BANDUNG
NPM. 220112160001
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
BANDUNG
2016
1. Pengertian Psoriasis
Psoriasis ialah penyakit yang penyebabnya autoimun, bersifat kronik dan residif,
ditandai dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar,
berlapis-lapis dan transparan; disertai fenomena tetesan lilin, Auspitz, dan Kobner. Psoriasis
juga disebut psoriasis vulgaris berarti psoriasis yang biasa, karena ada psoriasis lain,
misalnya psoriasis pustulosa.
1. Etiologi
Penyebab psoriasis sampai saat ini belum diketahui. Diduga penyakit ini diwariskan
secara poligenik. Walaupun sebagian besar penderita psoriasis timbul secara spontan,
namun pada beberapa penderita dijumpai adanya faktor pencetus antara lain:
a. Trauma
Psoriasis pertama kali timbul pada tempat-tempat yang terkena trauma, garukan, luka
bekas operasi, bekas vaksinasi, dan sebagainya. Kemungkinan hal ini merupakan
mekanisme fenomena Koebner. Khas pada psoriasis timbul setelah 7-14 hari terjadinya
trauma.
b. ` Infeksi
Pada anak-anak terutama infeksi Streptokokus hemolitikus sering menyebabkan psoriasis
gutata. Psoriasis juga timbul setelah infeksi kuman lain dan infeksi virus tertentu, namun
menghilang setelah infeksinya sembuh.
c. Iklim
Beberapa kasus cenderung menyembuh pada musim panas, sedangkan pada musim
penghujan akan kambuh.
d. Faktor endokrin
Insiden tertinggi pada masa pubertas dan menopause. Psoriasis cenderung membaik
selama kehamilan dan kambuh serta resisten terhadap pengobatan setelah melahirkan.
Kadang-kadang psoriasis pustulosa generalisata timbul pada waktu hamil dan setelah
pengobatan progesteron dosis tinggi.
e. Sinar matahari
Walaupun umumnya sinar matahari bermanfaat bagi penderita psoriasis namun pada
beberapa penderita sinar matahari yang kuat dapat merangsang timbulnya psoriasis.
Pengobatan fotokimia mempunyai efek yang serupa pada beberapa penderita.
f. Metabolik
Hipokalsemia dapat menimbulkan psoriasis.
g. Obat-obatan
- Antimalaria seperti mepakrin dan klorokuin kadang-kadang dapat memperberat
psoriasis, bahkan dapat menyebabkan eritrodermia.
- Pengobatan dengan kortikosteroid topikal atau sistemik dosis tinggi dapat
menimbulkan efek “withdrawal”.
- Lithium yang dipakai pada pengobatan penderita mania dan depresi telah diakui
sebagai pencetus psoriasis.
- Alkohol dalam jumlah besar diduga dapat memperburuk psoriasis.
- Hipersensitivitas terhadap nistatin, yodium, salisilat dan progesteron dapat
menimbulkan psoriasis pustulosa generalisata.
2. Klasifikasi
3. Manifestasi Klinis
Lesi muncul sebagai bercak-bercak merah menonjol pada kulit yang ditutupi oleh
sisik berwarna perak. Bercak-bercak bersisik tersebut terbentuk karena penumpukan kulit
yang hidup dan mati akibat peningkatan kecepatan pertumbuhan serta pergantian sel-sel
kulit yang sangat besar. Jika sisik tersebut dikerok, maka terlihat dasar lesi yang berwarna
merah gelap dengan titik-titik perdarahan. Bercak-bercak ini tidak basah dan bisa terasa
Psoriasis ditandai dengan hiperkeratosis dan penebalan epidermis kulit serta proses
radang, sehingga timbul skuamasi (pengelupasan) dan indurasi eritematosa (kulit meradang
dan kemerahan). Menyerang kulit, kuku, mukosa dan sendi, tetapi tidak pada rambut. Pada
umumnya tidak membehayakan jiwa, kecuali yang mengalami komplikasi, namun penyakit
dan ditumbuhi sisik lebar putih berlapis-lapis. Tumbuhnya tidak selalu diseluruh bagian
kulit tubuh kadang-kadang hanya timbul pada tempat-tempat tertentu saja, karena pergiliran
sel-sel kulit bagian lainnya berjalan normal. Psoriasis pada kulit kepala dapat menyerupai
ketombe, sedangkan pada lempeng kuku tampak lubang-lubang kecil rapuh atau keruh.
Penyakit psoriasis dapat disertai dengan / tanpa rasa gatal. Kulit dapat membaik
seperti kulit normal lainnya setelah warna kemerahan, putih atau kehitaman bekas psoriasis.
Pada beberapa jenis psoriasis, komplikasi yang diakibatkan dapat menjadi serius, seperti
pada psoriasis artropi yaitu psoriasis yang menyerang sendi, psoriasis bernanah (psoriasis
postulosa) dan terakhir seluruh kulit akan menjadi merah disertai badan menggigil
(eritoderma).
4. Penatalaksanaan
- Terapi topical
Digunakan untuk melambatkan aktivitas epidermis yang berlebihan tanpa mempengaruhi
jaringan lainnya. Obat-obatannya mencakup preparat anthralin, asam salisilat dan
kortikosteroid. Terapi dengan preparat ini cenderung mensupresi epidermopoisis
(pembentukan sel-sel epidermis).
- Terapi intralesi
Penyuntikan triamsinolon asetonida intralesi (Aristocort, Kenalog-10, Trymex) dapat
dilakukan langsung kedalam berck-bercak psoriasis yang terlihat nyata atau yang terisolasi
dan resisten terhadap bentuk terapi lainnya. Kita harus hati-hati agar kulit yang normal
tidak disuntuik dengan obat ini.
- Terapi sistemik
Metotreksat bekerja dengan cara menghambat sintesis DNA dalam sel epidermis
sehingga mengurangi waktu pergantian epidermis yang psoriatik. Walaupun begitu, obat
ini bisa sangat toksik, khususnya bagi hepar yang dapat mengalamim kerusakan yang
irreversible.
5. Patofisiologi
a. Identitas Klien
Nama : Tn. S
No. RM : 000126548
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Nama : -
Alamat : -
Pekerjaan : -
Hub. dengan klien : -
B. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Klien mengeluh gatal
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengeluh gatal, gatal di rasakan di area tangan, kaki dan punggung, gatal
dirasakan terus menerus.terdapat bercak kemerahan di kepala, telapak tangan kiri dan
kanan kedua kaki dan seluruh tubuh. Bercak bermula seperti bersisik tapi sekarang
sudah tidak bersisik lagi.
e. Riwayat ADL
Kebutuhan Sebelum dan saat di RS
1) Nutrisi
Makan Klien makan 3x sehari dengan 1 porsi tiap sajinya secara
mandiri
Minum 6-8 gelas sehari biasanya air putih
Minum
2) Eliminasi
3-4 x sehari kondisi kuning jernih
BAK 1-2 x sehari padat
BAB
3) Aktivitas Mampu melakukan aktivitas secara mandiri
5) Personal Hygiene
Mandi Setiap hari mandi hanya 2x sehari
Keramas 2x sehari
Sikat Gigi 2x sehari
Gunting Kuku 1 minggu sekali
A. Pemeriksaan Fisik
Inpeksi
Terdapat bercak merah berlesi di area temporal, rambut hitam sedikit rontok, tidak
ada benjolan.bercak merah berlesi hamper seluruh tubuh, penuh pada bagian tangan
dan kaki.
1. Keadaan Umum
1. Kesadaran : Compos mentis < GCS : E = 4 M = 6 V = 5
2. Tanda-tanda vital
- Tekanan darah : 120/80 mmHg
- HR : 80 x / menit
- suhu : 36°C
- RR : 20 / menit
3. Antropometri
BB sebelum sakit: 70 kg BB saat sakit: 70 kg
TB : 170 cm 2.89
IMT : 24.22 (Normal)
Sistem Pernafasan
Inspeksi :
Bentuk hidung simertis, PCH (-), dyspnea (-),CTT (-), Pada leher tidah tampak
deviasi trakhea, pembesaran tonsil (-). Bentuk dan pergerakan dada simetris,
Sistem Kardiovaskuler
Inspeksi
Konjungtiva merahmuda, clubbing finger (-), CRT < 3 detik,
Palpasi
nadi radialis teraba kuat dengan frekwensi 80x / menit.
Sistem Gastrointestinal
Inspeksi
Mukosa bibir lembab, sclera tidak ikterik, tidak ada karies gigi, gusi bengkak,
kebersihan mulut baik, lidah merahmuda,
Perkusi
Terdengar suara timpani pada ke empat kuadran
Palpasi
Reflex menelan baik dan dapat mengunyah
Sistem Perkemihan
Palpasi
ginjal dan vesika urinaria tidak teraba, tidak distensi
Sistem Muskuloskeletal
Inspeksi
Ekstrimitas lengkap, deformitas (-), edema (-), keterbatasan gerak (-), nyeri tekan
(-), tidak ada lesi mobilitas mandiri.
Kekuatan otot :
5 5
5 5
Sistem Integumen
Inspeksi
Kulit terdapat bercak merahber lesi hamper di seluruh tubuh terutama bagian
kedua telapak tangandan telapak kaki
Palpasi
Akral hangat, tidak ada ruam atau edema di kaki, dan tidak ada nyeri tekan.
Turgor kulit keras dan sedikit bersisik
Sistem Endokrin
Inspeksi
Tampak tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan getah bening.
Palpasi
Kelenjar tiroid tidak teraba benjolan, tidak terdapat nyeri tekan.
Sistem Reproduksi
Payudara : tidak terkaji
Alat kelamin tidak terkaji
B. Pemeriksaan Benunjang
C. Terapi Farmakologi
4. Analisa Data
5. Daftar
No Diagnosa
Data Keperawatan Etiologi Masalah
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan Plak yang disertai kemerahan dan
berdarah jika terkelupas
6. Rencana Tindakan keperawatan
Nama pasien : Tn. S Ruangan : poli Kulit
No. M.R : 000126548 Nama Mahasiswa : Isara N. L.
3. Antibiotic dapat
membunuh mikro
organism asing yang dapat
pemperparah infeksi
DAFTAR PUSTAKA
Diguilo,M., Donna, J., Keogh, J. 2007. Keperawatan Medikal Bedah. Ed-1. Yogyakarta. Rapha
Publishing
Doengoes, E, Marilynn. (2000). “Rencana Asuhan Keperawatan”, Edisi 3, EGC: Jakarta.
Doengoes, E, Marilynn. (2000). “Rencana Asuhan Keperawatan”, Edisi 3, EGC: Jakarta.
Jakarta.
Judith M. Wilcoknson. 2016. Diagnosis keperawatan: diagnosis NANDA-I, intervensi NIC, hasil NOC
Ed.10. Jakarta: EGC
Price, Wilson. (1995). “Patofisiologi”, Edisi 4, EGC: Jakarta.
Smeltzer, Suzanne. (2002). “Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah”, Edisi 8, Volume 3, EGC:
Jakarta.
Smeltzer, Suzanne. (2002). “Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah”, Edisi 8, Volume 3, EGC:
Jakarta