Anda di halaman 1dari 31

Case Based Discussion

TINEA PEDIS

Melinda Loto Patandianan – 112018142


Pembimbing : dr. Sammy Yahya, SpKK
IDE NTITAS PASIEN
Nama :A
Umur : 63 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Bogor
Pekerjaan : berkebun dan dagang tanaman
Status pernikahan : Menikah
Anamnesis
Autoanamnesis, tanggal 18 Februari 2021

Keluhan utama: kaki gatal kedua kaki, telapak kaki, semua sela-sela jari.
Keluhan tambahan: tidak ada.
R. Penyakit sekarang: gatal sudah 2 bulan, awalnya kemerahan, tidak
terlalu besar kira-kira sebesar telapak tangan. Karena gatal, pasien
menggaruknya sehingga sebagian menjadi luka, sebagian bersisik di
pinggirannya. pernah berobat di Puskesmas dan diberi salep
Betametason dan CTM yang dikonsumsi selama 2 minggu, kemudian
gatalnya berkurang tetapi kambuh lagi.
Anamnesis
R. Penyakit dahulu: tidak ada

R. Penyakit keluarga: tidak ada

R. Kebiasaan pribadi: aktivitas sehari-hari berkebun dan berdagang


tanaman, pasien menggunakan sendal saat bekerja, kondisi kaki
sering basah kadang dilap, kadang tidak. Kaki pasien tidak pernah
berkeringat.

R. Alergi: tidak ada


Status Generalis
Keadaan umum: tidak tampak sakit Toraks:

Kesadaran : compos mentis -Paru : vesikuler

TTV : TD, nadi, suhu, napas dalam batas normal -Jantung : BJ I/II, murmur -, gallop –

BB 54 kg, TB 166 cm -> IMT 19,59 (normal) Abdomen : datar, lemas, BU +


normal
Kepala dan leher:
Ekstremitas : akral atas hangat, akral
-Rambut : sebagian beruban, tidak mudah dicabut. bawah pada telapak kaki kanan dan
kiri terdapat plak eritem, skuama,
-Mata : CA -/-, SI -/- likenifikasi

-Mulut : dalam batas normal

-Leher : tidak tampak pembesaran KGB


Status Dermatologis
• Lokasi : telapak kaki kanan dan kiri
• Distribusi : lokalisata, bilateral, simetris
• Bentuk : tidak teratur
• Ukuran : plakat
• Batas : tegas
• Efloresensi : plak eritema, skuama,
likenifikasi
Pemeriksaan penunjang
Kerokan kuku dengan KOH 20%
Resume
Seorang laki-laki, 63 tahun, tidak tampak sakit, gizi baik, datang ke poli kulit RSUD Tarakan
dengan keluhan kaki gatal kedua kaki, telapak kaki, semua sela-sela jari.

Gatal sudah 2 bulan, awalnya kemerahan, tidak terlalu besar kira-kira sebesar telapak tangan.
Karena gatal, pasien menggaruknya sehingga sebagian menjadi luka, sebagian bersisik di
pinggirannya. Pasien pernah berobat di Puskesmas dan diberi salep Betametason dan CTM yang
dikonsumsi selama 2 minggu, kemudian gatalnya berkurang tetapi kambuh lagi.

Pada pemeriksaan fisik generalis tidak ditemukan kelainan. Pada pemeriksaan fisik dermatologis,
didapatkan lesi dengan lokasi di telapak kaki kuran plakat, batas tegas, dengan efloresensi plak
eritem, skuakanan dan kiri, distribusi lokalisata, bilateral dan simetris, bentuk tidak teratur, uma
dan likenifikasi.
Diagnosis Banding :
- Tinea pedis
- Dermatitis kontak iritan

Diagnosis Kerja:
Tinea pedis
Tatalaksana
 Medikamentosa
R/ Ketokonazole cream 2% tube 10gr No.i
S u.e 2dd applic part dol
m.et.v

 Nonmedikamentosa
• -Menjaga kebersihan kaki: mencuci kaki dengan bersih setelah berkebun
atau berdagang tanaman, menjaga kaki tetap kering, membersihkan kuku
kaki
• Menggunakan sepatu boots jika akan berkebun danberdagang tanaman
Prognosis
 At vitam : bonam
 At fungsionam : dubia ad bonam
 At sanationam : bonam
 At kosmetika : dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
“TINEA PEDIS”
Definisi
• Tinea (atau Dermatofitosis) adalah penyakit pada
jaringan yang mengandung zat tanduk, misalnya stratum
korneum pada epidermis, rambut, dan kuku yang
disebabkan golongan jamur dermatofita.
• Tinea pedis adalah dermatofitosis pada kaki
Sering disebut juga dengan “athlete’s foot”
Etiologi
1. Tricophyton
• T. rubrum (umumnya)
• T. mentagrophytes
• T. tonsurans
2. Epidermophyton
• E. floccosum
3. Microsporum
• M. canis
Faktor Risiko
Patogenesis Dermatofita  golongan jamur yang bersifat mencernakan
keratin, melibatkan 3 langkah utama :
1. Perlekatan ke keratinosit
2. Penetrasi melalui dan diantara sel. Setelah terjadi
perlekatan, spora harus berkembang dan menembus stratum
korneum pada kecepatan yang lebih cepat dari proses
desquamasi. Penetrasi dibantu oleh sekresi proteinase,
lipase DNA enzim mucinolitik yang juga memberikan
nutrisi untuk jamur. Trauma  membantu penetrasi.
3. Perkembangan Respon Host. Derajat inflamasi dipengaruhi
respon imun dan organisme yang terlibat. Reaksi
hipersensitivitas tipe 4 memainkan peranan penting dalam
melawan dermatofita.
Infeksi  antigen dermatofita di proses di sel langerhans
epidermis  diprsesentasikan oleh Limfosit T di nodus
limfe  Limfosit T melakukan proliferasi ke tempat yang
terinfeksi  peningkatan pergantian keratinosit  eritema
+ skuama
Gejala Klinis
1. Interdigitalis
• Diantara jari 4 dan 5 terlihat fissura yang
dilingkari sisik halus dan tipis
• Dapat meluas ke bawah jari (subdigital) dan
ke sela jari yang lain
• Sering terlihat maserasi. Aspek klinis berupa
kulit putih dan rapuh. Dapat disertai infeksi
sekunder oleh bakteri sehingga terjadi
selulitis, limfangitis, limfadenitis, dan dapat
pula terjadi eriseplas
Gejala Klinis 2. Moccasin foot
• Pada seluruh kaki, dari telapak kaki, tepi
sampai punggung kaki, terlihat kulit
menebal dan bersisik halus dan seperti
bedak
• Eritema biasanya ringan dan terlihat
pada bagian tepi lesi
• Tepi lesi dapat dilihat papul dan kadang-
kadang vesikel
Gejala Klinis
3. Vesikulo bulosa
• Diakibatkan karena T.mentagrophytes
• Diameter vesikel lebih besar dari 3 mm
• Jarang pada anak-anak, tapi etiologi
yang sering terjadi pada anak-anak
adalah T.Rubrum
• Vesikel pustule atau bula pada kulit tipis
di telapak kaki dan area periplantar
Gejala Klinis
4. Tipe akut ulserasi
• Mempengaruhi telapak kaki dan terkait
dengan maserasi, penggundulan kulit
• Co-infeksi bacterial ganas biasanya dari
Gram negatif kombinasi dengan
T.mentagrophytes menghasilkan vesikel
pustule dan ulserasi bernanah yang besar
pada permukaan plantar
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik (status
dermatologikus). Diagnosis yang digunakan biasanya dengan cara kulit
dikerok untuk preparat KOH, kultur dari daerah yang terinfeksi, dan biopsi
kulit
1. Pemeriksaan KOH
Hasil preparat KOH biasanya positif di beberapa kasus dengan maserasi
pada kulit. Pada pemeriksaan mikroskop KOH dapat ditemukan hifa septat atau
bercabang, arthrospore, atau dalam beberapa kasus sel budding menyediakan
bukti infeksi jamur
• Hypha dermatophytes
Bentuk seperti benang panjang lurus/berlekuk yang seringkali bercabang-cabang
dengan diameter uniform, warna terang tapi agak gelap
• Hypha dan budding spores Candida (pseudo-hypha)
Bentuk seperti benang panjang, lurus/berkelok dengan bentukan sel bulat/oval
(budding)
• Hypha dan spora T.vesicolor
Bentuk berupa benang pendek dan panjang disertai dengan spora yang
berkelompok dengan ukuran yang sama (spaghetti and meatballs app.)
2. Kultur
Kultur dari tenia pedis yang dicurigai dilakukan SDA (Sabouraud’s dextrose
agar), Ph asam dari 5,6 untuk media ini menghambat banyak spesies bakteri
dan dapat dibuat lebih selektif dengan penambahan suplemen
kloramfenikol. Ini dapat selesai 2-4 minggu. Dermatophyte test medium
(DTM) digunakan untuk isolasi selektif dan mengenali dermatofitosis,
dengan indikasi perubahan warna dari oranye ke merah
3. Tes PAS
- PAS menunjukkan dinding polisakarida-sarat dari organisme jamur yang
terkait dengan kondisi ini dan merupakan salah satu teknik yang paling
banyak digunakan untuk mendeteksi karbohidrat protein terikat
(glikoprotein).
- Dilakukan dengan mengekspos jaringan dari berbagai substrat untuk
serangkaian reaksi oksidasi-reduksi, sebagai hasil akhir, elemen positif
seperti karbohidrat, bahan membrane basement menjadi warna permen apel
merah (candy apple red)
Tes PAS dapat selesai sekitar 15 menit. Tes ini menjadi tes diagnostik yang
paling dapat diandalkan untuk tinea pedis dengan keberhasilan 98,8%
dengan biaya paling efektif.
Diagnosis Banding
Paling sering di-
diagnosis banding
dengan Dermatitis
Kontak Iritan.
Dibedakan dengan
faktor predisposisi dan
riwayat kebiasaan
 Diagnosis pembeda
 pemeriksaan KOH
 Diagnosis pasti
 kultur jamur pada
media SDA
Penatalaksanaan
1. Topikal
Menggunakan topikal agen seperti bedak, krim, atau spray. Topikal antifungal seperti
Clotrinazole, miconazole, terbinafine, flutrimazol, bifonazole, dan butenafine.
• Tipe interdigitalis dan vesiculo bulosa  4-6 minggu
• Moccasin foot dan tipe akut ulserasi  paling sedikit 6 minggu
2. Sistemik
• Griseofulvin 500-1000 mg/hari (untuk anak-anak 10-20 mg/kg BB/hari)
• Terbinafine 250 mg/hari untuk 1-2 minggu
• Itraconazole 200 mg 2x1 untuk 1 minggu (kasus ringan  100 mg 2x1)
• Fluconazole 150 mg/minggu untuk 4 minggu
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai