Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KASUS

PSORIASIS VULGARIS

Pembimbing:
dr. Putu Siska Virgayanti, Sp.KK

Disusun Oleh:
Samuel geren
201806010024

KEPANITERAAN KLINIK
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA
A. ANAMNESIS
1. Identitas
Nama : Ny. M
Usia : 56 tahun
Status Perkawinan : Sudah menikah

Pekerjaan : Ibu rumah tangga


Tanggal pemeriksaan : 18 November 2020
2. Keluhan Utama

Timbul bercak kemerahan bersisik tebal dan pada kepala, lengan, kaki, badan dan
punggung yang memberat sejak 1 minggu SMRS

3. Keluhan Tambahan
Gatal pada tanngan, kaki, dan perut sejak 1 minggu SMRS
4. Riwayat Penyakit
Pasien datang ke Poli kulit dan kelamin Rumah Sakit St. Carolus dengan
keluhan timbul bercak kemerahan pada kepala, lengan, kaki, perut dan
punggung yang memberat sejak 1 minggu SMRS. Bercak merah timbul
sejak 5 tahun lalu pada daerah lutut, siku, dan punggung, namun semakin
lama bertambah luas ke daerah kepala dan perut. Bercak merah timbul
disertai dengan sisik tebal berwarna putih dan disertai dengan rasa gatal.
Rasa gatal hilang timbul dan memberat setelah pasien mandi dengan air
panas

4 tahun lalu pasien sudah berobat ke RSCM dan menjalani pengobatan


selama 1 tahun, namun pasien berhenti berobat karena gejala sudah
membaik dan pasien sibuk dengan urusan rumah tangga.

Pasien tinggal dengan suami, anak, dan cucu pasien. Setiap hari pasien
meberada di rumah dan menjaga cucu pasien sehinnga pasien merasa sibuk
untuk datang berobat lagi ke rumah sakit
Pasien berobat 4 tahun lalu di RSCM dan diberikan Metotrexat injection 1 x
25 mg 1x/minggu selama 1 tahun. Pasien mengaku bercak merah dan sisik
pengalami perbaikan setelah pengobatan, tetapi keluhan timbul lagi setelah 3
tahun berhenti berobat

Pasien mengaku memiliki kulit yang kering namun jarang menggunakan


pelembab karena malas. Pasien mandi 2 kali sehari menggunakan sabun
antiseptik dan air panas. Pasien juga mengaku beberapa minggu belakangan
sering mengelupas kulit dan sisik pada tangan dan kaki karena merasa terganggu
dan gatal. Riwayat kontak dengan bahan iritan disangkal

Riwayat penyakit kronik seperti penyakit jantung, penyakit hepar, dan diabetes
disangkal. Dalam Keluarga pasien juga tidak ada yang mengalami gejala serupa

B. PEMERIKSAAN FISIK

1. Pemeriksaan Fisik Umum

- Keadaan Umum : Sakit ringan

- Kesadaran : Compos mentis

- TD : 130/80 mmHg

- Laju Napas : 20x/menit

- Laju Nadi : 85x/menit

- Suhu : 36.5 C

- Berat Badan : 62 kg

- Tinggi badan : 155 cm

- Status Gizi : Obesitas (IMT 25.8 kg/m2)


2. Status Dermatologikus
Pada regio trunkus posterior, lumbal, ekstremitas inferior dextra et sinistra,
dan umbilikus terdapat plak eritematosa multipel berbatas tegas dengan
skuama tebal putih berlapis
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

D. RESUME

Ny. M 56 tahun datang dengan keluhan timbul plak eritematosa disertai skuama
tebal dan pruritus pada kepala, lengan, kaki, badan dan punggung yang
memberat sejak 1 minggu SMRS. pruritus dirasakan hilang tumbul dan
memberas setelah pasien mandi dengan air panas

Plak dan skuama sudah timbul sejak 5 tahun lalu dan bertambah luas. Pasien
sudah berobat ke RSCM dan menjalani terapi metotrexat injeksi 1 x 25
mg/minggu selama 1 tahun. Keluhan sempat membaik, namun muncul kembali
setelah pasien menghentikan pengobatan

Pasien mandi 2 kali sehari menggunakan sabun antiseptik dan air panas. Pasien
juga mengaku sering mengelupas kulit dan sisik pada tangan dan kaki karena
merasa terganggu dan gatal

Status dermatologikus pasien didapatkan pada regio ektremitas superior dan


inferior dextra et sinistra, umbilicus, tunkus posterior, dan lumbal terdapat plak
eritematosa multipel berbatas tegas dengan skuama tebal putih berlapis
E. DIAGNOSIS

1. Diagnosis Kerja

Psoriasis vulgaris

2. Diagnosis Banding

Dermatitis kontak

Dermatitis seboroik

F. SARAN PEMERIKSAAN

Histopatologi

Auspitz test

G. TATALAKSANA

1. Medikamentosa

 Metotrexat injection 1 x 25 mg 1x/minggu selama 6 bulan

 Cetirizin tab 1 x 10 mg diminum bila pasien merasa gatal

 Asam salisilat krim 3% dioleskan tipis 2x/hari pada lesi

 Ceramide krim dioleskan 2x/hari setelah mandi

2. Non-medikamentosa

 Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit yang diderita


merupakan gangguan imun yang berlangsung seumur hidup
sehingga diperlukan pengobatan jangka panjang

 Menghindari garukan karena dapat memperberat rasa gatal. Bila


rasa gatal tidak tertahankan dapat menggunakan kompres dingin
pada lesi

 Menyarankan mandi 10 – 15 menit menggunakan air dingin dan


sabun bayi untuk menhindari kulit kering

 Rutin menggunkan pelembab agar kulit tidak kering

 Menghindari minuman beralkohol

 Menjelaskan efek samping pengobatan dan menganjurkan untuk


melakukan pemeriksaan darah dan fungsi liver 3 bulan sekali

H. PROGNOSIS

Quo ad Vitam : Bonam

Quo ad Functionam : Dubia ad bonam

Quo ad Sanationam : Dubia ad malam

I. DISKUSI KASUS
Psoriasis adalah penyakit yang dimediasi secara imunologis yang ditandai dengan
radang kulit, hiperplasia epidermal, dan peningkatan risiko serta penyakit kardiovaskular
masalah psikososial. Penyebab dari penyakit ini belum sepenuhnya diketahui. Prevalensi
psoriasis lebih rendah pada Orang Asia dan memiliki prevalensi sama pada pria dan
wanita.1

Psoriasis dapat dimulai pada usia berapa pun, tetapi jarang terjadi sebelum usia 10
tahun. Kemungkinan besar akan muncul antara usia 15 dan 30 tahun. Kepemilikan
antigen leukosit manusia (HLA) kelas I tertentu, khususnya HLA-Cw6, dikaitkan
dengan usia lebih awal dan dengan riwayat keluarga yang positif sebelumnya. Pada
pasien ini psoriasis timbul saat pasien usia 48 tahun sehingga diagnosis menjadi
psoriasis vulgaris tipe 2.1

Secara klinis dapat dibedakan menjadi beberapa tipe yaitu :2


1. Psoriasis plak
2. Psoriasis Gutata
3. Psoriasis Pustulosa
4. Psoriasis inversa
5. Psoriasis kuku
6. Psoriasis artritis

Gambaran klinis umum pada pasien psoriasis adalah plak eritematosa dengan skuama
putih yang berukuran lentikuler sampai plakat yang menutupi sebagian besar tubuh,
umumnya simetris dan dapat disertai dengan gatal. Pada pasien dengan psoriasis sering
ditemukan fenomena coebner yaitu munculnya lesi posriasis di daerah baru setelah
terjadi trauma maupun mikrotrauma. Letak lesi paling sering pada lutut, kulit kepala,
daerah umbilikus, pungggung, lumbal, kuku, mukosa, dan sendi. Pada pasien lesi berupa
plak eritematosa multipel dengan skuama putih tebal berlapis disertai dengan pruritus
pada daerah extermitas inferior, umbilikus, trunkus posterior, dan lumbar.2

Faktor pencetus yang dapat menyebabkan psoriasis antara lain truma/mikrotruma,


stress, bberapa golongan obat seperti beta blocker, litium, antimalaria, NSAID dan
beberapa golongan antibiotik.1,2,3 Beberapa penelitian juga mengatakan bahwa sindrom
metabolik juga mempunyai peran dalam mencetuskan psoriasis seperti paisen dengan
obesitas, diabetes melitus, dislipidemia, dan hipertensi.3,4 Pasien tergolong obesitas (IMT
25.8 kg/m2) yang mungkin menjadi faktor pencetus dari penyakit tersebut.
Diagnosis psoriasis diambil dari gambaran klinis dan pemeriksaan histopatologik. Pada
pemeriksaan histopatologi dapat ditemukan akantosis dan penipisan epidermis. Massa
sel epidermis meningkat 3 – 5 kali dan terdapat mitosis dia tas laposan basal. Dapat
ditemukan juga hiperkeratosis dengan penipisan stratum granulosum. Pada papila dermis
terdapat peningkatan pembuluh darah dan terdapat infiltrat sel radang, limfosit,
granulosit, dan sel mast. Gambaran spesifik psoriasis adalah adanya migrasi sel radang
dari kapiler dermal menuju epidermis.1,2 Pemeriksaan histopatologi tidak dilakukan pada
pasien sehingga disarankan untuk dilakukan
Tujuan pengobatan dari psoriasis adalah menurunkan derajat keparahan dari penyakit
dan memperbaiki kualitas hidup dari pasien. Terdapat bebrapa terapi yang dapat
digunakan untuk mengobati psoriasis yaitu topikal (kortikosteroid, ,fototerapi, dan
sistemik. Pemilihan terapi bedasarkan keparahan dari penyakit yang dapat dihitung
menggunakan PASI (psoriasis area severity index) atau menggunakan BSA (Body
Surface Area).1,2 Menurut perhitungan BSA dan PASI pasien termasuk kategori psoriasis
berat sehingga terapi yang disarankan berupa sistemik yaitu metotrexat injection 1x 25
mg 1x/minggu disuntikan SC selama 6 bulan. Pasien diberikan antihistamin dan asam
salisilat untuk mengatasi rasa gatal. Diberikan pelembab untuk mengatasi kulit kering.
Diagnosis banding dari psoriasis dapat beragam tergantung dari tipe dan lesi.1

Prognosis pada psoriasis tergantung dari onset, derajat keparahan, dan tatalaksana yang
diberikan. Pada kasus ringan gejala dapat hilang dengan pengobatan yang teratur. Pada
psoriasis berat yang tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi seperti penyakit
kardiofavaskular, artritis, diabetes, depresi.1,5
DAFTAR PUSTAKA

1. Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ. Fitzpatrick’s
dermatology in general medicine, 2 volumes. Transplantation. 2008;85(654).

2. Menaldi SL, Bramono K, Indriatmi W, editors. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 7th ed. Badan
Penerbit FKUI; 2015.

3. Gelfand JM, Yeung H. Metabolic syndrome in patients with psoriatic disease. J


Rheumatol Suppl. 2012 Jul;89:24-8. doi: 10.3899/jrheum.120237.

4. Kamiya K, Kishimoto M, Sugai J, Komine M, Ohtsuki M. Risk Factors for the


Development of Psoriasis. Int J Mol Sci. 2019 Sep 5;20(18):4347.

5. Carvalho AV, Romiti R, Souza CD, Paschoal RS, Milman LM, Meneghello LP.
Psoriasis comorbidities: complications and benefits of immunobiological treatment.
An Bras Dermatol. 2016 Nov-Dec;91(6):781-789.

Anda mungkin juga menyukai