Pembimbing:
Penyusun:
BAB I
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. Samira
Usia : 33 Tahun
Jenis kelamin : Wanita
Status Perkawinan : kawin
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Alamat : Jl. Cililitan no.39 01/07
No. Rekam Medik : 631586
II. ANAMNESIS
Dilakukan secara autoanamnesis di Poli Kulit, pada hari Senin 31 Januari
2017, pukul 11.00 WIB
Keluhan Utama:
Pasien datang dengan keluhan gatal pada sela jari tangan kanan dan kiri sejak
1 bulan lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang:
Keluhan gatal pada sela jari tangan yang timbul sejak satu bulan yang lalu.
Rasa gatal semakin bertambah jika pasien berkeringat. Pasien pernah
merendam tangan nya dengan air hangat dan dettol, namun tidak ada
perbaikan.
Riwayat Penyakit Dahulu:
- Riwayat penyakit yang sama disangkal
- Riwayat alergi makanan disangkal
- Riwayat alergi obat disangkal
1
Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga, setiap hari mencuci baju
keluarganya dan mencuci piring. Antar jemput anaknya sekolah.
2
V. SARAN PEMERIKSAAN
Pemeriksaan kerokan kulit dengan larutan KOH 10% atau dengan
pemeriksaan ram, terlihat gambaran gram positif, sel ragi, blastospora atau
hifa semu.
VI. DIAGNOSIS
Kandidosis kutis interdigitalis manus dextra II III sinistra II.
VIII. TATALAKSANA
1. Penatalaksanaan Medikamentosa
Ketokonazol 200mg 2x1
Ketokonazol cream 2%
Loratadin 1x1
2. Penatalaksanaan Nonmedikamentosa
Menghindari faktor predisposisi
Menjaga kebersihan kulit
3
IX. PROGNOSIS
Quo ad sanationam : Bonam
Quo ad vitam : Bonam
Quo ad functionam : Bonam
Quo ad kosmetikum : Bonam
4
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Definisi
Kandidosis kutis adalah suatu penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi
jamur dari genus Candida. Kandidosis terbagi menjadi 2 macam yakni
kandidosis profunda dan kandidosis superfisial. Nama lain kandidosis kutis
adalah superficial kandidosis atau infeksi kulit-jamur; infeksi kulit-ragi;
kandidosis intertriginosa. Berdasarkan letak gambaran klinisnya terbagi
menjadi kandidosis terlokalisasi dan generalisata.
Predileksi Candida albicans pada daerah lembab, misalnya pada daerah
lipatan kulit. Organisme ini menyukai daerah yang hangat dan lembab.
1.2 Etiologi
Mikroorganisme yang paling sering sebagai penyebab kandidiasis kutis
adalah Candida albicans. Spesies patogenik yang lainnya adalah C. tropicalis
C. parapsilosis, C. guilliermondii C. krusei, C.pseudotropicalis, C. lusitaneae.
1.3 Epidemiologi
Candida albicans adalah saprofit yang berkoloni pada mukosa seperti
mulut, traktus gastrointestinal, dan vagina. Merupakan jamur yang berbentuk
oval dan dapat hidup dalam 2 bentuk yakni bentuk hifa dan bentuk yeast.
Jumlah koloni sangat menentukan derajat penyakit, akan tetapi dilaporkan
bahwa frekuensi terjadinya di mulut 18 %, vagina 15 %, dan mungkin dalam
feses 19 %.
Di Jepang, dilaporkan bahwa kutaneus kandidiasis terdapat pada 755 (1
%) dari 72.660 pasien yang keluar dari rumah sakit. Intertrigo (347 kasus)
merupakan manifestasi klinis kandidiasis paling sering, erosi interdigitalis
terjadi pada 103 kasus, diaper kandidiasis tercatat 102 kasus.
Di Bombay, India, diperiksa 150 pasien dengan kandidiasis kutaneus.
Kerokan kulit diuji dengan KOH 10 % dan dikultur di sabaoruds agar. Insiden
tersering adalah intertrigo (75), vulvovaginitis (19), dan paronikia (17).
5
Sedangkan jamur yang diisolasi didapatkan Candida albicans (136 kasus).
Dan diabetes mellitus menjadi faktor predisposisi pada 22 orang pasien.
1.4 Patogenesis
Candida albicans bentuk yeast-like fungi dan beberapa spesies kandida
yang lain memiliki kemampuan menginfeksi kulit, membran mukosa, dan
organ dalam tubuh. Organisme tersebut hidup sebagai flora normal di mulut,
traktus vagina, dan usus. Dan berkembang biak melalui ragi yang berbentuk
oval.
Kehamilan, kontrasepsi oral, antibiotik, diabetes, kulit yang lembab,
pengobatan steroid topikal, endokrinopati yang menetap, dan faktor yang
berkaitan dengan penurunan
imunitas seluler menyediakan kesempatan ragi menjadi patogenik dan
memproduksi spora yang banyak pseudohifa atau hifa yang utuh dengan
dinding septa.
Ragi hanya menginfeksi lapisan terluar dari epitel membran mukosa dan
kulit (stratum korneum). Lesi pertama berupa pustul yang isinya memotong
secara horizontal di bawah stratum korneum dan yang lebih dalam lagi. Secara
klinis ditemukan lesi merah, halus, permukaan mengkilap, cigarette paper-
like, bersisik, dan bercak yang berbatas tegas.
Kebanyakan spesies kandida memiliki faktor virulensi termasuk faktor
protease. Kelemahan faktor virulensi tersebut adalah kurang patogenik.
Kemampuan bentuk yeast untuk melekat pada dasar epitel merupakan tahapan
paling penting untuk memproduksi hifa dan jaringan penetrasi. Penghilangan
bakteri dari kulit, mulut, dan traktus gastrointestinal dengan flora endogen
akan menyebabkan penghambatan mikroflora endogen, kebutuhan lingkungan
yang berkurang dan kompetisi zat makanan menjadi tanda dari pertumbuhan
kandida. Infeksi kandida juga diperburuk oleh pemakaian antibiotik,
perawatan diri yang jelek, dan penurunan aliran saliva, dan segala hal yang
berkaitan dengan umur. Dan pengobatan dengan agen sitotoksik
(methotrexate, cyclophosphamide) untuk kondisi rematik dan dermatologik
6
atau kemoterapi agresif untuk keganasan pada pasien usia lanjut juga
memberikan resiko yang tinggi terhadap kandidiasis.
7
Kandidiasis pada kaki dan sela-sela jari ini sering disebut kutu
air . kulit di sela-sela jari menjadi lunak, terjadi maserasi dan mengelupas
seperti kepala susu.
Faktor predisposisi kandidiasis intertriginosa ini adalah diabetes
mellitus, kegemukan, banyak keringat, pemakaian obat antibiotic,
kortikosteroid, sitostatik dan penyakit-penyakit yang menyebabkan daya
tahan tubuh menurun.
8
menderita kandidiasis vagina atau mungkin karena gangguan imunologik
sehingga daya tahan tubuh bayi tersebut rendah.
Pada bayi baru lahir yang menderita kandidosis kutis generalisata,
dengan vesikulopustul di atas eritem muncul pada saat bayi baru lahir atau
beberapa jam setelah lahir. Lesi pertama kali muncul di muka, leher dan
menyebar ke seluruh tubuh dalam waktu 24 jam.
9
kamar yaitu 25-270 C dan diamati secara berkala untuk melihat
pertumbuhan koloni.1Koloni berwarna putih sampai kecoklatan,
basah, atau mukoid dengan permukaan halus dan dapat berkerut. Hasil
biakan dianggap negative bila tidak ditemukan pertumbuhan koloni
dalam waktu empat pecan
- Serologi
Untuk mendeteksi adanya antibodi Candida yang berkisar pada tes
immunodifusi yang lebih sensitive seperti counter
immunoelectrophoresis (CIE), enzyme-linked immunosorbent assay
(ELISA), and radioimmunoassay (RIA). Produksi empat atau lebih
garis precipitin dengan tes CIE telah menunjukkan diagnosis
kandidiasis pada pasien yang terpredisposisi.
- Pemeriksaan histology
Didapatkan bahwa spesimen biopsi kulit dengan pewarna periodic
acid schiff (PAS) menampakkan hifa tak bersepta. Hifa tak bersepta
yang menunjukkan kandidiasis kutaneus berbeda dengan tinea.
1.9 Penatalaksanaan
1.9.1 Tatalaksana umum
- Edukasi tentang penyakit kandidiasis
- Hindari factor pencetus
- Jangan menggaruk lesi
- Hindari pemakaian handuk atau yang lainnya secara bersama
- Semua pakaian dan alas tidur dicuci dengan air panas, jangan memakai
pakaian dalam dari bahan sintetik serta sandal dari bahan karet, plastic
atau imitasi
- Konsumsi obat teratur
10
1.9.2 Tatalaksana khusus
- Terapi sistemik:
CTM 2 3 kali tablet sehari bagi orang dewasa (bila gatal)
Nistatin tablet
Amfoterisin B (IV untuk kandidiasis sistemik)
Kotrimazol (pada kandidiasis vaginalis dapat diberikan
kotrimazol 500mg per vaginam dosis tunggal, sistemik dapat
diberikan ketokonazol 2x200 mg dosis tunggal atau dengan
flukonazol 150 mg dosis tunggal)
Itrakonazol (pada kandidiasis vulvovaginalis. Dosis untuk
orang dewasa 2x100 mg sehari, selama 3 hari)
- Terapi topical
Larutan ungu gentian: - 0,5 % untuk selaput lendir 1-2% untuk
kulit
dioleskan sehari 2 kali selama 3 hari
Nistatin dapat diberikan berupa krim, salep, emulsi.
Golongan azol
krim atau bedak mikonazol 2%
bedak, larutan dan krim klotrimazol 1%
krim tiokonazol 1%
krim bufonazol 1%
krim isokonazol 1%
krim siklopiroksolamin 1%
Antimikotik topikal lain yang berspektrum luas.
1.10 Prognosis
Prognosis kutaneus kandidiasis umumnya baik, bergantung pada berat
ringanya faktor predisposisi. Biasanya dapat diobati tetapi sekali-kali sulit
dihilangkan. Infeksi berulang merupakan hal yang umum terjadi
11
12