Anda di halaman 1dari 14

RESUME KASUS

Uraian Kasus : seorang perempuan (20 tahun), datang ke poli kulit dengan keluhan kulit
mengelupas dan kemerahan pada seluruh permukaan tubuh (kulit bersisik), dan hal itu terjadi
sejak tinggal di dataran tinggi, pasien merasa malu dengan kulitnya kulit terasa gatal. Kulit siku
dan lututnya terasa tebal, bersisik dan berwarna putih. Ketika dilakukan pengkajian, pasien
mengatakan sudah kurang lebih satu tahun ini dia mengalami keluhan ini. Akan tetapi semula dia
Cuma mengira penyakit kulit biasa. Dan diluar perkiraan ternyata keluhannya tidak kunjung
sembuh, justru semakin meluas dan bersisik, juga kulit terasa tebal. Dari riwayat penyakit
keluarga dulu pernah ada anggota keluarga yang menderita penyakit kulit, akan tetapi saat ini
sudah sembuh. Karena keadaan ini pasien yang hobinya berenang saat ini tidak pernah
melakukan hobinya karena merasa malu ketika memakai baju renang Hasil pemeriksaan perawat:
TD=140/100 mmHg, suhu 37 C, RR 17x/mnt nadi 88x/mnt eritema, skuama

A. Data Fokus
S : (Data Subjektif Pasien):
1. kulit mengelupas dan memerah (bersisik), gatal
2. pasien mengatakan malu melakukan hobby berenangnya
3. pasien mengatakan khawatir dengan keadaan kulitnya

O : (Data Objektif Pasien):


1. TD=140/100 mmHg, suhu 37 C, RR 17x/mnt nadi 88x/mnt
2. eritema, skuama
3. Kulit siku dan lututnya tampak tebal, bersisik dan berwarna putih
4. Pasien tampak malu, dan menyembunyikan area yang bersisik

B. Hasil Pemeriksaan Penunjang Medis :


1. Laboratorium :
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Darah Lengkap
Hemoglobin 14,0 13,0 – 16,5 g/dL
Hematokrit 39,2 37,0 – 47,0 %
Leukosit (WBC) H 12,6 4,0 – 10,0 103/uL
Eosinofil 0,1 0–4 %
Basofil 0,2 0–1 %
Neutrofil H 72,4 50 – 70 %
Limfosit L 17,5 20 – 40 %
Monosit 6,2 2–8 %
Eritrosit (RBC) L 3,66 4,2 – 11,0 103/uL

2. Rontgen : tidak ada


3. ECG : tidak ada
4. USG : tidak ada
5. Lain-lain : tidak ada
C. Diagnosa Medis : Psoriasis
D. Diagnosa Keperawatan Yang Muncul :
Prioritas 1 : gangguan integritas kulit b.d. timbul plaque merah pada kulit d.d eritema, skuama
Kulit siku dan lututnya tampak tebal, bersisik dan berwarna putih
Prioritas 2 : gangguan citra tubuh b.d. timbul sisik berwarna putih di kulit d.d Pasien tampak
malu, dan menyembunyikan area yang bersisik

Mengetahui Tulungagung, 13 September 2021


Pembimbing Mahasiswa

(Eny Masruroh S.Kep Ns., M.Kep) (Nurin Syahmina)


NIDN. 07-1809-7802 NIM. A3R21049
LAPORAN PENDAHULUAN

A. DEFINISI
Psoriasis adalah suatu penyakit peradangan kronis pada kulit dimana
penderitanya mengalami proses pergantian kulit yang terlalu cepat. Penyakit ini
secaraklinis sifatnya tidak mengancam jiwa dan tidak menular tetapi karena timbulnya
dapatterjadi pada bagian tubuh mana saja sehingga dapat menurunkan kualitas
hidupseseorang bila tidak dirawat dengan baik (Effendy, 2011).
Psoriasis adalah penyakitkulit kronik residif dengan lesi yang khas berupa bercak-
bercak eritema berbatas tegasditutupi oleh skuama tebal berlapis-lapis berwarna putih
mengkilat (Siregar, 2011).Psoriasis adalah penyakit inflamasi non infeksius yang
kronik pada kulit dimana produksi sel-sel epidermis terjadi dengan kecepatan ± 6-9 kali
lebih besar daripadakecepatan sel normal (Smeltzer, 2010).
B. ETIOLOGI
Penyebab pasti psoriasis vulgaris masih belum diketahui. Namun, didugaterdapat
beberapa factor yang dapat mempengaruhi terjadinya psoriasis vulgaris.Faktor-faktor
tersebut di antaranya:
 Genetik
 Imunologik
 Trauma
Psoriasis pertama kali timbul pada tempat-tempat yang terkena
trauma,garukan, luka bekas operasi, bekas vaksinasi, dan sebagainya.
Kemungkinanhal ini merupakan mekanisme fenomena Koebner. Khas pada
psoriasis timbulsetelah 7-14 hari terjadinya trauma.
 Stres psikis
 Gangguan metabolik, contohnya hipokalsemia dan dialisis.
 Obat-obatan misalnya beta-adrenergicblocking agents, litium, antimalaria,dan
penghentian mendadak korikosteroid sistemik.
Lithium yang dipakai pada pengobatan penderita maniak dan depresi telahdiakui
sebagai pencetus psoriasis. Alkohol dalam jumlah besar diduga dapatmemperburuk
psoriasis.
 Alkohol dan merokok.
 Iklim
 Beberapa kasus cenderung menyembuh pada musim panas, sedangkan
padamusim penghujan akan kambuh.
 Sinar matahari
Walaupun umumnya sinar matahari bermanfaat bagi penderita
psoriasisnamun pada beberapa penderita sinar matahari yang kuat dapat
merangsang timbulnya psoriasis. Pengobatan fotokimia mempunyai efek yang
serupa pada beberapa penderita.
 Metabolik
Hipokalsemia dapat menimbulkan psoriasis (Djuandha, 2010).
C. MANIFESTASI KLINIS
Lesi muncul sebagai bercak-bercak merah menonjol pada kulit yang ditutupioleh
sisik berwarna perak. Bercak-bercak bersisik tersebut terbentuk karena
penumpukan kulit yang hidup dan mati akibat peningkatan kecepatan pertumbuhanserta
pergantian sel-sel kulit yang sangat besar. Jika sisik tersebut dikerok, makaterlihat
dasar lesi yang berwarna merah gelap dengan titik-titik perdarahan. Bercak- bercak ini
tidak basah dan bisa terasa gatal atau tidak gatal.
Psoriasis ditandai dengan hiperkeratosis dan penebalan epidermis kulit serta
proses radang, sehingga timbul skuamasi (pengelupasan) dan indurasi eritematosa(kulit
meradang dan kemerahan). Menyerang kulit, kuku, mukosa dan sendi, tetapitidak
pada rambut. Pada umumnya tidak membehayakan jiwa, kecuali yang
mengalamikomplikasi, namun penyakit ini sangat mengganggu kualitas hidup. Kulit
penderita psoriasis awalnya tampak seperti bintik merah yang makin melebar dan
ditumbuhi sisiklebar putih berlapis-lapis. Tumbuhnya tidak selalu di seluruh bagian
kulit tubuh kadang-kadang hanya timbul pada tempat-tempat tertentu saja, karena
pergiliran sel-sel kulit bagian lainnya berjalan normal. Psoriasis pada kulit kepala dapat
menyerupai ketombe, sedangkan pada lempeng kuku tampak lubang-lubang kecil rapuh
atau keruh.
Penyakit psoriasis dapat disertai dengan/tanpa rasa gatal. Kulit dapat
membaikseperti kulit normal lainnya setelah warna kemerahan, putih atau
kehitaman bekas psoriasis. Pada beberapa jenis psoriasis, komplikasi yang diakibatkan
dapat menjadi serius, seperti pada psoriasis artropi yaitu psoriasis yang menyerang sendi,
psoriasis bernanah (psoriasis postulosa) dan terakhir seluruh kulit akan menjadi merah
disertai badan menggigil (eritoderma). Gejala dari psoriasis antara lain:
 Mengeluh gatal ringan.
 Bercak-bercak eritema yang meninggi, skuama diatasnya.
 Terdapat fenomena tetesan lilin.
 Menyebabkan kelainan kuku (Price, 2010).
D. PATHWAY

Genetik, imunologik , stres psikis, obat-obatan, alkohol dan


merokok, gangguan metabolik, trauma, iklim, faktor endokrin,
sinar matahari

Garukan/ gesekan dan tekanan berulang-


ulang

Terjadi penurunan turn over epidermis/


kecepatan pembentukannya

Interaksi antigen

Pelepasan TNFα

Sel dendritik ke KGB

Pelepasan sel T

Reaksi berlebihan sel T

Pelepasan mediator kimia

Gangguan intregitas kulit Inflamasi dermal- epidermal RKTD Hipermetabolisme


F

Proliferasi abnormal sel kulit


cepat Hipertermi

Krisis kepercayaan diri Penebalan kulit Perubahan status kesehatan

Gangguan citra Ansietas


tubuh
E. KOMPLIKASI
Komplikasi dari psoriasis antara lain:
 Dapat menyerang sendi menimbulkan arthritis psoriasis
 Jika menyerang telapak kaki dan tangan serta ujung jari disebut psoriasis pustul
tipe barber. Namun jika pustul timbul pada daerah psoriasis dan juga kulit di luar
lesi,dan disertai gejala sistemik berupa panas atau rasa terbakar disebut
Zumbusch.
 Psoriasis eritroderma jika lesi psoriasis terdapat di seluruh tubuh dengan
skuamayang halus disertai gejala konstitusi berupa malais.
Prognosis baik jika mendapat terapi yang efektif namun angka kekambuhandan
perbaikan spontan tidak dapat diduga sebelumnya. Jarang dilaporkan kematiankarena
kasus ini, tetapi biasanya angka kesakitan pasien akan meningkat
akibatseringnya kekambuhan dari penyakit (Pearce, 2011).
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan histopatologidengan
hasil sebagai berikut:
 Akantosis (penebalan lapisan kulit stratum spinosum) dengan elongasi teratur
darirete ridges, dan penebalan pada bagian bawahnya.
 Penipisan epidermis lempeng suprapapilar dengan kadang-kadang terdapat
pustulspongiformis kecil
 Papilomatosis
 Berkurang atau hilangnya stratum granulosum
 Hiperkeratosis, parakeratosis, serta abses Munro
 Pada dermis ditemukan infiltrasi sel-sel polinuklear, limfosit dan monosit
serta pelebaran dan berkelok-keloknya ujung-ujung pembuluh darah (Pearce,
2011)
G. PENATALAKSANAAN
Tujuan penatalaksanaan adalah untuk memperlambat pergantian
epidermis,meningkatkan resolusi lesi psoriatik dan mengendalikan penyakit tersebut.
Pendekatanterapeutik harus berupa pendekatan yang dapat dipahami oleh klien,
pendekatan iniharus bisa diterima secara kosmetik dan tidak mempengaruhi cara hidup
pasien. Terapi psoriasis akan melibatkan komitmen waktu dan upaya oleh pasien dan
mungkin pulakeluarganya. Ada tiga terapi yang standar yaitu: topikal, intralesi dan
sistemik.
1. Terapi topikal
Preparat yang dioleskan secara topikal digunakan untuk
melambatkanaktivitas epidermis yang berlebihan tanpa mempengaruhi jaringan
lainnya. Obat-obatannya mencakup preparat ter, anthralin, asam salisilat dan
kortikosteroid.Terapi dengan preparat ini cenderung mensupresi
epidermopoisis (pembentukansel-sel epidermis). Formulasi ter mencakup lotion,
salep, pasta, krim dan sampo.Rendaman ter dapat menimbulkan retardasi dan
inhibisi terhadap pertumbuhan jaringan psoriatik yang cepat.
2. Terapi intralesi
Penyuntikan triamsinolon asetonida intralesi (Aristocort, Kenalog-
10,Trymex) dapat dilakukan langsung ke dalam bercak-bercak psoriasis yang
terlihatnyata atau yang terisolasi dan resisten terhadap bentuk terapi lainnya.
Kehati-hatiandiperlukan agar kulit yang normal tidak disuntik dengan obat ini.
3. Terapi sistemik
Metotreksat bekerja dengan cara menghambat sintesis DNA dalam
selepidermis sehingga mengurangi waktu pergantian epidermis yang
psoriatik.Walaupun begitu, obat ini bisa sangat toksik, khususnya bagi
hepar yang dapat mengalami kerusakan yangi rreversible. Jadi, pemantauan
melalui pemeriksaan laboratorium harus dilakukan untuk memastikan
bahwa sistem hepatik,hematopoitik dan renal klien masih berfungsi
secara adekuat. Pasien tidak boleh minum minuman alkohol selama menjalani
pengobatan dengan metotreksat karena preparat ini akan memperbesar
kemungkinan kerusakan hepar. Metotreksat bersifatteratogenik (menimbulkan
cacat fisik janin) pada wanita hamil.
Hidroksiurea menghambat replikasi sel dengan mempengaruhi sintesis
DNA.Monitoring klien dilakukan untuk memantau tanda-tanda dan gejala
depresisumsum tulang. Siklosporin A, suatu peptida siklik yang dipakai untuk
mencegahrejeksi organ yang dicangkokkan, menunjukkan beberapa
keberhasilan dalam pengobatan kasus-kasus psoriasis yang berat dan resisten
terhadap terapi. Meskipundemikian, penggunaannya amat terbatas mengingat
efek samping hipertensi dannefroktoksisitas yang ditimbulkan.
Retinoid oral (derivat sintetik vitamin A dan metabolitnya, asam vitamin
A)akan memodulasi pertumbuhan serta diferensiasi jaringan epiterial, dan
dengandemikian pemakaian preparat ini memberikan harapan yang besar
dalam pengobatan klien psoriasis yang berat.
Fotokemoterapi. Terapi psoriasis yang sangat mempengaruhi keadaan
umumklien adalah psoralen dan sinar ultraviolet A (PUVA). Terapi PUVA
meliputi pemberian preparat fotosensitisasi (biasanya 8-metoksipsoralen) dalam
dosisstandar yang kemudian diikuti dengan pajanan sinar ultraviolet
gelombang
panjang setelah kadar obat dalam plasma mencapai puncaknya.
Meskipunmekanisme kerjanya tidak dimengerti sepenuhnya, namun diperkirakan
ketikakulit yang sudah diobati dengan psoralen itu terpajan sinar ultraviolet A,
maka psoralen akan berkaitan dengan DNA dan menurunkan proliferasi sel.
PUVA bukan terapi tanpa bahaya; terapi ini disertai dengan resiko jangka
panjangterjadinya kanker kulit, katarak dan penuaan prematur kulit (Price, 2010).
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan integritas kulit b.d timbul plaque merah pada kulit
2. Gangguan citra tubuh b.d perubahan struktur tubuh
3. Ansietas b.d kurang terpapar informasi
4. Hipertermi b.d proses penyakit
I. INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA SLKI SIKI


1 gangguan integritas kulit Setelah dilakukan tindakan PERAWATAN INTEGRITAS KULIT
b.d. timbul plaque merah keperawatan, diharapkan : (I.11353)
pada kulit  Kemerahan menurun 1. Observasi
 Suhu kulit membaik
 Identifikasi penyebab gangguan
 Tekstrur membaik
integritas kulit (mis. Perubahan
sirkulasi, perubahan status nutrisi,
peneurunan kelembaban, suhu
lingkungan ekstrem, penurunan
mobilitas)

2. Terapeutik

 Ubah posisi setiap 2 jam jika tirah


baring
 Lakukan pemijatan pada area
penonjolan tulang, jika perlu
 Bersihkan perineal dengan air
hangat, terutama selama periode
diare
 Gunakan produk berbahan petrolium
atau minyak pada kulit kering
 Gunakan produk berbahan
ringan/alami dan hipoalergik pada
kulit sensitif
 Hindari produk berbahan dasar
alkohol pada kulit kering

3. Edukasi

 Anjurkan menggunakan pelembab


(mis. Lotin, serum)
 Anjurkan minum air yang cukup
 Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
 Anjurkan meningkat asupan buah
dan saur
 Anjurkan menghindari terpapar suhu
ektrime

 Anjurkan menggunakan tabir surya


SPF minimal 30 saat berada diluar
rumah
2 Gangguan citra tubuh b.d Setelah dilakukan tindakan PROMOSI CITRA TUBUH ( I.09305)
keperawatan diharapkan :
perubahan struktur tubuh 1. Observasi
 Verbalisasi perasaan
negatig tentang  Identifikasi harapan citra tubuh
perubahan tubuh
berdasarkan tahap perkembangan
menurun
 Melihat bagian tubuh  Identifikasi budaya, agama, jenis
menurun
kelami, dan umur terkait citra
 Menyentuh bagian
tubuh menurun tubuh
 Identifikasi perubahan citra tubuh
yang mengakibatkan isolasi
sosial
 Monitor frekuensi pernyataan
kritik tehadap diri sendiri
 Monitor apakah pasien bisa
melihat bagian tubuh yang
berubah

2. Terapiutik

 Diskusikan perubahn tubuh dan


fungsinya
 Diskusikan perbedaan
penampilan fisik terhadap harga
diri
 Diskusikan akibat perubahan
pubertas, kehamilan dan
penuwaan
 Diskusikan kondisi stres yang
mempengaruhi citra tubuh
(mis.luka, penyakit,
pembedahan)
 Diskusikan cara mengembangkan
harapan citra tubuh secara
realistis
 Diskusikan persepsi pasien dan
keluarga tentang perubahan citra
tubuh

3. Edukasi

 Jelaskan kepad keluarga tentang


perawatan perubahan citra tubuh
 Anjurka mengungkapkan
gambaran diri terhadap citra
tubuh
 Anjurkan menggunakan alat
bantu( mis. Pakaian , wig,
kosmetik)
 Anjurkan mengikuti kelompok
pendukung( mis. Kelompok
sebaya).
 Latih fungsi tubuh yang dimiliki
 Latih peningkatan penampilan
diri (mis. berdandan)
 Latih pengungkapan kemampuan
diri kepad orang lain maupun
kelompok

3 Ansietas b.d kurang Setelah dilakukan tindakan Observasi


 Identifikasi saat tingkat anxietas
terpapar informasi keperawatan, diharapkan :
berubah (mis. Kondisi, waktu,
1. Perilaku gelisah stressor)
menurun  Identifikasi kemampuan mengambil
keputusan
2. Tegang menurun  Monitor tanda anxietas (verbal dan
3. Pola tidur membaik non verbal)

4. Palpitai menurun Terapeutik

 Ciptakan suasana terapeutik untuk


menumbuhkan kepercayaan
 Temani pasien untuk mengurangi
kecemasan , jika memungkinkan
 Pahami situasi yang membuat
anxietas
 Dengarkan dengan penuh perhatian
 Gunakan pedekatan yang tenang dan
meyakinkan
 Motivasi mengidentifikasi situasi
yang memicu kecemasan
 Diskusikan perencanaan realistis
tentang peristiwa yang akan datang

Edukasi
 Jelaskan prosedur, termasuk sensasi
yang mungkin dialami
 Informasikan secara factual
mengenai diagnosis, pengobatan, dan
prognosis
 Anjurkan keluarga untuk tetap
bersama pasien, jika perlu
 Anjurkan melakukan kegiatan yang
tidak kompetitif, sesuai kebutuhan
 Anjurkan mengungkapkan perasaan
dan persepsi
 Latih kegiatan pengalihan, untuk
mengurangi ketegangan
 Latih penggunaan mekanisme
pertahanan diri yang tepat
 Latih teknik relaksasi

Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian obat anti


anxietas, jika perlu


4 Hipertermi b.d proses Setelah dilakukan tindakan MANAJEMEN HIPERTERMIA (I.15506)
penyakit keperawatan, diharapkan :
Observasi
1. Suhu tubuh membaik
2. Tekanann darah membaik  Identifkasi penyebab hipertermi
(mis. dehidrasi terpapar lingkungan
3. Hipoksia menurun panas penggunaan incubator)
4. Takikardi menurun  Monitor suhu tubuh
 Monitor kadar elektrolit
 Monitor haluaran urine

Terapeutik

 Sediakan lingkungan yang dingin


 Longgarkan atau lepaskan pakaian
 Basahi dan kipasi permukaan tubuh
 Berikan cairan oral
 Ganti linen setiap hari atau lebih
sering jika mengalami hiperhidrosis
(keringat berlebih)
 Lakukan pendinginan eksternal (mis.
selimut hipotermia atau kompres
dingin pada dahi, leher, dada,
abdomen,aksila)
 Hindari pemberian antipiretik atau
aspirin
 Batasi oksigen, jika perlu

Edukasi

 Anjurkan tirah baring

Kolaborasi

 Kolaborasi cairan dan elektrolit


intravena, jika perlu
DAFTAR PUSTAKA
Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds). (2014). NANDA international Nursing Diagnoses:
Definitions & classification, 2015-2017. Oxford : Wiley Blackwell.
Lewis, SL., Dirksen, SR., Heitkemper, MM, and Bucher, L.(2014).Medical surgical Nursing.
Mosby: ELSIVER
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),  Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI),  Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI),  Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Anda mungkin juga menyukai