Anda di halaman 1dari 30

Laporan Pagi 1 - Stase DV RSST Klaten (10-22April 2023)

Selulitis Bullosa

Pembimbing :
dr. Riana Herviati, M.Kes., Sp.KK
dr. Nur Dwita Larasati, M. Sc, Sp.KK

Istiqomala Dewi (22/507844/KU/24428)


Risya Kartika Arumata (22/507833/KU/24425)

www.ugm.ac.id Locally Rooted, Globally Respected


Identitas Pasien
● Nama : Ny. EY
● Alamat : Brajan RT 02/05 Ngawen
● Tanggal Lahir : 26/03/2023
● Jenis Kelamin : Perempuan
● Pekerjaan : PNS
● Tanggal Periksa : 28 Maret 2023
● No RM : 3310015

www.ugm.ac.id Locally Rooted, Globally Respected


Anamnesis (12/04/2023)
Keluhan Utama

Kulit melepuh merah pada tungkai bawah pasca injeksi


Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien di raberkan dengan bagian Penyakit Kulit dan Kelamin karena pada
tungkai bawah kanan tampak erosi, denudasi (+), ulkus tertutup jaringan
nekrotik, tampak patch eritem batas tidak tegas dan juga terdapat nanah..
Pasien mengeluh bahwa kulitnya melepuh dan terasa panas yang diawali
dengan plenting-plenting berisi air yang muncul sejak beberapa jam setelah
diberikan injeksi insulin pada saat perawatan di IGD.

www.ugm.ac.id Locally Rooted, Globally Respected


Anamnesis (12/04/2023)
Riwayat Penyakit Sekarang (Kronologis)

1 MSMRS
1 minggu sebelum masuk rumah sakit, pasien mengaku sempat merasakan kulit
melepuh di telapak tangan kanan yang diawali dengan plenting-plenting berisi air lalu
semakin lama membesar dan bertambah banyak, kemudian pecah dengan sendirinya.

HMRS
Pasien dibawa ke IGD dengan keluhan sesak napas dan merasa lemas, GDM mencapai
699, dan sempat mendapatkan injeksi insulin di kakinya. Di area tempat suntikan
tersebut menjadi luka. Lama-kelamaan luka membesar dan terasa panas sampai
melepuh. Gatal tidak dirasakan oleh pasien.

www.ugm.ac.id Locally Rooted, Globally Respected


Anamnesis (12/04/2023)
Riwayat Penyakit Sekarang (Kronologis)

1 minggu setelah masuk rumah sakit pasien dirujuk ke bagian kulit dan
kelamin uuntuk penangan lebih lanjut. Pasien mengaku selama munculnya
plenting-plenting berair tersebut tidak pernah diberikan obat sama sekali.
Begitupula yang di telapak tangan.

www.ugm.ac.id Locally Rooted, Globally Respected


Anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga
● Keluhan serupa (+), kurang lebih 1 ● Keluhan serupa (-)
tahun yll, terdapat benjolan di ● Riwayat atopi (-)
punggung berukuran besar yang
● Riwayat hipertensi (-)
setelah itu segera dilakukan operasi.
● Riwayat penyakit jantung (-) hepar
● Riwayat keluhan serupa juga pada
telapak tangan kanan sekitar 1 minggu (-) ginjal (-)
sebelum masuk RS ● Riwayat DM (+) ayah dari pasien
● Riwayat atopi (-) ● Riwayat penyakit autoimun (-)
● Riwayat alergi (-)
● Riwayat penyakit autoimun (-)
● Diabetes (+) tidak terkontrol
● Hipertensi (-)
● Operasi debridement pada punggung
pasien

www.ugm.ac.id Locally Rooted, Globally Respected


Pemeriksaan Fisik (Kesan Umum dan Tanda Vital)

Kesan Umum Tanda Vital

• Keadaan umum : tampak lemas ● Laju nadi : 82x/menit teraba kuat


• Kesadaran : GCS 15 ● Laju napas: 24x/menit
● BP : 128/93 mmHg
BB : 55kg ● Suhu : 36.3 C
TB : 158cm ● SpO2 : 98% RA
IMT : 22.03

www.ugm.ac.id Locally Rooted, Globally Respected


Status Generalis
Leher : Lnn, tidak teraba
Tekanan intrakranial : tidak didapatkan kelainan
Pupil : isokor 3mm/3mm, RC (+/+)

Ekstremitas :
● Superior : terdapat patch hiperpigmentasi multiple tersebar
● Inferior :
○ Sinistra → terdapat patch hiperpigmentasi multiple tersebar
○ Dextra
Inspeksi → tampak erosi, terdapat denudasi, ulkus tertutup jaringan nekrotik,
tampak patch eritem batas tidak tegas, pus (+)
Palpasi → akral hangat, area sekitar lesi hangat (+, minimal), WPK <2 s
Neurologi → sensorik baik, motorik berkurang karena nyeri

www.ugm.ac.id Locally Rooted, Globally Respected


Pemeriksaan Penunjang

Uji Kepekaan Bakteri Terhadap Bakteri I Bakteri II


(K. Pneumoniae) (A. baumannii)

Amikasin S R Sulfamethoxazole/Trimethropim R R

Amoxicillin-Clavulanic Acid S Ciprofloxacin R R

Ampicillin R Cefazoline R

Gentamicin R R Cefepime R R

Meropenem S R Piperacilin tazobactam S R

Imipenem S R Tetracycline R

Levofloxacin R R

Cefotaxime R R

Ceftazidime R R

www.ugm.ac.id Locally Rooted, Globally Respected


Status Lokalis (Dermato-Venereologi)

Terdapat denudasi atau pengikisan kulit pada tungkai bawah kanan pasien, tampak
erosi dan tampak ulkus yang tertutup oleh jaringan nekrotik, tampak patch eritem batas
tidak tegas, pus (+).

www.ugm.ac.id Locally Rooted, Globally Respected


Status Lokalis (Dermato-Venereologi)

www.ugm.ac.id Locally Rooted, Globally Respected


Status Lokalis (Dermato-Venereologi)

Tampak patch hiperpigmentasi multiple yang tersebar di tungkai atas dan


tungkai bawah pasien. Terdapat pula bekas luka pada telapak tangan kanan
pasien yang sudah sembuh.

www.ugm.ac.id Locally Rooted, Globally Respected


Diagnosis
Diagnosis banding :
- Selulitis bullosa
- Erysipelas bullosa
- Necrotizing fasciitis

Diagnosis kerja :
Selulitis bullosa dan Eczema

www.ugm.ac.id Locally Rooted, Globally Respected


Tatalaksana
- NaCl 500 ml 0,9% 2 dd ue kompres luka
- Asam fusidat 2 dd ue
- Antibiotik Piperacillin 4x1g

www.ugm.ac.id Locally Rooted, Globally Respected


Pembahasan

www.ugm.ac.id Locally Rooted, Globally Respected


Definisi
Sellulitis adalah kondisi inflamasi akut pada
dermis dan jaringan subkutan akibat dari infeksi
bakteri yang biasanya ditemukan sebagai komplikasi
dari luka, ulkus atau dermatosis. Menyebar dan
bersifat piogenik, ditandai dengan nyeri lokal,
eritema, bengkak, dan panas. Area yang terlibat,
paling sering di kaki, tidak memiliki batas yang tajam
dari kulit yang tidak terlibat. Erisipelas, selulitis
superfisial dengan keterlibatan limfatik yang
menonjol, memang memiliki batas yang menonjol
dan indurasi yang membatasinya dari kulit normal.
Ciri khas ini menciptakan apa yang dikenal sebagai
penampilan "peau d'orange".

www.ugm.ac.id Locally Rooted, Globally Respected


Epidemiologi
Selulitis paling sering menyerang kelompok usia di atas 45 tahun. Selulitis merupakan salah satu
penyakit yang banyak ditemukan di praktik, yakni masuk dalam peringkat ke-18 Global DALYs
Disease Burden Ranking, serta menduduki peringkat ke-4 penyebab utama kecacatan secara
global.

Jumlah kasus selulitis di Amerika Serikat diperkirakan mencapai 14 juta kasus per tahun. Data di
Inggris menunjukkan ada sebanyak 75.838 kasus selulitis memerlukan rawat inap pada tahun
2014- 2015. Selain itu, selulitis mencakup 3% kasus yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah di
Inggris.

Penyakit selulitis (cellulitis), secara epidemiologi 88% terjadi ditungkai bawah. Selulitis
merupakan infeksi kulit dan jaringan lunak dengan tingkat isidensi yang tinggi mencapai
24.6/1000 orang per tahun dengan jumlah yang semakin meningkat dari tahun ke tahun (Amalia
Rositawati, 2016).

www.ugm.ac.id Locally Rooted, Globally Respected


Etiologi
1. Infeksi bakteri dan jamur :
a. Disebabkan oleh Streptococcus grup A dan Staphylococcus aureus
b. Pada bayi yang terkena penyakit ini dibabkan oleh Streptococcus grup B
c. Infeksi dari jamur, tapi infeksi yang diakibatkan jamur termasuk jarang, biasanya
disebabkan dari jamur Aeromonas Hydrophila.
d. S. Pneumoniae (Pneumococcus)
2. Penyebab lain :
a) Gigitan binatang, serangga, atau bahkan gigitan manusia.
b) Kulit kering
c) Kulit yang terbakar atau melepuh
d) Diabetes Mellitus
e) Pembekakan yang kronis pada kaki
f) Cacar air

(Hidayati et al., 2018)

www.ugm.ac.id Locally Rooted, Globally Respected


Faktor Resiko
● Usia : Semakin tua usia efektifitas sistem sirkulasi dalam menghantarkan darah berkurang pada bagian tubuh tertentu.
Sehingga abrasi kulit berpotensi mengalami infeksi seperti selulitis pada bagian yang sirkulasi darahnya sangat sedikit.
● Melemahnya sistem imun (Immunodeficiency) : Dengan sistem imun yang melemah maka semakin mempermudah
terjadinya infeksi. Contoh pada penderita leukemia limfotik kronis dan infeksi HIV.Penggunaan obat pelemah imun
bagi orang yang baru transplantasi organ juga mempermudah infeksi.
● Diabetes melitus : Diabetes mengurangi sirkulasi darah pada ekstremitas bawah dan potensial membuat luka pada
kaki dan menjadi jalan masuk bagi bakteri penginfeksi.
● Cacar dan ruam saraf : Karena penyakit ini menimbulkan luka terbuka yang dapat menjadi jalan masuk bakteri
penginfeksi.
● Pembengkakan kronis pada lengan dan tungkai (lymphedema) : Pembengkakan jaringan membuat kulit terbuka dan
menjadi jalan masuk bagi bakteri penginfeksi.
● Infeksi jamur kronis pada telapak atau jari kaki juga dapat membuka celah kulit sehingga menambah resiko bakteri
penginfeksi masuk.
● Penggunaan steroid kronik, contohnya penggunaan corticosteroid.
● Gigitan dan sengatan serangga/hewan lainnya
● Penyalahgunaan obat dan alkohol : mengurangi sistem imun sehingga mempermudah bakteri penginfeksi
berkembang.
● Malnutrisi, lingkungan tropis, panas, banyak debu dan kotoran, mempermudah timbulnya penyakit ini.

www.ugm.ac.id Locally Rooted, Globally Respected


Patogenesis
Selulitis ditandai dengan eritema, kehangatan, edema, dan nyeri pada palpasi akibat respon
sitokin dan neutrofil dari bakteri yang menembus epidermis. Sitokin dan neutrofil direkrut ke
area yang terkena setelah bakteri menembus kulit yang menyebabkan respons epidermis.
Respon ini meliputi produksi peptida antimikroba dan proliferasi keratinosit dan dipostulatkan
untuk menghasilkan temuan pemeriksaan yang khas pada selulitis. Grup A Streptokokus,
bakteri yang paling umum menyebabkan selulitis, juga dapat menghasilkan faktor virulensi
seperti eksotoksin pirogenik (A, B, C, dan F) dan superantigen streptokokus yang dapat
menyebabkan penyakit yang lebih jelas dan invasif.

www.ugm.ac.id Locally Rooted, Globally Respected


Patogenesis

www.ugm.ac.id Locally Rooted, Globally Respected


Manifestasi Klinis
Selulitis menyebabkan kemerahan atau peradangan yang terlokalisasi. Kulit tampak merah, nyeri tekan, dan
teraba hangat. Ruam muncul secara tiba-tiba dan memiliki batas yang tegas.
Gejala lainnya adalah :
✓ Demam
✓ Menggigil
✓ Sakit kepala
✓ Nyeri otot
✓ Tidak enak badan
✓ Selulitis menyebabkan kemerahan atau peradangan yang terlokalisasi.
✓ Kulit tampak merah, bengkak, licin disertai nyeri tekan dan teraba hangat.
✓ Ruam kulit muncul secara tiba-tiba dan memiliki batas yang tegas.
✓ Bisa disertai memar dan lepuhan-lepuhan kecil

Menurut Fitzparick, 2018, manifestasi klinis selulitis adalah kerusakan kronis pada sistem vena dan limfatik pada
kedua ekstermitas.

www.ugm.ac.id Locally Rooted, Globally Respected


Klasifikasi
Klasifikasi selulitis Menurut (Susanto dan Made, 2013) selulitis dapat digolongkan menjadi:
a. Selulitis sirkumsripta serous akut
Selulitis yang terbatas pada daerah tertentu yaitu satu atau dua spasia fasial, yang tidak jelas batasnya. Infeksi bakteri
mengandung serous, konsistensinya sangat lunak dan spongius.
b. Selulitis sirkumsripta supuratif akut
Prosesnya hampir sama dengan selulitis sirkumsripta serous akut, hanya infeksi bakteri tersebut juga mengandung
suppurasi yang purulen. Jika terbentuk eksudat yang purulen, mengindikasikan tubuh bertendesi membatasi penyebaran
infeksi dan mekanisme resistensi lokal tubuh dalam mengontrol infeksi.
c. Selulitis difus akut
Pada selulitis ini yang paling sering dijumpai adalah Phlegmone / Angina Ludwig’s. Dibagi lagi menjadi beberapa kelas,
yaitu:
1) Ludwig’s Angina
2) Selulitis yang berasal dari inframylohyoid
3) Selulitis Senator’s Difus Peripharingeal
4) Selulitis Fasialis Difus
5) Fascitis Necrotizing dan gambaran atypical lainnya
d. Selulitis Kronis
⇒ suatu proses infeksi yang berjalan lambat karena terbatasnya virulensi bakteri yang berasal dari fokus gigi. Biasanya
terjadi pada pasien dengan selulitis sirkumskripta yang tidak mendapatkan perawatan yang adekuat atau tanpa drainase.

www.ugm.ac.id Locally Rooted, Globally Respected


Klasifikasi

CREST, 2005

www.ugm.ac.id Locally Rooted, Globally Respected


Pemeriksaan Penunjang
1. CBC (Complete Blood Count)
⇒ menunjukkan kenaikan jumlah leukosit dan rata-rata sedimentasi eritrosit. Sehingga mengindikasikan
adanya infeksi bakteri.
2. Tes kultur darah :
⇒ Pemeriksaan ini dilakukan dengan mendeteksi adanya mikroorganisme yang ada di dalam darah,
seperti bakteri, jamur, atau parasit. Ada atau tidaknya infeksi akan ditentukan dari sampel cairan luka pada
pengidap.
3. Rontgen :
⇒ Pemeriksaan ini dilakukan dengan bantuan sinar radiasi untuk memperoleh gambaran pada bagian
tubuh tertentu. Pada pengidap selulitis, rontgen dibutuhkan untuk melihat adanya infeksi pada jaringan di
bawah kulit.
4. MRI (Magnetic Resonance Imaging) :
⇒ sangat membantu pada diagnosis infeksi selulitis akut dan parah, untuk mengidentifikasi keparahan,
mengidentifikasi pyomyositis, necrotizing fasciitis, dan infeksi selulitis dengan atau tanpa pembentukan
abses pada subkutan.

(Hasliani, 2021)
www.ugm.ac.id Locally Rooted, Globally Respected
Tatalaksana
➔ Kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium untuk mengecek apakah terjadi infeksi
➔ Kultur darah, dilaksanakan bila infeksi tergeneralisasi telah diduga
➔ Dilakukan insisi drainase/debridemen bila luka terbentuk abses
➔ Pemberian antibiotik

Pasien dengan selulitis ringan dan tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi sistemik harus
diberikan antibiotik yang menargetkan pengobatan spesies streptokokus. Meskipun diyakini
sebagai penyebab yang kurang umum, pertimbangkan cakupan MSSA(methicillin-sensitive
Staphylococcus aureus). Durasi terapi antibiotik oral harus minimal 5 hari. Pada selulitis
nonpurulen, pasien harus menerima cephalexin 500 mg setiap 6 jam. Jika mereka mengalami
reaksi alergi yang parah terhadap penghambat beta-laktamase, obati dengan klindamisin 300
mg hingga 450 mg setiap 6 jam.

www.ugm.ac.id Locally Rooted, Globally Respected


Komplikasi
1. Bakteremia ⇒ Nanah/lokal abses, infeksi oleh bakteri gram negatif,
lymphangitis, tromboflebitis
2. Facial Selulitis pada anak dapat menyebabkan meningitis
3. Dapat menyebabkan kematian jaringan atau gangrene
4. Osteomielitis
5. Arthritis Septic
6. Glomerulonefritis
7. Fasciitis Necroticans

(Hidayati et al., 2018)

www.ugm.ac.id Locally Rooted, Globally Respected


Edukasi
- Rutinitas konsumsi obat/antibiotik yang diberikan
- Rawat luka yang baik dan benar
- Menjaga kebersihan pasien dan lingkungan sekitar
- Mengendalikan/mengontrol kondisi penyakit penyerta seperti DM

www.ugm.ac.id Locally Rooted, Globally Respected


Prognosis
Penentuan prognosis pada infeksi jaringan lunak seperti selulitis yaitu berdasarkan status imun
serta kesehatan pasien. Pengenalan lebih awal dari agen penyebab dapat memberikan kepastian
terhadap antibiotik yang paling baik dipakai. Evaluasi dan terapi yang sesuai dapat meningkatkan
prognosis.

Beberapa pasien selulitis yang memiliki komplikasi ataupun yang belum terjadi komplikasi tetapi
termasuk selulitis berat, harus dirawat di rumah sakit. Terapi rawat inap disarankan jika ada
kecurigaan infeksi yang lebih dalam atau disertai necrotizing fasciitis, pada pasien dengan tingkat
kepatuhan yang buruk terhadap pengobatan, pasien imunokompromais, atau pada kegagalan
terapi rawat jalan (Raff & Kroshinsky, 2017).

www.ugm.ac.id Locally Rooted, Globally Respected


TERIMA KASIH
MOHON ASUPAN

www.ugm.ac.id Locally Rooted, Globally Respected

Anda mungkin juga menyukai