Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN STRES DENGAN KEJADIAN

GASTRITIS DI PUSKESMAS PAJANG SURAKARTA

Indra Sartika1, Shinta Rositasari2, Wahyu Bintoro3

Latar Belakang: Penyakit gastritis dapat menyerang semua tingkat usia maupun
jenis kelamin, survei menunjukkan gastritis sering menyerang usia produktif,
karena pola makan tidak teratur dan mengalami stres.
Tujuan: Mengetahui hubungan pola makan dan stres dengan gastritis di
Puskesmas Pajang Surakarta.
Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan pendekatan
cross-sectional. Populasi penelitian adalah seluruh pasien gastritis Puskesmas
Pajang Laweyan Surakarta sebanyak 53 responden, sampel berjumlah 53 dengan
teknik pengambilan sampel total sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner
pola makan dan kuesioner stres DASS 42. Teknik analisis data menggunakan
rumus persentase, chi square dan regresi logistik.
Hasil: (1) Pola makan responden penelitian paling banyak termasuk kategori baik
yaitu terdapat 32 pasien (60,38%). (2) Tingkat stres responden penelitian paling
banyak termasuk kategori ringan yaitu terdapat 35 pasien (66,04%). (3) Kejadian
gastritis responden penelitian paling banyak termasuk kategori akut yaitu terdapat
38 pasien (71,70%) (4) Ada hubungan pola makan dengan kejadian gastritis
pasien rawat jalan di Puskesmas Pajang Surakarta (sig. = 0,002). (5) Ada
hubungan stres dengan kejadian gastritis pasien rawat jalan di Puskesmas Pajang
Surakarta (sig. = 0,000). (6) Hubungan pola makan dan stres dengan kejadian
gastritis pasien rawat jalan di Puskesmas Pajang Surakarta sebesar 80,5%.
Simpulan: Terdapat hubungan pola makan dan stres dengan kejadian gastritis
pasien rawat jalan di Puskesmas Pajang Surakarta

Kata Kunci: Pola makan, stres, kejadian gastritis


__________________________________________________________________________________________________

1) Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sahid Surakarta


2) Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sahid Surakarta
3) Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sahid Surakarta

53
JIKI VOL.13 NO.2 OKTOBER 2020 ISSN. 1979-8261, e-ISSN. 2657-0076
THE CORRELATIONS BETWEEN DIETARY AND STRESS
WITH THE INCIDENCE OF GASTRITIS IN PAJANG
HEALTH CENTER OF SURAKARTA

Indra Sartika1, Shinta Rositasari2, Wahyu Bintoro3

Background: Gastritis can attack all ages and genders, surveys show gastritis
often attacks productive age, because of irregular eating patterns and stress
Objective: Knowing the correlations between dietary habit and stress with
gastritis in Pajang Health Center of Surakarta.
Method: This type of researched descriptive correlational with a cross-sectional
approach. The population of the study was 53 patients of Pajang Laweyan
Surakarta gastritis patients, 53 samples with total sampling technique. The
research instrument was a dietary questionnaire and DASS 42 stress
questionnaire. Data analysis techniques used percentage formula, chi square and
logistic regression
Result: (1) The diet of the most respondents included in the good category, there
were 32 patients (60.38%). (2) The most stressful level of research respondents
included in the light category, there were 35 patients (66.04%). (3) The highest
incidence of gastritis in the study respondents included in the acute category,
namely 38 patients (71.70%) (4) There was a correlation between eating patterns
and the incidence of gastritis in outpatients in Pajang Health Center of Surakarta
(sig. = 0.002). (5) There was correlations of stress with the incidence of gastritis
in outpatients in Pajang Health Center of Surakarta (sig. = 0,000). (6) The
correlations between diet and stress with the incidence of gastritis in outpatients
at Pajang Health Center of Surakarta was 80.5%.
Conclusion:There was correlations between diet and stress with the incidence of
gastritis at Pajang Health Center of Surakarta

Keywords:Diet, stress, the incidence of gastritis


__________________________________________________________________________________________________

1) Student of Nursing Science Program of Sahid Surakarta University


2) Lecturer of Nursing Science Program of Universitas Sahid Surakarta
3) Lecturer of Nursing Science Program of Universitas Sahid Surakarta

54
JIKI VOL.13 NO.2 OKTOBER 2020 ISSN. 1979-8261, e-ISSN. 2657-007
PENDAHULUAN kejadian gastritis menempati urutan ke-5
meningkat menjadi 34.774 atau 5,17% yang
Penyakit gastritis adalah suatu peradangan melakukan rawat jalan (Dinas Kesehatan Kota
mukosa lambung yang bersifat akut, kronik, Surakarta, 2014). Gejala umum pada penyakit
difus atau lokal, dengan karakteristik anoreksia, gastritis yaitu rasa tidak nyaman pada perut,
perasaan penuh diperut (tengah), tidak nyaman kembung, sakit kepala dan mual muntah,
pada epigastrium, mual, dan muntah keluhan lain seperti merasa tidak nyaman pada
(Ardiansyah, 2012). Penyakit gastritis dapat epigastrium, sakit seperti terbakar pada perut
menyerang semua tingkat usia maupun jenis bagian atas yang dapat berakibat lebih buruk
kelamin. Beberapa survei menunjukkan bahwa ketika makan, nafsu makan hilang, bersendawa
gastritis paling sering menyerang usia produktif dan kembung, bisa juga disertai demam,
karena pola makan tidak teratur dan mengalami menggigil (kedinginan) hal ini dapat
stres yang mudah terjadi akibat pengaruh mengganggu aktifitas sehari-hari. Kebanyakan
faktor-faktor lingkungan (Imayani, Myrnawati kasus gastritis tidak secara permanen merusak
dan Aritonang, 2017). lapisan perut tetapi seseorang yang menderita
Di dunia, insiden kejadian gastritis sekitar gastritis sering mengalami serangan
1,8 - 2,1 juta dari jumlah penduduk setiap tahun kekambuhan yang mengakibatkan nyeri di ulu
(Sarly, 2015). Menurut World Health hati (Wahyu Dewi, 2015).
Organization (WHO) tahun 2014, angka Faktor-faktor yang mempengaruhi
kejadian gastritis paling tinggi yaitu berada di kejadian gastritis diantaranya pola makan, dan
negara Amerika Serikat dengan persentase stres (Imayani, Myrnawati dan Aritonang,
47%, diikuti negara India berada di posisi 2017). Penelitian Murjayanah (2011) penderita
kedua dengan persentase 43%. Prevalensi gastritis yang stres psikis memiliki resiko 3,240
kejadian gastritis di Indonesia terdapat 40,5%, kali lebih tinggi untuk menderita gastritis
sebesar 274,396 kasus dari 238,672,223 jiwa, dibandingkan dengan yang tidak stres psikis.
dengan angka kejadian gastritis paling tinggi Stress berhubungan dengan peningkatan berat
berada di Medan sebesar 91,6%, Denpasar badan dan penurunan berat badan. Beberapa
sebesar 46% (Depkes RI, 2014). orang memilih untuk mengkonsumsi garam,
Berdasarkan profil kesehatan Indonesia lemak, dan gula untuk menghadapi ketegangan
tahun 2013, kejadian gastritis merupakan salah dan kemudian mengalami penambahan berat
satu penyakit di dalam sepuluh penyakit badan. Turunnya berat badan merupakan salah
terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit satu akibat yang paling non spesifik dari
di Indonesia dengan jumlah 30,154 kasus keadaan stres kronis.
(4,9%) (Zhaoshen, 2014). Di kota Surabaya Hasil survei pendahuluan yang dilakukan
angka kejadian Gastritis sebesar 31,2%, di wilayah kerja Puskesmas Pajang Surakarta,
Denpasar 46%, di Jawa Tengah angka kejadian didapatkan pasien gastritis yang rawat jalan
gastritis paling tinggi yaitu sebesar 79,6% sebanyak 7 orang sering mengalami sakit perut,
(Riskesdas, 2013). mual, muntah, perut kembung dan kehilangan
Menurut data Dinas Kesehatan Kota selera makan. Gejala umum kejadian gastritis
Surakarta tahun 2013 kejadian gastritis sebesar adalah mual, perut kembung, muntah, gangguan
32.675 orang atau 4,80% sedangkan tahun 2014 pencernaan, kehilangan selera makan, muntah
55
JIKI VOL.13 NO.2 OKTOBER 2020 ISSN. 1979-8261, e-ISSN. 2657-0076
darah atau bubuk seperti kopi. Selain itu Variabel independen/bebas dalam
kejadian gastritis biasanya diawali dengan pola penelitian ini adalah pola makan dan stres.
makan yang tidak teratur sehingga lambung Variabel dependen/terikat dalam penelitian ini
menjadi sensitif bila asam lambung meningkat. adalah kejadian gastritis. Instrumen penelitian
adalah alat-alat yang akan digunakan untuk
METODE PENELITIAN mengumpulkan data (Notoatmodjo, 2010).
Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner
Jenis penelitian ini adalah deskriptif tentang pola makan, stres dan kejadian gastritis.
korelasional yaitu penelitian yang diarahkan Instrumen penelitian mengenai pola makan
untuk menjelaskan hubungan antara dua menggunakan skala Likert yang terdiri
variabel yaitu variabel bebas dengan variabel favorable dan unfavorable. Kuesioner pola
terikat. Sedangkan desain yang digunakan makan terdiri 20 pertanyaan dengan 4 alternatif
untuk penelitian ini adalah cross sectional yaitu jawaban jika favorable dengan jawaban Sangat
penelitian yang menekankan waktu Setuju (skor 4), Setuju (Skor 3), Tidak Setuju
pengukuran/ observasi data variabel independen (skor 2) dan Sangat Tidak Setuju (skor 1),
dan dependen dilakukan satu kali pada saat itu sedangkan untuk pertanyaan unfavorable
(Nursalam, 2015). Penelitian ini dilaksanakan Sangat Setuju (skor 1), Setuju (Skor 2), Tidak
pada tanggal 03 – 08 September 2018 di Setuju (skor 3) dan Sangat Tidak Setuju (skor
Puskesmas Pajang Surakarta yang beralamat Jl. 4).
Sidoluhur No. 29 Pajang, Laweyan, Kota Instrumen variabel stres menggunakan
Surakarta. pengukuran Depression Anxiety Stress Scale 42
Populasi dalam penelitian ini adalah (DASS 42). DASS 42 diaplikasikan dengan
seluruh pasien gastritis Puskesmas Pajang format rating scale (skala penilaian) dengan
Laweyan Surakarta sebanyak 53 responden
skala Likert. Tingkat stress dalam penelitian ini
(Data Arsip Puskesmas Pajang Surakarta,
berupa ringan, sedang, dan berat. Instrumen ini
2018). Sampel dalam penelitian ini adalah
telah dimodifikasi oleh Purwati (2012) untuk
seluruh pasien dengan kejadian gastritis di
mengetahui tingkat stres akademik. Dalam
Puskesmas Pajang Surakarta sebanyak 53
instrumen ini telah dimodifikasi dengan
responden. Sampling adalah suatu cara yang
menambahkan pernyataan-pernyataan
ditempuh dengan pengambilan sampel yang
berdasarkan studi pustaka yang mencakup
benar-benar sesuai dengan keseluruhan obyek
subvariabel fisik, emosi/psikologi, perilaku dan
penelitian (Nursalam, 2015). Teknik
telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
total sampling. Total sampling adalah teknik Pengumpulan data penelitian dilakukan
pengambilan sampel dimana jumlah sampel setelah peneliti mendapatkan Surat Pengantar
sama dengan populasi (Sugiyono, 2016). dari Ketua Program Studi S1 Keperawatan
Alasan mengambil total sampling karena Fakultas Sains Teknologi Kesehatan
menurut Sugiyono (2016) jumlah populasi yang Universitas Sahid Surakarta. Selanjutnya
kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan peneliti melakukan pengumpulan data
sampel penelitian semuanya. penelitian di Puskesmas Pajang Surakarta.

56
JIKI VOL.13 NO.2 OKTOBER 2020 ISSN. 1979-8261, e-ISSN. 2657-0076
Penelitian dilakukan dengan menggunakan Hasil Uji Bivariat
kuesioner sebagai alat bantu, kemudian Tabel 2. Hasil Uji Bivariat dengan Partial Test
dikumpulkan kembali oleh peneliti dan B S.E Wald df Sig.
diperiksa kelengkapannya untuk dilakukan Pola Makan 0,006 0,104 0,003 1 0,955
Stres 0,373 0,141 6,972 1 0,008
pengolahan secara statistik. Constant -11,798 8,730 1,826 1 0,177
Analisa univariat digunakan untuk
menjelaskan karakteristik masing-masing 1. Nilai koefisien regresi pola makan sebesar
variabel yang diteliti. Bentuk penyajian data 0,003 dan nilai signifikansi sebesar 0,955
dengan persentase dan proporsi. Data yang (0,955 > 0,05), sehingga dapat disimpulkan
telah terkumpul dihitung untuk melihat tidak ada hubungan pola makan dengan
prosentase jumlah data yang ada. Analisa kejadian gastritis pasien rawat jalan di
bivariat digunakan untuk melihat hubungan Puskesmas Pajang Surakarta.
antara variabel independen yaitu hubungan pola 2. Nilai koefisien regresi stres sebesar 6,972
makan dan stres dengan kejadian gastritis dan nilai signifikansi sebesar 0,008 (0,008
sebagai variabel dependen. Uji hipotesis < 0,05), sehingga dapat disimpulkan ada
bivariat dilakukan dengan Regression Logistic hubungan stres dengan kejadian gastritis
dengan melihat nilai Partial Test. Analisa pasien rawat jalan di Puskesmas Pajang
multivariat untuk mengetahui hubungan antara Surakarta.
banyak variabel bebas dengan suatu varuabel
terikat. Uji hipotesis multivariat dilakukan Hasil Uji Multivariat
dengan Regression Logistic. Hasil uji regresi Uji multivariat digunakan untuk
logistik dapat dilihat dari nilai R Square mengetahui hubungan lebih dari satu variabel
Negelkerke, dimana untuk mengetahui besarnya independent terhadap variabel dependent. Uji
hubungan pola makan dan stres terhadap statistik yang digunakan adalah regresi logistik
kejadian gastritis di Puskesmas Pajang (regression logistic). Apabila pada OLS
Surakarta. mewajibkan syarat atau asumsi bahwa error
HASIL PENELITIAN DAN varians (residual terdistribusi secara normal.
PEMBAHASAN Sebaliknya, pada regresi logistik ini tidak
dibutuhkan asumsi tersebut, sebab pada regresi
Hasil Uji Univariat
jenis ini tidak mengikuti distribusi logistik.
Tabel 1 Hasil Uji Univariat
Regresi Logistic menggunakan kategori
Distribusi Frekuensi
Uji Univariat sebagai indikatornya, sehingga diperoleh nilai
Frekuensi Persentase
Pola Makan kejadian gastritis akut dan kronis. Nilai odd
Baik 32 60,38 ratio menunjukkan kecenderungan variabel
Buruk 21 39,62
Stress kejadian gastritis (akut/kronis) dilihat dari
Stres Ringan 35 66,04 variabel pola makan dan stres.
Stres Sedang 18 33,96
Kejadian Gastritis Tabel 4. Output SPSS Odd Ratio
Gastritis Akut 38 71,70 B S.E Wald df Sig. Exp. (B)
Gastritis Kronis 15 28,30 Pola Makan 0,006 0,104 0,003 1 0,955 1,006
Stres 0,373 0,141 6,972 1 0,008 1,452

57
JIKI VOL.13 NO.2 OKTOBER 2020 ISSN. 1979-8261, e-ISSN. 2657-0076
Constant -11,798 8,730 1,826 1 0,177 0,000 terstimulasi. Bila seseorang telat makan
sampai 2-3 jam, maka asam lambung yang
Hasil Outpus SPSS Odd Ratio diperoleh
diproduksi semakin banyak dan berlebih
nilai Exp. (B) pada variabel pola makan sebesar
dapat mengiritasi mukosa lambung serta
1,006 dan variabel stres sebesar 1,452. Hal ini
menimbulkan rasa nyeri di sekitar
dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
epigastrium (Brunner dan Suddarth, 2012).
1) Pola makan = 1,006; Kejadian gastritis
Hasil penelitian ini mendukung
kronis akan meningkat menjadi 1,006 kali
penelitian Maulidiyah, dkk (2014) yang
pada pola makan buruk dibandingkan pada
menemukan ada hubungan pola makan
pola makan yang baik.
dengan resiko gastritis pada mahasiswa
2) Stres = 1,452; Kejadian gastritis kronis
yang menjalani sistem KBK. Hasil
akan meningkat menjadi 1,452 kali pada
penelitian Merita, dkk (2016) juga
stres sedang dibandingkan pada stres yang
menemukan terdapat hubungan yang
ringan.
bermakna antara pola konsumsi dengan
kejadian penyakit gastritis di Puskesmas
Pembahasan
Pakuan Baru Kota Jambi Tahun 2015.
Pembahasan hasil penelitian difokuskan
2. Hubungan Stres dengan Kejadian Gastritis
hubungan antara pola makan dan stres terhadap
Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Surakarta
kejadian gastritis pasien rawat jalan di
Hasil penelitian diketahui terdapat
Puskesmas Pajang Surakarta.
hubungan antara stres dengan kejadian
1. Hubungan Pola Makan dengan Kejadian
gastritis pada pasien rawat jalan di
Gastritis Pasien Rawat Jalan di Puskesmas
Puskesmas Pajang Surakarta. Menurut
Surakarta
Greenberg (2002, dalam Prio (2010) stres
Hasil penelitian diketahui tidak
memiliki efek negatif melalui mekanisme
terdapat hubungan antara pola makan
neuroendokrin terhadap saluran
dengan kejadian gastritis pada pasien rawat
pencernaan, sehingga beresiko untuk
jalan di Puskesmas Surakarta. Menurut
mengalami gastritis. Efek stres pada saluran
Brunner & Suddarth (2012) orang yang
pencernaan menyebabkan penurunan aliran
memiliki pola makan tidak teratur mudah
darah pada sel epitel lambung dan
terserang penyakit gastritis. Pada saat perut
mempengaruhi fungsi sel epitel dalam
harus diisi, tetapi dibiarkan kosong, atau
melindungi mukosa lambung.
ditunda pengisiannya, asam lambung akan
Apabila stres mental dan emosi
mencerna lapisan mukosa lambung,
tersebut berlangsung dalam jangka waktu
sehingga timbul rasa nyeri.
yang cukup lama, maka tubuh akan
Secara alami lambung akan terus
berusaha untuk menyesuaikan diri
memproduksi asam lambung setiap waktu
(beradaptasi) dengan tekanan tersebut.
dalam jumlah yang kecil setelah 4-6 jam
Kondisi yang demikian, dapat
sesudah makan biasanya glukosa dalam
menyebabkan terjadinya perubahan-
darah telah banyak terserap dan terpakai
perubahan patologis dalam jaringan/ organ
sehingga tubuh akan merasakan lapar dan
tubuh manusia, melalui sistem saraf
pada saat itu jumlah asam lambung
otonom. Sebagai akibatnya, akan timbul
58
JIKI VOL.13 NO.2 OKTOBER 2020 ISSN. 1979-8261, e-ISSN. 2657-0076
penyakit adaptasi yang dapat berupa sebesar 80,5%, sisanya 19,5% merupakan
hipertensi, jantung, gastritis, dan variabel lain di luar variabel yang diteliti,
sebagainya (Murjayamah, 2011). misalnya keteraturan makan, jenis
Stres dapat merangsang peningkatan makanan, frekuensi makan. Output Odd
produksi asam lambung dan gerakan Ratio diperoleh nilai Exp. (B) pada variabel
peristaltik lambung. Stres juga akan pola makan sebesar 1,006 kejadian gastritis
mendorong gesekan antara makanan dan kronis akan meningkat menjadi 1,006 kali
dinding lambung menjadi bertambah kuat. pada pola makan buruk dibandingkan pada
Hal ini dapat menyebabkan terjadinya pola makan yang baik, dan variabel stres
peradangan di lambung (Hadi, 2012). sebesar 1,452 kejadian gastritis kronis akan
Hasil pengujian Chi Square diketahui meningkat menjadi 1,452 kali pada stres
terdapat hubungan yang signifikan antara sedang dibandingkan pada stres yang
stres dengan kejadian gastritis pasien rawat ringan.
jalan di Puskesmas Pajang Surakarta. Penelitian ini hanya dibatasi dua
Besarnya kekuatan hubungan antara stres faktor yang berhubungan dengan kejadian
dengan kejadian gastritis dapat diketahui gastritis, yaitu dilihat dari pola makan dan
berdasarkan nilai contingency coefficient stres. Kedua variabel yang digunakan
yang diperoleh sebesar 0,659 atau 65,9% dalam penelitian ini mendukung penelitian
termasuk kategori hubungan kuat. yang dilakukan oleh Murjayamah (2011)
Hasil penelitian ini mendukung dimana didapatkan hasil faktor-faktor risiko
penelitian Murjayamah (2011) yang yang berhubungan dengan kejadian gastritis
menemukan faktor stres merupakan salah adalah riwayat mengkonsumsi makanan
satu faktor resiko gastritis pada pasien di yang merangsang peningkatan asam
RSU dr. R. Soetrasno Rembang Tahun lambung (p = 0,001, OR = 4,843) dan
2010. Penelitian Merita, dkk (2016) juga riwayat adanya stres psikis (p = 0,013, OR
menemukan terdapat hubungan yang = 3,240)
bermakna antara stres dengan kejadian
penyakit gastritis di Puskesmas Pakuan Simpulan
Baru Kota Jambi Tahun 2015. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
3. Hubungan Pola Makan dan Stres dengan diuraikan pada bab-bab sebelumnya maka dapat
Kejadian Gastritis Pasien Rawat Jalan di ditarik simpulan sebagai berikut:
Puskesmas Surakarta 1. Pola makan responden penelitian paling
Output SPSS Hosmer and Lemeshow banyak termasuk kategori baik yaitu
diperoleh nilai signifikansi 0,991, sehingga terdapat 32 pasien (60,38%).
dapat ditarik kesimpulan terdapat hubungan 2. Tingkat stres responden penelitian paling
pola makan dan stres dengan kejadian banyak termasuk kategori ringan yaitu
gastritis pasien rawat jalan di Puskesmas terdapat 35 pasien (66,04%).
Pajang Surakarta. Output Negelkerke R 3. Kejadian gastritis responden penelitian
Square diperoleh besarnya hubungan pola paling banyak termasuk kategori akut yaitu
makan dan stres dengan kejadian gastritis terdapat 38 pasien (71,70%)
pasien rawat jalan di Puskesmas Pajang 4. Tidak ada hubungan pola makan dengan
59
JIKI VOL.13 NO.2 OKTOBER 2020 ISSN. 1979-8261, e-ISSN. 2657-0076
kejadian gastritis pasien rawat jalan di
Puskesmas Pajang Surakarta (sig. = 0,955).
5. Ada hubungan stres dengan kejadian
gastritis pasien rawat jalan di Puskesmas
Pajang Surakarta (sig. = 0,008).
6. Ada hubungan pola makan dan stres dengan
kejadian gastritis (0,991 > 0,05). Besarnya
hubungan pola makan dan stres dengan
kejadian gastritis pasien rawat jalan di
Puskesmas Pajang Surakarta sebesar
80,5%. Kecenderungan kejadian gastritis
meningkat 1,006 kali pada pola makan
buruk, dan kecenderungan kejadian gastritis
meningkat 1,452 kali pada pasien yang
mengalami stres sedang

60
JIKI VOL.13 NO.2 OKTOBER 2020 ISSN. 1979-8261, e-ISSN. 2657-0076
DAFTAR PUSTAKA Murjayanah, H. 2011. Faktor-faktor Risiko
yang Berhubungan dengan Kejadian
Gastritis (Studi di RSU dr. R. Soetrasno
Abata, Dorry A. 2014. Ilmu Penyakit Dalam.
Rembang Tahun 2010). Skripsi. (tidak
Madiun: Al-Furqon.
dipublikasikan). Semarang: Fakultas Ilmu
Ardiansyah, M. 2012. Medikal Bedah Untuk Keolahragaan Jurusan Ilmu Kesehatan
Mahasiswa. Yokyakarta: Diva Press. Masyarakat Univesitas Negeri Semarang.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Muttaqin, Arif dan Kumalasari. 2011.
Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Gangguan Gastrointestinal. Jakarta:
Edisi Revisi. Rineka Cipta. Jakarta. Salemba Empat.
Dermawan, R. 2014. Keperawatan Jiwa: Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian
Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen
Notoatmodjo, S. 2013. Pendidikan Dan
Publishing.
Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Ghozali, I. 2013. Aplikasi Analisis Multivariat
Nurhayati. 2010. Asuhan Keperawatan
dengan Program IBM SPSS 21. Edisi
Keluarga Dengan Masalah Gastritis. Bahan
Ketiga. Semarang: Badan Penerbit
Ajar Keperawatan Universitas
Universitas Diponegoro.
Muhammadiyah. Jakarta. http://akperrsij-
Gustin, R.K. 2011. Faktor-faktor yang umj.ac.id/site/wpcontent/uploads/2013/11/
Berhubungan dengan Kejadian Gastritis Makalah-Gastritis.pdf di akses pada
Pada Pasien Yang Berobat Jalan di November 2016.
Puskesmas Kota Bukit Tinggi Tahun 2011.
Nursalam. 2015. Konsep Dan Penerapan
Artikel Penelitian Universitas Andalas.
Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Hartanto, Susi N. 2005. Konsep Klinis Jakarta: Salemba Medika.
Penyakit. Jakarta: EGC. Bab 53. Hal.
Padmiarso, M. 2009. 15 Ramuan Penyembuh
1106-1129.
Gastritis. Jakarta: Bee Media Indonesia.
Hartati Sri, Utomo Wasisto dan Jumaini. 2014.
Popin, M.C. 2010. Buku Ajar Patologi. Edisi
Hubungan Pola Makan Dengan Resiko
12. Jakarta: Salemba Empat.
Gastritis Pada Mahasiswa Yang Menjalani
Sistem KBK. JOM PSIK VOL 1. NO 2 Price, SA and Wilson LM. 2012. Konsep Klinis
Oktober. Proses-proses Penyakit. Edisi 6. Vol. 2.
Jakarta: EGC.
Hidayah. 2012. Kesalahan-kesalahan Pola
Makan Memicu Penyakit Mematikan. Prio, Budi M. 2010. Pengantar Psikologi
Jogjakarta: Buku Biru. Dalam Keperawatan. Jakarta : Kencana
Lubis.
Imayani S, Myrnawati dan Aritonang. 2017.
Gastritis dan Faktor-faktor yang Rahma, M. 2013. Faktor-faktor Resiko
Berpengaruh (Studi Kasus Kontrol) di Kejadian Gastritis di Wilayah Kerja
Puskesmas Bebesen Kabupaten Aceh Puskesmas Gowa Makasar. Bagian
Tengah Tahun 2017. JRKN Vol. Epidemiologi. Fakultas Kesehatan
01/No.02/Oktober. Masyarakat. Universitas Hasanudin
Makasar.
Mansjoer, A. 2015. Kapita Selekta Kedokteran.
Edisi II. Jilid II. Jakarta: Media Rahma, N. 2013. Hubungan Pola Makan dan
Aesculapius. Fakultas Kedokteran Stres dengan Kejadian Penyakit Gastritis
Universitas Indonesia. Hal.492. di Rumah Sakit Umum Assan Arum
Paluenarkang. Jurnal STIKES Nani
Merita, Wilpi Inda Sapitri dan Irawati
Hasanudin. Vol. 1 No. 6.
Sukandar.2016. Hubungan Tingkat Stress
dan Pola Konsumsi Dengan Kejadian Robbins, SL, Kumar V, Cotran RS. 2013. Buku
gastritis di Puskesmas Pakuan Baru Jambi. Ajar Patologi, Edisi Ketujuh. Jakarta:
Jurnal Akademika Baiturrahim Vol. 5 No. EGC.
1 Maret 2016. Saragih, Rosita. 2010. Gambaran Perilaku
Masyarakat Tentang Pelayanan Puskesmas
61
JIKI VOL.13 NO.2 OKTOBER 2020 ISSN. 1979-8261, e-ISSN. 2657-0076
di Desa Sukaraya Kecamatan Pancur Batu Valle, J.D., 2008. Peptic Ulcer Disease and
Kabupaten Deli Serdang. Skripsi (tidak Related Disorders. In: Fauci, A.S., Kasper,
dipublikasikan). Medan: Universitas D.L., Longo, D.L., Braunwald, E., Hauser,
Darma Agung. S.L, Jameson, J.L., Loscalzo, J., eds.
Sarly, Sengkey. 2015. Hubungan Pola Makan Harrison’s Principle of Internal Medicinie.
Dengan Keadian Gastritis Di Wilayah 17thed. New York : McGraw-Hill, 1855-
Kerja Puskesmas Posumaen Kecamatan 1857.
Posumaen kabupaten Minahasa Tenggara. Wahyu, D. 2015. Maag dan Gangguan
E-Jurnal Sariputra, Oktober 2015 Vol. 2 Pencernaan. Jakarta: PT Sunda Kelapa
(3). Pustaka.
Saydan. 2011. Memahami Berbagai Penyakit Weningsih, S. 2014. Pelayanan dan Persepsi
(Penyakit Pernapasan dan Pencernaan). Masyarakat terhadap Jamkesmas (Studi
Bandung: Alfabeta. Kasus di Puskesmas 11 Baturaden,
Sediaoetama, A.D. 2010. Ilmu Gizi. Edisi Kabupaten Banyumas). Jurnal Organisasi
Keduabelas. Jakarta: Dian Rakyat. dan Manajemen. Vol 10. No. 1 Hal. 44-48.
Sherwood. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Wijoyo. 2014. Ramuan Penyembuhan Gastritis.
Dalam. Jilid I Edisi IX. Jakarta: EGC. Jakarta: Bea Media Indonesia.
Sinaga, B. 2013. Manajemen Stres. Jakarta: World Health Organization (WHO). 2010.
Gramedia Pustaka Utama. Infant Mortality. Sweden: WHO.
Smeltzer, SC. 2010. Buku Ajar Keperawatan Yosep. 2010. Keperawatan Jiwa. Bandung :
Medikal Bedah. Edisi Kesepuluh. Jakarta: Refika Aditama
EGC Yunita, R. 2010. Hubungan antara
Soetjiningsih. 2016. Tumbuh Kembang Anak. Karakteristik Responden, Kebiasaan
Edisi Revisi Keenambelas. Jakarta: EGC. Makan Dan Minum Serta Pemakaian
NSAID Dengan Terjadinya Gastritis.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif
Diperoleh tanggal 22 Januari 2017
Kualitatif Dan R&D. Edisi Revisi.
http://adln.fkm.unair.ac.id/
Bandung: Alfabeta.
Zhaoshen L, et al. 2010. Epidemiology of
Suratun, L. 2010. Asuhan Keperawatan Klien
Peptic Ulcer Disease: Endoscopic Results
Dengan Gangguan Sistem
of the Systematic Investigation of
Gastrointestional. Jakarta: Trans Info
Gastrointestinal Disease in China. Am J
Media.
7(4): 42-58.
Suryani Hartati dan Eka Cahyaningsih. 2013.
Hubungan Perilaku Makan Dengan
Kejadian Gastritis Pada Mahasiswa
AKPER Manggala Husada Jakarta Tahun
2013. Junal Keperawatan, P-ISSN 2086-
3071 E-ISSN 2443-0900 Volume 6 Nomor
1, Januari page 51-56.
Suryono dan Meilani, Siti. 2012. Kajian
Penyakit Gastritis. RD. Jurnal AKP. Vol. 7
No 2. Hal. 3-41.
Unun, Maulidiyah, Sri Hartati, Wasisto Utomo
dan Jumaini. 2014. Hubungan Pola Makan
Dengan Resiko Gastritis Pada Mahasiswa
Yang Menjalani Sistem KBK. Skripsi
(tidak dipublikasikan). JOM PSIK Vol 1
No. 2 Oktober 2014. Surakarta: Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

62
JIKI VOL.13 NO.2 OKTOBER 2020 ISSN. 1979-8261, e-ISSN. 2657-0076

Anda mungkin juga menyukai