PENDAHULUAN
Kulit
adalah
organ
tubuh
yang
terletak
paling
luar
dan
Salah
satu
kelainan
kulit
yang
dapat
menyebabkan
disebut
juga
sebagai
dermatitis
eksfoliatif,
eksfoliatif
merupakan
kulit.
Eritroderma
dan
yang
ditimbulkannya
cukup
parah
(Mapar
dkk,
2011).
CATATAN MEDIS
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR
ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
RSUD CUT NYAK DHIEN -MEULABOH
IDENTITAS PENDERITA
Nama
: Ny.M
Umur
: 48 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Pendidikan Terakhir : SD
Pekerjaan
: Petani / Pekebun
Alamat
No.RM
: 82.69.22
Tanggal masuk RS
: 21 Maret 2016
Ruang
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 21 Maret 2016 pukul 23.30
WIB.
a. Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan gatal dan panas diseluruh tubuh disertai timbul bercak
kemerahan, dan timbul kulit yang terkeluas diseluruh tubuh.
b. Keluhan Tambahan
:
- Badan terasa lemas (+), Demam naik turun (+), Sulit tidur malam (+)
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
Keadaan Umum
- Kesadaran
- GCS
Vital sign
- TD
- Nadi
- RR
- Suhu
:
: Compos Mentis
: 15 ( E 4, V 5, M 6)
:
: 110 / 70 mmHg
: 80 x/ menit.
: 20 x/menit
: 38 o C
Status Generalisata
- Kulit
- Kepala
- Mata
:
: Warna sawo matang, hidrasi cukup
: Normocephali
: Corpus alineum(-/-); konjungtiva: anemis (-/-),
Hiperemis (-/-),ikterik (-/-); Reflek cahaya (+/+); Edem
palpebra (-/-) : Pupil isokor 3mm/3mm
Hidung
Telinga
Mulut
Leher
Thorax
:
Cor
Pulmo
Dextra
Sinistra
Depan
Inspeksi
Simetris
statis
&
dinamis, retraksi (-)
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
SDparu
vesikuler
(+),suara
tambahanparu:
wheezing (-), ronki (-)
Belakang
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
:
: Dinding abdomen datar, massa (-),warna kulit sama
dengan warna kulit sekitar
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
Ekstremitas
Status Venerologi
: Tidak dilakukan
Status Dermatologik
5
Status Lokalis
Lokasi
: Seluruh Wajah
Distribusi
: Regional
Konfigurasi
: Tersebar
Morfologi
Lokasi
Distribusi
Konfigurasi
Morfologi
: Seluruh Badan
: Universal
: Generalisata
: Eritroderma luas dengan eksfoliasi dan erosi multiple
PEMERIKSAAN PENUNJANG
-
Hb
: 8,0 gr/dl
Eritrosit : 3,14 x 106 /ui
Leukosit : 9,6 x 106 /ui
- Billirubin total
: 0,82 gr/dl
- Billirubin direct
- Alkali Phospatase
: 0,39 gr/dl
: 165,2 U/I
HT
: 22,9 x 106 /ui
Trombosit : 325 x 106 /ui
- SGOT
- SGPT
: 110,2 U/I
: 53,21 U/I
KGDS
Ureum
- Kreatinin
:1,44 gr/dl
: 62,7 gr/dl
:47,91 gr/dl
DIAGNOSIS BANDING
-
DIAGNOSIS SEMENTARA
-
PENTALAKSANAAN
-
IVFD RL 30 gtt/ i
Inj. Metylprednisolon 125 gr / 24 jam
Inj. Ranitidin /12 jam
Interhistin tab 2 x 1
Gentamicin zalf 2 x 1 (dibagian yang erosi )
Kompres NaCL 9 % + Kassa
Pagi : 15 menit wajah dan lengan
Siang : 15 menit di kaki
Malam : 15 menit wajah dan badan
Edukasi
1. Menjaga kebersihan diri dengan mandi teratur menggunakan sabun
2. Mengganti pakaian yang bersih
3. Memperhatikan kebersihan tempat tidur
4. Menjaga kebersihan lingkungan setempat
5. Bijak dalam menggunakan obat obatan
6. Menghindari makanan yang bisa menjadi faktor pemicu alerghi
7. Mengkonsumsi makanan bergizi termasuk banyak minum air putih dan
mengkonsumsi buah yang mengandung vitamin.
FOLLOW UP
PERKEMBANGAN
PENATALAKSANAAN
Rawat 1
Tgl.22/0
3
2016
UKK:
IVFD RL 30 gtt/ i
Wajah : Tampak patch eritema
Inj. Metylprednisolon 125 gr / 24 jam
luas dengan eksfoliasi dan erosi
Inj. Ranitidin /12 jam
multiple tersebar
Interhistin tab 2 x 1
Seluruh tubuh : eritroderma
Gentamicin zalf 2 x 1
luas dengan eksfoliasi dan erosi
Kompres NaCL 9 % + Kassa
multiple tersebar
Lesi Baru : (-) tidak ditemukan
Rawat 2
Tgl.23/0
UKK:
Wajah
3
2016
eksfoliasi
Xerotive
Diet TKTP
dengan IVFD RL 20 gtt/i
sebagian
erosi multiple
Seluruh Tubuh
multiple
tersebar
eksfoliasi generalisata.
Lesi Baru : (-)
Erosi
dengan
Inerson cr 2 x 1
Gentamicin zalf 2 x 1 (tempat luka)
Tidak
ditemukan
Rawat 3
Tgl
UKK
Diet TKTP
Seluruh tubuh : erosi multiple IVFD RL 20 gtt/i
24/03
2016
tersebar.
Leher : lesi membasah
Lesi lainnya Membaik
Lesi baru : (-) tidak ditemukan
PROGNOSIS
1. Quo ad Vitam
2. Quo ad Sanam
3. Quo ad Cosmeticam
: ad bonam.
: ad bonam
: Dubia ad bonam
riwayat lesi pada kulit sebelumnya untuk onset eritroderma, identifikasi penyakit yang
menyertai menggambarkan satu dari sekian banyak kelainan kulit.(4)
Pada eritroderma yang kronik eritema tidak begitu jelas, karena bercampur dengan
hiperpigmentasi. Sedangkan skuama adalah lapisan stratum korneum yang terlepas dari kulit.
Skuama mulai dari halus sampai kasar. Pada eritroderma, skuama tidak selalu terdapat,
misalnya eritroderma karena alergi obat sistemik, pada mulanya tidak disertai skuama,
skuama kemudian timbul pada stadium penyembuhan timbul. Bila eritemanya antara 50-90%
dinamakan pre-eritroderma..(5)
B. ETIOLOGI
Eritroderma dapat disebabkan oleh akibat alergi obat secara sistemik, perluasan
penyakit kulit, penyakit sistemik termasuk keganasan. (6) Penyakit kulit yang dapat
menimbulkan eritroderma diantaranya adalah psoriasis 23%, dermatitis spongiotik 20%,
alergi obat 15%, CTCL atau sindrom sezary 5% (7)
A. Eritroderma yang disebabkan oleh alergi obat secara sistemik
Keadaan ini banyak ditemukan pada dewasa muda. Obat yang dapat menyebabkan
eritroderma adalah arsenik organik, emas, merkuri (jarang), penisilin, barbiturat. Pada
beberapa masyarakat, eritroderma mungkin lebih tinggi karena pengobatan sendiri dan
pengobatan secara tradisional.(2) Waktu mulainya obat ke dalam tubuh hingga timbul penyakit
bervariasi dapat segera sampai 2 minggu. Gambaran klinisnya adalah eritema universal. Bila
ada obat yang masuk lebih dari satu yang masuk ke dalam tubuh diduga sebagai penyebabnya
ialah obat yang paling sering menyebabkan alergi.(5)
10
11
Penyakit kulit yang sedang diderita memegang peranan penting lebih dari setengah
kasus dari eritroderma. Identifikasi psoriasis mendasari penyakit kulit lebih dari seperempat
kasus. Didapatkan laporan bahwa terdapat 87 dari 160 kasus adalah psoriasis berat.(7)
Anak-anak bisa menderita eritroderma diakibatkan alergi terhadap obat. Alergi
terhadap obat bisa karena pengobatan yang dilakukan sendiri ataupun penggunaan obat
secara tradisional.(2)
D. PATOFISIOLOGI
Mekanisme terjadinya eritroderma belum diketahui dengan jelas. Patogenesis
eritroderma berkaitan dengan patogenesis penyakit yang mendasarinya, dermatosis yang
sudah ada sebelumnya berkembang menjadi eritroderma, atau perkembangan eritroderma
idiopatik de novo tidaklah sepenuhnya dimengerti. Penelitian terbaru imunopatogenesis
infeksi yang dimediasi toxin menunjukkan bahwa lokus patogenesitas stapilococcus
mengkodekan superantigen. Lokus-lokus tersebut mengandung gen yang mengkodekan toxin
dari toxic shock syndrome dan staphylococcal scalded-skin syndrome. Kolonisasi
staphylococcus aureus atau antigen lain merupakan teori yang mungkin saja seperti toxic
shock syndrome toxin-1, mungkin memainkan peranan pada patogenesis eritroderma. Pasienpasien pada dengan eritroderma biasanya mempunyai kolonisasi S.aureus sekitar 83%, dan
pada kulit sekitar 17%, bagaimanapun juga hanya ada satu dari 6 pasien memiliki toxin
S.aureus yang positif.(7)
Dapat diketahui bahwa akibat suatu agen dalam tubuh baik itu obat-obatan, perluasan
penyakit kulit dan penyakit sistemik maka tubuh beraksi berupa pelebaran pembuluh darah
kapiler (eritema) yang generalisata. Eritema berarti terjadi pelebaran pembuluh darah yang
menyebabkan aliran darah ke kulit meningkat sehingga kehilangan panas bertambah.
Akibatnya pasien merasa dingin dan menggigil. Pada eritroderma kronis dapat terjadi gagal
jantung. Juga dapat terjadi hipotermia akibat peningkatan perfusi kulit. Penguapan cairan
yang makin meningkat dapat menyebabkan dehidrasi. Bila suhu badan meningkat, kehilangan
12
E. GAMBARAN KLINIS
Mula-mula timbul bercak eritema yang dapat meluas ke seluruh tubuh dalam waktu
12-48 jam. Deskuamasi yang difus dimulai dari daerah lipatan, kemudian menyeluruh. Dapat
juga mengenai membran mukosa, terutama yag disebabkan oleh obat. Bila kulit kepala sudah
terkena, dapat terjadi alopesia, perubahan kuku, dan kuku dapat lepas. Dapat terjadi
limfadenopati dan hepatomegali. Skuama timbul setelah 2-6 hari, sering mulai di daerah
lipatan. Skuamanya besar pada keadaan akut, dan kecil pada keadaan kronis. Warnanya
bervariasi dari putih sampai kuning. Kulit merah terang, panas, kering dan kalau diraba tebal.
Pasien mengeluh kedinginan. (8) Pengendalian regulasi suhu tubuh menjadi hilang, sehingga
sebagai kompensasi terhadap kehilangan panas tubuh, sekujur tubuh pasien menggigil untuk
dapat menimbulkan panas metabolik.(9) Dahulu eritroderma dibagi menjadi primer dan
sekunder. Pendapat sekarang semua eritroderma ada penyebabnya, jadi eritroderma selalu
sekunder. Eritroderma akibat alergi obat secara sistemik diperlukan anamnesis yang teliti
untuk mencari obat penyebabnya. Umumnya alergi timbul akut dalam waktu 10 hari. Pada
mulanya kulit hanya eritem saja, setelah penyembuhan barulah timbul skuama.(6)
Eritroderma akibat perluasan penyakit kulit seringkali pada psoriasis dan dermatitis
seboroik bayi. Psoriasis dapat menjadi eritroderma karena dua hal yaitu : karena penyakitnya
sendiri atau karena pengobatan yang terlalu kuat. (6) Psoriasis yang menjadi eritroderma tanda
khasnya akan menghilang. Pada eritroderma et causa psoriasis, merupakan eritroderma yang
13
disebabkan oleh penyakit psoriasis atau pengobatan yaitu kortikosteroid sistemik, steroid
topikal, komplikasi fototerapi, stress emosional yang berat, penyakit terdahulu misalnya
infeksi.(10)
14
15
16
Pada pemeriksaan darah didapatkan albumin serum yang rendah dan peningkatan
gammaglobulins, ketidakseimbangan elektrolit, protein fase akut meningkat, leukositosis,
maupun anemia ringan.(7)
Histopatologi
Pada kebanyakan pasien dengan eritroderma histopatologi dapat membantu
mengidentifikasi penyebab eritroderma pada sampai dengan 50% kasus, biopsi kulit dapat
menunjukkan gambaran yang bervariasi, tergantung berat dan durasi proses inflamasi. Pada
tahap akut, spongiosis dan parakeratosis menonjol, terjadi edema. Pada stadium kronis,
akantosis dan perpanjangan rete ridge lebih dominan.(2)
Eritroderma akibat limfoma, yang infiltrasi bisa menjadi semakin pleomorfik, dan
mungkin akhirnya memperoleh fitur diagnostik spesifik, seperti bandlike limfoid infiltrat di
dermis-epidermis, dengan
microabscesses. Pasien dengan sindrom Sezary sering menunjukkan beberapa fitur dari
dermatitis kronis, dan eritroderma jinak mungkin kadang-kadang menunjukkan beberapa
gambaran tidak jelas pada limfoma. (2)
Pemeriksaan immunofenotipe infiltrat limfoid juga mungkin sulit menyelesaikan
permasalahan karena pemeriksaan ini umumnya memperlihatkan gambaran sel T matang
pada eritroderma jinak maupun ganas. Pada psoriasis papilomatosis dan gambaran clubbing
lapisan papiler dapat terlihat, dan pada pemfigus foliaseus, akantosis superficial juga
ditemukan. Pada eritroderma ikhtisioform dan ptiriasis rubra pilaris, biopsi diulang dari
tempat-tempat yang dipilih dengan cermat dapat memperlihatkan gambaran khasnya. (2)
G. DIAGNOSIS
Diagnosis agak sulit ditegakkan, harus melihat dari tanda dan gejala yang sudah ada
sebelumnya misalnya, warna hitam-kemerahan di psoriasis dan kuning-kemerahan di pilaris
rubra pityriasis; perubahan kuku khas psoriasis; likenifikasi, erosi, dan ekskoriasi di
dermatitis atopik dan eksema; menyebar, relatif hiperkeratosis tanpa skuama, dan pityriasis
rubra; ditandai bercak kulit dalam eritroderma di pilaris rubra pityriasis; hiperkeratotik skala
besar kulit kepala, biasanya tanpa rambut rontok di psoriasis dan dengan rambut rontok di
CTCL dan pityriasis rubra, ektropion mungkin terjadi. Dengan beberapa biopsi biasanya
dapat menegakkan diagnosis.(2,4)
17
H. DIAGNOSA BANDING
Ada beberapa diagnosis banding pada eritorderma :
1. Dermatitis Atopik
Dermatitis atopik adalah peradangan kulit kronis yang terjadi di lapisan
epidermis dan dermis, sering berhubungan dengan riwayat atopik pada keluarga asma
bronchial, rhinitis alergi, konjungtivitis. Atopik terjadi diantara 15-25% populasi,
berkembang dari satu menjadi banyak kelainan dan memproduksi sirkulasi antibodi
IgE yang tinggi, lebih banyak karena alergi inhalasi. (11,14) Dermatitis atopik adalah
penyakit kulit yang mungkin terjadi pada usia berapapun, tetapi biasanya timbul
sebelum usia 5 tahun. Biasanya, ada tiga tahap : balita, anak-anak dan dewasa.(15)
Dermatitis atopik merupakan salah satu penyebab eritroderma pada orang
dewasa dimana didapatkan gambaran klinisnya terdapat lesi pra-existing, pruritus
yang parah, likenifikasi dan prurigo nodularis, sedangkan pada gambaran histologi
terdapat akantosis ringan, spongiosis variabel, dermal eosinofil dan parakeratosis.(6)
18
Psoriasis mungkin menjadi eritroderma dalam proses yang berlangsung lambat dan
tidak dapat dihambat atau sangat cepat. Faktor genetik berperan. Bila orang tuanya
tidak menderita psoriasis resiko mendapat psoriasis 12 %, sedangkan jika salah
seseorang orang tuanya menderita psoriasis resikonya mencapai 34 39%.(5)
Psoriasis ditandai dengan adanya bercak-bercak, eritema berbatas tegas
dengan skuama yang kasar, berlapis-lapis dan transparan disertai fenomena tetesan
lilin, Auspitz, dan Kobner.(5)
19
(16)
dan meningkat pada usia 40 tahun.(17) Biasanya lebih berat apabila terjadi pada lakilaki daripada wanita dan lebih sering pada orang-orang yang banyak memakan lemak
dan minum alkohol.(5)
Biasanya kulit penderita tampak berminyak, dengan kuman pityrosporum
ovale yang hidup komensal di kulit berkembang lebih subur. Pada kepala tampak
eritema dan skuama halus sampai kasar (ketombe). Kulit tampak berminyak dan
menghasilkan skuama putih yang berminyak pula. Penderita akan mengeluh rasa gatal
yang hebat.(5)DS dapat diakibatkan oleh ploriferasi epidermis yang meningkat seperti
pada psoriasis. Hal ini dapat menerangkan mengapa terapi dengan sitostatik dapat
memperbaikinya. Pada orang yang telah mempunyai faktor predisposisi, timbulnya
DS dapat disebabkan oleh faktor kelelahan sterss emosional infeksi, atau defisiensi
imun. (2)
20
psoriasis. (9)
Mulailah pengobatan yang diperlukan untuk penyakit yang melatar belakanginya(9)
KOMPLIKASI
1. Gagal jantung
2. Gagal ginjal.
3.
Kematian mendadak akibat hipotermia sentral. (9)
21
K. PROGNOSIS
Prognosis eritroderma tergantung pada proses penyakit yang mendasarinya.
Kasus karena penyebab obat dapat membaik setelah obat penggunaan obat dihentikan
22
BAB III.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Eritroderma adalah kelainan kulit yang ditandai dengan eritema di seluruh/ hampir
seluruh tubuh dan biasanya disertai skuama. Kelainan ini lebih banyak didapatkan pada pria,
terutama pada usia rata rata 40-60 tahun. Penyebab sering eritroderma adalah akibat
perluasan penyakit kulit sebelumnya, reaksi obat, alergi obat dan akibat penyakit sistemik
termasuk keganasan.
Gambaran klinik eritrodermi berupa pruritus, eritema dan skuama yang bersifat
generalisata. Penatalaksanaan eritroderma yaitu pemberian kortikosteroid dan pengobatan
topical dengan pemberian emolien serta pemberian cairan dan perawatan diruangan yang
hangat.
Prognosis eritroderma yang disebabkan obat obatan relatif lebih baik, sedangkan
eritroderma yang disebabkan oleh penyakit idipatik, dermatitis dapat berlangsung berbulan
bulan bahkan bertahun tahun dan cenderung untuk kambuh.
23
DAFTAR PUSTAKA
www.kalbe.co.id.com.
Hierarchical.
Pityriasis
Rubra
Pilaris.
(online)2010.
Available
from
www.lookfordiagnosis.com.
14. Sularsito SA, Djuanda S. Dermatitis. Djuanda A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 4 th
ed. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2005.p; 138.
24
15.
2003. Chapter-13.p; 1.
16. Cameli Norma, Picardo Mauro. Seborrheic Dermatitis. Evidence-based dermatology.
2th eds. Nottingham : Blackwell publishing. BMJ books; 2008. Chapter 20.p; 164.
17. Selden
Samuel.
Seboroik
Dermatitis,(online)2010.
Available
From
www.emedicine.com
18. Bandyopadhyay debabrata, Associate Professor and Head Departement of
Dermatology,
(serial online)
2010
(cited
2010
http://www.tripodIndonesia.com
25
december
20)
available
from