Anda di halaman 1dari 5

TUGAS BIOTEKNOLOGI

DISUSUN OLEH :
Nama

: Ayatun Nisa

NIM

: (E1A013005)

Semester/Kelas

:V/B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2015

A.

Aplikasi PCR (Polymerase Chain Reaction)

Aplikasi PCR paling utama di bidang klinis adalah untuk diagnosis dan kloning. Yang
paling sering dipakai di bidang klinis saat ini adalah untuk diagnosis, yaitu untuk deteksi patogen
infeksius dan identifikasi mutasi pada gen yang berkaitan dengan faktor resiko penyakit. Untuk
aplikasi PCR di bidang klinis tersebut, telah dikembangkan berbagai macam teknis berbasis
PCR, antara lain :
1. RFLP-PCR (restriction fragment lenght polymorphisms)
Pada prinsipnya, teknik ini dimanfaatkan untuk deteksi polimorfisme. Secara umum teknik ini
menggunakan enzim restriksi untuk mengetahui adanya polimorfisme (RFLP), dan produk
hasil digesti tersebut diamplifikasi dengan PCR (RFLP-PCR). Teknik PCR yang mirip dengan
teknik diatas adalah AFLP-PCR (amplification fragment lenght polymorphisme) yang
digunakan untuk membedakan isolat atau spesies yang berbeda berdasarkan daerah enzim
restriksi (polimorfisme daerah restriksi)
2. VNTR-PCR (variable number of tandem repeat sequence) dan STR-PCR (short tandem
repeats)
Teknik ini sering digunakan untuk tujuan forensik. Dengan menggunakan primer yang tepat,
variasi sekuens pengulangan berurutan yang terdapat pada DNA sampel dapat diketahui.
3. Skreening / deteksi mutasi berbasis PCR
Dahulu, skreening/ deteksi mutasi dapat dilakukan dengan PCR konvensional (misalnya
dengan BESS-T-Scan (Base Excision Sequence Scanning)) untuk mendeteksi mutasi T/A atau
T/A, atau Amplification refractory mutation system(ARMS) untuk mendeteksi point mutation
melalui priming oligonukleotida kompetitif
4. PCR kuantitatif
Untuk keperluan diagnosis dan penilaian kemajuan tetapi kadang membutuhkan pemeriksaan
yang bersifat kuantitatif. PCR konvensional dapat digunakan untuk mendapatkan data
kuantitatif tersebut dengan menggunakan kompetitor (internal exogenous standard) atau
dengan housekeeping gene (internal endogenous standard). Namun saat ini, penggunaan PCR
konvensional untuk PCR kuantitatif telah digantikan real-time PCR.
5. Isolasi
Contoh, sebelumnya mengekstrak insulin langsung dari pankreas sapi atau babi, kemudian
menjadikannya obat diabetes, proses yang rumit dan tentu saja mahal serta memiliki efek
samping karena insulin dari sapi atau babi tidak benar-benar sama dengan insulin manusia.
Berkat teknologi rekayasa genetik, kini mereka dapat mengisolasi gen penghasil insulin dari
DNA genome manusia, lalu menyisipkannya ke sel bakteri (dalam hal ini E. coli) agar bakteri
dapat memproduksi insulin juga.
6. DNA sequencing
7. Forensik
Identifikasi seseorang yang terlibat kejahatan (baik pelaku maupun korban), atau korban
kecelakaan/bencana kadang sulit dilakukan. Jika identifikasi secara fisik sulit atau tidak

mungkin lagi dilakukan, maka pengujian DNA adalah pilihan yang tepat. DNA dapat diambil
dari bagian tubuh manapun, kemudian dilakukan analisa PCR untuk mengamplifikasi bagianbagian tertentu DNA yang disebut fingerprints alias DNA sidik jari, yaitu bagian yang unik
bagi setiap orang.
8. Diagnosa Penyakit
Teknologi saat ini memungkinkan diagnosa dalam hitungan jam dengan hasil akurat. Disebut
akurat karena PCR mengamplifikasi daerah tertentu DNA yang merupakan ciri khas virus
Influenza A (H1N1) yang tidak dimiliki oleh virus atau makhluk lainnya.
Berdasarkan uraian diatas penemuan dan manfaat teknik PCR ini berdampak sangat luas
terhadap kemajuan sains dan teknologi secara umum yaitu antara lain sebagai berikut:
1. Memperkuat gen spesifik sebelum diklon.
2. Membuat fragmen gen DNA secara berlimpah
3. Dapat mendeteksi DNA gen virus yang sulit untuk dideteksi
4. Dapat mendeteksi/ mendiagnosis DNA sel embrionik yang mengalami kelainan sebelum
dilahirkan
5. Bidang kedokteran forensik. Contohnya mendeteksi penyakit yang dapat menginfeksi,
variasi dan mutasi dari gen.
6. Mengetahui hubungan kekerabatan antar spesies atau untuk mengetahui dari mana spesies
tersebut berasal.
7. Melacak asal usul seseorang dengan membandingkanfinger print.
B.

Aplikasi Sequencing DNA

Sekuens DNA menyandikan informasi yang diperlukan bagi makhluk hidup untuk
melangsungkan hidup dan berkembang biak. Dengan demikian, penentuan sekuens DNA
berguna di dalam ilmu pengetahuan 'murni' mengenai mengapa dan bagaimana makhluk hidup
dapat hidup, selain berguna dalam penerapan praktis. Karena DNA merupakan ciri kunci
makhluk hidup, pengetahuan akan sekuens DNA dapat berguna dalam penelitian biologi
manapun. Sebagai contoh, dalam ilmu pengobatansekuensing DNA dapat digunakan untuk
mengidentifikasi, mendiagnosis, dan mengembangkan pengobatan penyakit genetik. Demikian
pula halnya, penelitian pada agen penyebab penyakit (patogen) dapat membuka jalan bagi
pengobatanpenyakit menular. Bioteknologi, yang dapat pula memanfaatkan sekuensing DNA,
merupakan bidang yang berkembang pesat dan berpotensi menghasilkan banyak barang dan jasa
berguna. Pengetahuan akan sekuens DNA berguna untuk mengetahui sekuens asam amino yang
disandikan oleh gen.Karena RNA dibentuk dengan transkripsi dari DNA, informasi yang
dikandung RNA juga terdapat di dalam DNA cetakannya sehingga sekuensing DNA cetakan
tersebut sudah cukup untuk membaca informasi pada RNA. Namun, sekuensing RNAdibutuhkan
khususnya pada eukariota, karena molekul RNA eukariota tidak selalu sebanding dengan DNA
cetakannya karena pemotongan intron setelah proses transkripsi. DNA sequencing yang berbasis
fragment analysis saat ini bisa dikembangkan untuk berbagai aplikasi seperti : penentuan SNP
(Single Nucleotide Polymorphism), analisa keragaman genetic seperti DNA Microsatellite dan

AFLP (Amplified Fragment Length Polymorphism), community analysis seperti tRFLP


(Terminal Restriction Fragment Length Polymorphism) untuk mengetahui apakah individu
tersebut membawa varian tertentu dari satu gen atau mengetahui adanya mutasi dan aplikasi
lainnya.
C.

Aplikasi Northern Blot

Northern Blot digunakan untuk mempelajari pola ekspresi dari jenis tertentu molekul
RNA sebagai perbandingan relative antara set sampel yang berbeda dari RNA. Pemisahan gel
dan hibridisasi asam nukleat dapat juga untuk analisis RNA menggunakan prosedur Northern
blotting. Northern Blotting telah telah sering digunakan bersamaan juga PCR dan microarray
sering digunakan untuk tujuan diagnostik atau klinis. Protokol Northern Blotting digunakan
dalam riset biologi molekular untuk :
1. Pendeteksian mRNA ukuran catatan
2. Studi RNA penurunan(pangkat,derajad)
3. Studi RNA dapat mendeteksi sebagai alternatif menyambung.
4. Studi RNA umur-paruh
5. Studi untuk memindahkan kemungkinan RNA dan cistron translasi
6. Sering digunakan untuk mengkonfirmasikan dan memeriksa transgenik hewan.

DAFTAR PUSTAKA
Adiartayasa,Wayan.2013.E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika (Aplikasi Teknik PCR (Polymerase
Chain Reaction)) Vol. 2, No. 2, April 2013.Bali:Universitas Udayana Press.
Https://id.m.wikipedia.org/wiki/sekuensing-DNA.html
Jameson,Larry.1998.Principles of Molecular Medicine.Totowa:Humana Press.

Anda mungkin juga menyukai