Anda di halaman 1dari 2

Perihal : Permohonan mengurangkan atau membatalkan surat ketetapan pajak yang tidak benar

sesuai dengan pasal 36 ayat 1b UU KUP nomor 28 tahun 2007 tentang perubahan ke
tiga atas UU nomor 6 tahun 1983 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan
terhadap SKPKB PPH Pasal 26 no. : 00001/204/07/062/13 tanggal 31 juli 2013

Yang bertanda tangn dibawah ini :


Nama :
Jabatan :
Alamat :

Memohon kepada bapak perihal pokok surat kami tersebut diatas untuk memberi keadilan
kepada kami dengan pertimbangan sebagai berikut :

I. 1. Bahwa pada tahun 2010 kami telah diperiksa oleh KPP Madya Jakarta Selatan dengan
surat perintah pemeriksaan nomor : Print 00231/WPJ.04/KP.1105/RIK.SIS/2010 tanggal
5 oktober 2010
2. Pada tahun 2013 kami telah diterbitkan surat ketetapan pajak kurang bayar (SKPKB) PPh
pasal 26 nomor : 00001/204/07/062/13 tanggal 31 juli 2013 dengan jumlah kurang
bayar Rp. 1.620.293.622,-
3. Pada tanggal 23 oktober 2013 kami mengajukan keberatan yang diterima KPP Mdaya
Jakarta Selatan dengan No. : LPAD Pem : 01010175/062/OCT/2013 tanggal 23 oktober
2013
4. Pada tanggal 25 oktober 2014 kami telah menerima keputusan Direktur Jenderal Pajak
Nomor : KEP 1506/WPJ.04/2014 tanggal 9 oktober 2014 yang intinya :
a. menolak keberatan wajib pajak
b. mempertahankan jumlah pajak yang masih harus dibayar dalan SKPKB PPh pasal 26
Nomor : 00001/204/07/062/13 tanggal 31 juli 2013
5. Pada tanggal 22 desember 2014 kami mengajukan banding atas keputusan Direktur
Jenderal Pajak No. KEP 1506/WPJ.04/2014 tanggal 9 oktober 2014 ke Pengadilan Pajak
dengan surat kami nomor : 22-09/CI-Tax/XII/2014
6. Pada tanggal 15 desember 2015 pengadilan pajka telah mengeluarkan keputusan no. :
PUT : 66604/PP/M.XVIII B/15/2015 yang diucapkan tanggal 3 desember 2015 sbb :
Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 36 ayat 4 UU nomor 14 tahun 2002 tentang
Pengadilan pajak masih terdapat kekurangan pembayaran 50% dari pajak yang terhutang
namun tidak dilunasi oleh pemohon banding, dengan demikian mejelis berpendapat atsa
surat banding nomor : 22-09/CI-Tax/XII/2014 tanggal 22 desember 2014 yang diajukan
terhadap besarnya pajak yang terhutang sesuai dengan keputusan keberatan nomor : KEP
1506/WPJ.04/2014 tanggal 9 oktober 2014 tidak memenuhi pasal 36 ayat 4 UU no. 14
tahun 2002 tentang pengadilan pajak.
Bahwa karena pemohon banding tidak memenuhi ketentuan formal, maka materi pajak
sengketa banding yang diajukan tidak diperiksa lebih lanjut.
7. Pada tanggal 11 maret 2016 kami mengajukan peninjauan kembali (PK) ke Mahkamah
Agung RI atas putusan Pengadilan Pajak no. : PUT 66604/PP/M.XVIII B/15 2015.
Dengan putusan mempertahankan putusan Pengandilan Pajak.

1
II. Adapun alasan kami meminta keadailan kepada Bapak adalah :
1. WP tidak mampu membayar pajak yang sangat besar karena diluar kemampuan
perusahaan
2. Bahwa pembebanan biaya bunga yang tehutang PPh pasal 26 tahun 2007 adalah sebesar
Rp. 10.947.929.880,- baru dilunasi WP pada tanggal 7 april 2008 bahwa hal tersebut
dilakukan karena :

Bahwa :
Bunga periode agustus 2007 sampai dengan oktober 2007 sebesar Rp. 7.332.420.229
Bunga periode november 2007 sampai januari 2008 sebesar Rp. 7.227.687.520
Total biaya bunga periode Agustus 2007 s/d januari 2008 sebesar Rp. 14.610.107.749
Telah dilunasi pada tanggal 7 april 2008.
3. WP tidak ada terhutang PPh pasal 26 tahun 2007.

III. Kegiatan atau Aktifitas WP


1. Aktifitas WP adalah membeli 250 unit apartemen dalam sebuah gedung yangs edang
dibangun yang masih kerangka dasar dari PT. Intermustika Muatiara.
WP melanjutkan proses kegiatan struktur yaitu kegiatan MEP (Mekanikal, Electrical,
dan Plumbing) serta melakukan furnishing dan juga melakukan proses fitting (pengisian
furniture serta fasilitas lainnya).
Seluruh kegiatan yang dilakukan WP adalah sifatnya membangun, karena unit tersebut
adalah kerangka kosong unit tanpa instalasi listrik, tanpa keramik, tanpa instalasi air ,
tanpa sekat pembatas (tembok) sehingga WP harus melakukan kegiatan membangun.
Tanpa kegiatan membangun ini tidak akan dapat dijual ke konsumen.

2. WP dalam melakukan pencatatan (pembukuan) menggunakan aturan sesuai PSAK 44


(Akuntansi Aktivasi Pembangunan Real Estate) dalam paragraph 02 “penerapan ini
harus diterapkan untuk perusahaan yang melakukan aktivitas pengembangan real estate
walaupun aktivasi pengembangan real estate tersebut bukan aktivitas utama
perusahaan”.
PSAK 44 bisa digunakan oleh perusahaan diluar developer.

3. WP diaudit oleh kantor akuntan publik independen Drs. Anwar BAP dengan opini
WTP.

Atas uraian dan penjelasan kami tersebut diatas mohon keadilan yang seadil-adilnya kepada
kami untuk menetapkan PPh pasal 26 tahun 2007 menjadi :
Dasar penganaan Pajak Rp. 10.947.929.880
PPh pasal 26 Rp. 1.094.792.988
Kredit Pajak Rp. 1.094.792.988
Pajak yang kurang dibayar Rp. NIHIL

Demikian permohonan kami, kiranya Bapak dapat mengabulkannya sebelumnya kami ucapkan
terima kasih.

Hormat kami,

Anda mungkin juga menyukai