Anda di halaman 1dari 35

TONSILITIS

Kepaniteran Klinik Ilmu Penyakit


THT
Universitas Trisakti
Bekasi, 27 Desember 2013
RSUD BEKASI
Anatomi Tonsil
O Tonsil terbagi menjadi 3 bagian yaitu
tonsila faringeal, tonsila palatina dan
tonsila lingual
O Terletak di rongga faring (nasofaring
dan orofaring)
O Ke 3 bagian tonsil tersebut
membentuk sebuah bangunan
berbentuk cincin yang dinamakan
Cincin Waldeyer (Waldeyer’s Ring)
Anatomi Tonsil

Tonsil
Tonsil palatina
faringe
Tonsil
al
lingual
(adenoi
d)
Cincin
Waldey
er
Tonsila Faringeal (Adenoid)
Tonsila Palatina
Merupakan massa yang terdiri dari jaringan
limfoid dan ditunjang oleh jaringan ikat dengan
kriptus di dalamnya.

Tonsila palatina (tonsil) terletak dalam


fosa tonsil
Kutub atas tonsil  didapatkan celah
intratonsil yang merupakan sisa kantong
faring yang kedua

Kutub bawah  melekat pada dasar


lidah

Permukaan medial tonsil  kriptus


Fosa Tonsil
Dibatasi oleh arkus faring anterior dan
posterior

Batas lateral adalah m. konstriktor faring


superior

Batas atas terdapat kutub atas (upper


pole) yang berisi fosa supra tonsil
(jaringan ikat jarang)

Fosa tonsil diliputi oleh fasia yang


merupakan bagian dari fasial bukofaring
Tonsila Palatina
Tonsila Lingual
Histologi Tonsil
O Mengandung 3 unsur utama yaitu:
O jaringan ikat atau trabekula
(sebagai rangka penunjang
pembuluh darah, saraf dan limfa)
O folikel germinativum (sebagai pusat
pembentukan sel limfoid muda)
O jaringan interfolikel (jaringan limfoid
dari berbagai stadium).
Histologi Tonsil
Perdarahan Tonsil
O Mendapat perdarahan dari  a.
palatina minor, a. palatina asendens,
cabang tonsil a. maksila eksterna, a.
faring desendens dan a. lingualis
dorsal.
Perdarahan Tonsil
Fungsi Tonsil
Tonsilitis
O Definisi:

Merupakan peradangan umum dan


pembengkakan dari jaringan
tonsila palatina yang biasanya
disertai dengan pengumpulan
leukosit, sel-sel epitel mati, dan
bakteri patogen dalam kripta.
Tonsilitis Akut
Berdasarkan penyebabnya, tonsilitis
akut dibagi menjadi dua penyebab
yaitu:
O Tonsilitis Viral
O Tonsilitis Bakterial
Tonsiltis Viral
• Penyebab paling sering  virus Epstein
Barr. Haemophilus influenza juga
merupakan salah satu penyebab.
Gejala tonsilitis viral menyerupai
dengan gejala common cold disertai
dengan nyeri tenggorok.
Tonsilitis Bakterial
• Penyebab tersering  group A
Streptokokus B hemolitikus atau strept
throat. Infiltrasi bakteri pada lapisan
epitel jaringan tonsil akan menimbulkan
reaksi radang berupa keluarnya leukosit
polimorfonuklear sehingga terbentuk
detritus.
Patofisiologi
Bakteri menginfiltrasi
lapisan epitel Reaksi radang
jaringan tonsil

Keluarnya
Detritus
leukosit
terbentuk
polimorfonuklear
Detritus merupakan
kumpulan leukosit, Detritus
bakteri yang mati mengisi
dan epitel yang kripta
terlepas
Gejala dan Tanda
O Nyeri tenggorok Pada pemeriksaan
ditemukan:
O Nyeri menelan
O Pembengkakan tonsil
O Demam dengan O Tonsil terlihat
suhu tubuh tinggi hiperemis dan adanya
O Rasa lesu detritus berbentuk
folikel/lakuna/tertutup
O Tidak nafsu membran semu
makan O Nyeri tekan dan
O Nyeri telinga bengkak pada
kelenjar
(otalgia)
submandibula
Tonsilitis Kronik
Merupakan peradangan kronis Tonsila
Palatina setelah serangan akut yang
berulang atau infeksi subklinis. Tonsilitis
berulang banyak terdapat pada anak-
anak, yang diantara serangan infeksi
tonsil dapat terlihat sehat atau dapat
juga terlihat membesar.
Tonsilitis Kronik
Etiologi
• 25% disebabkan oleh streptokokus B
hemolitikus grup A
Faktor Predisposisi
• Rangsangan menahun dari rokok
• Beberapa jenis makanan yang dapat
menyebabkan serangan berulang
• Pengaruh cuaca
• Kelelahan fisik
• Pengobatan tonsilitis akut yang tidak
adekuat
Patologi
Epitel mukosa
Proses radang tonsil dan
berulang jaringan limfoid
terkikis
Jaringan parut Jaringan
akan mengkerut limfoid diganti
dan kripti akan oleh jaringan
melebar parut

Kripti akan Proses terus berlanjut


terisi dengan hingga menembus
detritus kapsul tonsil

Perlekatan dengan
jaringan sekitar fosa
tonsilaris
Gejala dan Tanda
O Rasa mengganjal O Pada
di tenggorok pemeriksaan
O Rasa kering di didapatkan:
tenggorokan O Tonsil membesar
O Nafas berbau dengan
O Tidur mengorok permukaan yang
tidak rata, kriptus
melebar dan
beberapa kripti
terisi oleh
detritus
Ukuran Tonsil
T0 = tonsil masuk di dalam
fosa/ post tonsilektomi
T1 = Tonsil masih berbatas
dalam fosa tonsilaris
T2 = pembesaran tonsil
sudah melewati pilar
anterior tetapi belum
masuk garis paramedian
T3 =pembesaran tonsil
berada diantara garis
paramedian dengan garis
median
T4 = pembesaran tonsil
melewati garis mediana
Diagnosis
O Anamnesis=
Adanya keluhan rasa sakit di tenggorok,
nyeri menelan, rasa mengganjal pada
tenggorok, nafas berbau, terkadang ada
demam, malaise
O Pemeriksaan Fisik=
Tampak tonsil membesar dengan adanya
hipertrofi dan jaringan parut. Tampak kripti
melebar dan terisi oleh detritus
O Pemeriksaan Penunjang=
Kultur dan uji resistensi dari sediaan apus
tonsil
Diagnosis Banding
• Tonsilitis
Tonsilitis Difteri
• Angina Plaut-
Membranos vincent
a • Mononucleosis
infeksiosa
Penyakit • Faringitis
Kronik tuberkulosa
• Faringitis
Faring Luetika
Granulomat • Aktinomikosis
us faring
Tatalaksana
Tirah baring

Pemberian cairan adekuat

Diet ringan

Analgetika

Antivirus (jika diperlukan)


Tatalaksana
O Pengobatan pasti untuk tonsilitis
kronik adalah dengan pengangkatan
tonsil (tonsilektomi diseksi), dengan
atau tanpa pengangkatan adenoid.
O Dilakukan apabila terapi konservatif
maupun terapi medikamentosa
dengan antibiotika spektrum luas
tidak berhasil.
Tonsilektomi
Berdasarkan AAO-HNS tahun 1995,
indikasi tonsilektomi dibagi menjadi
dua:
O Indikasi Absolut = Tonsil yang besar
hingga mengakibatkan gangguan
pernafasan, nyeri telan yang berat,
gangguan tidur atau komplikasi penyakit-
penyakit kardiopulmonal.
O Abses peritonsiler (Peritonsillar abscess)
yang tidak menunjukkan perbaikan dengan
pengobatan
O Tonsillitis yang mengakibatkan kejang
demam.
O Tonsil yang diperkirakan memerlukan biopsi
jaringan untuk menentukan gambaran
Indikasi Relatif
O Jika mengalami tonsilitis 3 kali atau lebih dalam
satu tahun dan tidak menunjukkan respon sesuai
harapan dengan pengobatan medikamentosa
yang memadai.
O Bau mulut atau bau nafas tak sedap yang
menetap pada tonsillitis kronis yang tidak
menunjukkan perbaikan dengan pengobatan.
O Tonsillitis kronis atau tonsilitis berulang yang
diduga sebagai carrier kuman Streptokokus yang
tidak menunjukkan repon positif terhadap
pengobatan dengan antibiotika.
O Pembesaran tonsil di salah satu sisi (unilateral)
yang dicurigai berhubungan dengan keganasan
(neoplastik)
Tonsilektomi
Kontraindikasi
Radang akut tonsil.

Demam, albuminuria.

Penyakit paru-paru

Hipertensi.

Poliomielitis epidemic
Komplikasi
Komplikasi sekitar Komplikasi organ
tonsil jauh

Demam rematik dan


Peritonsilitis
PJR
Abses Peritonsilar
Glomerulonefritis
(Quinsy)
Abses Parafaringeal Artritis dan fibrositis

Abses Retrofaring Episekleritis

Kista tonsil Konjungtivitis berulang


Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai