvalue ≤ 0,05 maka hipotesis alternatif (Ha) diterima atau hipotesis
maka hipotesis alternatif (Ha) ditolak atau hipotesis null (Ho) diterima yang
variabel dependen.
G. Penyajian Data
1. Populasi
Populasi (universe) adalah totalitas dari semua objek atau individu yang
memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan di teliti atau
penelitian ini
2. Sampel
35
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi dijadikan
N
n=
1+ N ( d )2
Dimana:
n = Besar Sampel
Perhitungan:
N
n= 2
1+ N ( d)
214
n=
1+214 ¿ ¿
214
n=
1+214 (0,0225)
214
n=
1+ 4,28
214
n=
5,28
36
Provinsi sulawesi Tengah yang diambil dengan metode simple non random
a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah sampel yang dapat dimasukan atau layak untuk
b. Kriteria Eksklusi
atau tidak layak untuk diteliti : Penderita penyakit gastritis yang tidak
37
DAFTAR PUSTAKA
Albert,Jacobus.SakitMaag.http://www.suaramerdeka.com/harian/0508/08/ragam1.
htm. (sitasi 10 November 2010)
Arief Mansjoer, dkk (2011), Kapita Selekta Kedokteran edisi 3 jilid 1, Media
Aesculapius, Jakarta
38
Black joyce. M & Jane Hokanse Hawks,(2014).Medical Surgical Nursingvol
2.Jakarta: Salemba Medika
Laylawati, Endang. 2012. Penyakit Maag Dan Gangguan Pencernaan. Kanisius: 13-
28.
National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease. Gastritis. 2014
(diunduh Juni 2020). Tersedia dari: https://www.niddk.nih.gov/health-
information/ digestive-disease/gastritis
ProfilkesehatanProvinsiSulawesiTengah.https://dinkes.sultengprov.go.id/wpcontent/u
ploads/2018/06/2017.pdfdiaksestangga 15 Juni 2020
39
Wahyu D. Pola makan sehari-hari penderita gastritis (artikel penelitian).Malang:
Poltekkes Kemenkes. 2015.
40