Anda di halaman 1dari 26

Laporan Kasus

Tinea Pedis
Juhanry Eka Sackbani

Pembimbing
dr. Frista Martha Rahayu., Sp.DV

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


Identitas

Nama : An. Jihan Iola


Umur : 13 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Pabuaran, Kab. Cirebon
Ruang pemeriksaan : Ruang Poli Kulit & Kelamin
Anamnesis

Keluhan Utama
lenting pada telapak kaki

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke poliklinik kulit dan kelamin dengan terda
pat lenting pada telapak kaki sejak 3 hari SMRS. Lenting ter
sebut berisi cairan hingga nanah, lenting tersebut kemudian
pecah dan mengeluarkan darah keluhan tersebut disertai d
engan kulit kering disekitarnya dengan nyeri (+), gatal (+) ya
ng hilang timbul, demam (-).
ANAMNESIS
• Riwayat Penyakit Dahulu :

Ti da k a d a ke l u a ha n s e r upa s e be l um nya

Ti da k a d a Ri wa y a t Al e rgi

• Riwayat Penyakit Keluarga :

Ti da k t e r da p a t ke l u a rga ya n g m e nga l a m i h a l s e r u pa

Ti da k a d a ya ng m e nde r i t a Al e rgi

• Riwayat Atopi :

Ti da k a d a Ri wa y a t Al e rgi  

• Riwayat Pengobatan :

Pasien tidak memiliki riwayat pengoatan sebelumnya.

• Riwayat individu dan social

pasien sering berolahraga menggunakan sepatu kets dengan durasi 30menit -1 j


am dalam setiap minggunya.
Vital Sign
Keadaaan umum : Baik Nadi : 90 x/menit
Kesadaran : Compos mentis Pernafasan : 22 x/menit
BB : 40 kg, Suhu : 36,5 o C
TB : 150 cm
Vital Sign : Tekanan Darah : -
Status Generalisata

Kepala : normocephali, rambut hitam, distribusi merata


Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterus
(-/-), pupil isokor, dalam batas normal
Hidung : Simetris, deviasi septum (-), sekret (-)
Telinga : Bentuk daun telinga normal, sekret (-),
dalam batas normal
Mulut : Mukosa bibir dan mulut kering, sianosis (-), kru
sta(-)
Tenggorokan : tonsil T1 – T1 tenang , tidak hiperemis
Thoraks : bentuk simetris
Cor : S1 S2 normal, regular, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : vesikuler +|+, ronkhi -|-, wheezing -/-
Abdomen : distensi (-), bising usus (+) normal,
hepar tidak teraba, lien tidak teraba
Ekstremitas : akral hangat, CRT <2”, edema (-), kemerahan
(+)
Status Dermatologis
• Lokasi : a/r plantar dextra
Efloresensi :
Terdapat macula eritem disertai dengan vesikel dan pustule multiple dengan
ukuran millia disertai krusta dan ekskoriasi dengan penyebaran tidak merata

• Lokasi : a/r plantar sinistra


Efloresensi :
Terdapat vesikel multiple dengan dasar eritem, dengan ukuran millia dan
penyebaran tidak merata.

Plantar Dextra Plantar Sinistra


RESUME

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

Resume
An J datang ke Poli Kulit dan Kelamin RSUD Waled dengan keluha terdapat l
enting pada telapak kaki sejak 3 hari SMRS. Lenting tersebut berisi cairan hingg
a nanah, lenting tersebut kemudian pecah dan mengeluarkan darah . Keluhan di
sertai dengan nyeri (+), gatal (+) yang hilang timbul, demam disangkal, riwayat
alergi maupun riwayat penyakit serupa di keluarga disangkal. Pada pemeriksaan
status generalis dalam batas normal. Pada pemeriksaan status dermatologi, Terda
pat vesikel dan pustul multiple dengan dasar eritem ukuran millia disertai krust
a dan ekskoriasi dengan penyebaran tidak merata
Diagnosis Banding

- Tinea Pedis
- Dermatitis Kontak Alergi
- Dermatitis Kontak Iritan

Diagnosis Kerja
- Tinea Pedis
Tatalaksana

Tatalaksan
Medikamentosa
• Terbinafin 250mg 1x 1 (2 minggu)
• Miconazoe cream 2% 2 X 1
• Cetirizine tab 10mg 1x 1

Non Medikamentosa
Edukasi
• Menjaga kebersihan diri
• Mematuhi pengobatan yang diberikan.
• Gunakan sandal atau sepatu yang lebar dan keringkan jari kaki setelah man
di
Prognosis

Prognosis

Quo ad vitam :

• Ad bonam

Quo ad fungtionam

• Ad bonam

Quo ad Sanationam

• ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
`

Definisi dan Etiologi


Tinea pedis adalah infeksi pada kaki

yang mengenai telapak kaki, celah
Etiologi Etiologi
interdigital pada jari kaki, dan kuku
dengan jamur dermatofita.
Etiologi
EPIDEMIOLOGI

Tinea pedis merupakan dermatofitosis yang paling umum terjadi di s


eluruh dunia. Dilaporkan bahwa sekitar 70% dari total populasi akan
terinfeksi tinea pedis pada satu waktu dalam hidupnya.
Tinea pedis tidak memiliki predileksi khusus untuk ras ataupun
grup etnis. Tinea pedis lebih banyak terjadi pada pria dibanding
wanita. Prevalensi dari tinea pedis meningkat seiring
bertambahnya umur. Kebanyakan kasus terjadi setelah menginjak m
asa pubertas.
Faktor Risiko
Patofisiologi
Penegakan Diagnosis

Anamnesis Biasanya pasien akan menggambarkan gejala dari tinea pedis berupa rasa g
atal, kaki yang bersisik, dan seringkali terdapat fisura yang nyeri di antara jar
i kaki. Beberapa pasien mendeskripsikan lesi ulseratif atau vesikular.
Kebanyakan mungkin menye butkan kondisi kaki yang bersisik sebagai
kulit kering

Pemeriksaan Fisik Kulit


Tergantung dari jenis tinea pedis nya
Klasifikasi

Tipe interdigitalis

1. tipe yang paling sering di lihat


• Lesi : Skuama, eritem, dan maserasi pada daerah interdigitalis atau
sub digital di antara jari 3 dan 4 atau di antara jari 3 & 4.
• Infeksi dapat menyebar ke daerah sekitarnya.
• Aspek klinis maserasi = Kulit putih dan rapuh
• Oklusi dan ko-infeksi dengan bakteri dapat menyebabkan maserasi, pruritus dan malodor ( d
ermatofitosis kompleks atau athlrte’s foot)
Tipe Moccasin foot ( Chronic Hyperceratotic)
Terjadi pada seluruh kaki, dari telapak kaki, tepi, sampai punggung
kaki terlihat kulit menebal dan bersisik. Eritema biasanya ringan dan
terutama terlihat pada bagian tepi lesi.
• Klinis tampak skuama difus atau setempat , bilateral, pada kulit yang tteb
al ( telapak kaki, lateral dan medial kaki). Dikenal sebagai “ moccasin-typ
e”
• Dapat timbul vesikel, meninggalkan skuama kolaret dengan diameter ku
rang dari 2 mm.
• Bersifat kronik dan sering resisten pada pengobatan.
• Tinea manum unilateral umumnya berhubungan dengan tinea pedis hipe
rkeratotik sehingga terjadi “ two feet-one hand syndrome”
Tipe Vesikobulosa

• Klinis : tampak vesikel tegang dengan diameter 3mm, ve


sikulopustul, atau bulla pada kulit tipis telapak kaki dan
perplantar
• Jarang di laporkan pada anak-anak

Tipe Ulserasi Akut

Tipe Ulseratif Akut: Tipe Ulseratif Akut


tinea pedis yang disebabkan oleh zoofilik T. interdigitale dal
am kombinasi dengan superinfeksi bakteri Gram-negatif
menghasilkan vesikel, pustula, dan ulkus purulen pada
permukaan plantar. Selulitis, limfangitis, limfadenopati, dan
demam sering dikaitkan. tipe vesikobulosa dan ulseratif
l
Pemeriksaan Laboratorium

Kerokan kulit + KOH 10%: hifa positif.


( Tampak hifa panjang, bersekat, bercabang &
berspora )

Biakan agar Sabouraud: tumbuh koloni-


koloni jamur

Sinar Wood: fluoresensi positif.


Diagnosis Banding

- Dermatitis Kontak Alergi :


( riw. sensitasi sebelumnya, allergen yang kecil pun
dapat menimbulkan reaksi alergi yang jelas pada
individu yang sensitive )
- Dermatitis Kontak Iritan : timbul karna terpapar oleh barang
yang bersifat iritatif, dengan PH yang tidak normal,
( Asam atau Basa) .
Tatalaksana

Anti Jamur Topical Anti jamur sistemik

• Terbinafine 250 mg/day ×


• Allylamine 2 weeks
• Imidazoles
• Ciclopirox • Itraconazole 200 mg
• Benzylamine twice daily × 1 week
• Tolnaftate • Fluconazole 15mg/
• Undecenoic acid
week × 3 to 4 weeks
Obat Anti fungal Topikal
Prognosis

Prognosis tinea pedis cukup baik dan jarang menimbulkan komplikasi


Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai