Anda di halaman 1dari 9

Pengaruh Kepuasan Kerja Turnover Intention Terhadap

Kinerja Karyawan di Rumah Sakit Helsa Cikampek

Disusun Oleh :
Muchamad Rinaldy
Sony Kurniawan
Rudi Nardoyo

1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
BAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
B. Variabel Penelitian
- Primer
- Sekunder
C. Tempat dan Waktu Penelitian
D. Populasi dan Sampel
E. Definisi Operasional Variabel
F. Metode Pengumpulan Data
BAB IV HASIL PENELITIAN
Analisis Deskriptif

A. Deskripsi Karakteristik Respnden


- Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
- Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
- Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
- Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja
- Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan
B. Deskripsi Karagorisasi Variabel
- Kepuasan Kerja
- Stres Kerja
- Komitmen Organisasi
- Turnover Intention
BAB V PEMBAHASAN
BAB VI DAFTAR REFERENSI

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengelolahan rumah sakit salah satunya adalah mengenai Sumber Daya Manusia
(SDM) merupakan hal yang menarik dikaji. Terdapat dua kelompok besar dalam SDM rumah
sakityakni tenaga medis yang terdiri dari dokter, perawat, tenaga medis lain, dan tenaga non
medis yang terdiri dari tenaga administrasi dan tenaga pelaksana lainnya. Dalam lingkup
operasional perusahaan, turnover kerap sekali terjadi. Turnover (berhenti bekerja) karyawan
umumnya merupakan isu negative bagi perusahaan, namun dapat menjadi isu positif bila
dikontrol secata tepat dan logis. Aktifitas turnover akan mempengaruhi berbagai aktivitas kerja
yang terdapat pada perusahaan dan dapat juga mempengaruhi prestasi kerja karyawan secara
keseluruhan.
Menurut Elizabeth (2011), menyatakan bahwa tingakat turnover tahunan di industri
kesehatan mengambil 23% dari keseluruhan tingkat turnover karyawan dan 50% diantaranya
adalah perawat. Hasil survey di fasilitas keperawatan yang dilakukan oleh AHCA (American
Health Care Association) tahun 2011, mengungkapkan bahwa tingkat turnover tertinggi terjadi
pada staf perawat sebesar 39,5% dari jumlah total turnover karyawan sebesar 35,1% (AHCA,
2011). Michael Pafe Indonesia Employee Intentions Report mencatat sebanyak 72% responden
di Indonesia pada tahun 2015 memiliki minat untuk berganti pekerjaan pada 12 bulan ke depan
(Michael Page, 2015).
Menurut Mobley (2000), keinginan untuk mengakhiri tugas atau meninggalkan
organisasi berhubungan dengan kepuasan kerja. Kepuasan kerja yang dirasakan dapat
mempengaruhi pemikiran seseorang untuk keluar. Job stressors dan kurangnya kepuasan kerja
merupakan salah satu faktor yang dapat menimbulkan keinginan seseorang untuk
meninggalkan pekerjaan mereka.
Didukung juga penelitian Sutanto dan Gunawan pada tahun 2013 yang menunjukkan
besarnya pengaruh kepuasan kerja terhadap turnover sebesar 69,9%. Artinya apabila kepuasan
kerja meningkat, maka turnover intention karyawan akan mengalami penurunan. Turnover
intention merupakan keinginan dari seorang karyawan untuk berpindah dari organisasi satu ke
organisasi lainnya. Dari hasil penelitian tersebut, hendaknya perusahaan lebih memperhatikan
kebutuhan karyawan serta memberi kesenangan bagi karyawan dalam mengerjakannya,
sehingga dapat meminimalkan karyawan tersebut dari keinginan pindah kerja yang tinggi.
Rumah Sakit Helsa Cikampek merupakan rumah sakit yang melaksanakan pelayanan
untuk masyarakat. Berdasarkan survey yang dilakukan di RS Helsa Cikampek ini jumlah

3
karyawan yang terbanyak keluar adalah perawat, yaitu tahun 2018 pada bulan Febuari
sebanyak 3,50%, pada bulan Juni sebanyak 7,20% dan bulan September sebanyak 3,57 %.
Tingkat turnover tersebut dinilai cukup tinggi, keluarnya perawat rumah sakit dikatakan
normal berkisar antara 5-10% per tahun, dikatakan tinggi apabila lebih dari 10 %.
Hasil pengamatan menunjukkan, di rumah sakit Helsa Cikampek tahun ini memang
sedang melakukan perluasan fisik bangunan termasuk penambahan bad ruangan. Dengan
bertambahnya pasien di ruangan perluasan ini menjadikan beban tambahan bagi perawat,
karena belum adanya rekruitmen perawat baru. Atas dasar kenyataan ini menyebabkan banyak
perawat mengalami stress dalam bekerja yang mengakibatkan menurunnya kinerja perawat,
bahkan ada yang keluar.
Hal ini juga berpengaruh terhadap menurunnya kepuasan kerja perawat. Keluhan lain
yang dialami perawat dimana tuntutan kerja terhadap kinerja perawat dirasa tidak cukup
sebanding dengan kompensasi yang diberikan rumah sakit dan sistem penghargaan promosi
belum ada, perawat bersalah mendapatkan sanksi sedangkan perawat yang berprestasi tidak
mendapat reward serta hubungan antara perawat dengan kepala ruangan dan rekan kerja tidak
saling mendukung sehingga tidak dapat membuat perawat berprestasi dan berinovasi.
Berdasarkan permasalah yang terjadi adalah tingginya angka turnover intention
perawat dari bulan ke bulan pada tahun 2018 melebihin standar optimum yaitu sebesar 10%
per perbulan Beberapa indikasi yang terjadi yaitu adanya pengaruh stres kerja dan kepuasan
kerja pada perawat disebabkan tingginya tuntutan kerja sehingga memicu keinginan perawat
untuk berhenti kerja. Berdasarkan hal tersebut maka penulis merumuskan permasalahan
sebagai berikut ‘apakah ada pengaruh stres kerja dan kepuasan kerja terhadap Turnover
Intention perawat rawat inap di RS Helsa Cikampek.

4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

5
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan survey analitik
dengan rancangan cross sectional, yang bertujuan untuk menjelaskan pengaruh stres kerja dan
kepuasan kerja terhadap turnover intention. Penelitian dilaksanakan di RS Helsa Cikampek
dengan membagikan kuesioner yang diisi sendiri oleh responden, yang telah dipersiapkan.

6
BAB IV
HASIL PENELITIAN

7
BAB V
PEMBAHASAN

8
BAB VI
DAFTAR REFERENSI

Anda mungkin juga menyukai