Anda di halaman 1dari 17

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

TUGAS
FAKULTAS KEDOKTERAN
MEI 2016
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

KEDOKTERAN KELUARGA

FARINGITIS

OLEH :
AUDYAH PUTRI MACHZAR
10542 0067 09

Pembimbing :
dr.Gusti Gunawan DPDK

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2016

BAB I
PENDAHULUAN
Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan
oleh virus, bakteri, alergi, trauma, toksin dan lain-lain. Setiap tahunnya 40juta
orang mengunjungi pusat pelayanan kesehatan karena faringitis. Faringitis dapat
menular melalui droplet infection dari orang yangmenderita faringitis.Faktor
resiko penyebab faringitis yaitu udara yang dingin, turunnya dayatahan tubuh,
konsumsi makanan yang kurang gizi, konsumsi alkohol yang berlebihan.
Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi
inflamasi local. Infeksi bakteri grup A Streptokokus

hemolitikus dapat

menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat, karena bakteri ini melepaskan


toksin ekstraselular yang dapat menimbulkan demam reumatik, kerusakan katup
jantung, glomerulonephritis akut karena fungsi glomerulus terganggu akibat
terbentuknya kompleks antigen-antibodi. Bakteri ini banyak menyerang anak usia
sekolah, orang dewasa dan jarang pada anak umur kurang dari 3 tahun. Penularan
infeksi melalui secret hidung dan ludah (droplet infection).
Faringitis merupakan penyakit umum pada dewasa dan anak-anak.
National Ambulatory Medical Care Survey dan National Hospital Ambulatory
Medical Care Survey telah mendokumentasikan antara 6,2-9,7 juta kunjungan
anak-anak dengan faringitis ke klinik dan departemen gawat darurat setiap tahun,
dan lebih dari 5 juta kunjungan orang dewasa per tahun. Menurut National
Ambulatory Medical Care Survey, infeksi saluran pernafasan atas, termasuk
faringitis akut, dijumpai 200 kunjungan ke dokter per 1000 penduduk per tahun di
Amerika Serikat.

LAPORAN KASUS
ANAMNESIS
Seorang pasien laki-laki umur 22 tahun datang ke Puskesmas Dahlia dengan
keluhan nyeri pada tenggorokan sejak kemarin. Keluhan diikuti demam pada sore
hari dan disertai nyeri menelan. Pasien juga mengeluh gatal dan terasa kering pada
tenggorokan, serta mual dan nyeri ulu hati.

Home Visit
PEMERIKSAAN FISIS

Keadaan Umum
Tekanan Darah
Frekuensi Nadi
Frekuensi Nafas
Suhu
Berat Badan
Tinggi Badan

: Composmentis
: 120/70 mmHg
: 82x/menit
: 22x/menit
: 37.2C
: 66 kg
: 167 cm

ANAMNESIS YANG MENGARAH KE DIAGNOSIS


Gejala Klinis:
- Nyeri tenggorokan
- Nyeri pada saat menelan
- Demam

Pemeriksaan Fisis:
- Faring hiperemis
- Tonsil hiperemis
PEMERIKSAAN ORGAN

PEMERIKSAAN KELENJAR LIMFE

PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG DIPERLUKAN


1. Kultur swab tenggorokan
2. Tes infeksi jamur
ALASAN PEMERIKSAAN
1. Dilakukan jika dicurigai adanya infeksi bakteri
2. Dilakukan jika dicurigai infeksi dari jamur

DIAGNOSIS KERJA

Faringitis

DIAGNOSIS BANDING

Tonsilitis
Laryngitis

STATUS KESEHATAN KELUARGA


No

Nama

Umur/Jeni

Hubungan

1.

Abd. Halik

s Kelamin
52 tahun /

Keluarga
Ayah

Laki-laki

Tanda Vital
TD:

120/90

Riwayat
Penyakit
RA

mmHg
N: 82x/i
P: 20x/i
S: 36.5C

2.

Kamaria

46 tahun /

Ibu

Wanita

TD:

110/90

Gastritis

mmHg
N: 80x/i
P: 21x/i
S: 36.5C

3.

Sain

26 tahun /

Kakak

Laki-laki

TD:

120/80

Typhoid

mmHg
N: 80x/i
P: 18x/i
S: 36.8C

4.

Fikra

16 tahun /
Laki-laki

Adik

TD:

110/70

mmHg
N: 78x/i
P: 18x/i
S: 36.5C

Tonsilitis

5.

Fatimah

7 tahun /

Adik

Perempuan

TD:

90/70

Tonsilitis

mmHg
N: 78x/i
P: 18x/i
S: 36.5C

RIWAYAT PENGOBATAN TERDAHULU


Pasien meminum obat penurun demam yang diberikan oleh Ibunya.
PENATALAKSANAAN
Non Farmakologi
- Minum air yang banyak
- Berkumur dengan air hangat
Farmakologi
- Paracetamol 3x1
Kegiatan yang Dilakukan pada Kunjungan Rumah
PERJALANAN PENYAKIT SAAT INI
Kunjungan
I

Anamnesis
Nyeri tenggorokan, rasa

Pemeriksaan Fisis
Faring hiperemis

gatal dan kering pada

Tonsil hiperemis

tenggorokan, nyeri
II

menelan, demam.
Nyeri tenggorokan

Faring hiperemis ( - )

berkurang, gatal dan

Tonsil hiperemis ( - )

kering pada tenggorokan


berkurang, nyeri menelan
berkurang, demam sudah
tidak ada.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Pada riwayat penyakit keluarga pasien, tidak ada yang mengalami keluhan yang
sama tetapi ada yang mengalami keluhan atau penyakit lain selain pasien. Cara

keluarga pasien menghadapi penyakit ini adalah memantau keadaan pasien,


mengatur pola makan, mengawasi konsumsi obat, mengurangi stress emosional
dan pekerjaan yang berat, serta mengantar pasien untuk kontrol di Puskesmas.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Pasien belum pernah mengalami keluhan nyeri tenggorokan seperti ini.
STRUKTUR KELUARGA
Keterangan

= tinggal serumah
= laki-laki
= perempuan
= pasien
= pernikahan
= keturunan

DIAGNOSA HOLISTIK
1.

Aspek Personal (Alasan Berobat, Harapan, dan Kekhawatiran)


Alasan berobat: pasien datang karena rasa nyeri dan gatal ditenggorokan
serta nyeri pada saat menelan. Pasien merasa khawatir dan tidak nyaman
dengan keluhan yang dirasakan.
Harapan: pasien berharap untuk sembuh dan tidak meraskan lagi keluhan

yang dialaminya.
Kekhawatiran: jika penyakitnya tidak sembuh

melainkan bertambah

berat.
Aspek Resiko Internal (Faktor Internal yang Mempengaruhi

2.

Masalah Kesehatan Pasien)


- Pasien kurang istirahat
Aspek Psikologi Keluarga
Peran keluarga dalam mendukung pasien seperti mengingatkan pasien

3.

untuk minum obat, mengantar pasien ke dokter bila obat habis atau
terdapat gejala yang mengganggu pasien.
DIAGNOSA SOSIAL, EKONOMI, PENCARIAN PELAYANAN KESEHATAN
DAN PERILAKU
1.

SOSIAL

Pendidikan terakhir SMA, pendidikan informal


(-), riwayat berorganisasi (-), riwayat pekerjaan:

2.

EKONOMI

karyawan.
Sumber keuangan pasien dari hasil kerja menjadi
karyawan dan dari pemberian keluarga setiap

3.

4.

PENGGUNAAN

bulan.
Pasien dating ke Puskesmas jika terdapat keluhan

PELAYANAN

atau jika obat telah habis.

KESEHATAN
PERILAKU

Merokok (-)

YANG

TIDAK Alcohol (-)

MENUNJANG

Narkoba (-)

KESEHATAN

Begadang (+)

LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL

Kepemilikan rumah
Daerah perumahan
Luas daerah
Rumah
Jumlah penghuni
Luas halaman
Lantai rumah

: Milik sendiri
: Padat
:6mx8m
: Tidak bertingkat
: 6 orang
:2m
: Semen

Dinding rumah
Kondisi rumah

: Tembok
: Sedang

PENCEGAHAN YANG DISAMPAIKAN PADA KELUARGA


Pencegahan Primer

Pencegahan Sekunder

Memberikan penjelasan tentang perilaku

hidup sehat dan bersih.


Mengonsumsi makanan yang sehat dan

tidak beresiko terhadap penyakit.


Menghindari penggunaan alat

bersama orang yang menderita faringitis.


Memberikan
penjelasan
tentang

pentingnya minum obat secara teratur.


Jika ada keluarga yang memiliki keluhan

makan

yang sama, segera ke Puskesmas.


Mencegah terjadinya komplikasi.

Pencegahan Tertier

KESIMPULAN
A

Penyelesaian Masalah yang Dihadapi Pasien


Pasien teratur minum obat dan kontrol ke dokter. Menerapkan pola
hidup bersih

dan

sehat, menghindari makanan yang dapat

memperberat keluhan.
Penjelasan yang Anda Sampaikan pada Pasien dan Keluarganya
tentang Penyakit yang Diderita
Pasien menderita penyakit faringitis, dimana penyakit ini dapat disebabkan
oleh penularan virus atau bakteri. Oleh karena itu, hindari penggunaan alat

makan bersama dengan pasien.


Penjelasan yang Anda Sampaikan tentang Peranan Pasien dan
Keluarganya dalam Proses Penyembuhan Penyakit yang Diderita
Pasien harus menyadari akan akibat yang dapat timbul bila tidak mengikuti
saran dari dokter. Pasien juga harus teratur minum obat dan kontrol ke

dokter, dan sebaiknya keluarga mengawasi dan memperhatikan kondisi


D

pasien.
Penyuluhan yang Anda Lakukan pada Pasien dan Keluarga
-

Pasien harus kontrol ke dokter bila obat habis dan masih ada keluhan

yang dirasakan.
Obat yang diberikan oleh dokter harus teratur diminum.
Menghindari makanan yang dapat memperberat keluhan.
Jangan minum air dingin tetapi minum air hangat.
Rajin berolahraga.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Faringitis adalah penyakit inflamasi dari mukosa dan submukosa pada
tenggorokan.

Jaringan

yang terkena meliputi orofaring,

nasofaring,

hipofaring, tonsil, dan adenoid.1


Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat
disebabkan oleh virus (40-60%), bakteri (5-40%), alergi, trauma, toksin, dan
lain-lain.2
Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi
inflamasi local. Infeksi bakteri grup A Streptokokus

hemolitikus dapat

menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat, karena bakteri ini melepaskan


toksin ekstraselular yang dapat menimbulkan demam reumatik, kerusakan

katup jantung, glomerulonephritis akut karena fungsi glomerulus terganggu


akibat

terbentuknya

kompleks

antigen-antibodi.

Bakteri

ini

banyak

menyerang anak usia sekolah, orang dewasa dan jarang pada anak umur
kurang dari 3 tahun. Penularan infeksi melalui secret hidung dan ludah
(droplet infection).2
2.2 EPIDEMIOLOGI
Frekuensi
Faringitis akut memberikan konstribusi 40 juta kunjungan penderita
berobat ke tenaga kesehatan tiap tahunnya. Sebagian besar anak-anak dan
orang dewasa mengalami 3-5 infeksi saluran nafas atas (termasuk didalamnya
faringitis akut) tiap tahunnya.
Mortalitas
Faringitis akut merupakan salah satu penyebab terbesar absensi anak
di sekolah dan absensi di tempat kerja bagi orang dewasa.

Ras
Faringitis akut mengenai semua golongan ras dan suku bangsa secara
merata.
Jenis Kelamin
Faringitis akut mengenai kedua jenis kelamin dalam komposisi yang
sama.
Usia
Faringitis akut mengenai semua golongan usia, tetapi yang terbesar
mengenai anak-anak.1,6
2.3 ETIOLOGI
Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat
disebabkan akibat infeksi maupun non infeksi. Banyak mikroorganisme yang
dapat menyebabkan faringitis, virus (40-60%) bakteri (5-40%). Respiratory
viruses merupakan penyebab faringitis yang paling banyak teridentifikasi

dengan Rhinovirus (20%) dan Coronaviruses (5%). Selain itu juga ada
Influenza Virus, Parainfluenza Virus, Adenovirus, Herpes Simplex Virus type
1 & 2, Coxsackie Virus A, Cytomegalovirus dan Epstein-Barr Virus (EBV).
Selain itu infeksi HIV juga dapat menyebabkan terjadinya faringitis.
Faringitis yang disebabkan oleh bakteri biasanya oleh grup S. Pyogenes
dengan 5-15% penyebab faringitis pada orang dewasa. Group A
Streptococcus merupakan penyebab faringitis yang utama pada anak-anak
berusia 5-15 tahun, ini jarang ditemukan pada anak berusia <3tahun.3
Bakteri penyebab faringitis yang lainnya (<1%) antara lain Neisseria
Gonorrhoeae, Corynebacterium Diptheriae, Corynebacterium Ulcerans,
Yersinia

Eneterolitica

dan

Treponema Pallidum,

Mycobacterium

Tuberculosis. Faringitis dapat menular melalui droplet infection dari orang


yang menderita faringitis. Faktor resiko penyebab faringitis yaitu udara yang
dingin, turunnya daya tahan tubuh, konsumsi makanan yang kurang gizi,
konsumsi alkohol yang berlebihan.3
2.4 PATOFISIOLOGI
Pada faringitis yang disebabkan infeksi, bakteri ataupun virus dapat
secara langsung menginvasi mukosa faring dan akan menyebabkan respon
inflamasi lokal. Kuman akan menginfiltrasi lapisan epitel, lalu akan mengikis
epitel sehingga jaringan limfoid superfisial bereaksi dan akan terjadi
pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear. Pada
stadium awal terdapat hiperemis, kemudian edema dan sekresi yang
meningkat. Pada awalnya eksudat bersifat serosa tapi menjadi menebal dan
kemudian cenderung menjadi kering dan dapat melekat pada dinding faring.
Dengan keadaan hiperemis, pembuluh darah dinding faring akan melebar.
Bentuk sumbatan yang berwarna kuning, putih atau abu-abu akan didapatkan
di dalam folikel atau jaringan limfoid. Tampak bahwa folikel limfoid dan
bercak-bercak pada dinding faring posterior atau yang terletak lebih ke lateral
akan menjadi meradang dan membengkak. Virus-virus seperti Rhinovirus dan

Coronavirus dapat menyebabkan iritasi sekunder pada mukosa faring akibat


sekresi nasal.

Infeksi streptococcal memiliki karakteristik khusus yaitu invasi lokal


dan pelepasan extracelullar toxins dan protease yang dapat menyebabkan
kerusakan jaringan yang hebat karena fragmen M protein dari Streptococcus
hemolyticus group A memiliki struktur yang sama dengan sarkolema pada
miokard dan dihubungkan dengan demam reumatik dan kerusakan katub
jantung. Selain itu juga dapat menyebabkan glomerulonefritis akut karena
fungsi glomerulus terganggu akibat terbentuknya kompleks antigen-antibodi.
2.5 KLASIFIKASI DAN TERAPI FARINGITIS
a. Faringitis Viral
Rinovirus menimbulkan gejala rhinitis dan beberapa hari kemudian
akan menimbulkan faringitis.2
Gejala dan tanda faringitis viral adalah demam disertai rinorea, mual,
nyeri tenggorokan, sulit menelan.2
Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis. Virus
Influenza, Coxsachievirus dan Cytomegalovirus tidak menghasilkan
eksudat. Coxachievirus dapat menimbulkan lesi vesicular di orofaring dan
lesi kulit berupa mauclopapular rash.2
Adenovirus selain menimbulkan gejala faringitis, juga menimbulkan
gejala konjungtivitis terutama pada anak.2
Epstein Barr Virus (EBV) menyebabkan faringitis yang disertai
produksi eksudat pada faring yang banyak. Terdapat pembesaran kelenjar
limfa di seluruh tubuh terutama retroservikal dan hepatosplenomegali.2
Faringitis yang disebabkan HIV-1 menimbulkan keluhan nyeri
tenggorok, nyeri menelan, mual, dan demam. Pada pemeriksaan tampak
faring hiperemis, terdapat eksudat, limfadenopati akut di leher dan pasien
tampak lemah.2
Terapinya adalah istirahat dan minum yang cukup. Kumur dengan air
hangat. Analgetika jika perlu dan tablet isap.2

Antivirus Metisoprinol (Isoprenosine) diberikan pada infeksi Herpes


Simpleks dengan dosis 60-100 mg/kgBB dibagi dalam 4-6 kali
pemberian/hari pada orang dewasa dan pada anak <5 tahun diberikan 50
mg/kgBB dibagi dalam 4-6 kali pemberian/hari.2
b. Faringitis Bakterial
Infeksi grup A Streptokokus

Hemolitikus merupakan penyebab

faringitis akut pada orang dewasa (15%) dan pada anak (30%).2
Gejala dan tandanya adalah nyeri kepala yang hebat, muntah
kadang-kadang disertai demam dengan suhu yang tinggi, jarang disertai
batuk.2
Pada pemeriksaan tampak tonsil membesar, faring dan tonsil
hiperemis dan terdapat eksudat di permukaannya.Beberapa hari kemudian
timbul bercak petechiae pada palatum dan faring. Kelenjar limfa leher
anterior membesar, kenyal, dan nyeri pada penekanan.2
Terapi:
Antibiotik. Diberikan terutama bila diduga penyebab faringitis akut ini
grup A Streptokokus

Hemolitikus. Penicillin G Banzatin 50.000

U/kgBB, IM dosis tunggal atau Amoksisilin 50 mg/kgBB dosis dibagi 3


kali/hari selama 10 hari dan pada dewasa 3x500 mg selama 6-10 hari
atau Eritromisin 4x500 mg/hari.
Kortikosteroid: Deksametason 8-16 mg, IM 1 kali. Pada anak 0.08-0.3
mg/kgBB, IM 1 kali.
Analgetika
Kumur dengan air hangat atau antiseptic.
c. Faringitis Fungal
Candida dapat tumbuh di mukosa rongga mulut dan faring.Keluhan
nyeri tenggorok dan nyeri menelan.Pada pemeriksaan tampak plak putih di
orofaring dan mukosa faring lainnya hiperemis.Pembiakan jamur ini
dilakukan dalam agar Saburoud dextrose.
Terapi dengan Nystatin 100.000-400.000 2 kali/hari dan analgetika.2
d. Faringitis Gonorea

Disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Bakteri menyebar


melalui oral seks dengan pasangan yang terinfeksi. Sebagian besar infeksi
tenggorokan tidak menghasilkan gejala (asimtomatik).7
Penyakit ini paling sering terjadi pada pria yang homoseksual.
Faktor risiko nya yaitu, aktivitas seksual dengan banyak pasangan, dan
melakukan seks oral.7
2.6 KOMPLIKASI
Adapun komplikasi dari faringitis yaitu sinusitis, otitis media,
epiglotitis, mastoiditis, pneumonia, abses peritonsilar, abses retrofaringeal.
Selain itu juga dapat terjadi komplikasi lain berupa septikemia, meningitis,
glomerulonefritis, demam rematik akut. Hal ini terjadi secara perkontuinatum,
limfogenik maupun hematogenik.3
2.7 PROGNOSIS
Prognosis penyakit ini umumnya baik bila penyakit cepat diketahui
dan diterapi dengan tepat dan dapat sembuh dengan sempurna. Akan tetapi
bila pasien datang terlambat dan penyakit sudah berlanjut maka prognosis
akan kurang baik.6

DAFTAR PUSTAKA

1.

Rusmarjono dan Hermani B. Odinofagia. Buku Ajar Ilmu Kesehatan


Telinga Hidung Tenggorokan Kepala & Leher. Edisi Keenam. Cetakan ke-5.
Balai Penerbit FKUI. Jakarta: 2010

2.

Rusmarjono dan Soepardi EA. Faringitis, Tonsilitis, dan Hipertrofi


Adenoid. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepala &
Leher. Edisi Keenam. Cetakan ke-5. Balai Penerbit FKUI. Jakarta: 2010

3.

Mansjoer, A (ed). Ilmu Penyakit Telinga, Hidung, dan Tenggorok. Edisi 3.


FK UI. Jakarta. 2005

4.

Rusmarjono dan Hermani B. Odinofagia. Buku Ajar Ilmu Kesehatan


Telinga Hidung Tenggorokan Kepala & Leher. Edisi Keenam. Cetakan ke-5.
Balai Penerbit FKUI. Jakarta: 2010

5.

Rusmarjono dan Soepardi EA. Faringitis, Tonsilitis, dan Hipertrofi


Adenoid. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepala &
Leher. Edisi Keenam. Cetakan ke-5. Balai Penerbit FKUI. Jakarta: 2010

6.

Marcus

L,

Acute

Pharyngitis,

internet

http://www.nejm.com/

topic342.html, 2003. -1.


7.

Dhingra PL. Diseases of Ear, Nose, Throat. India: Reed Elsevier. 2000

Anda mungkin juga menyukai