PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
satu organ penting yang rentang mengalami gangguan, gastritis menjadi salah
satu penyakit yang paling banyak dijumpai di klinik penyakit dalam dan
dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain (Wijaya & Putri, 2013).
Gastritis secara umum dikenal dengan istilah sakit maag atau ulu hati
yang disebut peradangan pada dinding lambung terutama pada selaput lendir
ditandai dengan rasa mual dan muntah, nyeri, perdarahan, rasa lemah,nafsu
makan menurun atau sakit kepala. Pembagian klinis gastritis secara garis besar
dibagi menjadi dua jenis yaitu gastritis akut dan gastritis kronis (Nosi &
Megawati, 2014)
rokok. Terjadinya gastritis dapat disebabkan oleh pola makan yang tidak baik
dan tidak teratur sehingga lambung menjadi sensitif bila asam lambung
makanan yang bergas, makanan yang bersantan, makanan yang pedas, asam,
Faktor pola makan atau frekuensi makan yang baik dimana makan mulai
dari jam 7 hingga jam 10 pagi. Diikuti makan yang kedua dengan jarak enam
jam setelahnya mulai jam 1 siang hingga jam 3 sore. Ketika makanan
Efek pada saluran pencernaan menyebabkan penurunan aliran darah pada sel
akan merangsang sekresi adrenalin. Bahan kimia ini akan menuju ginjal dan
pertahanan tubuh. Namun jika mekanisme pertahanan ini menjadi kronis maka
kita akan menjadi lebih rentan terhadap penyakit (Nasir & Muhith, 2011).
iritasi pada respons mukosa lambung yang terus menerus, jaringa menjadi
meradang dan dapat terjadi perdarahan, masuknya zat-zat seperti asam dan
basa kuat yang bersifat korosif mengakibatkan peradangan dan nekrosis pada
Julia, 2014).
rasa perih pada perut yang diakibatkan terlalu banyak menghisap rokok dan
lambung dapat bertahan terhadap keasam cairan lambung, karena beberapa zat
penduduk setiap tahun dan umumnya terjadi pada penduduk yang berusia 20-
30 tahun adalah usia yang paling sering mengalami gastritis dan menyerang
pada populasi Shanghai sekitar 17,2% yang secara subtansial lebih tinggi dari
beberapa hasil presentasi dari angka kejadian gastritis di dunia, dimulai dari
negara angka kejadian gastritis paling tinggi yaitu, Amerika dengan presentasi
mencapai 47% kemudian diikuti oleh India dengan presentasi 43% lalu
beberapa negara lainnya seperti Indonesia 40,8%, Kanada 35%, China 31%,
Francis 29,5%, Inggris 22% dan jepang 14,5%.Angka kejadian gastritis pada
terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit di Indonesia dengan jumlah
jumlah 51.962 atau 3,00%. (Dinkes Provinsi Lampung, 2014). Data yang
Sejalan hasil penelitian yang dilakukan oleh Megawati & Nosi (2014)
yang menyatakan bahwa ada hubungan antara pola makan terhadap kejadian
gastritis diperoleh ρ= 0,024 (ρ< 0,05) yang artinya ada pengaruh antara pola
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Bupu Nay dkk (2013)
responden (6%) yang tidak menderita gastritis, dan 17 responden (34%) yang
Setelah dilakukan uji statistik dengan chi-square diperoleh nilai ρ = 0,000 < α
Gastritis yang ada dirawat jalan, pada laki-laki berjumlah 27 orang dan pada
B. Rumusan Masalah
mual dan muntah, nyeri, perdarahan, rasa lemah, nafsu makan menurun atau
sakit kepala dan bisa juga karena inflamasi yang terjadi pada lapisan lambung,
yang sering merasa nyeri pada bagian perut melalui bakteri helicobacter
mengenai terjadinya gastritis bisa karena frekuensi atau pola makan, stres,
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Ruang Lingkup
Objek dalam penelitian ini adalah stress, pola makan, alkohol, merokok dan
E. Manfaat Penelitian
1. Aplikatif
c. Bagi perawat
penanganan gastritis.
2. Institusi Pendidikan
Pringsewu Lampung.
3. Peneliti Selanjutnya
menyebabkan gastritis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Gastritis
1. Pengertian Gastritis
lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difusi atau local (Nurarif &
Kusuma, 2015).
dengan bakteri atau bahan iritan lain (Wijaya & Putri, 2013).
oleh iritasi pada mukosa lambung, gastritis biasa terjadi dapat disebabkan
gastritis akut dan tipe tidak umum gastritis kronik (LeMone, M.Burke &
Bauldoff 2016).
2. Etiologi Gastritis
yang kuat. Tetapi lapisan lambung dapat mengalami iritasi dan peradangan
lambung).
b. Gastritis karena stress akut, merupakan jenis yang paling berat, yang
disebabkan oleh penyakit berat atau trauma (cidera) yang terajdi secara
tiba-tiba.
d. Gastritis karena virus dan jamur bisa terjadi pada penderita penyakit
a. Pola Makan
Pola makan atau frekuensi makan yang baik dimana makan mulai
dari jam 7 hingga jam 10 pagi. Diikuti makan yang kedua dengan jarak
enam jam setelahnya mulai jam 1 siang hingga jam 3 sore. Ketika
sel dalam memproduksi zat asam lambung, getah dan enzim lambung.
b. Stres
adrenalin. Bahan kimia ini akan menuju ginjal dan memicu proses
kronis maka kita akan menjadi lebih rentan terhadap penyakit(Nasir &
Muhith, 2011).
c. Pekerjaan
2010).
d. Alkohol
dapat terjadi perdarahan, masuknya zat-zat seperti asam dan basa kuat
e. Merokok
4. Pathway
Gambar 2. 1
Patofisiologi
Obat-
obatan(NISAD,aspirin, H. phylori kafein
sulfanomida
steroid,digitalis)
Inflamasi
Erosi mukosa lambung Perdarahan
Nyeri Epigastrium
Menurun tonus dan MukosaLambungkehilan
peristaltic lambung ganintegritasjaringan
Me ↓ Sensoriuntukmakan
Mual Doronganekspulsiisilamb
ungkemulut
Kekurangan Volume
Cairan
5. Manfestasi Klinis
perdarahan aktif.
6. Komplikasi
7. Pemeriksaan penunjang
bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam
infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia, yang
infeksi.
e. Ronsen saluran cerna bagian atas. Tes ini akan terlihat adanya tanda-
ronsen. Cairan ini melapisi saluran cerna dan akan akan terlihat lebih
8. Penatalaksanaan Gastritis
a. Gastritis Akut
b. Gastritis kronis
disertai sel pariental dan chief sell. Dinding lambung menjadi tipis dan
9. Patofisiologi
peningkatan difusi balik ion hydrogen. Gangguan difusi pada mukosa dan
Masuknya zat-zat seperti asam dan basa kuat yang bersifat korosif yang
B. Pola Makan
1. Pengertian
Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah
pada kesehatan tubuh, terutama menurunnya sistem imun. Hal ini bisa
terjadi karena pola makan yang tidak benar dapat menyebabkan asupan
mungkin tidak mempunyai pengaruh apa pun sebab banyak diantara kita
yang mempunyai pola makan yang buruk namun masih sehat-sehat saja.
banyak penyakit mulai dari yang paling ringan seperti gastritis hingga
tidak diperhatikan lagi.Padahal, porsi makan yang terlalu banyak itu tidak
baik, begitu jugasebaliknya. Pola makan yang buruk ini juga dapat
akan merusak berat badan kita namun juga kesehatan kita(Hidayah dalam
a. Frekuensi makan
dengankosongnya lambung.
hingga jam 10 pagi. Diikuti makan yang kedua dengan jarak enam jam
(Sulistyoningsih, 2011).
b. Jenis makanan
ini akan mengakibatkan panas dan nyeri dihulu hati yang disertai
dan jenis makan yang dimakan. Serta porsi makan dimana jumlah
suatu ukuran maupun takaran makanan ayng dikonsumsi pada tiap kali
itu, makanan dengan kebiasaan dan porsi makan yang tidak baik akan
(Harahap, 2012).
C. Stress
1. Pengertian
berlangsung terus menerus (tugas yang terlalu berat, atau tugas yang tidak
mampu dilakukan karena situasi yang tidak kondusif atau stress yang
disebabkan oleh taruma). Stres juga sebagai reaksi aktif respon tubuh
terhadap lingkungan yang memproteksi diri dan juga sebagai bagian dari
sistem pertahan yang membuat kita tetep hidup dan dimana kondisi yang
2. Penyebab stres
Menurut Nasir & Muhith (2011). Secara garis besar stres dibagi
Secara garis besar tingkat respon stres dibagi menjadi beberapa yaitu
kepada orang lain maupun diri sendiri yang menimbulkan rasa senang,
negatif dan ada indikasi mengganggu intergritas diri yang bisa berupa
4. Dampak stres
belajar dan berfikir. Dampak negatif stres dapat berupa gejala fisik
perut, magg, berubahhan selera makan, susah tidur, dan dan kehngan
5. Pengukuran Stress
a. Normal 0-14
D. Alkohol
1. Pengertian
2. Dampak
masuknya zat-zat seperti asam dan basa kuat yang bersifat korosif
1. Pengertian Rokok
pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat
2. Kandungan Rokok
a. Nikotin
(Rahmawati, 2012)
ug. Sebungkus rokok yang habis dihisap dalam satu hari akan
c. Karbonmonoksida (CO)
Unsur ini dihasilkan oleh pembakaran yang tidak sempurna dari unsure
d. Tar
komponen padat asap rokok, dan bersifat karsinogen. Pada saat rokok
3. Kategori Perokok
2012).
F. Kerangka Teori
Gambar 2.2
Kerangka Teori
Sumber: Aminudin, 2013; Oktaviani dalam Kurniawan, 2018; Nasir & Muhith,
2011; Chasanah, 2010; Bayer dalam Angkow, Julia, 2014; Nurhayati, 2010.
G. Kerangka Konsep
Gambar 2.3
Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
1. Stres
2. Pola Makan Gastritis
3. Alkohol
4. Merokok
H. Hipotesis
(Notoatmojo, 2010)
Ha :
Ho :
BAB III
METEDOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach) artinya tiap
(Notoatmodjo, 2010).
B. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran
yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep
29
30
penelitian :
1. Variabel Independen
2. Variabel Dependen
C. Defenisi Operasional
dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan.
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Definisi Skala
No Variabel Alat ukur Cara ukur Hasil ukur
operasional ukur
Variabel independen
1 Pola Kebiasaan Kuesioner Mengisi 1:Baik bila Ordinal
makan seseorang dalam Penelitan kuesioner skor ≥8,30
makan setiap hari. dengan pola makan 0: Tidak Baik
Dalam hal ini pola menggunakan dengan bila skor <8,30
makan diukur kriteria : ceklis
berdasarkan ceklis atau jawaban Ya,
keteraturan makan. Ya, Tidak Tidak
2 Stres Stress merupakan Kuesioner Mengisi 4 : Normal 0-14 Ordinal
reaksi yang tidak DASS kuisioner 3 :Stress ringan
diharapkan yang (Depression 15-18
muncul disebabkan anxiety and 2: Stress sedang
oleh tingginya stress scale 19-25
tuntutan 1: Stress berat
lingkungan kepada 26-33
seseorang. Di mana 0: Stress sangat
harmoni atau berat ≥34
keseimbangan
antara kekuatan
dan
kemampuannya
terganggu.
3 Alkohol Kebiasaan Kuesioner Mengisi 1 : Tidak Ordinal
seseorang dalam Penelitan kuesioner Mengkonsumsi.
meminum suatu dengan alkohol Bila
minuman yang menggunakan dengan 0 : Konsumsi
mengandung kriteria : ceklis bila skor
alkohol. Dalam hal ceklis atau jawaban Ya,
ini kebiasaan Ya, Tidak Tidak
konsumsi alkohol
diukur jika
dilakukan secara
berulang.
4 Merokok Perilaku seseorang Kuisioner Mengisi 3 : Berat Ordinal
dalam menghisap Penelitan kuisionermer 2: Sedang
asap tembakau dengan okok dengan 1: Ringan
yang dibakar dalam menggunakan ceklis 0: Tidak
tubuh dan kriteria : jawaban Ya, Merokok.
menghembusnya ceklis atau Tidak
kembali. Ya, Tidak
Variabel dependen
5 Gastritis Gastritis adalah Rekam Medis Ceklis 1 : Gastritis Ordinal
suatu keadaan 0 : Tidak
peradangan atau Gastritis
perdarahan mukosa
lambung yang
dapat bersifat akut,
kronis.
1. Populasi
disebut studi populasi atau studi sensus. Populasi dalam penelitian ini
2. Sampel
a. Besar Sampel
(2014):
Keterangan:
N : Jumlah sampel
𝑍1−𝛼 : Angka galad baku normal α, α 5% dua arah besarnya adalah 1,96
𝑍1−𝛽 : Angka galad baku normal untuk 1 − 𝛽 besarny adalah 0,84
P1 : Proporsi pajanan pada kelompok kasus
P2 : Proporsi pajanan pada kelompok kontrol
adalah:
(1,31 + 0,53)2
n=
(0,28)2
(1,31 + 0,53)2
n=
(0,28)2
3,38
n=
0,078
43,3 = 43 Sampe
b. Kriteria Sampel
1) Kriteria inklusi
Kriteria Inklusi adalah kriteria atau ciri- ciri yang perlu dipenuhi
2) Kriteria Eksklusi
c. Tehnik Sampling
F. Etika Penelitian
Etika penelitain yaitu hak objek penelitian dan yang lainya harus di
harus dirahasiakan, untuk itu perlu tanpa nama (anonymity) dan rahasia
penelitian ini prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti
yang ditimbulkan)
mencegah atau paling tidak mengurangi rasa sakit, cidera, stres maupun
informasi.
1. Instrumen
persetujuan responden.
tidak.
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan pada subjek dan proses
responden.
consent.
1. Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-
penelitian ini perlu uji validitas. Uji validitas kuisioner konsumsi alkohol
2. Reabilitas
crombath) dengan kriteria hasil yaitu dikatakan reliabel jika nilai r hitung
nilai cronbach alpha sebesar 0,920 dan kuisioner merokok dengan nilai
a. Editing
b. Coding
Koding pada variebel pola makan kode 1 bila pola makan baik
sedangkan kode 0 bila pola makan tidak baik, variebel stress kode 3
bila stres sangat berat, kode 2 bila stres berat, kode 1 bila stres ringan
ringan, kode 1 bila perokok sedang dan kode 0 bila perokok berar.
komputerisasi.
2. Analisa Data
a. Analisa Univariat
b. Analisis Bivariat
value) < 0,05 maka HO ditolak, yang berarti ada hubungan yang
value) > 0,05 maka Ho gagal ditolak, yang berarti tidak ada pengaruh
J. Jalannya penelitian
1. Langkah Persiapan
a. Peneliti meminta surat izin dari pihak kampus untuk melakukan survei
melakukan survei.
pembimbing.
h. Menyiapkan presentasi.
2. Langkah Pelaksanaan
a. Peneliti meminta izin dari pihak kampus maupun dari pihak tempat
penelitian.
dilakukannya penelitian.
proses bimbingan lalu data disajikan dalam bentuk karya ilmiah dan
dipersentasikan.
DAFTAR PUSTAKA
Harahap, W. 2012. Hubungan Pola Makan dengan status Gizi pada siswa SMA 2
Rintisan sekolah bertaraf Internasional (RSBI). Status Gizi Anak.
Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015. Jakarta : Kemenkes RI;
2016.
LeMone P, Burke & Bauldoff. 2016, Buku ajar Keperawatan Medical Bedah:
Gangguan Gastrointestinal, Ed. 5. Jakarta: EGC.
Sulistyoningsih. 2011. Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Wijaya, A.S & Putri, Y.M, 2013, Keperawatan Medikal Bedah 1, Yogyakarta:
Nuha Medika.
Yosep, I. 2013. Keperawatan Jiwa (Edisi 5 ed). Bandung: PT. Refika Aditama.