Anda di halaman 1dari 32

TINEA PEDIS

Oleh:
Tuti Nursyah Putri (1608260174)
Irfan Shiddiq Halim (1608260197)
Helwina Shasti (1608260151)
Risna Safitri (1608260169)
Aina Santri Septi A siregar (1608260182)
Pembimbing:
dr. IMANDA JASMINE SIREGAR, Sp. KK

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR (KKS)


SMF PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
DELI SERDANG
SUMATERA UTARA
2017
LATAR BELAKANG
Tinea pedis ialah dermatofitosis pada kaki,
terutama pada sela-sela jari dan telapak kaki.
Dematofitosis sendiri adalah penyakit pada
jaringan yang mengandung zat tanduk,
misalnya stratum korneum pada epidermis,
rambut dan kuku yang disebabkan golongan
jamur dermatofita.
Tinea pedis disebabkan oleh Trichophyton
rubrum yang sering memberikan kelainan
menahun.
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi kulit secara histopatologi
Gambar 1. Lapisa-lapisan kulit9
1. Lapisan epidermis
2. Lapisan Dermis (korium, kutis vera, true skin)10
terdiri dari lapisan elastik dan fibrosa pada dengan
elemen-elemen selular dan folikel rambut.
3. Lapisan Subkutis (hipodermis) => lapisan paling
dalam, terdiri dari jaringan ikat longgar berisi sel
lemak yang bulat, besar, dengan inti mendesak ke
pinggir sitoplasma lemak yang bertambah.10
TINEA PEDIS
Definisi
Tinea pedis adalah dermatofitosis pada kaki, terutama
pada sela-sela jari dan telapak kaki.Tinea pedis yang
tersering dilihat adalah bentuk interdigitalis.
Epidemiologi
Prevalensi tinea pedis meningkat seiring bertambahnya
usia danLebih sering pada orang dewasa berusia 31-60
tahun, disusul olehOrang dewasa berusia >60
tahun.Risiko tinea pedis telah terbuktiLebih tinggi
pada pria daripada wanitadan ini lebih umum terjadi
di negara maju
Etiologi
Epidermophyton floccosum, Trichophytonmentagrophytes
var. interdigitale, Trichophyton rubrum dan Microsporum
yang ditularkan secara kontak langsung ataupun tidak
langsung. Penyebabnya yang paling sering adalah
Trichophyton rubrum yang memberikan kelainan
menahun.
Faktor Risiko
Kelembapan kulit
kaki yang sering berkeringat,
kaos kaki kurang dijaga kebersihannya,
sepatu terlalu tertutup dan ketat.
Imun menurun
Patofisiologi
Diagnosis
Gambaran Klinis Tinea pedis terdiri diri 4
jenis bentuk atau kombinasinya
1. Tipe Interdigital (Intertriginous
Kronik).
2. Tipe Kronik Hiperkeratotik (Moccasin)
/papulo-skuamosa hiperkeratotik
kronik.
3. Tipe subakut (vesikobulosa).
4. Tipe Akut ulseratif.
Pemeriksaan Laboratorium
1. Pemeriksaan Mikroskopik
ditemukan septa atau hifa bercabang, arthospora, dan
dalam beberapa kasus, sel sel tunas memberikan bukti
infeksi jamur.
2. Kultur
warna yang berubah dari orange ke merah untuk
menandakan kehadiran dermatofit.
3. Identifikasi Dermatophyte
Pemeriksaan ini berdasarkan pada karakteristik koloni,
morfologi mikroskopik, dan tes fisiologi.
c. Periodic Acid Schiff Stain/ Uji Reaksi PAS
Ini adalah tes yang lebih disukai untuk diagnosis infeksi
tinea pedis.
d. Mikroskop Confocal
Teknik baru dan lebih sensitif sedang diteliti, seperti
mikroskop confocal,
e. Metode Molekuler
Metode molekuler ini memiliki potensi yang baik untuk
langsung mendeteksi dermatofit dalam spesimen
klinis, namun metode ini belum dibakukan untuk
laboratorium klinis rutin.
Lampu Wood
Pemeriksaan dengan lampu wood (365nm)
dapat menunjukkan flourescence pada jamur
patogen tertentu. Pada tinea pedis ditemukan
flouresensi negatif di luar eritrasma pada
infeksi inter digital.16
Diagnosis banding
1. Dermatitis,
2. Psoriasis,
3. Erythrasma,
4. Keratoderma,
5. Liken planus
6. Streptococcus selulitis
Tatalaksana
Non farmakologi
>kaos kaki harus terbuat dari bahan
katun.
>Menjaga kaki agar tetap kering dan
bersih merupakan metode terbaik untuk
pencegahan.
>Metode lain yang cukup baik adalah
menggunakan sepatu dengan aliran
udara yang baik dan tidak ketat.
Farmakologis
Terapi Sistemik

Dewasa :

Terbinafrine 250 mg/hari selama 1-2 minggu

itraconazole, 100-200mg dua kali/hari selama 2-4 minggu

Fluconazole 150 mg/minggu, selama 4 minggu

Gresiofulvin 750-1000 mg/hr (micro size) dan 660-750 mg/hr


(ultra-micro size) , 4-8 minggu

Anak-anak:

Terbinafrine 3-6mg/kgBB/hari selama 2

Minggu

traconazole 5mg/kgBB/hari selama 2 minggu


Prognosis
pengobatan dengan obat topical dapat
menyembuhkan kaki pada orang dengan gejala
tinea pedis akut.Infeksi tinea pedis yang kronis
atau berulang juga dapat di sembuhkan
dengan pengobatan tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Djuanda, A, Hamzah, M. dan Aisah, S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, ed 6,
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,Jakarta . 2013 : 89 105.

Perdoski. Dermatofitosis superfisialis.balai penerbit FKUI, Jakarta, 2001:3-5, 40-


45.

Hafeez, ZH. The pattern of Tinea pedis in 90 patients in the San Fransisco Bay
Area. Departement of dermatology research.University of California, San
Fransisco, CA, USA. 2002.

Yi-Cheng, Sau. A prospectie epidemiological study on Tinea pedis and


onychomycosis in Hongkong.Depgartement of health.Yaumatei. Email:
Sycheng@graduate.hku.hk

Courtney, MR. Tinea pedis. 2005. www.emedicine.com

Siregar, Penyakit jamur kulit, penerbit buku kedokteran, Palembang, 2005: 1-7,
17-23, 33-34.

Soekandar, TM. Angka kejadian dan pola jamur penyebab Tinea pedis di asrama
Brimob Semarang , Ilmu kesehatan kulit dan kelamin FK Undip, 2004: 1-6.
Bramono, K. Pemaparan tentang jamur. FKUI, Jakarta, 2004.
Menaldi, SLSW dkk. Atlas berwarna dan synopsis penyakit
kulit dan kelamin. Jakarta: badan penerbit FK UI
Djuanda, Adhi. et al. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin: edisi
ketujuh. Hal 110-111. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. 2015.
Ilkit M, Tanr F, Hazar S, et al. Epidemiology of tinea pedis
and toenail tinea unguium in worshippers in the mosques
in Adana, Turkey. J Dermatol 32:698704. 2005.
Drakensjo IT, Chyrssanthou E. Epidemiology of
dermatophyte infections in Stockholm, Sweden. A
retrospective study from 20052009. Med Mycol 49:4848.
2011.
Nasution A, Mansur, kamaliah M, Tapi S. diagnosis dan
penatalaksanaan dermatofitosis. 2014
Sahoo AK ,Mahajan R. Management of Tinea Corporis, Tinea
Cruris and Tinea Pedis: A Comprehensive review.
Department of dermathology and venereology, AIIMS,
Newdelhi, departetement of dermatology, venereology, and
leprology, post graduate institute of medical education and
research, chandigarh, India. 2016
Wolff Klaus fitzpatricks Dermatology in General Medicine
ed.7. vol.2. Newyork: Mc. Graw Hill Medical. 2008
Wolf, Klaus. Fitzpatricks Color Atlas and Synopsis of
Clinical Dermatology ed.7. New York: Mc. Graw Hill 2013
Robbins CM, Bringham. Tinea Pedis Differential Diagnoses.
Americam Academy Of Dermatology: 2016
Carlo CJ, Bowe MD. Tinea pedis (Athletes foot). USA; 2012
STATUS PASIEN PENYAKIT KULIT
DAN KELAMIN
IDENTITAS PRIBADI
Nama : Annisa Nurul Khotimah
Umur : 20 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Status Pernikahan : Belum Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswi
Alamat : Jalan Laksana.
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Bercak kemerahan disertai gatal 1 bulan ini di punggung
kaki sebelah kanan dan kiri.
Keluhan Tambahan
Tidak ada
Riwayat perjalanan penyakit
Awalnya 6 bulan yang lalu muncul bintil kemerahan yang
gatal di kedua telapak kaki, kemudian pasien menggaruk
sehingga ruam semakin melebar sampai ke punggung
kaki. 2 bulan yang lalu pasien memberikan salep
gentamisin tetapi tidak sembuh. Kemudian pasien berobat
ke Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi medan dengan
keluhan bercak kemerahan yang gatal. Pasien memiliki
kebiasaan memakai sepatu tertutup dan ketat.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada
Riwayat penyakit terdahulu
Tidak ada
Riwayat penggunaan obat
Salep gentamisin
Lokalisasi
Dorsum pedis dextra dan sinistra
Ruam
Papul, vesikel, eritema, erosi, skuama halus, central healing.
Pemeriksaan labiratorium
Kerokan kulit KOH 10% : hifa (+) spora(+)
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALISATA
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Gizi : Baik
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Nadi : 88x/i
Pernafasan : 16 x/menit

KEADAAN SPESIFIK
Kepala : Dalam batas normal
Leher : Dalam batas normal
Thorax : Dalam batas normal
Abdomen : Dalam batas normal
Genital : Dalam batas normal
Ekstremitas : Inferior Papul, Vesikel,
Eritema, erosi,skuama halus, Central Healing.
STATUS DERMATOLOGI

Lokalisasi : Dorsum Pedis Dextra dan Sinistra

Ruam : Papul, Vesikel, Eritema, erosi, Skuama Halus,


Central Haeling.

RESUME
Perempuan 20 tahun datang ke poli klinik Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Pirngadi denga keluhan Bercak kemerahan disertai gatal 1 bulan ini di
punggung kaki sebelah kanan dan kiri.

Awalnya 6 bulan yang lalu muncul bintil kemerahan yang gatal di kedua
telapak kaki, kemudian pasien menggaruk sehingga ruam semakin
melebar sampai ke punggung kaki. 2 bulan yang lalu pasien
memberikan salep gentamisin tetapi tidak sembuh. Kemudian pasien
berobat ke Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi medan dengan
keluhan bercak kemerahan yang gatal. Pasien memiliki kebiasaan
memakai sepatu tertutup dan ketat.Dari pemeriksaan fisik di dapatkan
ruamPapul, vesikel, eritema, erosi, skuama halus, central healing pad
dorsum pedis dextra dan sinistra. Dari pemeriksaan laboratorium
Kerokan kulit KOH 10% didapatkan hifa (+).
DIAGNOSA BANDING
Tinea Pedis tipe moccasin
Dermatitis kontak alergi
Psoriasis

DIAGNOSA SEMENTARA
Tinea pedis tipe moccasin

PEMERIKSAAN ANJURAN
Kultur
Periodic Acid Schiff Stain/ Uji Reaksi PAS
PENATALAKSANAAN
Umum :
> Anjuran untuk menjaga higienitas dan kelembaban kulit.
>tidak memakai kaos kaki dan sepatu yang ketat dalam
jangka waktu yang lama.
>mengkonsumsi obat secara teratur
>mengikuti arahan dokter untuk penggunaan cream.
-Khusus :
> Mikonazole Cream 2% 2x1
> Cetirizine 10 mg 1x1
PROGNOSIS
Quo ad vitam : Bonam
Quo ad fungtionam : Bonam
Quo ad sanationam : Bonam
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai