Filariasis
Elizabeth Herlina 2015030
Pembimbing : dr. Susantina,
Sp.PD
Identitas Pasien
- RPD: Menurut pasien, serangannya hilang timbul dan terjadi beberapa kali
dalam setahun.
- RPK: Tidak ada yang menderita gejala seperti ini.
- R. Berobat: Sering minum obat penurun demam
- Riwayat Bepergian: Pasien sempat bepergian ke daerah endemis kaki gajah.
Pemeriksaan Fisik
➢Keadaan umum: baik
➢Kesadaran: compos mentis, GCS 15
➢Status gizi: TB: 168 cm BB: 65kg IMT: 23,3 (normal)
➢Tanda-tanda vital:
○ Tekanan darah: 110/70 mmHg
○ Frekuensi nadi: 85 kali/menit, regular, equal, isi cukup
○ Respirasi: 18 kali/menit
○ Suhu: 37,8°C
○ SaO2: 98%
Lanjutan
➢Kepala: normocephal
○ Mata : sklera ikterik (-), konjungtiva anemis (-), mata tidak cekung
○ Hidung : sekret hidung (-), septum deviasi (-)
○ Mulut : mukosa bibir basah, tonsil T1-T1, faring tidak hiperemis
○ Leher : tidak ada pembesaran KGB, trakea letak sentral, JVP dalam
batas normal, kelenjar tiroid tidak teraba membesar
➢ Thorax : bentuk dan pergerakan simetris, retraksi (-), nyeri tekan (-)
★Paru-paru :
○ Inspeksi : bentuk dan pergerakan simetris
○ Palpasi : taktil fremitus ka=ki
○ Perkusi : sonor di kedua lapang paru
○ Auskultasi : VBS (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Lanjutan
★Jantung :
○ Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
○ Palpasi : ictus cordis teraba pada apex jantung di SIC IV linea
midclavicula sinistra
○ Perkusi :
■ Batas kanan = ICS III LPS dextra
■ Batas kiri = ICS V LMC sinistra
○ Auskultasi : BJ murni reguler, murmur (-)
Lanjutan
★ Abdomen :
○ Inspeksi : datar
○ Auskultasi : bising usus (+) dan meningkat
○ Perkusi : timpani, nyeri (-)
○ Palpasi : soepel, hepar tidak teraba membesar, lien tidak teraba
Quo ad Vitam : ad
bonam
Quo ad Functionam : dubia ad
bonam
Quo ad Sanationam : dubia ad
bonam
Definisi
Penyakit yang disebabkan oleh infestasi cacing Wucheria
bancrofti, Brugia malayi, atau Brugia timori.
Epidemiologi
- Berdasarkan rapid mapping kasus klinis kronis filariasis tahun 2000,
wilayah Indonesia yang menempati peringkat tertinggi kejadian
filariasis adalah Provinsi Daerah Istimewa Aceh dan Propinsi Nusa
Tenggara Timur dengan jumlah kasus masing-masing 1.908 dan
1.706 kasus kronis. Wilayah Kabupaten Flores Timur merupakan
daerah endemis penyakit kaki gajah yang dig W. bancrofti dan B.
timori.
- Penyakit kaki gajah ditemukan di Sulawesi, Kalimantan, dan
Sumatera. Penyebab penyakit kaki gajah yang ditemukan di ketiga
pulau tersebut adalah dari jenis B. malayi.
Etiologi
- Cacing filaria -> famili Filaridae. Dapat ditemukan di dalam sistem
peredaran darah, limfe, otot, jaringan ikat atau rongga serosa.
- Cacing bentuk dewasa dapat ditemukan pada pembuluh dan jaringan limfa
pasien.
Penularan terjadi melalui vektor nyamuk sebagai hospes perantara dan
manusia atau hewan seperti kera dan anjing sebagai hospes definitif.
Patogenesis
Patofisiologi
● Cacing dewasa hidup di pembuluh getah bening aferen atau sinus kelenjar getah bening → inflamasi →
kerusakan pembuluh getah bening → pelebaran dan penebalan dinding getah bening → inflamasi
( infiltrasi sel plasma, eosinophil, makrofag, proliferasi endotel dan jaringan penunjang → jaringan
limfatik berliku dan kerusakan/ inkompetensi katup limfatik → limfedema dan perubahan kronik lain
● Respon imun terhadap parasit → proses granulomatosa dan proliferasi → obstruksi total pembuluh
limfatik
Gejala Klinis
1. Stadium tanpa gejala