Anda di halaman 1dari 12

DNA

Pembimbing : dr. H. Riza Rivani, Sp.FM., MH. Kes

SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
RSUD WALED KAB. CIREBON
2021
Forensik molekuler

Bagian dari ilmu kedokteran dan biologi pada tingkatan molekul atau
DNA. Ilmu ini melengkapi dan menyempurnakan berbagai
pemeriksaan identifikasi personal pada kasus mayat tak dikenal, kasus
pembunuhan, perkosaan, serta berbagai kasus ragu ayah (paternitas)

2
Budiyanto A. Ilmu Kedokteran Forensik. Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1997
Konsep Polimorfisme
Polimorfisme adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan
adanya suatu bentuk yang berbeda dari suatu struktur dasar yang sama.
Jika terdapat variasi/modifikasi pada suatu lokus yang spesifik (DNA)
dalam suatu populasi, maka lokus tersebut dikatakan bersifat
polimorfik

Keuntungan :
Membedakan satu orang dengan orang yang lain

3
Budiyanto A. Ilmu Kedokteran Forensik. Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1997
Polimorfisme Polimorfisme
Protein
Sistem gol.darah, gol.protein serum,
DNA
Suatu polimorfisme pada tingkat yang lebih
sistem gol.enzim eritrosit, dan sistem awal dibandingkan polimorfisme protein,
HLA (Human Lymphocyte Antigen) yaitu pada tingkat kode genetik atau DNA

Pemeriksaan
Pemeriksaan Sidik DNA (DNA
fingerprint), VNTR (Variabel number of
Tandem Repeats), RFLP (Restriction
Fragment Length Polymorphisms),
secara Southern blot / dengan PCR
(Polymerase Chain Reaction)
4
Budiyanto A. Ilmu Kedokteran Forensik. Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1997
Kelebihan pemeriksaan
polimorfisme DNA
• Menunjukkan tingkat polimorfis yang jauh lebih tinggi, sehingga
tidak diperlukan pemeriksaan terhadap banyak sistem
• DNA jauh lebih stabil dibandingkan protein, membuat pemeriksaan
DNA masih dimungkinkan pada bahan yang sudah membusuk,
mengalami mummifikasi atau bahkan pada jenazah yang tinggal
kerangka saja
• Distribusi DNA sangat luas meliputi seluruh sel tubuh, sehingga
berbagai bahan mungkin untuk digunakan sebagai bahan pemeriksaan
• Dengan ditemukannya metode PCR, bahan DNA yang kurang segar
dan sedikit jumlahnya masih mungkin untuk dianallisis
Pemeriksaan dna fingerprint
Pemeriksaan ini didasarkan atas adanya bagian DNA manusia yang termasuk
daerah non-coding/intron (tak mengkode protein) yang ternyata merupakan urutan
basa tertentu yang berulang sebanyak n kali
Bagian DNA ini tersebar dalam seluruh genom manusia sehingga dinamakan
multilokus. Bagian DNA ini dimiliki oleh semua orang tetapi masing-masing individu
mempunyai jumlah pengulangan yang berbeda-beda satu sama lain, sedemikian
sehingga kemungkinan dua individu mempunya fragmen DNA yang sama adalah sangat
kecil sekali. Bagia DNA ini dikenal dengan VNTR (Variabel number of Tandem
Repeats)

Budiyanto A. Ilmu Kedokteran Forensik. Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1997
Pemeriksaan Sidik DNA
1 2 3 4
Pengambilan Ekstraksi DNA Memotong dengan enzim Potongan DNA
sampel restriksi Hinfl dipisahkan berdasarkan
berat molekulnya

5 6 7 8
Southern bloting Persiapan pelacak Hibridisasi Pencucian sisa pelacak

9 10 11
Membran yang telah bersih Autoradiografi DNA fingerprint

Budiyanto A. Ilmu Kedokteran Forensik. Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1997
Identifikasi mayat tak Perkosaan
dikenal
• Di lakukan pembandingan pita korban • Di lakukan pembandingan pita DNA
dengan pita orang tua atau anak dari apus vagina dengan pita DNA
tersangka korban tersangka pelaku
• Jika korban benar adalah tersangka, • Jika tersangka benar pelaku, maka
maka akan didapatkan bahwa separuh dijumpai pita DNA yang persis pola
pita anak akan cocok dengan ibunya susunannya
dan separuhnya lagi cocok dengan
ayahnya

Budiyanto A. Ilmu Kedokteran Forensik. Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1997
Analisis VNTR lain (Single locus)
✗ Dilacak dengan hanya satu lokus tertentu saja,
sehingga pada analisis selanjutnya hanya akan
didapatkan dua pita DNA saja
✗ DNA dari ayah dan ibu saja
✗ Jumlah pita sedikit → lebih mudah dan
sederhana
✗ Deteksi jumlah pelaku
✗ Contoh : usap vagina ditemukan 6 pita DNA,
pelaku perkosaan 3 orang (satu orang 2
pita)
Pemeriksaan Restriction Fragment Lenght
Polymorphism (RFLP)
Suatu polimorfisme DNA yang terjadi akibat
adanya variasi panjang fragmen DNA setelah
dipotong restriksi tertentu
Suatu enzim restriksi mempunyai kemampuan
untuk memotong DNA pada suatu urutan basa
tertentu dan menghasilkan potongan DNA tertentu
Dasar metode → adanya mutasi, DNA yang
biasanya terpotong menjadi tak dapat di potong
Metode Polymerase Chain
Suatu metode Reaction (PCR)
untuk memperbanyak fragmen DNA
tertentu secara in vitro dengan menggunakan enzim
polimerase DNA

1. Pemeriksaan dimungkinkan jika bagian DNA yang


dNTP
ingin diperbanyak telah diketahui urutan basanya
2. Menentukan dan menyiapkan primer yang
Primer
merupakan komplemen dari basa pada ujung
bagian yang akan diperbanyak Enzim
3. Pemeriksaan PCR sendiri merupakan pencampuran Polimeras
antara DNA cetakan (Template) yang akan di e
perbanyak,dNTP,primer, enzim polymerase DNA DNA cetakan
dan larutan buffer dalam reaksi 50 ul atau 100 ul (template)
Larutan
Buffer

Budiyanto A. Ilmu Kedokteran Forensik. Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1997
THANKS
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by Flaticon,
infographics & images by Freepik.

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai