Anda di halaman 1dari 32

CASE REPORT

Ny. SS 42 TAHUN DENGAN DERMATITIS EKSFOLIATIVA

Di susun Oleh :
Mardhatillah, S.Ked
(H1AP22036)
Pembimbing : dr. Prima Meidiyanti, Sp.DV
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Eritroderma atau istilah lainnya adalah dermatitis eksfoliatif ialah suatu
inflamasi kulit yang meliputi hampir atau seluruh permukaan tubuh yang
ditandai dengan eritema dan atau skuama (lebih dari 90 % luas permukaan
tubuh).
Penyebab eritroderma dapat berupa penyakit kulit yang telah ada
sebelumnya seperti psoriasis, dermatitis atopi dan dermatitis seboroik,
bisa juga disebabkan oleh alergi obat, serta keganasan, 37% eritroderma
disebabkan oleh psoriasis.

Insidensi dari dermatitis eksfoliatif bervariasi dari 0,9–71 tiap 100.000


pasien rawat jalan. Insidensi eritroderma di Indonesia, tepatnya di RSUD
Dr. Soetomo Surabaya, jumlahnya 30 orang (1,2%) dari seluruh penderita
rawat inap. Pada sebagian besar kasus, laki-laki lebih banyak dibanding
wanita dengan perbandingan 2,3:1 dan umur rata-rata 40-60 tahun.
TUJUAN
Tujuan Umum
Tujuan umum laporan kasus ini adalah untuk menganalisis mengenai
penyakit dermatitis eksfoliatif.

Tujuan Khusus
1. Mengetahui tentang penyakit dermatitis eksfoliatif mulai dari definisi,
etiologi, faktor risiko, pathogenesis, diagnosis, diagnosis banding, serta
tatalaksana.
2. Melatih kemamuan anamnesa, pemeriksaan fisik dan status
dermatologis pada pasien.
3. Menganalisisa kritis suatu pasien mulai dari penegakan diagnosis
hingga tatalaksana berdasarkan teori yang ada.
BAB II. LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. SS
Umur : 42 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SLTP
Suku Bangsa : Serawai
Alamat : Desa Tebat Kubu Kec. Kota Manna
MRS : Selasa, 11 April 2023 pukul 09.00 WIB
No. RM : 863066
ANAMNESIS Anamnesis dilakukan pada Selasa, 11 April
2023 di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSMY
Keluhan Utama
Kulit memerah memberat sejak 1 bulan yang lalu
Keluhan Tambahan
Kulit mengelupas, merah disertai nyeri, panas dan gatal di seluruh tubuh
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poli RSUD M. Yunus dengan keluhan kulit memerah memberat sejak 1
bulan yang lalu. Pasien juga mengeluhkan kulit mengelupas, dan merah, terasa nyeri, panas
dan gatal di seluruh tubuh. Kulit kepala sering menebal sejak 10 tahun yang lalu, pasien
merasakan keluhan yang sering hilang timbul terutama saat pasien tidak sehat, keluhan
tersebut menyebar sampai ke seluruh tubuh dan semakin memberat satu bulan terakhir.
Riwayat alergi obat disangkal. Riwayat penyakit diabetes melitus dan hipertensi disangkal.
R. Penyakit Dahulu
 Riwayat alergi obat disangkal
 Riwayat penyakit diabetes melitus dan
hipertensi disangkal
R. Penyakit Keluarga
 Riwayat penyakit keluarga yang sama
disangkal
 Riwayat penyakit hipertensi dan
diabetes melitus disangkal
R. Sosial
 Pasien merupakan ibu rumah tangga
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang


Kesadaran : Kompos mentis
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,5°C
Berat Badan : 45 kg
Tinggi Badan : 150 cm
STATUS GENERALIS
STATUS DERMATOLOGIS
Regio : Capitis, fasialis, thoracalis,
vertebralis, abdomen, axilla, cruris, manus, pedis
Distribusi : Universal
Jumlah : Multiple
Permukaan : Meninggi
Bentuk : Tidak teratur
Ukuran : Plakat
Batas : Tidak tegas
Warna : Eritema
Efloresensi : Patch eritema dengan
deskuamasi, likenifikasi, multiple, bentuk tidak
teratur disertai dengan skuama
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
DIAGNOSIS

DIAGNOSIS KERJA
Dermatitis eksfoliativa ec psoriasis
vulgaris, pemfigus foliaceus, dermatitis
seboroik
DIAGNOSIS BANDING
1. Dermatitis seboroik
2. Dermatitis spongiotik
TATALAKSANA
- IVFD RL xx tpm
- Metilprednisolon 125 mg IV PROGNOSIS
- Difenhidramin 3x1 IV
- Cinam 2x1 IV - Quo ad vitam : Dubia ad Bonam
- Quo ad fungsionam : Dubia ad Bonam
- Klobetasol oint+ minyak - Quo ad sanationam : Dubia ad
- Gentamisin cream 2x1 ue Bonam
- IVFD kaen 3B
- Mometason 2x1 ue
- Inbumin po (3x1)
- Desoximetason + as. Fusidat
(1:1) 2x1 ue
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

Dermatitis eksfoliatif juga dikenal sebagai


eritroderma adalah suatu kelainan kulit ditandai
dengan eritema, yang melibatkan lebih dari 90% luas
permukaan tubuh, seringkali sebagai akibat dari
kondisi kulit yang meradang, yang dapat
mengakibatkan berbagai manifestasi sistemik dan
berpotensi menyebabkan komplikasi yang
mengancam jiwa.
EPIDEMIOLOGI
Insiden eritroderma bervariasi di seluruh dunia. Di Amerika Serikat,
dilaporkan antara 0,9 sampai 71,0 kasus eritroderma dari 100.000
penderita rawat jalan dermatologi. Penelitian di India, kejadian
eritroderma pasien rawat jalan dermatologi adalah 35 per 100.000 pasien
(0,035%). Secara umum, penelitian telah menunjukkan dominasi laki-laki,
dengan rasio laki-laki dan perempuan 2:1 sampai 4:1 dan usia rata-rata
antara 40 dan 60 tahun.
Berdasarkan penelitian Dwi pada tahun 2015 mengenai karakteristik
demografi penderita eritroderma (dermatitis eksfoliatif generalisata,
eritroderma eksfoliatif atau red man syndrome) di RSUP Dr. Mohammad
Hoesin Palembang, didapatkan angka insidensi eritroderma yaitu 0,217%
dengan di dominasi pada kelompok pria dibandingkan wanita
ETIOLOGI
Beberapa faktor telah terlibat sebagai pemicu eritroderma dan
dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kategori umum,
termasuk penyakit kulit yang sudah ada sebelumnya, obat-
obatan dan keganasan, sementara beberapa kasus eritroderma
bersifat idiopatik. Eritroderma ichthyosiform bulosa
kongenital, lebih sering disebut sebagai hiperkeratosis
epidermolitik, adalah penyebab eritroderma kongenital yang
langka.
PATOGENESIS

Patogenesis eritroderma sampai saat ini


masih belum jelas. Namun diketahui
adanya interaksi dari sitokin-sitokin dan
adanya adhesi molekul selular, termasuk
interleukin-1,-2 dan 8, intercellular
adhesion molecule-1 (ICAM-1) dan
tumor necrosis factor (TNF). Interaksi
inilah yang menyebabkan peningkatan
turnover epidermal sehingga
mengakibatkan terjadinya peningkatan
aktivitas mitosis dan jumlah sel-sel
germinativum pada kulit.
DIAGNOSIS
Diagnosis dermatitis eksfoliatif ditegakkan dari anamnesa, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang.

Dari anamnesa, perlu digali mengenai kemungkinan faktor pencetus,


misal: riwayat pengobatan, riwayat penyakit kulit atau penyakit sistemik,
dan riwayat keluarga.

Gejala awal dermatitis eksfoliatif berupa bercak eritematosa yang


berkembang menjadi eritema generalisata. Skuama putih atau kuning akan
muncul 2-6 hari setelah onset eritema. Sedangkan gejala klinis lainnya
yang bisa dijumpai adalah pruritus, gangguan termoregulasi, takikardi,
edema perifer, limfadenopati, hepatomegali dan splenomegali.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
- Pemeriksaan laboratorium
Abnormalitas yang biasa ditemukan pada pasien dermatitis eksfoliatif
termasuk anemia, leukositosis, limfositosis, eosinofilia, peningkatan IgE,
penurunan serum albumin, dan peningkatan laju endap darah. Kehilangan
cairan mungkin menyebabkan timbulnya gangguan elektrolit dan gangguan
fungsi ginjal (peningkatan kadar kreatinin).
- Pemeriksaan histopatologis
Multiple punch biopsy diperlukan sebagai tambahan dalam evaluasi klinis
dalam menegakkan diagnosis. Spesimen biopsi biasanya menemukan
gambaran non spesifik termasuk hiperkeratosis, parakeratosis, akantosis, dan
infiltrat radang kronik, yang dapat mengaburkan etiologi yang mendasari.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan awal eritroderma sama terlepas dari etiologinya. Pengobatan
awal dermatitis eksfoliatif adalah dengan penggantian cairan dan elektrolit,
yang kadang-kadang memerlukan penanganan rawat inap. Obat yang diduga
sebagai pencetus dihentikan, pemberian suplemen folat dan diet tinggi
protein. Pemberian steroid sistemik dapat membantu pada beberapa kasus,
kemudian pemberian obat topikal pada kulit meliputi pemberian emolien
sebagai pelembab, dan steroid topikal potensi ringan-sedang. Pemberian
antihistamin diberikan bila ada keluhan pruritus, sedangkan antibiotika
sistemik tetap diberikan pada penderita yang terbukti atau tidak terbukti
mengalami infeksi sekunder.
PENATALAKSANAAN
KOMPLIKASI
Pasien lanjut usia yang mengalami komplikasi seperti
infeksi, keseimbangan cairan atau elektrolit, atau gagal
jantung paling berisiko mengalami kematian. Gagal
jantung, septikemia, dan pneumonia adalah penyebab
kematian paling umum pada pasien dengan eritroderma.
PROGNOSIS
Respon terhadap terapi bervariasi berdasarkan penyakit atau agen
penyebab yang mendasarinya. Eritroderma terkait obat cenderung
sembuh dengan cepat dengan penghentian agen penyebab dan
pengobatan segera. Eritroderma yang terkait dengan penyakit kulit
primer cenderung memiliki perjalanan yang lebih lambat dan juga
dapat sembuh lebih lambat. Eritroderma terkait keganasan mungkin
lebih progresif dan perjalanannya ditentukan oleh prognosis keganasan
yang mendasarinya dan respons terhadap terapi, sementara kasus
eritroderma idiopatik mungkin tidak dapat diprediksi dengan periode
kekambuhan dan remisi.
BAB IV
PEMBAHASAN
Anamnesis

Keluhan kulit memerah memberat sejak 1 bulan yang lalu. Pasien


juga mengeluhkan kulit mengelupas dan kemerahan, terasa nyeri
(+), panas dan gatal (+) di seluruh tubuh. Kulit kepala sering
menebal sejak 10 tahun yang lalu, pasien merasakan keluhan yang
sering hilang timbul terutama saat badan pasien merasa tidak sehat,
keluhan tersebut menyebar sampai ke seluruh tubuh dan semakin
memberat satu bulan terakhir. Riwayat alergi obat disangkal.
Riwayat penyakit diabetes melitus dan hipertensi disangkal.
Pemeriksaan status dermatologis

Pada regio capitis, fasialis, thoracalis, vertebralis, abdomen,


axilla, manus, pedis terdapat plak eritema disertai skuama
generalisata, erosi pada regio cruris dextra dan likenifikasi pada
regio palmar dextra ekstremitas.
Pengobatan yang diberikan pada pasien adalah dengan
pemberian terapi topikal yang diberikan adalah kortikosteroid
yaitu mometason 2x1 ue dan desoximetason + as. Fusidat
(1:1) 2x1 ue, secara teori kortikosteroid topikal potensi ringan
dan sedang berfungsi mengendalikan inflamasi yang terjadi.
Pemberian terapi topikal yaitu klobetasol oint+minyak.
Pemberian secara intravena yaitu IVFD RL xx tpm dan IVFD
kaen 3B untuk mensuplai cairan dan elektrolit,
metilprednisolon 125 mg IV, difenhidramin 3x1 IV dan cinam
2x1 IV. Pemberian antibiotik topikal adalah gentamisin cream
2x1 ue. Pemberian secara oral yaitu inbumin po (3x1) untuk
membantu mempercepat proses penyembuhan luka.
BAB V
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Dermatitis eksfoliativa (DE) adalah kelainan pada kulit yang ditandai dengan eritem dan
skuama difusa yang melebihi 90% luas permukaan tubuh. Penyebab eritroderma dapat berupa
penyakit kulit yang telah ada sebelumnya seperti psoriasis, dermatitis atopi dan dermatitis
seboroik, bisa juga disebabkan oleh alergi obat, serta keganasan, 37% eritroderma disebabkan
oleh psoriasis. Beberapa penyakit tersebut berpotensi mengancam jiwa dan eritroderma itu
sendiri dapat menimbulkan komplikasi yang serius antara lain gangguan keseimbangan
elektrolit, hipoproteinemia, dehidrasi, sepsis dan ketidakseimbangan suhu. Pada sebagian besar
kasus, laki-laki lebih banyak dibanding wanita dengan perbandingan 2:1 dan umur rata-rata 40-
60 tahun. Perjalanan klinis dan prognosis dermatitis eksfoliativa bervariasi, bergantung pada
etiologi dasar.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai