Anda di halaman 1dari 11

Pengaruh Pelatihan Timbang Terima Pasien Terhadap

Penerapan Keselamatan Pasien Oleh Perawat Pelaksana di RSUD Raden


Mattaher Jambi

Mursidah Dewi
mursidah.dewi@yahoo.co.id

ABSTRACT

The patient handover help nurses to identify the service area that require improvement
to improve patient safety. The purpose of this research was to identify the effect of
training on patient handover with an effective communication approach integrated to
the implementation of patient safety to the implementation of handover and patient
safety by nurse practitioner at RSUD Raden Mattaher Jambi. This research used
preexperimental design, with one group pretest posttest design. The sample is 43
nurse practitioner. From the data analysis, it has been recognized that there is a
significant improvement in the implementation of patient handover and patient safety
after getting a training and guidance on patient handover (p value : 0.000). The
conclusion, there is an effect of training on patient handover to the implementation of
handover and patient safety. Hospital should implements patient handover effectively
in the form of policies, direction and evaluation to continuity of nursing care that have
an impact on improving the implementation of patient safety.

Keywords : Nurse practitioners, patient handover, the implementation of patient


safety.

Komunikasi terhadap berbagai informasi dan sentinel event di rumah sakit,


mengenai perkembangan pasien antar masalah yang menjadi penyebab utama
profesi kesehatan di rumah sakit adalah komunikasi.
merupakan komponen yang fundamental Timbang terima pasien adalah salah satu
dalam perawatan pasien (Riesenberg, bentuk komunikasi perawat dalam
2010). Alvarado, et al. (2006) melaksanakan asuhan keperawatan pada
mengungkapkan bahwa ketidakakuratan pasien. Timbang terima pasien dirancang
informasi dapat menimbulkan dampak sebagai salah satu metode untuk
yang serius pada pasien, hampir 70% memberikan informasi yang relevan pada
kejadian sentinel yaitu kejadian yang tim perawat setiap pergantian shift,
mengakibatkan kematian atau cedera sebagai petunjuk praktik memberikan
yang serius di rumah sakit disebabkan informasi mengenai kondisi terkini
karena buruknya komunikasi. Pernyataan pasien, tujuan pengobatan, rencana
peneliti di atas sejalan dengan pernyataan perawatan serta menentukan prioritas
Angood (2007) yang mengungkapkan pelayanan (Rushton, 2010).
bahwa berdasarkan hasil kajian data Alvarado, et al (2006) menginformasikan
terhadap adanya adverse event, near miss bahwa komunikasi berbagai informasi

646
Jurnal Health & Sport, Volume 5, Nomor 3, Agustus 2012 647

yang diberikan oleh perawat dalam keterbatasan penelitian karena kelompok


pertukaran shift, yang lebih dikenal intervensi tidak memiliki pembanding
dengan timbang terima (handover) yaitu kelompok kontrol yang
sangat membantu dalam perawatan berkedudukan sebagai kelompok yang
pasien. Timbang terima yang tidak diberikan pelatihan yang
dilaksanakan dengan baik dapat memungkinkan peneliti mengukur
membantu mengidentifikasi kesalahan pengaruh perlakuan (intervensi) pada
serta memfasilitasi kesinambungan kelompok eksperimen dengan cara
perawatan pasien. Smith, et al. (2008) membandingkan seberapa jauh
mengungkapkan bahwa rumah sakit perbedaan atau seberapa besar perubahan
merupakan organisasi padat profesi yang terjadi pada pelaksanaan timbang
dengan berbagai karakteristik, terima dan keselamatan pasien pada
komunikasi pada timbang terima perawat pelaksana yang dilatih maupun
(handover) memiliki hubungan yang tidak dilatih timbang dengan terima.
sangat penting dalam menjamin Kuesioner penelitian dalam
kesinambungan, kualitas dan penyusunannya dikembangkan sendiri
keselamatan dalam pelayanan kesehatan oleh peneliti. Kuesioner disusun merujuk
pada pasien. pada kuesioner timbang terima yang
diambil dari Payne (2008) serta check list
METODE pelaksanaan timbang terima dari Parke &
Mishkin (2005), dilengkapi juga oleh
Penelitian ini merupakan penelitian berbagai konsep dan teori dari variabel
kuantitatif, menggunakan desain yang diteliti tersebut.
penelitian praeksperimen Ketepatan dalam menyusun item
(pre experimental designs), dengan pernyataan sangat dipengaruhi oleh
bentuk one group pretest-posttest design kemampuan peneliti menyadur dan
Rancangan ini tidak memiliki kelompok mempersepsikan pernyataan yang telah
pembanding. ada pada kuesioner sebelumnya. Peneliti
Penelitian dilakukan terhadap 43 perawat menyadari adanya keterbatasan dalam
pelaksana pada bulan Maret s.d April membuat instrument yang mampu
2012 di instalasi rawat inap. mengkaji secara sempurna tentang
Pengumpulan data dilakukan dengan pengaruh pelatihan timbang terima
menggunakan kuesioner serta observasi. pasien terhadap pelaksanaan timbang
Kuesioner dan observasi awal dilakukan terima dan penerapan keselamatan
untuk menguji perubahan yang terjadi pasien. Untuk itu peneliti telah
setelah adanya pelatihan timbang terima melakukan uji coba kuesioner sebelum
pasien dengan pendekatan komunikasi melakukan penelitian lebih lanjut
efektif yang diintegrasikan dengan Penelitian ini dilakukan dalam kurun
penerapan keselamatan pasien yang waktu lima minggu, mulai dari
diukur pada kuesioner dan observasi pengumpulan data awal, pelatihan dan
akhir sebagai efek perlakuan, sehingga bimbingan hingga pengumpulan data
diketahui perbandingan prestasi subjek akhir. Waktu penelitian ini tergolong
sebelum dan sesudah dikenakan cukup singkat, karena untuk melihat
perlakuan. Keadaan ini menjadi perubahan perilaku dari perawat
Dewi : Pengaruh Pelatihan Timbang Terima Pasien Terhadap Penerapan Keselamatan 648

pelaksana diperlukan waktu yang lebih setelah dilakukan bimbingan tanpa


lama yaitu 4, 6 sampai 12 bulan. diketahui oleh perawat pelaksana.
Keadaan ini menjadi keterbatasan
penelitian. Penggunaan rentang waktu PEMBAHASAN
penelitian yang lebih lama, akan Peningkatan yang bermakna terjadi pada
membuat penelitian lebih matur menilai penerapan keselamatan pasien setelah
perilaku yang sudah benar-benar melekat diberikan pelatihan timbang terima
dan terlihat. Diketahui lebih mendalam dengan pendekatan komunikasi efektif
berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh yang diintegrasikan dengan penerapan
perawat pelaksana dalam melakukan keselamatan pasien. Penerapan
timbang terima, dan seberapa baik hasil keselamatan pasien yang diintegrasikan
pelatihan timbang terima dengan dengan pelaksanaan timbang terima
pendekatan komunikasi efektif dapat pasien dilakukan untuk memastikan
bertahan serta menimbulkan pengaruh bahwa aspek-aspek keselamatan dapat
terhadap perubahan sikap dan kinerja dilakukan sejalan dengan proses
perawat dalam melaksanakan timbang pemberian asuhan keperawatan pada
terima pasien antar shift serta penerapan pasien.
keselamatan pasien. Hasil penelitian menunjukkan adanya
Keterbatasan observasi pada penelitian peningkatan penerapan keselamatan
ini adalah bias observer yang dapat pasien sebesar 9.77 (8.14%) sesudah
memperlihatkan perilaku semu karena perawat pelaksana mendapatkan
observer merupakan individu – individu pelatihan timbang terima pasien menjadi
yang dalam aktivitas sehari-hari terlibat 108.21 (90.17%). Hasil penelitian ini
langsung diruangan dalam memberikan sesuai dengan Alvarado, et al (2006),
asuhan keperawatan pada pasien. adanya standar komunikasi efektif yang
Keadaan ini diantisipasi dengan terintegrasi dengan keselamatan pasien
pemilihan observer yang memang dalam timbang terima pasien dan
sebelumnya telah ada surat penugasan disosialisasikan secara menyeluruh pada
(SK) dari direktur untuk melakukan perawat pelaksana akan meningkatkan
aktivitas bimbingan dan penilaian terkait efektifitas dan koordinasi dalam
peningkatan kompetensi perawat di mengkomunikasikan informasi penting
ruangan, yaitu kepala ruangan dan sehingga meningkatkan kesinambungan
clinical instructure dari masing-masing pelayanan dalam mendukung
ruangan. keselamatan pasien.
Keterbatasan lain terkait observasi pada Pelatihan timbang terima dilakukan
penelitian ini adalah observasi yang sebagai upaya untuk mengintegrasikan
hanya dilakukan satu kali, keadaan ini keselamatan pasien sehingga perawat
akan menyebabkan bias pengamatan dapat mengidentifikasi dan
yang hanya sesaat. Keterbatasan ini mengemukakan issue penting terkait
diantisipasi dengan cara observasi keselamatan pasien, termasuk informasi
dilakukan beriringan pada tahap dimana yang fokus pada keselamatan pasien
perawat pelaksana melaksanakan (safety concern) dalam bentuk
kegiatan timbang terima secara mandiri pemeriksaan keselamatan (safety scan).
Jurnal Health & Sport, Volume 5, Nomor 3, Agustus 2012 649

Menghindari kesalahan yang dapat meningkatkan kesinambungan, kualitas


terjadi, serta mengurangi kerugian yang serta keselamatan dalam memberikan
dialami pasien akibat adanya pelayanan pada pasien.
ketidakpuasan dari pelayanan yang Timbang terima yang dilakukan di nurse
diberikan. station merupakan tahap awal
Penerapan keselamatan pasien yang pelaksanaan timbang terima yang
dilakukan oleh rumah sakit diharapkan diintegrasikan dengan penerapan
dapat memberikan manfaat dalam upaya keselamatan pasien. Semua informasi
pencitraan yang positif dalam penting mengenai perkembangan pasien,
pengembangan rumah sakit yaitu disampaikan pada tahap ini. Tahap
meningkat dan berkembangnya budaya selanjutnya adalah mengunjungi
keselamatan (safety culture), komunikasi pasien/kontrol pasien/walk round. Tahap
dengan pasien berkembang, menurunnya ini perawat melihat langsung kondisi
kejadian tidak diharapkan dengan peta pasien, melibatkan pasien untuk
KTD selalu ada dan terkini, resiko klinis bertanya, mengkonfirmasikan atau
menurun, keluhan dan litigasi berkurang, mengklarifikasi kondisinya dalam
mutu pelayanan meningkat dan citra kesinambungan pelayanan. Pada saat
rumah sakit serta kepercayaan kontrol pasien ini juga dilakukan
masyarakat meningkat (Cahyono, 2008). pemeriksaan keselamatan (safety scan).
Hasil penelitian di rumah sakit umum Pemeriksaan keselamatan meliputi
raden Mattaher juga menunjukkan identifikasi resiko jatuh pada pasien,
peningkatan yang bermakna terhadap memeriksa peralatan oksigen dan cairan
penerapan keselamatan pasien sesudah yang terpasang, mendekatkan peralatan
diberikan pelatihan timbang terima mobilisasi ke pasien serta menekankan
dengan pendekatan komunikasi efektif (p kembali poin penting keadaan pasien
value : 0.000, α : 0.05). Peningkatan (repeat back).
penerapan keselamatan pasien oleh
perawat pelaksana terjadi karena adanya Pengintegrasian penerapan keselamatan
peningkatan seluruh dimensi penerapan pasien dalam aktivitas timbang terima
keselamatan pasien yang meliputi pada penelitian ini sejalan dengan
dimensi pengidentifikasian pasien, pendapat Chaboyer, et al (2008) yang
komunikasi efektif saat timbang terima, menyatakan pemeriksaan keselamatan
menghindari kesalahan pemberian obat, (safety scan) yang dilakukan pada saat
meniadakan kesalahan prosedur tindakan, timbang terima pasien menjadi salah satu
mencegah infeksi nosokomial, serta faktor yang signifikan mempengaruhi
pencegahan pasien jatuh setelah peningkatan keselamatan pasien dan
diberikan pelatihan dan bimbingan meningkatkan kepuasan pasien serta
timbang terima dengan pendekatan perawat pelaksana dalam menerima dan
komunikasi efektif yang diintegrasikan memberikan pelayanan. Pemeriksaaan
dengan penerapan keselamatan pasien. keselamatan menjadi salah satu upaya
Hasil penelitian ini sesuai dengan penting untuk meningkatkan aktivitas
penelitian yang dilakukan Arora & keselamatan pasien untuk pelayanan
Johnson (2006) bahwa adanya prosedur keperawatan yang aman.
timbang terima efektif dalam
Dewi : Pengaruh Pelatihan Timbang Terima Pasien Terhadap Penerapan Keselamatan 650

Kegiatan timbang terima pasien yang dalam status pasien disampaikan secara
dilaksanakan dengan mengintegrasikan berurutan dan ringkas, sehingga terjadi
keselamatan pasien pada penelitian ini keseragaman penyampaian informasi
disusun dalam prosedur operasional oleh perawat pelaksana pada saat
timbang terima, diawali dengan timbang terima pasien.
pelaksanaan timbang terima pasien oleh Pemeriksaan keselamatan dilakukan
perawat di nurse station. Pada tahap ini, perawat setelah timbang terima di nurse
perawat yang akan pulang station sebagai langkah awal untuk
mempersiapkan dan memastikan mengidentifikasi resiko kesalahan dan
informasi yang akan disampaikan pada keselamatan yang dapat terjadi pada
saat timbang terima. Perawat hendaknya pasien. Pemeriksaan keselamatan pasien
sudah mencatat dan melengkapi dilakukan sejalan dengan kunjungan
informasi dalam status pasien, meliputi pasien, perawat harus melakukan
informasi pada intervensi keperawatan, pemeriksaan keselamatan terhadap
catatan perkembangan pasien, tindakan lingkungan dan perlengkapan pasien,
pengobatan, order pemeriksaan dan melengkapi data pasien dengan
informasi lainnya yang diperoleh dari melakukan checklist format keselamatan
dokter. Currie & Watterson (2008) pasien yang disediakan oleh tim
menyatakan bahwa informasi yang keselamatan pasien RSUD Raden
disampaikan perawat pada timbang Mattaher.
terima dapat diperoleh dari dokumentasi Standar komunikasi dalam penyampaian
keperawatan, berupa nursing care plan informasi timbang terima dapat
serta kardeks pasien, juga dapat diperoleh meningkatkan efektifitas pelaksanaan
dari pesan tertulis yang singkat dalam timbang terima dan penerapan
bentuk memo terkait medical treatment. keselamatan pasien. Alvarado, et al.
Tahap berikutnya melakukan pertukaran (2006) menyatakan pengembangan
informasi, fokus pada tahap ini adalah standar/panduan dalam melaksanakan
pertukaran informasi yang timbang terima dan bedside patient safety
memungkinkan adanya komunikasi dua checklist dapat meningkatkan
arah antara perawat shift sebelumnya keselamatan pasien. Perawat memperoleh
kepada perawat shift selanjutnya. Sejalan dampak yang positif terhadap
dengan pernyataan Wilkie & Greenberg peningkatan keselamatan pasien.
(2007) salah satu komponen penting Standar/panduan timbang terima
untuk keberhasilan pelaksanaan timbang meningkatkan efektifitas dan koordinasi
terima adalah adanya komunikasi dalam komunikasi antar perawat saat
langsung dengan tatap muka (face to timbang terima, lengkapnya komunikasi
face) berupa komunikasi interaktif yang informasi yang diberikan berhubungan
memungkinkan pemberi informasi dan dengan identifikasi resiko kesalahan
penerima informasi memperoleh yang dapat terjadi dalam memenuhi
kesempatan untuk saling bertanya. kebutuhan pasien selama perawatan.
Pertukaran informasi dilakukan dengan Mekanisme timbang terima yang baik,
sistematika penyampaian metode SBAR. yang ditunjukkan dengan adanya standar
Semua informasi yang telah tercatat proses maupun standar isi komunikasi
Jurnal Health & Sport, Volume 5, Nomor 3, Agustus 2012 651

yang diinformasikan akan memberikan untuk mengikutsertakan perawat senior


manfaat bagi keselamatan pasien. dalam berbagai aktivitas diruangan
Perawat lebih fokus dan terarah dalam seperti CI ruangan, PJ shift maupun
melakukan timbang terima, sehingga kegiatan penelitian dan praktek
kesinambungan informasi dan mahasiswa yang dilakukan diruangan.
keberlanjutan pelayanan dapat dicapai Hasil penelitan berdasarkan lama kerja
untuk meningkatkan pelayanan perawat pelaksana menunjukkan bahwa
keperawatan. Reese (2009) menyatakan tidak ada hubungan yang bermakna
bahwa komunikasi merupakan bagian antara lama kerja perawat dengan
penting dalam pelaksanaan pelayanan, pelaksanaan timbang terima (p value =
komunikasi yang mendukung 0.626) dan penerarapan keselamatan
keselamatan tidak terlepas dari standar pasien (p value = 0.972). Hasil penelitian
dan prosedur komunikasi yang ini sejalan dengan penelitian Yuliastuti
digunakan dan aspek keselamatan yang (2009), tidak ada hubungan yang
diinformasikan. bermakna antara lama kerja perawat
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksana dengan proaktifitas perawat
tidak ada hubungan yang bermakna dalam melaksanaan timbang terima
antara umur perawat dengan pelaksanaan pasien.
timbang terima (p value = 0.614) dan Penelitian ini tidak sejalan dengan
peneraapan keselamatan pasien (p value penelitian yang dilakukan oleh Gallagher
= 0.934). Hasil penelitian ini sejalan & Blegen (2009) yang menyatakan
dengan penelitian Yudianto (2005) bahwa ada hubungan antara lama kerja
bahwa tidak ada hubungan yang perawat terhadap penerapan keselamatan
bermakna antara umur perawat pelaksana pasien terutama terjadinya kesalahan
dengan pelaksanaan timbang terima (adverse event) (p value : 0.01). Lebih
pasien. Penelitian ini juga sejalan dengan lanjut Gallagher & Blegen (2009)
penelitian yang dilakukan oleh Gallagher mengemukakan bahwa pemahaman dan
& Blegen (2009) yang menyatakan penguasaan terhadap peran pemberi
bahwa tidak ada hubungan antara umur pelayanan baik dalam lingkup
perawat terhadap penerapan keselamatan pengetahuan dan ketrampilan untuk
pasien terutama terjadinya kesalahan mencegah kesalahan berperan penting
(adverse event) untuk mengembangkan strategi efektif
Keadaan ini menunjukkan tidak berarti dalam mengurangi resiko kesalahan pada
semakin bertambahnya umur seseorang, pasien. Pengetahuan dan ketrampilan
akan menurunkan produktivitas kerja. perawat perlu ditingkatkan seiring
Analisis lebih lanjut, ada kecenderungan dengan bertambahnya masa kerja.
semakin bertambahnya umur maka akan Rentang lama kerja antara 1 tahun hingga
menurunkan pelaksanaan timbang terima 23 tahun di rumah sakit Raden Mattaher,
dan keselamatan pasien. Upaya yang terjadi peningkatan pelaksanaan timbang
dapat dilakukan untuk menghindari terima pasien dan penerapan keselamatan
terjadinya kecenderungan ini diantaranya pasien. Keadaan ini dapat disebabkan
adalah kegiatan pengembangan berupa karena adanya kesempatan yang
pendidikan dan pelatihan secara diberikan pada perawat pelaksana untuk
berkesinambungan, memberikan peluang meningkatkan kemampuan melalui
Dewi : Pengaruh Pelatihan Timbang Terima Pasien Terhadap Penerapan Keselamatan 652

berbagai aktivitas pembelajaran, salah yang bermakna terhadap pelaksanaan


satunya kegiatan pelatihan dalam timbang terima pasien dan penerapan
program pengembangan dan keselamatan pasien sesudah perawat
pemberdayaan sumber daya manusia pelaksana diberikan pelatihan timbang
selama responden bekerja sebagai terima (pvalue : 0.000, α : 0.05)
perawat pelaksana di rumah sakit. Peningkatan ini lebih lanjut dapat dilihat
Adanya faktor eksternal yang dari peningkatan pelaksanaan timbang
mendukung perawat pelaksana ini, baik terima pasien berdasarkan hasil
bagi perawat senior maupun junior secara observasi. Observasi sebelum pelatihan,
tidak langsung memberikan kemampuan rata-rata skor pelaksanaan timbang
dan penguasaan teknis operasional, terima pasien adalah 14.30 (65%).
melalui proses belajar dan berlatih untuk Terjadi peningkatan sebesar 5.95 (27%)
meningkatkan ketrampilan dalam setelah pelatihan yaitu 20.26 (92%).
pelaksanaan timbang terima dan Hasil observasi penerapan keselamatan
penerapan keselamatan pasien. pasien oleh perawat pelaksana juga
meningkat sebesar 3.76 (47.12%)
HASIL sesudah pelatihan timbang terima yaitu
Hasil penelitian ini menjawab seluruh dari rata-rata skor penerapan keselamatan
tujuan dalam penelitian. Hasil penelitian pasien 2.86 (35.75%) menjadi 6.63
meliputi pelaksanaan timbang terima (82.87%).
pasien dan penerapan keselamatan pasien Karakteristik perawat pelaksana yaitu
oleh perawat pelaksana sebelum dan umur tidak memiliki hubungan yang
sesudah diberikan pelatihan timbang bermakna dengan pelaksanaan timbang
terima. Mengetahui hubungan terima dan penerapan keselamatan pasien
karakteristik perawat pelaksana terhadap (pvalue:0.614) begitupula dengan lama
pelaksanaan timbang terima dan kerja yang tidak berhubungan dengan
penerapan keselamatan pasien. Hasil pelaksanaan timbang terima dan
penelitian menunjukkan peningkatan penerapan keselamatan pasien (pvalue:0.
626).

SIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini menyarankan pentingnya


Hasil penelitian menunjukkan ada komitmen untuk meningkatkan
peningkatan yang bermakna pelaksanaan pelaksanaan timbang terima dan
timbang terima dan penerapan penerapan keselamatan pasien melalui
keselamatan pasien sebelum dan sesudah kebijakan dalam bentuk standar dan
perawat pelaksana diberikan pelatihan prosedur timbang terima, pengarahan dan
timbang terima dengan pendekatan evaluasi pelaksanaan timbang terima,
komunikasi efektif yang diintegrasikan untuk kesinambungan asuhan
dengan penerapan keselamatan pasien. keperawatan yang berdampak pada
Umur dan lama kerja perawat pelaksana peningkatan penerapan keselamatan
tidak memiliki hubungan yang bermakna pasien.
dengan pelaksanaan timbang terima dan
penerapan keselamatan pasien.
Jurnal Health & Sport, Volume 5, Nomor 3, Agustus 2012 653

DAFTAR PUSTAKA Clark, E., Squire, S., Heyme, A., Mickle,


M. E., Petrie, E. (2009). The
Alvarado, K., Lee, R., Christoffersen, E., PACT project : Improving
Fram, N., Boblin, S., Poole, N., et communication at handover.
al. (2006). Transfer of Journal of Advance Management,
acountability : Transforming shift 190(11), 125 – 127.
handover to enhance patient
safety. Health Care Quarterly. Currie, L., & Watterson, L. (2008).
Special Issue (9), 75 – 79. Improving the safe transfer of
care : A quality improvement
Angood. (2007). Why the joint comission initiative final report.
cares about handoffs strategy. http://www.google.com/search?ie
Forum : Reducing Risk During =UTF8&qpdf#q=application+fun
Handoffs, 25 (1), 5 – 7. ction+management++in+nursing+
Athwal, P., Fields, W., & Wagnell, E. handover&hl=en&prmd=ivns&ei
(2009). Standardization of change =F7tlTeqeBIzPrQep0PDaC.
of shift report. Journal Nursing Diperoleh 10 februari 2011.
Care Quality, 24(2), 143 – 147.
Friesen, A.M., White, V. S., & Byers,
Cahyono. (2008). Membangun budaya F.J. (2008). Handoffs :
keselamatan pasien dalam Implications For Nurses. Dari
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/boo
praktek kedokteran. Yogyakarta:
ks/NBK2649/. Diperoleh 5
Kanisius. Januari 2011.
Calalang, V. H., & Javier. (2010).
Gallagher & Blegen (2009). Competent
Standards of effective and Certification of Registered
communication. Dari Nurses and Safety of Patients in
http://www.rmf.harvard.edu/files/ Intensive Care Units. American
documents/Forum_V25N1. Journal of Critical Care. Vol 18
Diperoleh 4 Februari 2011. N 2 : 106 – 113.

Chaboyer, W., McMurray, A., Wallis, Howarth, T., & Hyde, G. (2008).
M., & Chang, H. Y. (2008). Developing and implementing
Standard operating protocol for new clinical communication
implementing bedside handover practices : changing the nursing
in nursing. Journal of Nursing handover. Dari
Management, 7, 29-36. http://www.changechampions.com.
au/resource/Gerard_Hyde.pdf .
Clancy. M.C., & Collins, B. A. (2005). Diperoleh 10 Februari 2011.
Focus on patient safety : Patient
safety in nursing practice. Journal Hughes, G. R., & Clancy, M. C. (2005).
of Nursing Care Quality. 20 (3), Working condition that support
193 – 197. patient safety. Journal Nursing
Care Quality, 20(4), 289 – 292.
Dewi : Pengaruh Pelatihan Timbang Terima Pasien Terhadap Penerapan Keselamatan 654

JCAHO. (2006). JCAHO national patient Parke, B., & Mishkin, A. (2005). Best
safety goals. Diperoleh pada 22 practices in shift handover
Januari 2011. Dari communication : mars
http://www.pdfchaser.com/JCAH exploration rover surface
O-National-Patient-Safety-Goals- operations. Dari http://human-
for-2006.html. . factors.arc.nasa.gov/publications/
Parke_MER_SurfaceOps_Hando
Kemenkes RI. (2010). Modul vers_05.pdf. Diperoleh 8 Februari
peningkatan kemampuan teknis
perawat dalam sistem pemberian 2011
pelayanan keperawatan
Patterson, S.E., & Wears, L.R. (2010).
professional di rumah sakit.
Jakarta. Patient handoffs : Standardized
and reliable measurement tools
Latimer, J. (2000). The conduct of care : remain elusive. The Joint
Understanding nursing practice. Commission Journal on Quality
USA : Blackwell Science Inc. and Patient Safety, 36 (2), 52 –
61.
Lardner, R. (1996). Effective shift
handover : a literature review. Reese, D.C. (2009). Occupation health
dari and safety management : A
http://www.hse.gov.uk/research/o practical approach. USA: CRC
topdf/1996/oto96003.pdf . Press by Taylor and Francis
Diperoleh Pada 8 Februari 2011. group.

Riesenberg, A, L., Leitzsch, J., &


Mayo, M.A., & Duncan, D. (2004).
Cunningham, M. (2010). Nursing
Nurse perception of medication
handoffs : A systemic review of
errors : What we need to know
the literature : surprisingly little is
for patient safety. Journal
known about what constitutes
Nursing Care Quality, 19 (3), 209
best practice. American Journal
– 217.
of Nursing, 110(4), 24-34.
Meibner, A., Hasselhorn, H.M., Behar,
M.E., Nezet, O., Pokorski, J., Rushton. H. C. (2010). Ethics of Nursing
Gould, D. (2006). Nurses’ Shift Report. AACN : Advanced
perception of shift handover in Critical Care : Ethics in Critical
europe : Result from the european Care, 21(4) : 380 – 384.
nurses’ early exit study. Journal
Compilation : Journal on Quality
and Patient Safety Blackwell WHO. (2007). Communications during
Publishing Ltd. 1 – 8. patient hand-overs. Dari
http://www.ccforpatientsafety.org
Morrison. E. J. (1991). Training for /common/pdfs/fpdf/presskit/PS-
performance : Principles of Solution3.pdf. Diperoleh 8
applied human learning. USA: Februari 2011.
John Wiley & Sons. Inc. Wilkie, M. A., & Greenberg, C. C.
(2007). Communications
Jurnal Health & Sport, Volume 5, Nomor 3, Agustus 2012 655

handoffs : one hospital’s raturereview.pdf. Diperoleh 22


approach. Forum : Reducing Risk Januari 2011.
During Handoffs, 25 (1), 10 – 11.
Wood, L. G., & Haber, J. (2010).
Wong, C. M., & Yee, C. K. (2008). A Nursing research : Methods and
structured evidence-based critical appraisal for evidance
literature review regarding the based practice. 7th edition. St
effectiveness of improvement Louis Missouri : Mosby Inc.
interventions in clinical
handover. Australian Yudianto, K. (2005). Faktor-faktor yang
Commission on Safety and berhubungan dengan
Quality in Health Care pelaksanaan operan pasien
(ACSQHC). perawat pelaksana di Perjan RS
http://www.thoracic.org.au/docu Hasan Sadikin Bandung. Tesis
ments/papers/clinicalhandoverlite mahasiswa pasca sarjana FIK
UI. Tidak dipublikasikan.

Anda mungkin juga menyukai