Selulitis Bullosa
Pembimbing :
dr. Riana Herviati, M.Kes., Sp.KK
dr. Nur Dwita Larasati, M. Sc, Sp.KK
Pasien di raberkan dengan bagian Penyakit Kulit dan Kelamin karena pada
tungkai bawah kanan tampak erosi, denudasi (+), ulkus tertutup jaringan
nekrotik, tampak patch eritem batas tidak tegas dan juga terdapat nanah..
Pasien mengeluh bahwa kulitnya melepuh dan terasa panas yang diawali
dengan plenting-plenting berisi air yang muncul sejak beberapa jam setelah
diberikan injeksi insulin pada saat perawatan di IGD.
1 MSMRS
1 minggu sebelum masuk rumah sakit, pasien mengaku sempat merasakan kulit
melepuh di telapak tangan kanan yang diawali dengan plenting-plenting berisi air lalu
semakin lama membesar dan bertambah banyak, kemudian pecah dengan sendirinya.
HMRS
Pasien dibawa ke IGD dengan keluhan sesak napas dan merasa lemas, GDM mencapai
699, dan sempat mendapatkan injeksi insulin di kakinya. Di area tempat suntikan
tersebut menjadi luka. Lama-kelamaan luka membesar dan terasa panas sampai
melepuh. Gatal tidak dirasakan oleh pasien.
1 minggu setelah masuk rumah sakit pasien dirujuk ke bagian kulit dan
kelamin uuntuk penangan lebih lanjut. Pasien mengaku selama munculnya
plenting-plenting berair tersebut tidak pernah diberikan obat sama sekali.
Begitupula yang di telapak tangan.
Ekstremitas :
● Superior : terdapat patch hiperpigmentasi multiple tersebar
● Inferior :
○ Sinistra → terdapat patch hiperpigmentasi multiple tersebar
○ Dextra
Inspeksi → tampak erosi, terdapat denudasi, ulkus tertutup jaringan nekrotik,
tampak patch eritem batas tidak tegas, pus (+)
Palpasi → akral hangat, area sekitar lesi hangat (+, minimal), WPK <2 s
Neurologi → sensorik baik, motorik berkurang karena nyeri
Amikasin S R Sulfamethoxazole/Trimethropim R R
Ampicillin R Cefazoline R
Gentamicin R R Cefepime R R
Imipenem S R Tetracycline R
Levofloxacin R R
Cefotaxime R R
Ceftazidime R R
Terdapat denudasi atau pengikisan kulit pada tungkai bawah kanan pasien, tampak
erosi dan tampak ulkus yang tertutup oleh jaringan nekrotik, tampak patch eritem batas
tidak tegas, pus (+).
Diagnosis kerja :
Selulitis bullosa dan Eczema
Jumlah kasus selulitis di Amerika Serikat diperkirakan mencapai 14 juta kasus per tahun. Data di
Inggris menunjukkan ada sebanyak 75.838 kasus selulitis memerlukan rawat inap pada tahun
2014- 2015. Selain itu, selulitis mencakup 3% kasus yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah di
Inggris.
Penyakit selulitis (cellulitis), secara epidemiologi 88% terjadi ditungkai bawah. Selulitis
merupakan infeksi kulit dan jaringan lunak dengan tingkat isidensi yang tinggi mencapai
24.6/1000 orang per tahun dengan jumlah yang semakin meningkat dari tahun ke tahun (Amalia
Rositawati, 2016).
Menurut Fitzparick, 2018, manifestasi klinis selulitis adalah kerusakan kronis pada sistem vena dan limfatik pada
kedua ekstermitas.
CREST, 2005
(Hasliani, 2021)
www.ugm.ac.id Locally Rooted, Globally Respected
Tatalaksana
➔ Kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium untuk mengecek apakah terjadi infeksi
➔ Kultur darah, dilaksanakan bila infeksi tergeneralisasi telah diduga
➔ Dilakukan insisi drainase/debridemen bila luka terbentuk abses
➔ Pemberian antibiotik
Pasien dengan selulitis ringan dan tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi sistemik harus
diberikan antibiotik yang menargetkan pengobatan spesies streptokokus. Meskipun diyakini
sebagai penyebab yang kurang umum, pertimbangkan cakupan MSSA(methicillin-sensitive
Staphylococcus aureus). Durasi terapi antibiotik oral harus minimal 5 hari. Pada selulitis
nonpurulen, pasien harus menerima cephalexin 500 mg setiap 6 jam. Jika mereka mengalami
reaksi alergi yang parah terhadap penghambat beta-laktamase, obati dengan klindamisin 300
mg hingga 450 mg setiap 6 jam.
Beberapa pasien selulitis yang memiliki komplikasi ataupun yang belum terjadi komplikasi tetapi
termasuk selulitis berat, harus dirawat di rumah sakit. Terapi rawat inap disarankan jika ada
kecurigaan infeksi yang lebih dalam atau disertai necrotizing fasciitis, pada pasien dengan tingkat
kepatuhan yang buruk terhadap pengobatan, pasien imunokompromais, atau pada kegagalan
terapi rawat jalan (Raff & Kroshinsky, 2017).